Di susun oleh :
Stefanny Vira Anggrainy 41119010096
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2020/2021
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah ini
dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.Tujuan membuat makalah ini adalah agar lebih
memahami dan mengerti tentang sejarah pelaksanaan jalan dari jaman dahulu hingga kini. Dalam
makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan kesalahannya, maka untuk itu saya harapkan
kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dalam
pembuatan Makalah ini saya sangat berterima kasih kepada Ibu Dr. Nunung Widyaningsih,
PG.Dipl.Eng selaku dosen dalam pengajaran perencanaan pengerasan jalan, dimana telah
banyak memberikan bimbingan serta teori dalam mengenai perkerasan jalan sehingga saya dapat
dengan mudah memahami dan melaksanakan pekerjaan di lapangan.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua
orang tua saya dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada saya dalam
menjalani suka dan duka dalam perkuliahan, khususnya pada waktu pembelajaran ini. Begitu
juga dengan semua teman-teman seperjuangan yang tidak pernah bosan-bosannya memberikan
dukungan dan bantuan sehingga semuanya dapat berjalan dengan lancar. Demikian Makalah ini
saya buat agar dapat membarikan manfaat untuk kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar isi ...................................................................................................................................
BAB I . Pendahuluan ...............................................................................................................
1.1. Latar belakang………………………………………………………………….
1.2. Tujuan ……………………………………………………………………………
1.3. Rumusan Masalah………………………………………………….....................
BAB II .Dasar Teori ................................................................................................................
2.1. Sejarah Perencanaan dan Teknologi perkerasan Jalan……….…………...….
BAB III .Pembahasan ...............................................................................................................
3.1. sejarah perencanaan dan Teknologi perkeraan jalan di Indonesia …..….
Daftar Pustaka..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala area bagian darat termasuk
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Jalan juga mempunyai
dampak pada kontruksinya .
Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa
lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta
gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan
prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan
teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan tidak
terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di masa mendatang agar
tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan lapis konstruksi
tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu
menyalurkan beban lalu lintas diatasnya ke tanah dasar secara aman.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar
dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan
selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti.
Maka dari itu sudah kewaiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan
cara pemeliharaan jalan tersebut.agar tercipta jalan yang aman ,nyaman dan memberikan
manfaat yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan
menjadi salah satu faktor adanya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek –aspek
kehidupan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dan
memahami tentang sejarah perencanaan dan perkerasan jalan yang ada dari jaman dahulu hingga
kini.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan
pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar
yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis
permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan
Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad
XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah ditemukan
pertama kali di Babylon pada 625 tahun sebelum Masehi, tetapi perkerasan jenis ini tidak
berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh Gottlieb Daimler dan Karl
Benz pada tahun 1880. Mulaitahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan
dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat maju pesat.
Jalur Jalan Raya Pos (De Groote Postweg) saat dibangun pada tahun 1809.
Pada awal abad ke-20 saat kendaraan bermotor mulai banyak dimiliki masyarakat, timbul
pemikiran untuk membangun jalan raya yang lebih menyamankan dan aman. Kendaraan dengan
mesin yang dapat melaju lebih kencang memberikan guncangan yang lebih keras dan ini sangat
tidak nyaman bagi para pengendara saat berjalan pada jalan raya yang ada, hal ini yang
kemudian melahirkan metode perkerasan baru. Di Barat, konstruksi jalan raya telah dikaji secara
mendalam dimana mereka mulai memperhatikan seperti:
1) perhitungan tebal perkerasan;
2) konstruksi perkerasan dan lapisan penutup;
3) perencanaan geometris.
Teknologi ini segera menyebar ke seluruh dunia bersamaan dengan penjajahan maupun
kolonialisme yang terjadi di sebagian besar wilayah dunia, termasuk Indonesia di bawah
penjajahan Belanda. Bentuk konstruksi perkerasan jalan raya yang lazim bahkan hingga saat ini
adalah seperti gambar di bawah ini
Keterangan:
A : Lapisan Penutup/Aspalan
A1 : Lapisan Penutup (Surface)
A2 : Lapisan Pengikat (Binder)
B : Perkerasan
B1 : Perkerasan Atas (Base)
B2 : Perkerasan Bawah (Sub-Base)
C : Tanah Dasar (Sub-Grade)
Konstruksi perkerasan berlapis-lapis seperti ini dikenal dengan konstruksi sandwich atau kue
lapis, merupakan suatu konstruksi plaat elastis yang terletak pada suatu landasan yang elastis
pula (tanah dasar). Konstruksi seperti ini termasuk sistem konstruksi statis tak tentu A1 A2 B1
B2 C Sejarah Perkembangan Jalan Raya di Indonesia 6 (statisch onbepaald) bertingkat banyak.
Perkembangan Metode Perkerasan Jalan Raya di Indonesia
perkembangan cara perhitungan tebal konstruksi perkerasan di Indonesia dapat dibagi dalam tiga
tahap, yaitu
Tahap ke-1 : menitik beratkan kepada pengalaman-pengalaman di lapangan, sehingga
rumus/perhitungan yang diperoleh adalah rumus-rumus empiris;
Tahap ke-2 : menitik beratkan kepada teori dan analisis meski hanya merupakan teori
pendekatan yang dilengkapi dengan pengalaman; rumus yang diperoleh adalah rumus-rumus
teoretis yang dilengkapi dengan koefisien-koefisien hasil pengalaman untuk keperluan praktik
disertai pula dengan grafik atau nomogram; Sejarah Perkembangan Jalan Raya di Indonesia 7
Tahap ke-3 : mengembangkan rumus-rumus teoretis tersebut di atas dengan percobaan yang
intensif di laboratorium sehingga menghasilkan rumus/persamaan analitis yang dilengkapi
dengan rumus empiris laboratorium.
Pada tahun 1980-an diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal emulsi dan butas, tetapi
dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan dalam hal variasi kadar
aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun 1990 dengan teknologi beton mastik.
Perkembangan konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal panas (hot mix) mulai
berkembang di Indonesia pada tahun 1975, kemudian disusul dengan jenis yang lain seperti aspal
beton (asphalt concrete/AC) dan lain-lain. Teknik-teknik tersebut kebanyakan hanya
mengembangkan jenis lapisan penutup tempat dimana muatan/beban langsung bersinggungan.
Perkembangan dan inovasi tersebut dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan sekaligus diharapkan dapat mereduksi biaya pembuatan maupun perawatan
(maintenance).
Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada
tahun 1828 di London tetapi konstruksi perkerasan ini baru mulai berkembang pada awal 1900-
an. Konstruksi perkerasan menggunakan semen atau concrete pavement mulai dipergunakan di
Indonesia secara besar-besaran pada awal tahun 1970 yaitu pada pembangunan Jalan Tol Prof.
Sediyatmo. Metode ini selain menghasilkan jalan yang relatif tahan terhadap air musuh utama
aspal juga dapat dikerjakan dalam waktu yang cukup singkat. Secara umum perkembangan
konstruksi perkerasan di Indonesia mulai berkembang pesat sejak tahun 1970 dimana mulai
diperkenalkannya pembangunan perkerasan jalan sesuai dengan fungsinya. Sementara
perencanaan geometrik jalan seperti sekarang ini baru dikenal sekitar pertengahan tahun 1960
dan baru berkembang dengan cukup pesat sejak tahun 1980.
3.1.2. Jenis –jenis kontruksi perkerasan jalan.
Secara garis besar kontruksi perkerasan jalan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kontruksi Perkerasan lentur ( Flexible Pavement)
Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) merupakan jenis perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Dan lapisan-lapisan perkerasan nya bersifat
memikul dan menyebarkan beban lalu lintas dari atas ke tanah dasar.
Dalam perkembangannya pada abad ke-21 ini, jalan tidak hanya dipandang sebagai
prasarana distribusi dan komunikasi. Jalan memiliki andil yang sangat besar dalam
mengantarkan manusia ke keadaan yang kita sebut era modern ini.
Studi khusus mengenai jalan berikut perlindungannya diatur dalam peraturan-peraturan
maupun perundang-undangan resmi pemerintahan sehingga dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Jalan-jalan yang ada, tentu saja tidak memiliki fungsi dan spesifikasi yang sama antara
jalan yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing memiliki fungsi dan spesifikasi tersendiri.
Tiap jalan diklasifikasi menurut ketentuan klasifikasi tertentu.
Kelas jalan berdasarkan peruntukannya:
Pengelompokan ini dapat diklasifikasi ke dalam dua sistem, yaitu
1. Jalan Umum: jalan yang dapat digunakan oleh publik
2. Jalan Khusus: jalan yang hanya dapat digunakan oleh pihak dengan kriteria tertentu sesuai
dengan yang ditetapkan oleh pemilik jalan tersebut.
Selanjutnya, jalan umum sendiri masih dapat diklasifikasikan ke dalam empat kriteria
berikut seperti tersebut dalam tabel di atas.
Catatan: *Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan (MST) kelas III dapat ditetapkan lebih rendah dari 8 ton (ps
19 ayat (3) RUU LL & AJ.
.
3.1.4. Kelas jalan menurut status dan spesifikasinya berdasarkan penyediaan prasana jalan.
Klasifikasi ini dapat dikelompokkan ke dalam lima jalan, yaitu Jalan Nasional, Jalan Provinsi,
Jalan Kabupaten, Jalan Kota, dan Jalan Desa.
1. Jalan Nasional: Jalan arteri dan jalan kolektor yang ada dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar-ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2. Jalan Provinsi: Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi.
3. Jalan Kabupaten: Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk Jalan
Nasional maupun Jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar-ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten,
dan jalan strategis kabupaten.
4. Jalan Kota: Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat
pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar-
persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan Desa: Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau antar permukiman di dalam
desa, serta jalan lingkungan.
Bab IV
Penutup
4.1. kesimpulan
kesimpulan dari makalah sejarah perencanaan dan perkerasan teknologi jalan adalah
pembuatan jalan dari jaman dahulu sangatlah penting karena dapat membantu masyarakat
terutama dalam perjalanan jauh yang dibutuhkan waktu agar dapat mempersingkat waktu
perjalanan tersebut,Baik ke dalam maupun luar kota. Serta dapat memahami bagaimana cara
pembuatan jalan yang baik dan benar agar transportasi maupun jalan itu sendiri dapat bertahan
lama.
4.2. Saran
Maka dari itu sudah kewaiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan
cara pemeliharaan jalan tersebut.agar tercipta jalanyang aman ,nyaman dan memberikan manfaat
yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi
salah satu faktor adanya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek-aspek
kehidupan.
Daftar Pustaka
https://tanimart.wordpress.com/infrastructures/jalan-definisi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan
https://www.masharist.com/2020/05/jenis-konstruksi-dan-macam-macam-Perkerasan-jalan.html
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-perkerasan-jalan-raya.html
https://www.scribd.com/doc/27044289/Sejarah-Perkembangan-Jalan-Raya-di-Indonesia-dan-
Jalan-Raya-Pos
https://dokumen.tips/documents/perkembangan-teknologi-jalan-raya-modern-kumpul-hari-
rabu.html
http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-perkerasan.html
https://dokumen.tips/documents/1-sejarah-perkerasan-jalan.html
http://eprints.umm.ac.id/36942/3/jiptummpp-gdl-ayuandila2-51006-3-bab2.pdf