MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perancangan Perkerasan Jalan pada Semester Genap (VI)
Disusun oleh:
Wandi Awaludin / 7011180044 / Sipil I-B
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan perjuangan penyusun, sehingga dapat menyelesaikan makalah
Kontruksi Lapisan Perkerasan Jalan Dan Macam Macamnya tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Perancangan Perkerasan Jalan tahun pelajaran 2020/2021.
Dalam pembuatan makalah ini, penyusun menyadari pembuatan makalah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Asep Kurnia Ajie,ST.,MT. selaku dosen mata kuliah Perancangan Perkerasan
Jalan;
2. Kedua orang tua yang telah membantu dalam pembuatan makalah Lapisan
Perkerasan Pada Jalan;
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
terutama para pembaca.
Mudah-mudahan makalah Kontruksi Lapisan Perkerasan Jalan Dan Macam
Macamnya ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB 1...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................................3
Landasan Teori..................................................................................................................................3
2.1 Struktur Perkerasan Jalan...............................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Struktur perkerasan jalan..................................................................................4
2.2.1. Konstruksi Perkerasan Jalan Lentur (Flexible Pavement).............................................4
2.2.2. Konstruksi Perkerasan Jalan Kaku (Rigid Pavement)...................................................7
2.2.3. Lapisan Perkerasan Jalan Komposit (COMPOSITE PAVEMENT)............................10
2.3 Fungsi perkerasan jalan....................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan
tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi dimana diharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang
berarti. Maka dari itu sudah kewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab
kerusakan dan cara pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang aman, nyaman
dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan
hidup masyarakat luas dan menjadi salah satu faktor menjadikannya peningkatan
kehidupan masyarakat dari beberapa aspek–aspek kehidupan.
Jika dikaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam
pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan teliti
baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri maupun pelaksanaan tentunya. Kita sebagai
pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih,
dan lain- lain. Maka dari itu kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus ditanggulangi
dan diperbaiki.
Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan
permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk
masa hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-
kecilnya dalam berbagai cuaca. Dalam makalah ini, penyusun mencoba mengkaji
Lapisan Perkerasan Pada Jalan.
2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini terdapat permasalahan penting, yaitu:
1. Apa sajakah jenis-jenis perkerasan jalan?
2. Apa sajakah penyebab dari kerusakan jalan tersebut?
3. Bagaimanakah alternatif penanganan dan pemeliharaan kerusakan jalan yang
terjadi pada perkerasan jalan?
1
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah ini, yaitu:
1. Untuk menjelaskan jenis-jenis perkerasan jalan yang terjadi.
2. Untuk mengetahui penyebab kerusakan jalan.
3. Untuk mengetahui penanganan dan pemeliharaan kerusakan pada perkerasan
jalan.
.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Struktur Perkerasan Jalan
Struktur perkerasan jalan berkembang dengan pesat pada zaman keemasan
Romawi. Pada saat itu telah mulai dibangun jalan - jalan yang terdiri dari beberapa
lapis perkerasan. Perkembangan struktur perkerasan jalan seakan berhenti dengan
mundurnya kekuasaan Romawi sampai awal abad ke-18. Pada saat itu beberapa ahli
dari Perancis, Skotlandia menemukan sistem - sistem struktur perkerasan jalan yang
sebagian sampai saat ini masih umum digunakan di Indonesia maupun di negara -
negara lain di dunia.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan
pecah atau batu belah ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal,
semen ataupun tanah liat. Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat
memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu
lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa jasa angkutan barang berupa
seluruh komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu.
Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya, akan
memberikan variasi beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan penumpang
akan memberikan pula sejumlah variasi. Dan hal itu harus didukung oleh perkerasan
jalan, daya dukung perkerasan jalan raya ini akan menentukan kelas jalan yang
bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan menerima beban besar dibanding jalan
kelas 2, maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah jelas berbeda.
Perkerasan jdan dengan menggunakan aspd sebagai bahan pengikat telah
ditemukan pertama kali di Babylon pada 625 tahun sebelum Masehi. tetapi
perkerasan ini tidak berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin
oleh Gottlieb Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880. Mulai tahun 1920 sampai
sekarang teknologi stniktur perkerasan dengan menggunakan aspal sebagai bahan
pengikat maju pesat.
Struktur perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah
ditemukan pada tahun 1828 di London, tetapi sama halnya dengan perkerasan
3
menggunakan aspal, perkerasan ini mulai berkembang pesat awd tahun 1900- an.
(sumber : Perkerasan Lentur Jalan Raya, Silvia Sukirman, Penerbit Nova, 1992).
2.2 Jenis-Jenis Struktur Perkerasan Jalan
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan
perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut:
Lapisan tanah dasar (subgrade)
Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan permukaan/penutup (surface course)
2.2.1. Struktur Perkerasan Jalan Lentur (Flexible Pavement)
1. Pengertian Struktur Perkerasan Lentur
5
Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca
terutama hujan
3) Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak
di antara lapis pondasi bawah danlapis permukaan.Lapisan pondasi
atas ini berfungsi sebagai :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban
roda dan menyebarkan beban kelapisan di bawahnya.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat
dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Dalam
penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa
hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan
dan jarak angkut bahan ke lapangan.
4) Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan
langsung dengan beban roda kendaraan.Lapisan permukaan ini
berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda
kendaraan.
Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem
kendaraan (lapisaus).
Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak
meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan
tersebut.
Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah,
sehingga dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya. Apabila
dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearing course) di ataslapis permukaan tersebut. Fungsi
lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis
permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk
memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan.
6
Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu
lintas.
7
Bagian perkerasan yang paling atas dan langsung menerima
beban lalu-lintas serta mendistribusikan beban yang diterimanya
ke lapisan perkerasan dibawahnya. Pelat beton didalam
perkerasan beton semen merupakan lapisan permukaan dan
termasuk bagian yang memegang peranan utama dalam struktur
perkerasan.
Lapis pondasi atas/Subbase coarse
Bagian perkerasan yang terletak antara lapisan
permukaan dengan lapis pondasi bawah, bila tidak ada lapis
pondasi bawah, maka lapis pondasi atas (base) adalah bagian
yang terletak antara lapis permukaan dengan tanah dasar (sub
grade).
Lapisan tanah dasar (Subgrade)
Pada perkerasan kaku (Rigid pavement)/jalan beton sebenarnya
daya dukung tanah dasar tidak begitu berperan terhadap kekuatan
struktur perkerasan. Hal ini disebabkan kekakuan maupun
modulus elastisitas dari pelat beton yang relative tinggi, sehingga
penyebaran beban relative cukup luas.
8
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan
perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan
lapis permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui
kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling
diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah
kekuatan beton itu sendiri.
Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi
hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping,
kendali terhadap sistem drainase, kendali terhadap kembang-susut yang
terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working
platform) untuk pekerjaan konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari
lapis pondasi bawah adalah :
Menyediakan lapisan yang seragam stabil dan permanen
Mengurangi kemungkinan terjadinya retak–retak pada plat beton
Menyediakan lantai kerja bagi alat –alat berat selama masa
kostruksi
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir- butiran
halus tanah bersama air padadaerah sambungan, retakan atau pada
bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakanvertikal plat
beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas
terakumulasi di bawah pelat. Pemilihan penggunaan jenis
perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur yang
sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan
berdasarkan keuntungan dan kerugiannya.
4. Jenis – Jenis Perkerasan Kaku
1. Beton tanpa tulangan (URC, Unreinforced Concrete).
Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa
tulangan untuk kendali retak.
9
2. Beton bertulang dan sambungan (JRC, Jointed Reinforced
Concrete)
Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan
tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan
wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap
adanya tulangan dowel.
3. Pelat beton menerus dan bertulang (CRP, Concrete Pavement)
Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan).
Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi
yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan
banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan
beton bertulang menerus
10
kaku ataupun perkerasan kaku berada di atas perkerasan lentur Sukirman,
2010.
Perbedaan struktur perkerasan komposit dengan struktur
perkerasan kaku adalah terletak pada lapisan permukaannya. Pada
struktur perkerasan komposit, lapisan atas berupa lapisan beraspal
sedangkan pada struktur perkerasan kaku berupa beton semen.
Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang
lebih baik bagi pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan
beton semen sebagai lapis permukaan tanpa aspal.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
terdapat dua jenis perkerasan jalan, yaitu perkerasan jalan lentur dan
perkerasan jalan kaku.
Tanpa pemeliharaan dan perbaikan jalan secara memadai, baik rutin
maupun berkala, akan dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada
jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya baik perkerasan
jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku. Tetapi sekali jalan itu mulai rusak
dan dibiarkan begitu saja tanpa perbaikan, maka kerusakan yang lebih parah
akan berlangsung sangat cepat. Adapun penyebab-penyebab kerusakan
perkerasan jalan bisa di simpulkan pula sebagai berikut :
a. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban.
b. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak
baik dan naiknya air akibat kapilaritas.
c. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat
material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan
bahan yang tidak baik.
d. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan
jalan.
e. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh
system pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh
sifat tanah dasarnya yang memang kurang bagus.
f. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perkerasan jalan dapat
dilakukan penanganan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi,
penunjangan, dan peningkatan. Adapun jenis pemeliharaan jalan ditinjau dari
waktu pelaksanaannya adalah :
1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang diberikan hanya pada lapis
permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendara (Riding
12
Quality), tanpa meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan
sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap
jalan pada waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan
sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.
3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan guna memperbaiki pelayanan
jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya guna
mencapai tingkat pelayanan yang direncanakan.
3.2 Saran
a. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka
rancangan pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih akurat
dengan melibatkan sejumlah instansi terkait.
b. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah,
maka perlu segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang
rusak, sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
c. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.
d. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas atau
instansi terkait agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.
13
DAFTAR PUSTAKA
14