Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

Tugas ini untuk memenuhi tugas mata kuliah

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN


Dosen Pengampu : Siti Asyiah, MT.

di Susun Oleh:

Yoga Fajar Pangestu (3336160006)

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2019
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Perencanaan Perkerasan Jalan.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Perencanaan Perkerasan
Jalan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Cilegon, 14 Februari 2019

Yoga Fajar Pangestu

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii


DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
2.1 Jenis konstruksi perkerasan jalan dan komponen penyusunnya………….…….5

2.2 Kelebihan dan kekurangan konstruksi perkerasan jalan…………………..7

2.3 Perbedaan jalan dengan Flexible Pavement dan Rigid Pavement…...................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................12


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu

lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah

permukaan tanah dan/ atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta

api, jalan lori, dan jalan kabel. (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006)

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam

memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan

kota lainnya, antara kota dengan desa, antara satu desa dengan desa lainnya.

Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam

mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya. Sedangkan

jika terjadi kerusakan jalan akan berakibat bukan hanya terhalangnya kegiatan

ekonomi dan sosial namun dapat terjadi kecelakaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa jenis konstruksi perkerasan jalan dan komponen penyusunnya?

2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan konstruksi perkerasan jalan?

3. Apa manfaat adanya perkerasan jalan?

1.3 Tujuan

1. Memahami pentingnya perkerasan jalan demi menyokong ekonomi.

2. Memahami komponen penyusun perkerasan jalan dan jenis konstruksinya.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis konstruksi perkerasan jalan dan komponen penyusunnya


Perkerasan jalan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
memenuhi kelancaran pergerakan lalu lintas. Perkerasan jalan yang digunakan
pada saat sekarang ini umumnya terdiri atas tiga jenis, yaitu perkerasan lentur,
perkerasan kaku, dan perkerasan komposit. Secara umum bahwa perkerasan
jalan ini terdiri dari beberapa lapis, seperti :
 Lapis permukaan (surface course)
 Lapis pondasi atas (base course)
 Lapis pondasi bawah (subbase course)
 Lapisan tanah dasar (subgrade)
Jalan merupakan suatu kesatuan dari berbagai macam dan bahan material
dan adapun komponen penyusunnya (FHWA, 2006) adalah sebagai berikut :
1. Lapis Aus (Wearing Course)
Yang memberikan cukup kekesatan, tahanan gesek dan penutup kedap air atau
drainase permukaan.
2. Lapis Perkerasan Terikat atau Tersementasi (Aspal atau Beton)
Yang memberikan daya dukung yang cukup, dan sekaligus sebagai penghalang
air yang masuk ke dalam terikat di bawahnya.
3. Lapis Pondasi (Base Course) dan Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)
Yang memberikan tambahan kekuatan (Khususnya untuk perkerasan
lentur/fleksibek) dan ketahanan terhadap pengaruh air yang merusak struktur
perkerasan, serta pengaruh degradasi yang lain (erosi dan intrusi butiran halus).
4. Tanah Dasar (Subgrade)
Yang memberikan cukup kekakuan, kekuatan yang seragam dan merupakan
landasan yang stabil bagi lapisan material perkerasan di atasnya.
5. Sistem Drainase
Yang dapat membuang air dengan cepat dari system perkerasan, sebelum air
menurunkan kualitas lapisan material granuler tak terikat dan tanah dasar.
onstruksi pada pembuatan atau proses perkerasan jalan antara lain sebagai
berikut :
1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Perkerasan lentur adalah jenis perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat untuk lapisan perkerasan. Konstruksi perkerasan lentur terdiri
dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan.
Lapisan-lapisan tersebut berfungsi sebagai penerima beban lalu lintas dan
menyebarkan ke lapisan dibawahnya.
2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan kaku adalah jenis perkerasan yang menggunakan lapisan pelat

beton baik menggunakan tulangan atau tanpa tulangan yang diletakkan di

atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban yang bekerja atau

yang melintasi lapisan perkerasan kaku sebagian besar dipikul oleh pelat

beton tersebut.

3. Perkerasan Komposit (Composite Pavement)

Perkerasan komposit adalah kombinasi antara konstruksi perkerasan lentur

dengan konstruksi perkerasan kaku. Dalam kombinasi tersebut, perkerasan

kaku dapat diletakkan di atas perkerasan lentur atau juga sebaliknya.

Untuk mengetahui keadaan real di lapangan guna menjaga dan maintenance


jalan eksisting maka di perlukan yang namanya survei kondisi. Survei kondisi
merupakan survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada
waktu tertentu. Tipe survei semacam ini tidak mengevaluasi kekuatan perkerasan.
Survei kondisi bertujuan untuk menunjukan kondisi perkerasan pada saat waktu
dilakukan survei. Jadi, survei ini sifatnya kualitatif. Informasi yang diperoleh akan
digunakan untuk menetapkan: macam studi, penilaian prioritas dan program
pemeliharaan. Survei kondisi juga berguna untuk persiapan analisis struktural
secara detail, dan untuk rehabilitasi. Jika area-area secara baik direferensikan dalam
stasiun-stasiun, maka area yang membutuhkan pengumpulan data yang lebih
intensif dapat didefinisikan.
Selain itu untuk memudahkan pemahaman maka di beri contoh oleh dari itu

silahkan simak gambar dibawah ini yang merupakan contoh real yang ada di

lapangan.

Flexible Pavement Rigid Pavement

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

Lokasi : Jalan Raya Prabu Kian Lokasi : Jalan Raya Villa Regensi,

Santang, Kel. Gebang Raya Kec. Kel. Gebang Raya Kec. Periuk

Periuk Kota Tangerang Kota Tangerang

 Kelebihan dan kekurangan konstruksi perkerasan jalan


Setiap konstruksi yang ada pasti memiliki kelebihan (+) dan juga
kekurangan (-) oleh sebab itu maka akan di jelaskan oleh Tabel 2.2.1 Kelebihan dan
Kekurangan Konstruksi Perkerasan Jalan, berikut :
Tabel 2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Konstruksi Perkerasan Jalan
No. Konstruksi Perkerasan Kaku Konstruksi Perkerasan Lentur
(Rigid Pavement Construction) (Flexible Pavement Construction)
1. (-) Kebanyakan digunakan hanya (+) Dapat digunakan untuk semua
pada jalan kelas tinggi, serta pada tingkat volume lalu lintas
perkerasan lapangan terbang.
2. (+) Job mix lebih mudah di (-) Kendali kualitas untuk job mix
kendalikan kualitasnya. Modulus lebih rumit.
Elastisitas antara lapis permukaan
dan pondasi sangat berbeda.
3. (+) Dapat lebih bertahan terhadap (-) Sulit bertahan pada drinase yang
kondisi drainase yang lebih buruk. buruk.
4. (+) Umur rencana dapat mencapai (-) Umur rencana relatif pendek
20 tahun. hanya 5 – 10 tahun.
5. (-) Jika terjadi kerusakan maka (+) Kerusakan tidak merambat ke
kerusakan tersebut cepat dan dalam bagian konstruksi yang lain, kecuali
waktu yang singkat. jika perkerasan terendam air.
6. (+) Indeks pelayanan tetap baik (-) Indeks pelayanan yang terbaik
hamper selama umur rencana, hanya pada saat selesai pelaksanaan
terutama jika transverse joint konstruksi, setelah itu berkurang
dikerjakan dan di pelihara dengan seiring dengan waktu dan frekuensi
baik. beban lalu lintasnya.
7. (-) Pada ummnya biaya awal (+) Pada umumnya biaya awal
konstruksi tinggi. Tetapi biaya awal konstruksi rnedah, terutama untuk
hamper sama untuk jenis konstruksi jalan local dengan volume lalu lintas
jalan berkualitas tinggi dan tidak rendah.
tertutup kemungkinan bias lebih
rendah.
8. (+) Biaya pemeliharaan relatif tidak (-) Biaya pemeliharaan yang
ada. dikeluarkan mencapai lebih kurang
dua kali lebh besar daripada
perkerasan kaku.
9. (-) Agak sulit untuk menetapkan (+) Pelapisan ulang dapat
saat yang tepat untuk melakukan dilaksanakan pada semua tingkat
pelapisan ulang. ketebalan perkerasan yang
diperlukan,dan lebih mudah
menentukan perkiraan pelapisan
ulang.
10. (+) Kekuatan konstruksi perkerasan (-) Kekuatan konstruksi perkerasan
kaku lebih di tentukan kekuatan plat lentur ditentukan oleh tebal setiap
beton sendiri (tanah dasar tidak lapisan dan daya dukung tanah
begitu menentukan). dasar.
11. (-) Tebal konstruksi perkerasan (+) Tebal konstruksi perkerasan
kaku adalah tebal pelat beton tidak lentur adalah tebal seluruh lapisan
termasuk pondasi. yang ada diatas tanah dasar.
12. (-) Bila dibebani praktis tidak (+) Bila di bebani melentur. Beban
melentur (kecil). hilang, lenturan kembali.

2.3 Perbedaan jalan dengan Flexible Pavement dan Rigid Pavement


1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Perkerasan lentur adalah jenis perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat untuk lapisan perkerasan. Konstruksi perkerasan lentur terdiri
dari lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar yang telah dipadatkan.
Lapisan-lapisan tersebut berfungsi sebagai penerima beban lalu lintas dan
menyebarkan ke lapisan dibawahnya.
Sebagai perumpamaan dapat dilihat gambar potongan di bawah ini

Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Jalan Lentur (Flexible Pavement)


2. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan kaku adalah jenis perkerasan yang menggunakan lapisan

pelat beton baik menggunakan tulangan atau tanpa tulangan yang diletakkan

di atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban yang bekerja atau

yang melintasi lapisan perkerasan kaku sebagian besar dipikul oleh pelat

beton tersebut.

Sebagai perumpamaan dapat dilihat gambar potongan di bawah ini

Gambar 2.2 Lapisan Perkerasan Jalan Kaku (Rigid Pavement)

3. Perkerasan Komposit (Composite Pavement)

Perkerasan komposit adalah kombinasi antara konstruksi perkerasan

lentur dengan konstruksi perkerasan kaku. Dalam kombinasi tersebut,

perkerasan kaku dapat diletakkan di atas perkerasan lentur atau juga

sebaliknya.

Berikut adalah tabel perbedaan antara Flexible Pavement dan Rigid Pavement

Tabel 2.3.1 Perbedaan Flexible Pavement dan Rigid Pavement


No. Faktor Flexible Pavement Rigid Pavement

1. Bahan Aspal Semen

Pengikat

2. Repetisi beban Timbul Rutting Timbul retak –

(lendutan pada jalur retak pada

roda). permukaan.
3. Penurunan Jalan bergelombang Bersifat balok

tanah dasar (Mengikuti tanah dasar) diatas perletakan

4. Perubahan Modulus kekakuan Modulus kekakuan

temperatur berubah. tidak berubah.

Timbul tegangan dalam Timbul tegangan

yang kecil. dalam yang besar.

Sumber: Sukirman, S. Beton Aspal Campuran Panas (2003)


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap

produk perkerasan jalan memeliki kelebihan dan kekurangannya. Semua di

sesuaikan oleh biaya dan media yang akan di kerjakan baik yang berplatfom

maupun memiliki media yang sesuai. Pengerjaan yang baik maka akan baik pula

hasilnya, yang jelas sesuai dengan rencana desain yang di buat.


DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Pembinaan Jalan Kota.1990. Tata Cara Penyusunan


Pemeliharaan Jalan Kota (No. 018/T/BNKT/1990), Direktorat Jendral Bina
Marga Departemen PU. Jakarta.
2. Direktorat Bina Teknik.2002. Survai Kondisi Jalan Beraspal di Perkotaan.
Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Pedesaan Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta.
3. Direktorat Jenderal Bina Marga.1995. Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan
Jalan Kabupaten. Petunjuk Teknis No. 024/T/Bt/1995, Departemen Pekerjaan
Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.
4. Hardiyatmo, H.C. 2007. Pemeliharaan Jalan Raya, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
5. J.S, Pah, Jusuf. 2014. Analisa Faktor Penyebab Kerusakan Jalan, Undana
Press, Kupang.
6. Silvia, Sukirman. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung 1999.

Anda mungkin juga menyukai