BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 2
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 2
1.2. Rumusan masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan Dan Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
2.1. Sejarah Perkerasan Jalan .................................................................................... 3
2.2. Definisi Perkerasan Jalan ..................................................................................... 5
a. Konstruksi perkerasan lentur(Flexible pavement) .............................................. 6
b. Konstruksi perkerasan kaku(Rigid pavement) ..................................................... 6
c. Konstruksi perkerasan komposit(Composite pavement) .................................... 6
2.3.Jenis-jenis perkerasan jalan ................................................................................ 6
Lapisan tanah dasar (sub grade) ............................................................................ 6
Lapisan pondasi bawah (subbase course) ............................................................. 6
Lapisan pondasi atas (base course) ....................................................................... 6
Lapisan permukaan / penutup (surface course) .................................................... 6
BAB IV ................................................................................................................................ 7
PENUTUP .......................................................................................................................... 7
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup
masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi
terutama padasarana transportasi darat. Dampak pada konstruksi jalan yaitu
perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang (potholes), bergelombang
(rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang
menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan
prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan
perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus
integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur
pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu
sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan
sesama. Pada awalnya jalan hanyalah berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan
hidup atau sumber air. Setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak – jejak ituberubah
menjadi jalan setapak. Dengan mulai dipergunakannya hewan sebagai alat transportasi,
jalan mulai dibuat rata. Jalan yang diperkeras pertama kali ditemukan di Mesopotamia
berkaitan dengan ditemukannya roda sekitar Masehi.
Konstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada zaman keemasan Romawi. Pada saat
itu telah mulai dibangun jalan – jalan yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan.
Perkembangan konstruksi jalan seakan terhenti dengan mundurnya kekuasaan Romawi
sampai awal abad ke-18. Pada saat itu beberapa ahli dari Perancis dan Skotlandia
menemukan system – system konstruksi perkerasan jalan yang sebagian sampai saat ini
masih umum digunakan di berbagai negara di dunia.
Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah ditemukan
pertama kali di Babylon pada 625 tahun sebelum Masehi, tetapi perkerasan jenis ini tidak
berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh Gottlieb Daimler
dan Karl Benz pada tahun 1880. Mulaitahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi
perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat maju pesat.
Catatan tentang jalan di Indonesia tak dapat banyak ditemukan. Pembangunan jalan yang
tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pembangunan jalan pos pada jaman
pemerintahan Daendels, yang dibangun dari Anyer di Banten sampai Banyuwangi di
JawaTimur, membentang sepanjang pulau Jawa. Pembangunan tersebut dilakukan
dengan kerja paksa pada akhir abad ke-18. Tujuan pembangunan pada saat itu terutama
untukkepentingan strategi. Pada masa “tanampaksa” untuk memudahkan pengangkutan
hasil tanaman, dibangun juga jalan – jalan yang merupakan cabang dari jalan pos
terdahulu.Di luar pulau Jawa pembangunan jalan hamper tidak berarti , kecuali di sekitar
daerah tanaman paksa di Sumatra Tengah dan Utara.
Awal tahun 1970 Indonesia mulai membangun jalan – jalan dengan klasifikasi yang lebih
baik, hal ini ditandai dengan diresmikannya jalan tol pertama pada tanggal 9 Maret 1978
sepanjang 53 km, yang menghubungkan kota Jakrta – Bogor – Ciawi dan terkenal dengan
nama Jalan Tol Jagorawi.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah
atau batu belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat ang dipakai adalah aspal, semen
ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi
sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa
angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas yang
diijinkan untuk berlalu lalang disitu. Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan
barangnya, akan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan
penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi.Dan hal itu harus didukung oleh
perkerasan jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan menentukan kelas jalan
yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima beban besar dibanding jalan
kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda. Persyaratan umum
dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan yang selalu rata dan
kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang
memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca. Tingkatan sampai
dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari imbangan antara
tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana
telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan
jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan
jalannya sendiri. Berdasarkan bahan pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan
jalan dibedakan atas beberapa jenis antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur(Flexible pavement)
yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagi bahan pengikat di mana
lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban
lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku(Rigid pavement)
yaitu perkerasan yang menggunakan semen (Portland Cement) sebagai
bahan pengikat dimana pelat beton dengan atau tanpa tulangandiletakkan
di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah sehingga beban
lalulintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit(Composite pavement)
yaitu perkerasan kaku yangdikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat
berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di
atas perkerasan lentur.
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusundari bawah ke atas,sebagai berikut :
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan perkerasan jalan memiliki
sejarah panjang dari beribu-ribu abad yang lalu dengan perkembangan yang sangat baik
dan penerapan metode perkerasan yang semakin baik. Kuat lemahnya perkerasan jalan
tergantung pada kepadatan dan Daya dukung Tanah, Bahan-bahan untuk lapis pondasi
harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda
Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan penyelidikan Tanah untuk mengetahui
daya dukung tanah dan juga menggunakan bahan bahan pondasi yang baik, dan juga
pengawasan selama proses perkerasan agar hasil yang di dapat baik.