Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI

PERKERASAN JALAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK


PRESERVASI JALAN RAYA KANOR – SEMAMBUNG KABUPATEN
BOJONEGORO, JAWA TIMUR

Disusun oleh:
Kelompok 5

Evand Refiano Ardisa 20210110158


Sachio Dwi Amar 20210110159
Aziz Dwi Pangga 20210110160
Ahmad Nuryazid Zain 20210110161
Mikal Maulia Zahra 20210110162

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena berkah dan rahmatnya yang
dilimpahkan, sehingga kami dapat mengikuti dan menyelesaikan makalah tugas
besar Metode konstruksi yang berjudul Perkerasan Jalan Kaku (Rigid Pavement).
Kami berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-
saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “Perkerasan
Jalan Kaku (Rigid Pavement) Pada Proyek Preservasi Jalan Raya Kanor –
Semambung Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metode Konstruksi yang diberikan oleh Bapak Dr. M. Heri Zulfiar, ST. MT. selaku
Dosen Metode Konstruksi. Dalam kesempatan ini kami peneliti bermaksud
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu
dalam pembuatan tugas besar Metode konstruksi, yaitu:

1. Bapak Dr. M. Heri Zulfiar, ST. MT., selaku dosen Manajemen Konstruksi
yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam pembuatan tugas
besar perkerasan jalan kaku (rigid pavement).

2. Teman-teman Teknik Sipil khususnya keluarga besar program studi


Teknik Sipil yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada
kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amiiiin..

Yogyakarta, Desember 2023

Penulis

ii
Daftar isi

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
Daftar isi ........................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Lingkup Proyek ......................................................................................................... 1
B. Spesifikasi .................................................................................................................. 2
C. WBS (WORK BREAKDOWN STRUCTURE ..................................................... 13
D. OBS (ORGANIZATION BREAKDOWN STRUCTURE) ................................ 14
E. Diagram Korelasi .................................................................................................... 15
F. Responsibility Assignment Matrix (RAM)............................................................ 16
G. Job Desk ............................................................................................................... 17
BAB II .............................................................................................................................. 20
A. Tabel Matriks Kebutuhan Sumber Daya .............................................................. 20
B. Harga Satuan Pekerjaan ........................................................................................ 22
C. Renacana Anggarana Biaya ................................................................................... 25
BAB III............................................................................................................................. 27
A. Durasi (Analisis Resources) .................................................................................... 27
B. NETWORK PLANNING ....................................................................................... 34
C. Lintasan Kritis ........................................................................................................ 37
D. Barchart.................................................................................................................... 37
Barchart ........................................................................................................................... 38

iii
BAB I
A. Lingkup Proyek
Dalam rangka meningkatkan dan memperlancar arus transportasi
darat antar daerah wilayah Kabupaten Bojonegoro serta untuk membuka
daerah-daerah yang terputus oleh kondisi jalan yang rusak, menghubungkan
daerah potensial dengan daerah sekitarnya, atau untuk mempercepat
akselerasi perkembangan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan
serta peningkatan devisa negara, maka fungsi pelayanan jalan dan jembatan
dalam hal ini di Kabupaten Bojonegoro perlu ditingkatkan secara optimal.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan suatu
daerah, maka kebutuhanpada daerah tersebut pun akan bertambah juga, oleh
karena itu diperlukan Peningkatan jalan.Peningkatan jalan Kanor -
Semambung Bojonegoro, Jawa Timur ini merupakan jalan
yangmenghubungkan daerah Kanor menuju arah Semambung dengan
panjang 4,375 km. Denganadanya pembangunan jalan tersebut dapat
menunjang kelancaran transportasi danperekonomian yang mempermudah
menuju daerah tersebut.
Jenis perkerasan kaku atau juga disebut Rigid Pavement merupakan
alternatif perkerasan di Indonesia yang cukup banyak digunakan
dikarenakan cukup kuat dan tanah lebih lama dibandingkan dengan
perkerasan lentur (flexible pavement). Saat ini penggunaan perkerasan kaku
sudah banyak digunakan khususnya untuk jalan nasional ataupun jalan tol.
Hal ini disebabkan karena pada ruas-ruas jalan tersebut kerap kali dilewati
oleh kendaraan berat (heavy vehicle).
Perkerasan kaku (rigid pavement) adalah perkerasan yang
menggunakan semen sebagai bahan pengikatnya, pelat beton dengan atau
tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis
pondasi bawah.
Jenis perkerasan kaku yang dikenal ada 5, yaitu:
• Perkerasan kaku bersambung tanpa tulangan (jointed unreinforced/
plain concrete pavement).

1
2

• Perkerasan kaku bersambung dengan tulangan (jointed reinforced


concrete pavement).
• Perkerasan kaku menerus dengan tulangan (continously reinforced
concrete pavement).
• Perkerasan beton semen prategang (prestressed concrete pavement).
• Perkerasan beton semen pracetak (dengan maupun tanpa prategang).

Gambar 1. Perkerasan kaku (Rigid Pavement)

B. Spesifikasi
Dalam pekerjaan Rigid Pavement terdapat bagian-bagian rigid yang
memiliki fungsi dan penggunaan material yang berbeda. Berikut adalah
bagian-bagian Rigid yang biasa dilaksanakan dalam pekerjaan Rigid
Pavement.

Gambar 2.1 Bagian-bagian Rigid Pavement


3

1) Subgrade (Tanah Dasar)


Tanah dasar atau sub grade adalah lapisan tanah paling bawah yang
berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung
konstruksi perkerasan jalan di atasnya. Tanah dasar (sub grade) dapat
berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah
urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi
(dengan semen, kapur dan lain lain). Terdiri dari beberapa layer (
tergantung desain). Per layer tebal 30-40 cm.
2) Agregate Base/ Sub-Base (Lapis pondasi bawah)
Lapis pondasi bawah adalah suatu layer atau lapisan di atasnya
timbunan yang digunakan sebagai pengalir aliran air secara horizontal
agar tidak merusak badan jalan. Pada pekerjaan jalan tol JTTS ini,
Sub-Base menggunakan material Agregat A / Base A. Agregat A
mempunyai spesifikasi tingkat kepadatan 100%. Sehingga hampir
sama fungsinya pada lapis pondasi struktur perkerasan aspal. Jika
digunakan sebagai layer drainase maka spesifikasi tingkat
kepadatannya harus 95% – 97% agar terdapat celah untuk air
mengalir.
Biasanya tebal Sub-Base ini sekitar 15 cm padat. Sehingga
penghamparan material sekitar 17 cm dan setelah dipadatkan
menggunakan vibro roller menjadi 15 cm. Apabila pemadatan selesai
maka dilanjut dengan uji sandcone (kepadatan).
3) Lean Concrete (Lantai Kerja)
Lean concrete atau disebut LC ini adalah lantai kerja untuk pekerjaan
rigid pavement. Bisa dibilang bahwa lapisan ini bukan termasuk
lapisan struktur utama. Namun wajib ada sebelum pekerjaan beton
(rigid). Fungsinya hanya sebagai lantai kerja agar air semen tidak
meresap ke dalam lapisan bawahnya. Tebal LC ini biasanya 10 cm.
Proses pelaksanaannya cukup mudah. Beton dari truck mixer dituang
kemudian diratakan menggunakan jidar oleh tukang.
4

4) Rigid Pavement (Lapis Perkerasan Kaku)


Pekerjaan rigid adalah pekerjaan yang berbobot besar dalam kontrak
dan termasuk pekerjaan utama pada jalan tol. Beton yang digunakan
menggunakan kelas mutu P dengan tebal 30 cm. Proses pengecoran
beton rigid ini dapat menggunakan bantuan alat berat concrete paver
ataupun dengan metode konvensional(lebih sering disebut manual).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas perkerasan jalan beton
ini adalah mutu beton dan pelaksanaan. Beton harus benar-benar
terjaga mutunya sampai di lokasi pengecoran. Syarat slump yang
digunakan adalah 3-5 cm (untuk metode memakai alat Paver), dan
slump 5-7,5 cm (untuk metode konvensional/manual). Apabila terlalu
encer concrete paver tidak bisa menggelar dan memadatkan beton
dengan baik sehingga kualitasnya pun berpengaruh. Metode
pelaksanaan di lapangan juga akan berpengaruh terhadap hasil rigid
pavement. Diperlukan tenaga kerja yang berpengalaman dan mengerti
penggunaan alat wirtgen dan GNZ.
5) Dowel Bar

Gambar 2.2 Dowel dan Chair Bar


Dowel adalah batang baja polos yang digunakan sebagai
penyambung/pengikat pada beberapa jenis sambungan pelat beton
perkerasan jalan (rigid pavement) yang berfungsi untuk menyalurkan
beban pada sambungan. Pada pemasangannya dilakukan dengan
separuh dari dowel terikat (fix), sementara separuh sisi Dowel lainnya
dilumasi, diberi plastik serta dicat pelumas Grease untuk memberikan
5

kefleksibelan (move) di tiap sambungan antar segmen rigid (Alternatif


selain pelumas grease, juga bisa menggunakan kondom PVC).
Dimensi yang digunakan untuk dowel yaitu diameter 32 mm panjang
59 cm dan perjarak 30 cm untuk pembagian. Sedangkan Chair Bar
adalah hasil pembesian fabrikasi sebagai tempat dudukan batang
Dowel.
6) Tie Bar

Gambar 2.3 Tie Bar dari tampak samping Rigid yang telah dicor
Tie bar adalah potongan baja profil yang dipasang pada lidah alur
dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal.
Batang pengikat dipasang pada sambungan memajang. Besi yang
digunakan untuk tie bar yaitu baja ulir dimensi 13 mm panjang 80 cm
perjarak 60 cm untuk pembagian.

Perkerasan jalan beton (rigid pavement) mempunyai struktur yang


berbeda dengan perkerasan jalan aspal. Perbedaan terdapat pada susunan
lapisan strukturnya. Rigid pavement mempunyai lapisan struktur yang lebih
sedikit dibanding dengan flexible pavement. Perkerasan kaku atau rigid
pavement sering digunakan pada jalan yang mempunyai beban lalu lintas
besar dan LHR tinggi seperti jalan tol. Ada beberapa keistimewaan mengapa
jalan tol menggunakan rigid pavement yaitu lebih awet dan biaya
maintenance lebih rendah dibanding menggunakan flexible pavement.
6

Berikut ini contoh gambar cross section jalan pada perkerasan jalan
beton.

Gambar 3.1 Cross Section Jalan

Gambar 3.2 Pendetailan Cross Section Jalan

Tanah timbunan sangat diperlukan untuk mengejar elevasi rencana. Proses


pemadatannya pun tidak sembarangan. Karena sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan nilai kepadatan (CBR) sesuai spesifikasi. Biasanya langkah pertama
adalah tanah timbunan didump di lokasi, kemudian dozer meratakan tanah
7

timbunan dengan ketebalan 50 cm. Setelah itu digilas menggunakan seepfoot roller
untuk menghancurkan tanah berbentuk bebatuan besar. Terakhir digilas
menggunakan vibro roller sambil diberi air agar hasil lebih padat. material timbunan
harus benar-benar berkualitas yang lulus uji lab. Biasanya pemadatan dilakukan tiap
layer dengan ketebalan tanah gembur 50 cm dan dipadatkan menjadi 30 cm. Apabila
hasil uji sandcone lebih dari 90% maka bisa dilanjutkan ke layer berikutnya.

Pada pekerjaan jalan tol, drainage layer menggunakan material agregat A.


Agregat A mempunyai spesifikasi tingkat kepadatan 100%. Sehingga hampir sama
fungsinya pada lapis pondasi struktur perkerasan aspal. Tebal drainage layer ini
sekitar 15 cm padat. Apabila pemadatan selesai maka dilanjut dengan uji sandcone
(kepadatan). Tebal LC ini biasanya 10 cm. LC ini pada dasarnya terbuat dari beton
dengan mutu K175. Beton yang digunakan menggunakan kelas mutu P dengan tebal
29 cm. Proses pengecoran beton rigid ini menggunakan bantuan alat berat Wirgent
dan GNZ. Berikut mutu yang harus diikuti sesuai spesifikasi rigid pavement.

Gambar 3.3 Mutu Spesifikasi Rigid Pavement


8

Rigid Pavement FS.45, t = 27 Cm


Wet Lean Concrette = 10 cm
Aggregat Klas B = 15 cm
CL
LPS = 15 cm
Timbunan biasa = 22 cm
30 -1.00% -1.00% 30

20 40

20 40
40 150 700 150 40

Bahu Jalur Lalu Lintas Bahu


Jalan ( Rencana ) Jalan

Rigid Pavement FS.45, t = 27 Cm


Wet Lean Concrette = 10 cm
CL
LPS = 15 cm
Timbunan biasa = 22 cm
30 -1.00% -1.00% 30

20 40

20 40
40 150 700 150 40

Bahu Jalur Lalu Lintas Bahu


Jalan ( Rencana ) Jalan

DETAIL TALUD
30

30
30
150
20 40

40 100

50

40
TYPE 1 60
SEPANJANG 3.825 METER 50
TYPE 3
TYPE 2 STA. 1+050 - 1+075 (KIRI)
STA. 2+000 - 2+025 (KANAN)
STA. 1+000 - 1+025 (KIRI)
STA. 1+150 - 1+175 (KANAN) KM. 33+000 - 33+780 (KIRI)
STA. 1+950 - 1+975 (KIRI) KM. 34+149 - 34+345.5 (KIRI)
STA. 2+800 - 2+825 (KANAN) KM. 34+693.5 - 34+830 (KIRI)
STA. 3+300 - 3+325 (KANAN) KM. 34+930 - 35+369 (KIRI)
KM. 35+783 - 36+100 (KIRI)
KM. 33+000 - 33+354.4 (KANAN)
9

700

350 350

60

60
50
Batang Dowel 25 25 Batang Dowel
10 x 0.30 10 x 0.30

80

Batang Tie Bar 10 x 0.40


500

500

DENAH PERKERASAN RIGID


A

SKALA. 1 : 50
50
60

60
50

Batang Dowel 25 25 Batang Dowel


10 x 0.30 10 x 0.30
Batang Tie Bar 10 x 0.40
B
500

500
50
60

60

Batang Dowel 25 25 Batang Dowel


10 x 0.30 10 x 0.30
10

DETAIL A
SKALA. 1 : 10

Selang Karet / Pipa


Plastik
Tulangan polos Joint Sealer ( Dicutter sebelum umur beton 24 jam )
Dowel Ø32 - 300 kedalaman 1/4 tebal beton rigid

Diolesi pelumas
Di cat dgn meni besi

4Ø12 (dudukan dowel)

13,5
Begel Ø6-15

27
RIGID PAVEMENT FS.45, t = 27 cm
Lapisan Plastik

13,5
WET LEAN CONCRETE t = 10 cm

10
15
AGGREGAT KLAS B t = 15 cm

6,3 12,5 12,5 6,3

20 20 20

DETAIL B
SKALA. 1 : 10

30 20 30

Joint Sealer ( Dicutter sebelum umur beton 24 jam )


kedalaman 1/4 tebal beton rigid
3 Batang Tie Bar
D16 - 400

4Ø12 (dudukan dowel)

13,5
Begel Ø6-15
3,7
3

27
RIGID PAVEMENT FS.45, t = 27 cm
3

13,5 Lapisan Plastik

WET LEAN CONCRETE t = 10 cm

10
15
AGGREGAT KLAS B t = 15 cm
11

DETAIL SAMB. MELINTANG TIAP 30 - 40 M


SKALA. 1 : 10
Triplek t = 16 mm SEPANJANG 2.000 M / 50%

Selang Karet / Pipa


Plastik Joint Sealer ( Dicutter sebelum umur beton 24 jam )
kedalaman 1/4 tebal beton rigid
Tulangan polos
Dowel Ø32 - 300 Diisi stereform
Diolesi pelumas
Di cat dgn meni besi

4Ø12 (dudukan dowel)

13,5
Begel Ø6-15

27
RIGID PAVEMENT FS.45, t = 27 cm
Lapisan Plastik

13,5
WET LEAN CONCRETE t = 10 cm

10
15
AGGREGAT KLAS B t = 15 cm

6,3 12,5 12,5 6,3

20 20 20

DETAIL SAMB. MELINTANG TIAP 30 - 40 M


SKALA. 1 : 10
SEPANJANG 2.000 M / 50%

Triplek t = 16 mm
Selang Karet / Pipa
Plastik Joint Sealer ( Dicutter sebelum umur beton 24 jam )
kedalaman 1/4 tebal beton rigid
Tulangan polos
Dowel Ø32 - 300 Diisi stereform
Diolesi pelumas Di cat dgn meni besi

4Ø12 (dudukan dowel)


13,5

Begel Ø6-15

27
RIGID PAVEMENT FS.45, t = 27 cm
Lapisan Plastik
13,5

WET LEAN CONCRETE t = 10 cm

10
6,3 12,5 12,5 6,3

20 20 20
12

Triplek t = 16 mm
Selang Karet / Pipa
Plastik
Tulangan polos
AC - WC, t = 4 cm Dowel Ø32 - 300 Joint Sealer ( Dicutter sebelum umur beton 24 jam )
kedalaman 1/4 tebal beton rigid
AC - BC, t = 6 cm Diolesi pelumas
Diisi stereform

Di cat dgn meni besi

6 4
4Ø12 (dudukan dowel)

13,5
Begel Ø6-15

27
RIGID PAVEMENT FS.45, t = 27 cm
Lapisan Plastik
17

13,5
76

10
WET LEAN CONCRETE t = 10 cm
Ø12 - 15

15
AGGREGAT KLAS B t = 15 cm

6,3 12,5 12,5 6,3

20 20 20

TRANSISI STRUKTUR DENGAN PERKERASAN ASPAL


SKALA. 1 : 10

DUDUKAN DOWEL & TIEBAR


13

C. WBS (WORK BREAKDOWN STRUCTURE)

PROYEK JALAN

PELEBARAN PERKERASAN
PEKERJAAN PERSIAPAN PEKERJAAN DRAINASE PEKERJAAN TANAH DPT STRUKTUR PEKERJAAN BERBUTIR FINISHING
DAN BAHU

Penyediaan dan
Persiapan lahan, penyediaan Lapis Pondasi Agregat Kelas
GALIAN UNTUK SELOKAN GALIAN BIASA PEMASANGAN BOWPLANK Pengangkutan Alat dan Penyiapan alat dan bahan Pembersihan Permukaan
alat dan bahan B
Bahan

Manajemen dan PASANGAN BATU DENGAN PEKERJAAN PEMBERSIHAN Beton mutu sedang, fc = 30 Perkerasan Beton Semen Persiapan pembuatan marka
GALIAN STRUKTUR Timbunan dan Pemadatan
Keselamatan Lalu Lintas MORTAR DAN PEKERJAAN BOWPLANK Mpa (K-300) (PPC) jalan

Beton mutu sedang, fc = 30 Lapis Pondasi Bawah Beton


Mobilisasi TIMBUNAN Pengembalian Kondisi
Mpa (K-250) Kurus (Concrete Vibrator)

Beton mutu rendah, fc = 30


PENYIAPAN BADAN JALAN
Mpa (K-175)

Beton mutu rendah, fc = 30


Mpa (K-125)
14

D. OBS (ORGANIZATION BREAKDOWN STRUCTURE)

PROJECT MANAGER

SUPERVISOR TENAGA AHLI

SITE MANAGER

QUALITY HEALTY SAFETY


QUALITY CONTROL DRAFTER SURVEYOR KEPALA PELAKSAN ADMINSTRASI LOGISTIK
ENVIRONMENT

PELAKSAN PEKERJAAN PELAKSANA PEKERJAAN PELAKSANA PEKERJAAN PELAKSAN PEKERJAAN PELAKSANA PELEBARAN PELAKSANA PEKERJAAN PELAKSAN PEKERJAAN
PELAKSANA PEKERJAAN DPT
PERSIAPAN DRAINASE TANAH STRUKTUR PERKERASAN DAN BAHU PEKERASAN BERBUTIR FINISHING
15

E. Diagram Korelasi
16

F. Responsibility Assignment Matrix (RAM)


Tabel 1 Tabel Pembagian Pekerjaan

Pembagian Pekerjaan
Nama Pekerjaan
Mikal Maulia Zahra Manajer Proyek
Evand Reffiano A. Konsultan
Sachio Dwi Ammar Pelaksana
Aziz Dwi Pangga Quality Control (QC)
Ahmad Nuryazid Arsitek

Tabel 2 Pembagian Tanggung Jawab Metode Matriks RACI

Pembagian Tanggung Jawab


Manajer
Deskripsi Konsultan Pelaksana QC Arsitek
Proyek
Mendefinisikan
kebutuhan
I I I I C
fungsional dan
estetika

Menilai resiko A R C C I
Menentukan
persyaratan A R I I I
kinerja
Membuat gambar
A C I I R
teknik

Melaksanakan
A C R C C
konstruksi

Menyetujui
Pekerjaan I I C I C
Konstruksi

Keterangan :

a. Responsible : Individu atau tim yang bertanggung jawab langsung untuk


mengeksekusi tugas atau aktivitas tertentu (Memastikan bahwa ada orang yang
17

benar-benar bertanggung jawab atas setiap tugas atau aktivitas, sehingga tidak ada
ambiguitas mengenai siapa yang harus melaksanakannya).
b. Accountable : Individu yang bertanggung jawab atas hasil atau keluaran dari tugas
atau aktivitas tersebut (Mengklarifikasi siapa yang akhirnya akan dianggap
bertanggung jawab jika ada masalah atau kegagalan dalam tugas atau aktivitas
tersebut).
c. Counsulted : Individu atau pihak yang harus dikonsultasikan sebelum pengambilan
keputusan atau pelaksanaan tugas tertentu (Memastikan bahwa pandangan dan
masukan yang relevan diperoleh sebelum mengambil langkah penting, sehingga
keputusan yang lebih baik dapat dihasilkan).
d. Informed : Individu atau pihak yang perlu diberitahu tentang perkembangan atau
keputusan yang telah diambil (Memastikan transparansi dan komunikasi yang
efektif dalam organisasi atau proyek, sehingga semua yang terlibat memiliki
pemahaman yang jelas tentang apa yang sedang terjadi).

G. Job Desk
Job description atau gambaran tugas merupakan suatu pernyataan tertulis
yang berupa tujuan dari dibentuknya suatu jabatan atau tugas. Berikut job desk sesuai
dengan OBS yang ada.

1). Project Manager

a. Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek konstruksi.

b. Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas terkait


dengan kegiatan pelaksanaan proyek.

c. Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional


pelaksanaan proyek.

d. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan,


permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan proyek
konstruksi.

e. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang berkaitan


dengan kebutuhan proyek.
18

2). Supervisor

a. Mengatur dan mengorganisir staf bawahan.

b. Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh staf
bawahan.

c. Memberikan pengarahan/briefing rutin kepada staf di bawahnya.

3). Site Manager

a. Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan


pengawasan segera setelah dokumen kontrak ditandatangani.

b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan.

4). kepala Perencana

a. Menyusun dan menyiapkan bahan formulasi kebijakan.

b. Menyusun dan menyiapkan bahan pelaksanaan perencanaan.

c. Memberikan masukan-masukan dan analisis kebijakan.

5). Planning dan Scheduling

a. Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.

b. Membuat rencana pelaksanaan di lapangan.

c. Membuat jadwal (schedule) kerja harian dan mingguan.

6). Kepala Lapangan / Kepala Pelaksana

a. Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer.

b. Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak Konsultan.

7). Pelaksana Pekerjaan Beton

a. Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan beton sesuai dengan spesifikasi


gambar kerja, instruksi kerja dan jadwal kerja proyek.

b. Memeriksa, mengukur dan melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan beton.


19

c. Menyiapkan pelaksanaan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengatur


pelaksanaan pekerjaan beton.

8). Pelaksana Pekerjaan Drainase

a. Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan drainase sesuai dengan spesifikasi


gambar kerja, instruksi kerja dan jadwal kerja proyek.

b. Memeriksa, mengukur dan melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan drainase.

c. Menyiapkan pelaksanaan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengatur


pelaksanaan pekerjaan drainase.

9). Kepala Pelaksana Finishing

a. Mempelajari penugasan sebagai seorang pelaksana lapangan pekerjaan


finishing.

b. Mengawasi, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan


subkontraktor/Mandor.

c. Memeriksa hasil pelaksanaan pekerjaan dibidangnya.

10). Pelaksana Pemantauan

a. Melaksanakan tugas pengawasan tehadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai


dengan kuantitas yang telah ditentukan.

b. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan


horizontal, sesuai dengan gambar rencana.

c. Mengatur / membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan


kontraktor agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus
ditangani).
BAB II

A. Tabel Matriks Kebutuhan Sumber Daya


Tabel 3. Perhitungan bill of quantity

Volume Satuan
No Kegiatan Quantity Satuan
Titik Panjang Lebar Tinggi

1 Pekerjaan Persiapan
Persiapan lahan, penyediaan
a alat dan bahan Ls 7 buah
Manajemen dan Keselamatan
b Lalu Lintas Ls 7 buah

c Mobilisasi Ls

2 Pekerjaan Drainase
Galian untuk Selokan
a Drainase dan Saluran Air m 533.3 0.5 0.6 160 m3

b Pasangan Batu dengan Mortar m 1000.0 0.5 0.8 400 m3

3 Pekerjaan Tanah

a Galian Biasa m 37.82 4 2 302.58 m3

b Galian Struktur m 40.52 3 2 724.62 m3

c Timbunan m 17.70 16 10 2831.33 m3

d Penyiapan Badan Jalan m m3

4. DPT

a Pemasangan Bowplank m 36.00 2 4 288 m3


Pekerjaan Pembersihan dan
b Pekerjaan Bowplank Ls 1 buah

5 Struktur
Penyediaan dan Pengangkutan
a Alat dan Bahan Ls 1 buah
Beton mutu sedang, fc = 30
b Mpa (K-300) m 1.80 4 2 10.8 m3
Beton mutu sedang, fc = 30
c Mpa (K-250) m 35.93 4 2 215.6 m3
Beton mutu rendah, fc = 30
d Mpa (K-175) m 11.90 2 1 35.69 m3

20
21

Beton mutu rendah, fc = 30


e Mpa (K-125) m 2.09 2.5 1 7.3 m3
Pelebaran Perkerasan dan
6 Bahu

a Penyiapan alat dan bahan Ls 1 buah

b Timbunan dan Pemadatan m 17.33 4 2 104 m3

c Pengembalian Kondisi m 35.93 4 2 215.6 m3

7 Perkerasan Berbutir
Lapis Pondasi Agregat Kelas
a B m 4.8 m3
Perkerasan Beton Semen
b (PPC) m 6.4 m3
Lapis Pondasi Bawah Beton
c Kurus (Concrete Vibrator) m 3.2 m3

8 Finishing

a Pembersihan Permukaan Ls 1 buah


Persiapan pembuatan marka
b jalan m 262.50 0.3 78.75 m2
22

B. Harga Satuan Pekerjaan


Harga Satuan Pekerjaan (HSP) memperhitungkan produktivitas
tenaga kerja untuk meyelesaiakan suatu satuan pekerjaan.\
No Kegiatan QTT Sat Koef Harga Jumlah
PEKERJAAN
I 7
PERSIAPAN
1 Pekerja OH 1.2 Rp70,000.00 Rp84,000.00
2 Mandor OH 1.31 Rp85,000.00 Rp111,350.00
3 Tenaga Ahli OH 3 Rp165,000.00 Rp495,000.00
4 Rambu unit 1.5 Rp150,000.00 Rp225,000.00
Peralatan
5 Jam 1.2 Rp2,500,000.00 Rp3,000,000.00
Pengeboran
Peralatan
6 Jam 1 Rp1,500,000.00 Rp1,500,000.00
Komunikasi
Marka Jalan
7 Unit 1 Rp0.00 Rp0.00
Sementara
8 Pagar Jaring m 1 Rp12,000.00 Rp12,000.00
Soil & Agregat
9 Jam 1 Rp10,000,000.00 Rp10,000,000.00
Testing
10 Concrete testing Jam 1 Rp2,000,000.00 Rp2,000,000.00
Laporan Kendali
11 bula 1 Rp450,000.00 Rp450,000.00
Mutu
n
12 Alat Bantu Ls 1.01 Rp125,000.00 Rp126,250.00
Sub Total Rp1,604,650,100.
00
PEKERJAAN
II 560
DRAINASE
1 Pekerja OH 2.01 Rp70,000.00 Rp140,700.00
2 Tukang Batu OH 1.2 Rp80,000.00 Rp96,000.00
3 Mandor OH 1.2 Rp85,000.00 Rp102,000.00
4 Batu M3 1.08 Rp243,425.00 Rp262,899.00
5 Semen Kg 1.61 Rp1,200.00 Rp1,932.00
6 Pasir M3 0.48 Rp132,943.00 Rp63,812.64
7 Concrete Mixer Jam 0.2 Rp378,024.41 Rp75,604.88
8 Sewa Excavator Jam 0.02 Rp572,632.00 Rp11,452.64
9 Dump Truck 6 Ton Jam 0.11 Rp335,663.00 Rp36,922.93
10 Alat Bantu Ls 1.01 Rp125,000.00 Rp126,250.00
Sub Total Rp413,491,500.00
PEKERJAAN
III 483
PONDASI
1 Pekerja OH 1.5 Rp70,000.00 Rp105,000.00
23

2 Mandor OH 1.1 Rp85,000.00 Rp93,500.00


3 Agregat A Kg 1.26 Rp484,498.00 Rp610,467.48
4 Wheel Loader Jam 0.01 Rp467,112.00 Rp4,671.12
5 Dump Truck 6 Ton Jam 0.23 Rp335,663.00 Rp77,202.49
6 Motor Grader Jam 0.01 Rp535,445.00 Rp5,354.45
7 Alat Bantu Jam 1.01 Rp125,000.00 Rp126,250.00
Sub Total Rp497,869,517.25
PEKERJAAN
IV 3859.53
TANAH
1 Pekerja OH 1.7 Rp70,000.00 Rp119,000.00
2 Mandor OH 1.1 Rp85,000.00 Rp93,500.00
3 Bahan Timbunan M3 1.2 Rp132,944.00 Rp159,532.80
4 Dump Truck 6 Ton Jam 0.22 Rp335,663.00 Rp73,845.86
5 Sewa Excavator Jam 0.01 Rp572,632.00 Rp5,726.32
6 Motor Grader Jam 0.01 Rp535,445.00 Rp5,354.45
7 Vibro Roller Jam 0.01 Rp506,388.00 Rp5,063.88
8 Alat Bantu Jam 1.01 Rp125,000.00 Rp126,250.00
Sub Total Rp1,653,454,911.
55
V PEKERJAAN DPT 378
1 Pekerja OH 1.1 Rp70,000.00 Rp77,000.00
2 Mandor OH 1.2 Rp85,000.00 Rp102,000.00
3 Kepala Tukang OH 1.06 Rp90,000.00 Rp95,400.00
4 Sewa Excavator Jam 0.01 Rp572,632.00 Rp5,726.32
5 Dump Truck 6 Ton Jam 0.22 Rp335,663.00 Rp73,845.86
6 Compactor Jam 0.3 Rp448,545.00 Rp134,563.50
Sub Total Rp157,600,250.5
4
PEKERJAAN
VI 911.63
STRUKTUR
1 Pekerja OH 1.8 Rp70,000.00 Rp126,000.00
2 Tukang OH 1.81 Rp80,000.00 Rp144,800.00
3 Mandor OH 1.1 Rp85,000.00 Rp93,500.00
4 Kepala Tukang OH 1.06 Rp90,000.00 Rp95,400.00
5 Semen Kg 469.68 Rp1,200.00 Rp563,616.00
6 Pasir beton M3 0.51 Rp346,000.00 Rp176,460.00
7 Agregat kasar M3 0.74 Rp289,000.00 Rp213,860.00
8 Beton K 500 M3 9.29 Rp2,500,000.00 Rp23,225,000.00
9 Pan Mixer Jam 0.1 Rp653,685.00 Rp65,368.50
10 Concrete Mixer Jam 0.68 Rp378,024.41 Rp257,056.60
11 Water Tanker Jam 0.01 Rp327,633.00 Rp3,276.33
Sub Total Rp1,174,831,139,
560.42
24

PELEBARAN
VIII PERKERASAN 319.6
DAN BAHU
1 Pekerja OH 1.1 Rp70,000.00 Rp77,000.00
2 Mandor OH 1.2 Rp85,000.00 Rp102,000.00
3 Tukang OH 1.06 Rp80,000.00 Rp84,800.00
4 Concrete M3 0.69 Rp243,425.00 Rp167,963.25
5 Vibrator Ruller Jam 0.1 Rp448,545.00 Rp44,854.50
Sub Total Rp89,488,693.95
PEKERJAAN
IX 265.75
FINISHING
1 Pekerja OH 1.6 Rp70,000.00 Rp112,000.00
2 Mandor OH 1.8 Rp85,000.00 Rp153,000.00
3 Tukang OH 1.23 Rp75,000.00 Rp92,250.00
4 Cat Marka Kg 1.95 Rp30,000.00 Rp58,500.00
5 Pelat Rambu unit 1 Rp200,000.00 Rp200,000.00
6 Mortar M3 1.05 Rp430,000.00 Rp451,500.00
10 Dump Truck 6 Ton Jam 0.45 Rp335,663.00 Rp151,048.35
12 Tamper Jam 0.24 Rp50,000.00 Rp12,000.00
14 Beton K175 m3 0.02 Rp1,450,000.00 Rp29,000.00
15 Cat kg 1 Rp30,000.00 Rp30,000.00
16 Alat Bantu Ls 0.45 Rp125,000.00 Rp56,250.00
Sub Total Rp143,081,467.86
25

C. Renacana Anggarana Biaya


Perhitungan rencana anggaran biaya merupakan suatu unsur penting. Berdsarkan pada hasil
perhitungan volume, harga upah, bahan dan alat, serta satuan pekerjaan, maka dapatdihitung suatu rencana
anggaran biaya. Berikut adalah perhitungan rencana anggaran biaya:

Tabel 5 rancangan Anggaran Biaya

No Kegiatan Volume Satuan Harga satuan Jumlah


DIVISI 1. PEKERJAAN
I
PERSIAPAN
Persiapan lahan, penyediaan alat
1
dan bahan 7 Ls Rp195,350.00 Rp1,367,450.00
Manajemen dan Keselamatan Lalu
2
Lintas 7 Ls Rp558,600.00 Rp3,910,200.00
3 Mobilisasi 7 Ls Rp28,500,000.00 Rp199,500,000.00
SUB TOTAL Rp1,604,650,100.00
DIVISI 2. PEKERJAAN
II
DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase
1
dan Saluran Air 160 m3 Rp411,325.57 Rp65,812,091.20
2 Pasangan Batu dengan Mortar 400 m3 Rp869,198.52 Rp347,679,408.80
SUB TOTAL Rp413,491,500.00
DIVISI 3. PEKERJAAN
III
PONDASI
1 Pemasangan Tiang Pancang 483 m Rp1,030,785.75 Rp497,869,517.25
SUB TOTAL Rp497,869,517.25
DIVISI 4. PEKERJAAN
IV
TANAH
1 Galian Biasa 302.58 m3 Rp418,322.18 Rp126,575,925.22
Galian Struktur
2
243.09 m3 Rp418,322.18 Rp101,689,938.74
Timbunan
3 236.63 m3 Rp418,322.18 Rp98,987,577.45
Penyiapan badan jalan
4
244.9 m3 Rp418,322.18 Rp102,447,101.88
SUB TOTAL Rp1,653,454,911.55
V DIVISI 5. DPT
1 Pemasangan Bowplank 288 m3 Rp393,135.68 Rp113,223,075.84
2 Pekerjaan Batu Kali 90 m3 Rp488,535.68 Rp43,968,211.20
Pekerjaan Pembersihan dan
3
Pekerjaan Bowplank 1 Ls Rp408,963.50 Rp408,963.50
SUB TOTAL Rp157,600,250.54
VI DIVISI 6. STRUKTUR
Penyediaan dan Pengangkutan alat
1
dan bahan 1 Ls Rp7,180,547.20 Rp7,180,547.20
2 Pemancangan Tiang Pancang Baja 483 m3 Rp49,309,541.70 Rp23,816,508,640.52
26

3 Baja Tulangan U32 Ulir 48199.4 kg Rp23,666,451.00 Rp1,140,708,738,329.40


4 Bekisting 1.68 m3 Rp624,000.00 Rp1,048,320.00
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa
5
lantai jembatan ( K-350) 121.08 m3 Rp24,033,475.10 Rp2,909,973,164.96
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa (
6
K-300) 10.8 m3 Rp24,033,475.10 Rp259,561,531.07
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa (
7
K-250) 215.6 m3 Rp24,033,475.10 Rp5,181,617,231.30
Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa (
8
K-175) 35.69 m3 Rp23,881,125.10 Rp852,317,354.78
Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa =
9
( K-125) 7.3 m3 Rp23,881,125.10 Rp174,332,213.22
10 Pemasangan Rangka Baja 36.48 m3 Rp25,215,521.60 Rp919,862,227.97
SUB TOTAL Rp1,174,831,139,560.42
DIVISI 7. PELEBARAN
VII
PERKERASAN DAN BAHU
1 Penyiapan alat dan bahan 1 Ls Rp476,617.75 Rp476,617.75
2 Timbunan dan Pemadatan 104 m3 Rp391,817.75 Rp40,749,046.00
3 Pengembalian Kondisi 215.6 m3 Rp223,854.50 Rp48,263,030.20
SUB TOTAL Rp89,488,693.95
VIII DIVISI 8. FINISHING
1 Pembersihan permukaan 78.75 m2 Rp670,641.31
2 Penyiapan marka jalan 2 Ls Rp843,548.35
SUB TOTAL Rp143,081,467.86
TOTAL JUMLAH Rp1,079,540,164,943.19
BAB III
A. Durasi (Analisis Resources)

Penjadwalan adalah proses mendaftar sejumlah aktivitas atau peristiwa


dalam suatu urutan waktu terjadinya aktivitas tersebut. Penjadwalan umumnya
berupa tabel waktu yang memformulasikan aktivitas-aktivitas yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan (Gould, 1997).

Perencanaan jadwal proyek pada awal proyek diperlukan sebagai dasar /


acuan dalam menjalankan proyek tersebut. Salah satu bagian yang direncanakan
pada awal proyek adalah durasi aktivitas. Penentuan durasi aktivitas sangat
menentukan durasi keseluruhan dari proyek dan menjadi patokan untuk evaluasi
apakah suatu aktivitas atau proyek secara keseluruhan mengalami keterlambatan.
Penentuan durasi aktivitas umumnya dilakukan dengan mempertimbangkan
kuantitas pekerjaan, jumlah pekerja dan metode kerja yang digunakan. Umumnya
besar durasi aktivitas berbanding lurus dengan besar kuantitas pekerjaan.

Perencana proyek menentukan durasi tiap aktivitas berdasarkan estimasi


jumlah material yang digunakan dan produktivitas pekerja yang dikerahkan untuk
menyelesaikan aktivitas tersebut (Patrick, 2004). Umumnya untuk menentukan
durasi aktivitas berdasarkan kuantitas pekerjaan, digunakan rumus

standar yaitu:
𝑄𝑖
𝐷𝑖 =

𝑃𝑖

Dimana:

Di = Durasi kegiatan (satuan waktu)

Qi = Volume Pekerjaan/kuantitas pekerjaan (satuan pekerjaan)

Pi = Produktivitas kerja (satuan pekerjaan/satuan waktu)

27
28

Tabel 3.1 Durasi Kegiatan Proyek

Produktivitas Jumlah Produktivitas/ Volume Duras


No Kegiatan i
(orang/hari) Pekerja hari Pekerjaan
(hari)
A DIVISI 1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Persiapan lahan, penyediaan alat dan
1 bahan 0.70 5 3.5 7 2
Manajemen dan Keselamatan Lalu
2 Lintas 0.05 3 0.15 7 48
3 Mobilisasi 1.75 2 3.50 7 2

B DIVISI 2. PEKERJAAN DRAINASE


Galian untuk Selokan Drainase dan
1 Saluran Air 10.67 3 32.00 160 5
2 Pasangan Batu dengan Mortar 40.00 5 200.00 400 2

C DIVISI 3. PEKERJAAN PONDASI


1 Pemasangan Tiang Pancang 40.25 6 241.50 483 2

D DIVISI 4. PEKERJAAN TANAH


1 Galian Biasa 18.91 4 75.65 302.58 4

2 Galian Struktur 30.39 2 60.77 243.09 4


3 Timbunan Pilihan 471.89 3 1415.67 2831.33 2
4 Penyiapan Badan Jalan 0.08 6 0.50 1 2

E DIVISI 5. DPT
1 Pemasangan Bowplank 28.80 5 144.00 288 2
2 Pekerjaan Batu Kali 5.63 8 45.00 90 2
Pekerjaan Pembersihan dan Pekerjaan
3 Bowplank 0.08 6 0.50 1 2

F DIVISI 6. STRUKTUR
Penyediaan dan Pengangkutan alat dan
1 bahan 0.14 7 1.00 1 1
2 Pemancangan Tiang Pancang Baja 48.30 5 241.50 483 2
3 Baja Tulangan U32 Ulir 8033.23 3 24099.70 48199.4 2
4 Bekisting 0.28 6 1.68 1.68 1
29

Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa lantai


5 jembatan ( K-350) 20.18 3 60.54 121.08 2
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa ( K-
6 300) 1.35 4 5.40 10.8 2
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa ( K-
7 250) 35.93 3 107.80 215.6 2
Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa ( K-
8 175) 4.46 4 17.85 35.69 2
Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa = ( K-
9 125) 0.91 4 3.65 7.3 2
10 Pemasangan Rangka Baja 7.30 5 36.48 36.48 1

G DIVISI 7. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU


1 Penyiapan alat dan bahan 0.10 5 0.50 1 2
2 Timbunan dan Pemadatan 7.43 7 52.00 104 2
3 Pengembalian Kondisi 17.97 12 215.60 215.6 1

H DIVISI 8. FINISHING
1 Pembersihan permukaan 9.84 8 78.75 78.75 1
2 Persiapan pembuatan marka jalan
0.33 6 2.00 2 1

Contoh Perhitungan:

Diketahui:
Persiapan lahan, penyediaan alat dan bahan (Kegiatan A.1)
Produktivitas (orang/hari) = 0.7

Jumlah Pekerja = 5 Orang


Produktivitas/hari = Produktivitas (orang/hari) x Jumlah Pekerja
= 0.7 x 5
= 3.5
Volume Pekerjaan =7
Durasi = Volume Pekerjaan/Produktivitas/hari
= 7/3.5
= 2 hari
30

Tabel 3.2 Keterkaitan Predecessor

No Identifikasi Kegiatan PIC Durasi Predecessor Jenis


DIVISI 1. PEKERJAAN
A
PERSIAPAN
Persiapan lahan, penyediaan alat dan Start
1 PM
bahan milestone
Manajemen dan Keselamatan Lalu
2 Adm 48 A.1 S-S
Lintas
3 Mobilisasi SV 2 A.1 S-S
Pengeboran, termasuk SPT dan
4 SV 1 A.1, A.3 F-S
Laporan
5 Sondir termasuk Laporan SV 1 A.4 F-S
6 Pekerjaan Bowplank SV 2 A.5 F-S
7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja SV 2 A.6 S-S
DIVISI 2. PEKERJAAN
B
DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan
1 SV 5 A.6 F-S
Saluran Air
2 Pasangan Batu dengan Mortar SV 2 B.1 F-S
DIVISI 3. PEKERJAAN
C PONDASI
1 Pemasangan Tiang Pancang SV 2 B.2 F-S
D DIVISI 4. PEKERJAAN TANAH
1 Galian Biasa SV 4 C.1 F-S

2 Galian Struktur SV 4 D.1 F-S


3 Timbunan Pilihan SV 2 D.1 F-S
4 Penyiapan Badan Jalan SV 2 D.1 F-S
E DIVISI 5. DPT
1 Pemasangan Bowplank SV 2 D.4 F-S
2 Pekerjaan Batu Kali SV 2 E.1 F-S
Pekerjaan Pembersihan dan
3 SV 2 E.1 F-S
Pekerjaan Bowplank
F DIVISI 6. STRUKTUR
Penyediaan dan Pengangkutan alat
1 SV 1 E.3 F-S
dan bahan
2 Pemancangan Tiang Pancang Baja SV 2 F.1 F-S
3 Baja Tulangan U32 Ulir SV 2 F.1 F-S
4 Bekisting SV 1 F.3 F-S
31

Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa


5 SV 2 F.4 F-S
lantai jembatan ( K-350)
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa (
6 SV 2 F.4 F-S
K-300)
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa (
7 SV 2 F.4 F-S
K-250)
Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa ( K-
8 SV 2 F.4 F-S
175)
Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa = (
9 SV 2 F.4 F-S
K-125)
10 Pemasangan Rangka Baja SV 1 F.9 F-S
DIVISI 7. PELEBARAN
G
PERKERASAN DAN BAHU
1 Penyiapan alat dan bahan SV 2 G.4 F-S
2 Timbunan dan Pemadatan SV 2 H.1 F-S
3 Pengembalian Kondisi SV 1 H.1 F-S
H DIVISI 8. FINISHING
1 Pembersihan permukaan SV 1 H.3 F-S
2 Penyiapan marka jalan SV 1 I.1 S-S
Finish
3 Serah Terima PM A.3 F-F
milestone
32

Tabel 3.3 Keterkaitan (Successor)

No Identifikasi Kegiatan PIC Durasi Successor Jenis


DIVISI 1. PEKERJAAN
A PERSIAPAN
Persiapan lahan, penyediaan alat dan Start
PM A.2, A.3, A.4 S-S
1 bahan milestone
Manajemen dan Keselamatan Lalu
2 Adm 48 I.6 F-F
Lintas
3 Mobilisasi SV 2 A.4 F-S
B DIVISI 2. PEKERJAAN DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan
SV 5 B.2 F-S
1 Saluran Air
2 Pasangan Batu dengan Mortar SV 2 C.1 F-S
C DIVISI 3. PEKERJAAN PONDASI
1 Pemasangan Tiang Pancang SV 2 D.1 F-S
D DIVISI 4. PEKERJAAN TANAH
1 Galian Biasa SV 4 D.2, D.5, D.6 F-S
2 Galian Struktur SV 4 I.6 F-S
3 Timbunan Pilihan SV 2 I.6 F-S
4 Penyiapan Badan Jalan SV 2 I.6 F-S
E DIVISI 5. DPT
1 Pemasangan Bowplank SV 2 E.2, E.3 F-S
2 Pekerjaan Batu Kali SV 2 I.6 F-S
Pekerjaan Pembersihan dan Pekerjaan
SV 2 F.1 F-S
3 Bowplank
F DIVISI 6. STRUKTUR
Penyediaan dan Pengangkutan alat dan
SV 1 F.2, F.3 F-S
1 bahan
2 Pemancangan Tiang Pancang Baja SV 2 I.6 F-S
3 Baja Tulangan U32 Ulir SV 2 F.4 F-S
F.5, F.6, F.7,
4 Bekisting SV 1 F.8, F.9 F-S
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa lantai
SV 2 I.6 F-S
5 jembatan ( K-350)
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa ( K-
SV 2 I.6 F-S
6 300)
Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa ( K-
SV 2 I.6 F-S
7 250)
33

Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa ( K-


SV 2 I.6 F-S
8 175)
Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa = ( K-
SV 2 F.10 F-S
9 125)
10 Pemasangan Rangka Baja SV 1 G.1 F-S
DIVISI 7. PELEBARAN
G PERKERASAN DAN BAHU
1 Penyiapan alat dan bahan SV 2 H.2,H.3 F-S
2 Timbunan dan Pemadatan SV 2 I.6 F-S
3 Pengembalian Kondisi SV 1 I.1 F-S
H DIVISI 8. FINISHING
1 Pembersihan pemukaan SV 1 I.2, I.3, I.4, I.5 F-S
2 Persiapan pembuatan marka jalan SV 1 I.6 F-F
Finish
3 Serah Terima PM
milestone
34

B. NETWORK PLANNING
35
36

Waktu
O Kegiatan Durasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

A DIVISI 1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Persiapan lahan, penyediaan alat dan bahan 2

2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 48

3 Mobilisasi 2

4 Pengeboran, termasuk SPT dan Laporan 1

5 Sondir termasuk Laporan 1

6 Pekerjaan Bowplank 2

7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2

B DIVISI 2. PEKERJAAN DRAINASE

1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 5

2 Pasangan Batu dengan Mortar 2

C DIVISI 3. PEKERJAAN PONDASI

1 Pemasangan Tiang Pancang 2

D DIVISI 4. PEKERJAAN TANAH

1 Galian Biasa 4

2 Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter 4

3 Galian Struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter 4

4 Galian Struktur dengan kedalaman 4 - 6 meter 4

5 Timbunan Pilihan 2

6 Penyiapan Badan Jalan 2

E DIVISI 5. DPT

1 Pemasangan Bowplank 2

2 Pekerjaan Batu Kali 2

3 Pekerjaan Pembersihan dan Pekerjaan Bowplank 2

F DIVISI 6. STRUKTUR

1 Penyediaan dan Pengangkutan alat dan bahan 1

2 Pemancangan Tiang Pancang Baja 2

3 Baja Tulangan U32 Ulir 2

4 Bekisting 1

5 Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa lantai jembatan ( K-350) 2

6 Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa ( K-300) 2

7 Beton mutu sedang, fc = 30 Mpa ( K-250) 2

8 Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa ( K-175) 2

9 Beton mutu rendah, fc = 30 Mpa = ( K-125) 2

10 Pemasangan Rangka Baja 1

H DIVISI 8. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU

1 Penyiapan alat dan bahan 2

2 Timbunan dan Pemadatan 2

3 Pengembalian Kondisi 1

I DIVISI 9. FINISHING

1 Marka Jalan termoplastik 1

2 Rambu Jalan tunggal dengan Permukaan Pemantul engineer grade 1

3 Patok Pengarah 1

4 Kerb Pracetak Jenis 1 1

5 Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal, Tipe merkuri 250 watt 1
37

C. Lintasan Kritis
Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan kritis. Jika dilihat
dari prosedur menghitung umur proyek, jalur kritis bisa juga diartikan
sebagai jalur yang memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dinilai
dari peristiwa awal hingga peristiwa akhir. Apabila kegiatan kritis
mengalami keterlambatan penyelesaian maka akan memperlambat
penyelesaian secara keseluruhan, meskipun kegiatan lain tidak mengalami
keterlambatan. Jalur kritis memiliki pengertian ES = LS baik peristiwa awal
maupun peristiwa akhir dari kegiatan.
Berdasarkan perhitungan Earliest Start (ES) dan Latest Start (LS)
diatas maka dapat dihitung Float (Slack) dari masing-masing kegiatan
untuk menentukan jalur kritisnya. Jadi nilai float atau waktu longgar harus
sama dengan 0 (nol).
Dari Gambar 6. dan barchart pada Gambar 7. dapat dilihat
bahwa seluruh kegiatan termauk ke dalam lintasan kritis karena nilai
float adalah 0.

D. Barchart
Barchart proyek adalah jenis grafik batang yang digunakan untuk
memonitoring proyek. Barchart memuat informasi mengenai tugas anggota
tim, jadwal, dan batas waktu pelaksanaan proyek. Barchart merupakan
bagan balok dengan panjang balok sebagai referentasi dari durasi setiap
kegiatan. Barchart digunakan pada proyek yang tidak terlalu rumit karena
kemudahan dalam membaca dan membuatnya. Barchart proyek juga
digunakan untuk menjadwalkan bahan, peralatan, dan tenaga kerja yang
dibutuhkan pada proyek.
38

Barchart

Anda mungkin juga menyukai