Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON


(RIGID PAVEMENT)

Di Susun Oleh:
Rahkmat Awaludin 112 001 023
Sandi Setia Budi 112 001 025

Kelas A

Desen Mata Kuliah:


Syamsul Bahri Bahar, S.T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Syamsul Bahri Bahar, S.T., M.T. Selaku
dosen pembimbing Matakuliah Perkerasan Jalan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari


kesempurnaan baik dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan
penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-


luasnya terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.

Baubau, 15 Juli 2022

Page | ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 1
C. Manfaat Penelitian....................................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
E. Batasan Masalah........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3


A. Pengertian Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) ........................................... 3
B. Jenis-Jenis Perkerasan Kaku ........................................................................ 3
C. Karakteristik Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) ....................................... 3
D. Parameter Dalam Desain Dan Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen ........ 4
E. Perbedaan Antara Perkerasan Kaku dengan Perkerasan Lentur ................... 4
F. Perkerasan Jalan Beton Secara Umum ......................................................... 5
G. Pekerjaan Tanah .......................................................................................... 6
H. Pekerjaan Perkerasan Berbutir .................................................................... 7
I. Pekerjaan Struktur ........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16


A. Kesimpulan ................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

Page | iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur............ 5


Gambar 2:Penghamparan Timbunan Tanah. ...................................................................... 6
Gambar 3:Memadatkan Timbunan Tanah .......................................................................... 7
Gambar 4:Pengupasan Tanah.............................................................................................. 7
Gambar 5:Material Diturunkan Dari Dum Truck. .............................................................. 7
Gambar 6:Penghamparan Agregat Base B.......................................................................... 8
Gambar 7:Proses Penyiraman Air. ...................................................................................... 8
Gambar 8:Memadatkan Agregat Base B. ........................................................................... 8
Gambar 9:Pemasangan Bekisting Lantai Kerja. ................................................................. 9
Gambar 10:Penghamparan Beton ....................................................................................... 9
Gambar 11:Perataan Permukaan Beton. ............................................................................. 9
Gambar 12:Contoh Potongan Baja Tulangan. .................................................................. 10
Gambar 13:Pemotongan Baja Tulangan. .......................................................................... 10
Gambar 14:Pembengkokkan Baja Tulangan..................................................................... 10
Gambar 15:Perakitan Baja Tulangan. ............................................................................... 11
Gambar 16:Skema Pelaksanaan Pekerjaan Jalan .............................................................. 11
Gambar 17:Memasang Bekisting. ..................................................................................... 12
Gambar 18:Memasang Plastik Tipis. ................................................................................ 12
Gambar 19:Pemasangan Baja Tulangan ........................................................................... 13
Gambar 20:Pekerjaan Pengecoran Rigid Pavement K -350. ............................................ 13
Gambar 21:Concrete Paver Finisher. ................................................................................ 13
Gambar 22:Pemadatan Menggunakan Concrete Vibratory. ............................................. 14
Gambar 23:Grooving Tekstur Permukaan. ....................................................................... 14
Gambar 24:Cutting Beton. ................................................................................................ 14
Gambar 25:Curring Beton dengan Penyiraman. ............................................................... 15
Gambar 26:Pemasangan Joint Sealant. ............................................................................. 15

Page | iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peruntukan prasarana jalan atau jalan raya adalah melayani lalu-lintas
kendaraan baik bermotor maupun tidak bermotor dengan beban lalu-lintas mulai
dari yang ringan sampai yang berat, tentunya ini tergantung pada hirarki fungsional
jalan tersebut yang berada baik di luar maupun di dalam kota.
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu
perkerasan lentur (flexible pavement) yang bahan pengikatnya adalah aspal dan
perkerasan kaku (rigid pavement) dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang
jalannya biasa juga disebut jalan beton. Jalan beton biasanya digunakan untuk ruas
jalan dengan hirarki fungsional arteri yang berada di kawasan baik luar maupun
dalam kota untuk melayani beban lalu-lintas yang
berat dan padat.
Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil
walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu
memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan
(tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula), maka sangatlah tepat
jika jalan beton digunakan pada ruas-ruas jalan yang sangat sibuk karena sesedikit
apapun, perbaikan jalan yang dilakukan akan mengundang kemacetan yang
tentunya akan berdampak sangat luas.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan pembangunan jalan beton
(rigid pavement).
2. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan pada setiap tahapan-
tahapan pelaksanaan pembangunan jalan beton (rigid pavement).

Page | 1
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang tahapan-tahapan pelaksanaan
pembangunan jalan beton (rigid pavement).
2. Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pembangunan jalan beton
(rigid pavement).

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka batasan masalah dalam
penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian perkerasan beton (rigid pavement).
2. Perbedaan antara perkerasan beton (rigid pavement) dengan perkerasan
lentur (flexible pavement).
3. Tahapan-tahapan dan hal-hal yang harusdiperhatikan selama pelaksanaan
pembangunan jalan beton (rigid pavement).

E. Batasan Masalah
Pada permasalahan ini yang dibahas adalah tentang bagaimana tahapan-
tahapan dalam pelaksanaan pembangunan jalan beton (rigid pavement) serta hal-
hal yang perlu diperhatikan selama pelaksanaan pembangunan jalan beton tersebut.

Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)


Perkerasan kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan dimana sebagai
lapisan atas digunakan pelat beton, yang terletak diatas pondasi atau langsung diatas
tanah dasar pondasi atau langsung diatas dasar (subgrade).

B. Jenis-Jenis Perkerasan Kaku


1. Perkerasan Beton Semen
Perkerasan beton semen adalah perkerasan kaku dengan betonsebagai
lapisan aus. Perkerasan beton semen ini ada 4 jenis yaitu :
a. Perkerasan beton semen dengan sambungan tanpa tulangan.
b. Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan.
c. Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan
tulangan.
d. Perkerasan beton semen pratekan.
2. Perkerasan Komposit
Perkerasan Komposit adalah perkerasan kaku dengan pelat beton sebagai
lapisan pondasi dan beton aspal (AC) sebagai lapis permukaan. Lapisan
permukaan beton ini diperhitungkan sebagai bagian yang memikul beban
lalu lintas.

C. Karakteristik Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)


Konstruksi Perkerasan kaku (rigid pavement) mempunyai beberapa
karakteristik yaitu sebagai berikut:

Page | 3
1. Memakai bahan pengikat semen portland (PC).
2. Sifat lapisan utama (plat beton) yaitu memikul sebagian besar beban lalu
lintas.
3. Pengaruhnya terhadap repitisi beban adalah timbulnya retak-retak pada
permukaan jalan.
4. Pengaruhnya terhadap penurunan tanah dasar yaitu, bersifat sebagai balok
diatas permukaan.

D. Parameter Dalam Desain Dan Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen


Parameter penting dalam desain dan pelaksanaan perkerasan beton semen
adalah kekuatan dari beton itu sendiri. Oleh karena itu dalam desain dan
pelaksanaan perkerasan beton semen harus menggunakan beton yang mempunyai
mutu tinggi. Ada beberapa alasan mengapa kita harus menggunakan beton
dengan mutu tinggi, diantaranya sebagai berikut :
1. Agar tahan aus terhadap roda lalu-lintas.
2. Agar lebih tahan terhadap pelapukan akibat cuaca.
3. Agar tidak memerlukan pemeliharaan yang terlalu sering.

E. Perbedaan Antara Perkerasan Kaku dengan Perkerasan Lentur


1. Distribusi pembebanan.
Perbedaan yang esensi antara kedua jenis perkerasan ini adalah bagaimana
distribusi beban disalurkan ke subgrade. Perkerasan kaku karena
mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada
daerah yang relatif luas pada subgrade, beton tersebut pada bagian utama
menanggung beban struktural. Perkerasan lentur dibuat dengan material
yang relatif kurang kaku, sehingga tidak menyebarkan beban sebaik pada
beton, sehingga memerlukan tebal yang lebih besar untuk meneruskan
beban ke subgrade.

Page | 4
Gambar 1: Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur.

2. Ketahanan Terhadap Pelapukan/Oksidasi.


3. Konstruksi semen relatif lebih sedikit mengandung bahan-bahan organik
4. dari pada aspal. Jadi perkerasan beton semen lebih tahan terhadap oksidasi
(penuaan/ageing) dari pada perkerasan aspal.
5. Kebutuhan Pemeliharaan.
6. Pemeliharaan perkerasan kaku lebih kecil/jarang dari pada perkerasan
fleksibel.

F. Perkerasan Jalan Beton Secara Umum


Perkerasan jalan beton semen portland atau lebih sering disebutperkerasan
kaku atau rigid pavement merupakan perkerasan yang menggunakan semen
sebagai bahan pengikat sehingga mempunyai tingkat kekakuan yang relatif
cukup tinggi. Perkerasan beton kaku memiliki modulus elastisitas yang tinggi,
sehingga dapat mendistribusikan beban terhadap bidangtanah yang cukup luas.
Bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan
diperoleh dari slab beton itu sendiri.
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan rigid pavement ini adalah sebagai
berikut :

Page | 5
1. Pekerjaan Tanah.
a. Timbunan Tanah Biasa.
b. Penyiapan Badan Jalan.
2. Pekerjaan Perkerasan Berbutir.
Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi Agregat Kelas B.
3. Pekerjaan Struktur.
a. Pekerjaan Lantai Kerja, misalnya dengan tebal 7 cm.
b. Pekerjaan Baja Tulangan.
c. Pekerjaan Rigid, misalnya beton K 350 dengan tebal 30 cm.

G. Pekerjaan Tanah
1. Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan timbunan adalah seperti berikut ini
:
a. Menurunkan tanah timbunan dari dump truck kemudian dihampardan
disebarkan diatas tanah dasar.

Gambar 2:Penghamparan Timbunan Tanah.

a. Setelah itu, menghampar tanah timbunan sesuai dengan ketinggian


yang ditentukan.
b. Kemudian memadatkan tanah yang telah dihampar dengan
menggunakan vibratory roller.

Page | 6
Gambar 3:Memadatkan Timbunan Tanah

2. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan


Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan penyiapan badan jalan adalah
sebagai berikut :
a. Pemotongan atau pengupasan tanah menggunakan motor grader.

Gambar 4:Pengupasan Tanah.

b. Memadatkan tanah menggunakan vibratory rolIer.

H. Pekerjaan Perkerasan Berbutir


Tahapan pelaksanaan pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah seperti
berikut ini :
1. Mengangkut material dari quary menuju ke lokasi dengan menggunakan
dump truck.
2. Mengeluarkan material dump truck untuk kemudian dihamparkan.

Gambar 5:Material Diturunkan Dari Dum Truck.

Page | 7
3. Penghamparan material Agregat Kelas B diatas lapisan subbase yang
sudah padat dan dengan kemiringan yang tepat menggunakan motorgrader
misalnya dengan ketinggian 25 cm dan lebar 8 m.

Gambar 6:Penghamparan Agregat Base B.

4. Selagi motor grader menghampar material, truk water tank membantu


melakukan proses penyiraman air pada material, untuk menyesuaikankadar
air dari material yang dihamparankan tersebut.

Gambar 7:Proses Penyiraman Air.

5. Vibratory roller memadatkan agregat kasar dengan cara mekanis yaitu


melintasi timbunan batu manual secara berulang-ulang, sehingga
didapatkan kepadatan yang diinginkan.

Gambar 8:Memadatkan Agregat Base B.

Page | 8
I. Pekerjaan Struktur
1. Pekerjaan Lantai Kerja
Contohnya lantai kerja dengan ketebalan 7 cm. Adapun tahapan
pelaksanaan pekerjaan lantai kerja ini adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan bekisting yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Gambar 9:Pemasangan Bekisting Lantai Kerja.

b. Penghamparan beton non struktural dengan tebal 7 cm dan lebar8 m.

Gambar 10:Penghamparan Beton

c. Perataan permukaan hamparan beton dengan menggunakan jidar atau


mistar.

Gambar 11:Perataan Permukaan Beton.

Page | 9
2. Pekerjaan Baja Tulangan
a. Pemotongan dan Pembengkokkan Baja Tulangan

Gambar 12:Contoh Potongan Baja Tulangan.

Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


1) Pemotongan baja tulangan sesuai dengan ukuran yang
direncanakan.

Gambar 13:Pemotongan Baja Tulangan.

2) Pembengkokkan seluruh baja tulangan denganmenggunakan mesin


pembengkok.

Gambar 14:Pembengkokkan Baja Tulangan.

b. Penempatan dan Pengikatan


Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1) Membersihkan tulangan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak serta
percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau

Page | 10
merusak pelekatan dengan beton.
2) Menempatkan tulangan akurat sesuai dengan gambar dan dengan
kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.
3) Mengikat batang tulangan agar kencang dengan menggunakan
kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap
tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.

Gambar 15:Perakitan Baja Tulangan.

3. Pekerjaan Rigid Pavement K-350 Tebal 30 cm


Secara sederhana, alur pekerjaan perkerasan beton K-350 adalahsebagai
berikut :

Gambar 16:Skema Pelaksanaan Pekerjaan Jalan

Page | 11
Setelah pekerjaan lean concrete (beton lantai kerja) selesai dilaksanakan dan
beton telah mencapai umur yang disyaratan, maka pekerjaan perkerasan
beton K-350 dapat segera dilaksanakan.
Tahapan pekerjaan perkerasan jalan dengan beton (rigid pavement) adalah
sebagai berikut :
a. Memasang bekisting acuan diatas beton lantai kerja (lean concrete).

Gambar 17:Memasang Bekisting.

b. Setelah bekisting terpasang dilanjutkan dengan memasang bond breaker


berupa plastik tipis.

Gambar 18:Memasang Plastik Tipis.

Page | 12
Plastik dipasang di atas permukaan beton lean concrete secara
tumpang tindih tidak kurang 10 cm ke arah lebar dan 30 cm pada arah
memanjang.
c. Mempersiapkan tulangan dowel dan tie bar ujung dirapikan, pengikatan
tulangan sambungan dengan batang pemegang harus lepas tidak fix atau
tidak dilas.
d. Pemasangan dowel dan tie bar harus rapi, tepat lokasi, tidak overlap.
Pada dowel, setengah panjang harus dicat aspal atau dibungkus plastik
agar loose (tidak lekat) dari beton sehingga slidingnya baik.

Gambar 19:Pemasangan Baja Tulangan

e. Menuangkan cor beton K -350 pada lahan yang tersedia.

Gambar 20:Pekerjaan Pengecoran Rigid Pavement K -350.

f. Menghampar cor beton menggunakan concrete paver finisher.

Gambar 21:Concrete Paver Finisher.

Page | 13
g. Pemadatan beton dengan concrete vibratory.

Gambar 22:Pemadatan Menggunakan Concrete Vibratory.

h. Finishing rigid pavement.


1) Grooving/brushing tekstur permukaan agar permukaan jalan
tidak licin.

Gambar 23:Grooving Tekstur Permukaan.

2) Melaksanakan cutting beton sebelum retak awal muncul pada


permukaan jalan yaitu pada sekitar jam ke 4 s/d ke 24 dan
disarankan pada jam ke 18.

Gambar 24:Cutting Beton.

Page | 14
i. Perawatan Beton
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari
permukaan atau setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka
seluruh permukaan beton harus segera ditutup dan dipelihara, perawatan
dilakukan selama 7 hari atau waktu yang lebih pendek apabila 70 %
kekuatan tekan atau lentur telah tercapai lebih awal. Permukaan beton
harus seluruhnya ditutup dengan lembar terpal/pelindung, sebelum
ditutup lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus
diletakkan menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak
boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras untuk
mencegah pelekatan.

Gambar 25:Curring Beton dengan Penyiraman.

j. Pekerjaan Joint Sealant.


Bagian atas sambungan muai dan sambungan yang digergaji harus
ditutup dengan bahan penutup yang memenuhi persyaratan spesifikasi
sebelum lalu lintas diijinkan melewati perkerasan.

Gambar 26:Pemasangan Joint Sealant.

k. Membongkar bekisting acuan 8 jam setelah penghamparan beton.

Page | 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkerasan kaku (rigid pavement) adalah suatu susunan konstruksi perkerasan
dimana sebagai lapisan atas digunakan pelat beton, yang terletak diatas pondasi atau
langsung diatas tanah dasar pondasi atau langsung diatas dasar (subgrade).
Secara umum jenis perkerasan kaku ada 2 yaitu :
1. Perkerasan beton semen.
2. Perkerasan komposit.
Secara garis besar tahapan pelaksanaan pekerjaan rigid pavement ini adalah
sebagai berikut :
a. Pekerjaan tanah.
b. Pekerjaan perkerasan berbutir.
c. Pekerjaan struktur.

Page | 16
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. (2002). Pelaksanaan Perkerasan Jalan


Beton semen (edisi final). Jakarta: PU Permukiman dan Prasarana.
Suryawan, Ari. (2009). Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (cetakan
kedua). Yogyakarta: Beta Offset.
Departemen Pekerjaan Umum. (2003). Pelaksanaan Perkerasan jalan
Beton semen Berdasarkan SNI PD T 14-2003. Jakarta: PU Permukiman dan
Prasarana.

Page | 17

Anda mungkin juga menyukai