Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRUKTUR PERKERASAN JALAN

Disusun Oleh:

Nama : Aldorius Bura Suda

Kelas : lV B
NPM : 2005222010026

Denpasar,21 Maret 2022

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
2.1 Definisi Perke rasan Jalan..............................................................................................
6
2.2 Jenis-jenis Perkerasan Jalan......................................................................................... 7
2.2.1 Konstruksi Perke rasan Jalan Lentur (Flexible Pavement) ................................
7
2.2.2 Konstruksi Perke rasan Jalan Kaku (Rigid Pavement) ........................................
9
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
3.2 Saran.............................................................................................................................. 11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, makalah yang berjudul “Makalah Struktur Perkerasan Jalan”
dapat saya selesaikan. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengertian manajemen konstruksi.

Dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Diyanti,
ST.
selaku dosen mata kuliah Penulisan dan Presentasi yang telah berkenan mengizinkan
pembuatan makalah ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada kedua orang tua
dan teman- teman kami yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan kepada kami
sehingga makalah ini dapat saya selesaikan.

Demikian, makalah ini saya hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat saya harapkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Denpasar, 7 Maret 2022

Penul
is

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan khusus
adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian
sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.
Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan
masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar
ruang milik jalan.

Pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi
berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan mukabumi, pembangunan
jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan (ini mungkin
melibatkan penebasan hutan). Dalam proses pembangunan jalan itu sendiri disebut dengan
perkerasan jalan.

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang biasanya dipakai dalam perkerasan jalan
adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat
yang dipakai antara lain semen, aspal dan tanah liat.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih
keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan
dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan
dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan
dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak
hanya membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan.
Karena itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai
landaian yang berarah ke selokan dipinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir
kembali ke selokan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian perkerasan jalan?
2. Apa saja jenis-jenis perkerasan jalan?
3. Apa saja jenis-jenis kerusakan jalan yang terjadi?
4. Apa saja penyebab kerusakan jalan?
5. Bagaimana alternatif penanganan dan pemeliharaan kerusakan jalan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian perkerasan jalan.
2. Mengetahui jenis-jenis perkerasan jalan.
3. Mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan.
4. Mengetahui penyebab kerusakan jalan.
5. Mengetahui penanganan dan pemeliharaan kerusakan jalan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perkerasan Jalan


Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah
ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat.
Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas,
apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa jasa
angkutan barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu. Dengan
beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya, akan memberikan variasi beban ringan,
sedang sampai berat. Jenis kendaraan penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi. Dan
hal itu harus didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan
menentukan kelas jalan yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima beban
besar dibanding jalan kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda.

Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan
yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup
lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca.
Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan
antara tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana
telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan
yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri.
Berdasarkan bahan pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas
beberapa jenis antara lain:

a. Konstruksi perkerasan lentur


(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi
bahan pengikat di mana lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(Portland Cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton dengan
atau tanpa tulangandiletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi
bawah sehingga beban lalulintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit
(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yangdikombinasikan
dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan
kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

2.2 Jenis-jenis Perkerasan Jalan


Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusundari bawah ke atas,sebagai berikut :

Lapisan tanah dasar (sub grade)


Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan / penutup (surface course)

2.2.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur (Flexible Pavement)


2.2.1.1 Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan
lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi,
tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang
mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan
dan daya dukungnya (CBR)

Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik,
atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

Lapisan tanah dasar, tanah galian.


Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat
dan dayadukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah
sebagai berikut :

Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.


Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.

Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada
lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang
baik.

2.2.1.2 Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan dibawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.

Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya dayadukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.

Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

2.2.1.3 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)


Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi
bawah danlapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban kelapisan di bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
dipertimbangkan beberapa hal antara lain; kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan
dan jarak angkut bahan ke lapangan.
2.2.1.4 Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban
roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.


Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).

Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.

Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup /
lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini
adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya
air dan untuk memberikankekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

2.2.2 Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid Pavement)


Rigid Pavement atau perkerasan kaku sudah sangat lama dikenal di Indonesia. Ia lebih
di kenal pada masyarakat umum dengan nama Jalan Beton. Perkerasan tipe ini sudah sangat
lama di kembangkan di negara – negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dll.

Perkerasan Kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan di mana sebagai lapisan
atas digunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau di atas tanah dasar pondasi atau
langsung di atas tanah dasar (subgrade). Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana
kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.

2.2.2.1 Jenis-jenis Perkerasan Kaku


Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan
beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :

Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.

Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk
kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan
penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.

Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan).


Lapis pondasi bawah digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan,
yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem
drainase, kendaliterhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk
menyediakan lantai kerja(working platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih
spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :

Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen.


Menaikan harga modulus reaksi tanah dasar menjadi modulus reaksi gabungan.
Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat beton.
Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa kostruksi.

Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama


air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat
lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya
air bebas terakumulasi di bawah pelat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa tanpa pemeliharaan
dan perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, dapat mengakibatkan kerusakan
yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya baik
perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku. Apabila perkerasan jalan dipelihara
dengan baik dan tetap dalam kondisi yang baik, maka kedua jenis perkerasan jalan tersebutakan
mempunyai umur lebih lama dari. Tetapi sekali jalan itu mulai rusak dan dibiarkan begitu saja
tanpa perbaikan , maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.

Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeliharaan yang bersifat
pencegahan seperti menutup sambungan atau retak-retak dan memperbaiki kerusakan-kerusakan
yang timbul, dan menemukan penyebab-penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan (inspeksi)
secara rutin. Adapun penyebab-penyebab kerusakan perkerasan jalan bias di simpulkan
pulasebagai berikut :

1. Karena pengaruh bahan perkerasan jalan yang tidak memenuhi spesifikasi yang
seharusnya digunakan saat melakukan pekerjaan konstruksi jalan.
2. Jalan mengalami kelebihan beban volume lalu lintas yang berulang- ulang.
3. Sistem drainase yang kurang baik
4. Keadaan topografi dan faktor alam seperti cuaca yang buruk
5. Kurangnya kesadaran pemerintah daerah dna masyarakat untuk melakukan
perawatan jalan.

3.2 Saran
1. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka
rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih akurat dengan
melibatkan sejumlah instansi terkait.
2. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah, maka perlu
segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

3. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.


4. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas atau instansi terkait
agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.
DAFTAR PUSTAKA

http://balai8.net/sipp/manual-a2/113-geoteknik-jalan-retak

http://civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-jalan/

http://cibelebupbup.blogspot.com/2011/07/jenis-kerusakan-pada-perkerasan- lentur.html

http://www.scribd.com/ibokir/d/86234175-P-Perkerasan-Jalan

http://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html

http://wiryanto.wordpress.com/2010/09/19/jalan-beton-dan-tulangannya/

http://civilandstructure.wordpress.com/2009/06/10/perbaikan-retakan-struktur-di-slab-beton/

http://ilustri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=161:penyebab-keretakan-

beton&catid=36:dunia-teknik-sipil&Itemid=2

https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan

http://rezaslash.blogspot.com/2012/12/perkerasan-kaku-rigid-pavement.html

Anda mungkin juga menyukai