Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERKERASAN JALAN RAYA

Oleh:
Mohamad Alfandi Hippy
301210011

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS GORONTALO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah
tentang “Perkerasan Jalan”.
Kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk
Ibu Diyanti selaku dosen mata kuliah Teknik Sipil Universitas Gunadarma yang
telah menyerahkan kepercayaannya kepada saya guna menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya
makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan tentang perkerasan jalan.
Saya sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat saya revisi dan saya tulis di
masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi saya menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3. Tujuan Penlitian .................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1. Definisi Perkerasan Jalan ...................................................... 3
2.2. Jenis-jenis Perkerasan Jalan ................................................... 4 2.2.1.
Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur
(Flexible Pavement) ................................................. 4
2.2.2. Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku
(Rigid Pavement) ..................................................... 7
2.3. Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan .................................. 8
2.4. Jenis Pemeliharaan Jalan ....................................................... 9
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan ........................................................................... 11
3.2. Saran ..................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi
kebutuhan hidup masyarakat, kerusakan jalan dapat berdampak pada
kondisi sosial dan ekonomi terutama padasarana transportasi darat.
Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan
permukaan jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting),
retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang
menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak
diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi
memberikan pelayanan kepada sarana transportasi dimana diharapkan
selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Maka dari
itu sudah kewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab
kerusakan dan cara pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan
yang aman, nyaman dan memberikan manfaat yang signifikan bagi
kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan
menjadi salah satu faktor menjadikannya peningkatan kehidupan
masyarakat dari beberapa aspek – aspek kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama
ini, dalam pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan
lebih mendetail dan teliti baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri
maupun pelaksanaan tentunya. Kita sebagai pengguna jalan pastinya
menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih, dan
lainlain. Maka dari itu kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus
ditanggulangi dan diperbaiki.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan ini terdapat permasalahan penting, yaitu:
1. Apa sajakah jenis-jenis perkerasan jalan?
2. Apa sajakah penyebab dari kerusakan jalan tersebut?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan dan pemeliharaan
kerusakan jalan yang terjadi pada perkerasan jalan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah ini, yaitu:
1. Untuk menjelaskan jenis-jenis perkerasan jalan yang terjadi.
2. Untuk mengetahui penyebab kerusakan jalan.
3. Untuk mengetahui penanganan dan pemeliharaan kerusakan
pada perkerasan jalan.

2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perkerasan Jalan


Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan
pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat
yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah ataupun bahan
lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah
liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi
sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu
lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan
barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang
disitu. Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya,
akan memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis
kendaraan penumpang akan memberikan pula sejumlah variasi. Dan
hal itu harus didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan
jalan raya ini akan menentukan kelas jalan yang bersangkutan,
misalnya jalan kelas 1 akan menerima beban besar dibanding jalan
kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda.
Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan
lapisan permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin
keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang cukup lama, dan yang
memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai cuaca.
Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut
tergantung dari imbangan antara tingkat kebutuhan lalu lintas,
keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah
dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas
dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat
baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri. Berdasarkan bahan
pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan
atas beberapa jenis antara lain:

3
a. Konstruksi perkerasan lentur
(Flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat mana lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah
dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku
(Rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikat dimana pelat beton
dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan
atau tanpa lapis pondasi bawah sehingga beban lalu lintas
sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit.
(Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan
dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas
perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

2.2 Jenis-jenis perkerasan jalan


Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis
lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut:
• Lapisan tanah dasar (subgrade)
• Lapisan pondasi bawah (subbase course)
• Lapisan pondasi atas (base course)
• Lapisan permukaan/penutup (surface course)
2.2.1. Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur (Flexible Pavement)
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima
beban lau-lintas dan menyebarkannya kelapisan di bawahnya
terus ke tanah dasar.
1) Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi
sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan

4
mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya.
Menurut Spesifikasi, tanahdasar adalah lapisan paling atas
dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang
mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu
yang berkenaan dengan kepadatan dan dayadukungnya
(CBR)
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang
dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan
yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
distabilisasi dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli,
maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
• Lapisan tanah dasar, tanah galian.
• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
• Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan
sangat tergantung dari sifat-sifat dan dayadukung tanah
dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar
adalah sebagai berikut :
• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat
beban lalu lintas.
• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat
perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya
perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasiyang berdekatan
atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan
yang kurang baik.
2) Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang
terletak di atas lapisan tanah dasar dan dibawah lapis
pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

5
• Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan
beban roda ke tanah dasar.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di
pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari
tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-
roda alat berat (akibat lemahnya dayadukung tanah
dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh
cuaca terutama hujan
3) Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang
terletak di antara lapis pondasi bawah danlapis
permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkan beban kelapisan di
bawahnya.
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat
dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan
bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak
angkut bahan ke lapangan.
4) Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan
langsung dengan beban roda kendaraan.Lapisan
permukaan ini berfungsi sebagai :

6
• Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda
kendaraan.
• Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem
kendaraan (lapisaus).
• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya
tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan
lapisan tersebut.
• Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah,
sehingga dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya.
Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis
penutup / lapis aus (wearing course) di ataslapis
permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai
lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk
mencegah masuknya air dan untuk memberikan
kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.

2.2.2. Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid Pavement)


Perkerasan jalan beton semen atau secara umum
disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen
sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak
ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku,
plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena
dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton di atasnya
yang berfungsi sebagai lapis permukaan. Perkerasan beton
yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup
luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana
kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah,

7
lapis pondasi dan lapis permukaan. Karena yang paling penting
adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung
beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam
perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan
beton itu sendiri.
Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi
hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural
perkerasannya. Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah
plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain
untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap
sistem drainase, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi
pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja
(working platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih
spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
• Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen
• Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada
plat beton
• Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama
masa kostruksi
• Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya
butirbutiran halus tanah bersama air padadaerah
sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan,
akibat lendutan atau gerakanvertikal plat beton karena
beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di
bawah pelat. Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku
dibandingkan dengan perkerasan lentur yang sudah lama
dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan
keuntungan dan kerugiannya.

8
2.3 Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan
Kerusakan pada konstruksi perkerasan lentur dapat disebabkan
oleh:
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi

beban.
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang

tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.


3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan
oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh

sistem pengolahan bahan yang tidak baik.


4. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah
hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu

penyebab kerusakan jalan.


5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan
oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga

disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.

6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.


Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak
disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan
gabungan penyebab yang saling berkaitan. Sebagai contoh, retak
pinggir, pada awalnya dapat diakibatkan oleh tidak baiknya
sokongan dari samping. Dengan terjadinya retak pinggir,
memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang
melemahkan ikatan antara aspal dengan agregat, hal ini dapat
menimbulkan lubang-lubang di samping dan melemahkan daya

dukung lapisan di bawahnya.

9
2.4 Jenis Pemeliharaan Jalan
Pemeliharaan jalan adalah penanganan jalan yang meliputi
perawatan, rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis
pemeliharaan jalan ditinjau dari waktu pelaksanaannya adalah :
1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya pada
lapis permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas
berkendara (Riding Quality), tanpa meningkatkan kekuatan
struktural, dan dilakukan sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan
terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus
sepanjang tahun) dan sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki
pelayanan jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau
geometriknya guna mencapai tingkat pelayanan yang
direncanakan.

10
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan
bahwa terdapat dua jenis perkerasan jalan, yaitu perkerasan jalan
lentur dan perkerasan jalan kaku.
Tanpa pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai,
baik rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan kerusakan
yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat
kehilangan fungsinya baik perkerasan jalan lentur maupun
perkerasan jalan kaku. Tetapi sekali jalan itu mulai rusak dan
dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan, maka kerusakan yang lebih
parah akan berlangsung sangat cepat. Adapun penyebab-penyebab
kerusakan perkerasan jalan bisa di simpulkan pula sebagai berikut :
a. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi

beban.
b. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang

tidak baik dan naiknya air akibat kapilaritas.


c. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan
oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh

sistem pengolahan bahan yang tidak baik.

11
d. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah
hujan umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu

penyebab kerusakan jalan.


e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan
oleh system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga
disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang kurang

bagus.

f. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.


Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan
dapat dilakukan penanganan jalan yang meliputi perawatan,
rehabilitasi, penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis
pemeliharaan jalan ditinjau dari waktu pelaksanaannya adalah :
1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan
hanya pada lapis permukaan yang sifatnya untuk
meningkatkan kualitas berkendara (Riding Quality), tanpa
meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan
sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang
dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu tertentu
(tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya
meningkatkan kekuatan struktural.
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna
memperbaiki pelayanan jalan yang berupa peningkatan
struktural dan atau geometriknya guna mencapai tingkat
pelayanan yang direncanakan.

3.2 Saran
a. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka
rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih
akurat dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.

12
b. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih
parah, maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada
bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak menimbulkan
kerusakan yang lebih parah.
c. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.
d. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas
atau instansi terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

Perkerasan Jalan , Universitas Sumatera Utara, 10 Nov. 18


<http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25672/Chapter%20
II.pdf;jsessionid=BCFE836A819C5D488E89B2DBFA8E4FBA?sequence= 3>
Makalah perkerasan jalan, Catatan Nduwir, 10 Nov. 18
<http://coretannduwir.blogspot.com/2016/05/makalah-
perkerasanjalan.html>
Cahyono, 3 Mei 2013, Perkerasan Jalan, Keteknik-Sipilan, 10 Nov.18
<http://keteknik-sipilan.blogspot.com/2011/05/perkerasan-jalan.html>
Sandra Jhonson, Perkerasan Jalan , Darawa19, 10
Nov. 18 < http://darawa19.blogspot.com/2015/11/tugas-
makalah-perkerasanjalan.html>

13

Anda mungkin juga menyukai