Anda di halaman 1dari 19

Sejarah Perencanaan Dan Perkerasan Teknologi Jalan

Tugas I Perencanaan Perkerasan Jalan

Di susun oleh :
Stefanny Vira Anggrainy 41119010096

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2020/2021
Kata Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah ini
dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.Tujuan membuat makalah ini adalah agar lebih
memahami dan mengerti tentang sejarah pelaksanaan jalan dari jaman dahulu hingga kini. Dalam
makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan kesalahannya, maka untuk itu saya harapkan
kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dalam
pembuatan Makalah ini saya sangat berterima kasih kepada Ibu Dr. Nunung Widyaningsih,
PG.Dipl.Eng selaku dosen dalam pengajaran perencanaan pengerasan jalan, dimana telah
banyak memberikan bimbingan serta teori dalam mengenai perkerasan jalan sehingga saya dapat
dengan mudah memahami dan melaksanakan pekerjaan di lapangan.

Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua
orang tua saya dan keluarga yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepada saya dalam
menjalani suka dan duka dalam perkuliahan, khususnya pada waktu pembelajaran ini. Begitu
juga dengan semua teman-teman seperjuangan yang tidak pernah bosan-bosannya memberikan
dukungan dan bantuan sehingga semuanya dapat berjalan dengan lancar. Demikian Makalah ini
saya buat agar dapat membarikan manfaat untuk kita semua.

Jakarta, 4 September 2020

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar isi ...................................................................................................................................
BAB I . Pendahuluan ...............................................................................................................
1.1. Latar belakang………………………………………………………………….
1.2. Tujuan ……………………………………………………………………………
1.3. Rumusan Masalah………………………………………………….....................
BAB II .Dasar Teori ................................................................................................................
2.1. Sejarah Perencanaan dan Teknologi perkerasan Jalan……….…………...….
BAB III .Pembahasan ...............................................................................................................
3.1. sejarah perencanaan dan Teknologi perkeraan jalan di Indonesia …..….

3.2. jenis-jenis kontruksi perkerasan jalan ……………………………....................

3.3. Kelas jalan berdasarkan peruntukannya,sistem dan fungsi ...............................

3.4. Kelas jalan dan spesifikasinya dan status berdasarkan penyediaan prasarana jalan.

BAB IV . Penutup ........................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala area bagian darat termasuk
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Jalan juga mempunyai
dampak pada kontruksinya .
Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa
lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta
gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan
prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan
teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan tidak
terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur pelayanannya di masa mendatang agar
tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan lapis konstruksi
tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu
menyalurkan beban lalu lintas diatasnya ke tanah dasar secara aman.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar
dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan
selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti.

Maka dari itu sudah kewaiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan
cara pemeliharaan jalan tersebut.agar tercipta jalan yang aman ,nyaman dan memberikan
manfaat yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan
menjadi salah satu faktor adanya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek –aspek
kehidupan.

1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dan
memahami tentang sejarah perencanaan dan perkerasan jalan yang ada dari jaman dahulu hingga
kini.

1.3. Rumusan Masalah


1.3.1. Apa saja sejarah perencanaan dan perkerasan teknologi di Indonesia?
1.3.2. Jelaskan jenis kontruksi perkerasan jalan !
1.3.3. Jelaskan klasifikasi jalan berdasarkan peruntukannya,sistem dan fungsinya!
1.3.4. Jelaskan kelas jalan menurut status dan spesifikasinya berdasarkan penyediaan prasarana
jalan.
BAB II
Dasar Teori

2.1. Sejarah perencanaan dan perkerasan teknologi


Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia itu sendiri yang
selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Pada
awalnya jalan hanyalah berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup atau sumber air.
Setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak – jejak ituberubah menjadi jalan setapak.
Dengan mulai dipergunakannya hewan sebagai alat transportasi, jalan mulai dibuat rata. Jalan
yang diperkeras pertama kali ditemukan di Mesopotamia berkaitan dengan ditemukannya roda
sekitar Masehi.
sekitar  5000 tahun dahulu sejak bermulanya kendaraan roda untuk kereta kuda dan lembu,
jalan mulai dibuat. Jalan raya mulai terdapat di Mesopotamia,China, Persia, Mesir, India dan
Yunani. Jalan raya pada masa itu sangat  ringkas dengan hanya mempunyai permukaan keras
untuk menahan beban kendaraan, batu dan mortar yang digunakan pada jalan – jalan di Mesir
dan India. Jalan – jalan yang berasal dari bata dan asfat telah dijumpai di Babylon, Mesopotamia.
Jalan raya Mesopotamia-Mesir
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka
dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan,
jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di
kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia
hingga Laut Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.
Jalan raya di Eropa dan China
Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan
Tuscany hingga Laut Baltik. Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang
menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km. Di Eropa Utara
yang repot dengan tanah basah yang berupa “bubur”, dipilih jalan kayu berupa gelondongan
kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk
melalui rintangan tersebut.
Jalan Romawi
“Banyak jalan menuju Roma” begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan
Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di
puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang
dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga
Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta
Peutinger.
Pada Zaman Roman Purba merupakan era pembinaan jalan yang lebih sistematikdan
merupakan asas kepada pembinaan jalanraya. Jalannya lebih tinggi dari permukaan tanah dan
strukturnya  terdiri dari tiga lapis yaitu jenis permukaan tanah yang diratakan, jenis permukaan
berkelilikir (gravelledsurfaced) dan jenis berturap (paved). Lebar jalannya tidak melebihi 4.25
meter dan tujuan utama jalan – jalan ini adalah untuk ketenteraan.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan
pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar
yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis
permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan
Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad
XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.

John Louden Mac Adam (1756-1836), orang Skotlandia memperkenalkan konstruksi


perkerasan yang terdiri dari batu pecah atau batu kali, pori – pori diatasnya ditutup dengan batu
yang lebih kecil/halus. Perkerasan ini dikenal dengan Lapis Makadam.Untuk memberkan lapisan
yang kedap air, maka di atas lapisan makadamdiberilapisan aus yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar.

Pierre Marie Jerome Tresaguet (1716-1796) dari Perancis mengembangkan system


lapisan batu pecah yang dilengkapi dengan drainase, kemiringan melintang serta mulai
menggunakan pondasi dari batu.
Thomas Telford (1757-1834) dari Skotlandia membangun jalan mirip dengan apa yang
dilaksanakan Tresaguet. Konstruksi perkerasannya terdiri dari batu pecah berukuran 15 / 20
sampai  25 / 30 yang disusun tegak. Batu – batu kecil diletakkan di atasnya untuk menutup pori –
pori  yang ada dan memberikan permukaan yang rata. Sistem ini terkenal dengan nama Sistem
Telford. Jalan – jalan di Indonesia yang dibuat pada jaman dahulu sebagian besar merupakan
system jalan Telford, walaupun di atasnya telah diberikan lapisan aus dengan pengikat aspal.

Perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat telah ditemukan
pertama kali di Babylon pada 625 tahun sebelum Masehi, tetapi perkerasan jenis ini tidak
berkembang sampai ditemukannya kendaraan bermotor bensin oleh Gottlieb Daimler dan Karl
Benz pada tahun 1880.  Mulaitahun 1920 sampai sekarang teknologi konstruksi perkerasan
dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat maju pesat.

Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahanpengikat telah ditemukan pada


tahun 1828 di London,  tetapi sama halnya dengan perkerasan menggunakan aspal, perkerasan
ini mulai berkembang pesa tsejak awal tahun 1900 an.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sejarah perencanaan dan perkerasan teknologi di Indonesia
Pada ranah internasional ,pada tahun 1595,ditemukan danau aspal Trinidad oleh Sir Walter
Religh.Bahan penemuan ini mengawali sejarah teknologi perkerasan yang digunakan untuk
lapisan permukaan jalan.Pada tahun 1764,Pierre Marie Jereme Tresaquet dari perancis
memperkenalkan kontruksi jalan dengan pendekatan ilmiah.Kontruksi jalan yang direncanakan
meliputi lapisan bawah berupa batuan besar yang dilapisi oleh kerikil sebagai lapisan
atas.Lapisan bawah ini didasarkan pada teori bangsa Romawi yaitu lapisan bawah tersebut
digunakan untuk mentransfer berat jalan itu sendiri dan berat beban yang melaluinya ke
permukaan tanah.Selain itu,lapisan bawah ini dapat melindungi tanah dari deformasi karena
berat yang dibebankan padanya dibuat merata.
Jalan raya pos (De Groote Postweg)
Pembangunan tepatnya pelebaran jalan raya pos (De Groote Postweg) oleh perintah gubernur
jendral (maarschalk en gouverneur general ) Herman Willem Daendels merupakan salah satu
karya yang paling fenomenal di Indonesia. Jalan raya yang panjangnya kurang lebih 1000 km ini
melintasi berbagai kota penting di pulau jawa, terutama pusat-pusat pemerintahan maupun
kerajaan dimasa itu , yaitu Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur.Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa jalan ini menjadi jalan raya nasional pertama di Indonesia. Melalui
sistem kerja paksa ,seluruh rute jalan raya tersebut dapat diselesaikan dalam tempo satu tahun
saja,pada tahun 1809. Pembangunan dilaksanakan dengan membagi seluruh ruas jalan ke dalam
berpuluh-puluh segmen , yaitu dengan cara menugaskan setiapa kepala pemerintahan setempat
untuk bertanggung jawab atas pembangunan Jalan raya Po situ di wilayah mereka . Pengerahan
besar-besaran jumlah tenaga kerja dilakukan karena terdapat ancaman dari Daendels untuk
membunuh para pekerja maupun mandor termasuk juga kepala pemerintahan setempat bila target
pembangunan tidak tercapai.

Jalan pada masa pemerintahan Daendels.


google.com/search?
q=jalan+indonesia+pada+masa+daendels&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjq3ZPL29jrAhUTWX0K
HYnsD7IQ_AUoAXoECA0QAw&biw=1366&bih=657#imgrc=QAtSJ9vlQ5yLVM

Era Baru Metode Perkerasan Jalan Raya Sejak tahun 1830-an


dimana kereta api dan infrastrukturnya dibangun dimana-mana termasuk di Pulau Jawa (lihat
gambar-2). sistem perkerasan jalan raya dengan metode perkerasan ini tetap dikenal hingga
ditemukannya kendaraan seperti sepeda maupun kendaraan bermotor pada akhir abad ke-19.

Jalur Jalan Raya Pos (De Groote Postweg) saat dibangun pada tahun 1809.
Pada awal abad ke-20 saat kendaraan bermotor mulai banyak dimiliki masyarakat, timbul
pemikiran untuk membangun jalan raya yang lebih menyamankan dan aman. Kendaraan dengan
mesin yang dapat melaju lebih kencang memberikan guncangan yang lebih keras dan ini sangat
tidak nyaman bagi para pengendara saat berjalan pada jalan raya yang ada, hal ini yang
kemudian melahirkan metode perkerasan baru. Di Barat, konstruksi jalan raya telah dikaji secara
mendalam dimana mereka mulai memperhatikan seperti:
1) perhitungan tebal perkerasan;
2) konstruksi perkerasan dan lapisan penutup;
3) perencanaan geometris.
Teknologi ini segera menyebar ke seluruh dunia bersamaan dengan penjajahan maupun
kolonialisme yang terjadi di sebagian besar wilayah dunia, termasuk Indonesia di bawah
penjajahan Belanda. Bentuk konstruksi perkerasan jalan raya yang lazim bahkan hingga saat ini
adalah seperti gambar di bawah ini
Keterangan:
A : Lapisan Penutup/Aspalan
A1 : Lapisan Penutup (Surface)
A2 : Lapisan Pengikat (Binder)
B : Perkerasan
B1 : Perkerasan Atas (Base)
B2 : Perkerasan Bawah (Sub-Base)
C : Tanah Dasar (Sub-Grade)

Konstruksi perkerasan berlapis-lapis seperti ini dikenal dengan konstruksi sandwich atau kue
lapis, merupakan suatu konstruksi plaat elastis yang terletak pada suatu landasan yang elastis
pula (tanah dasar). Konstruksi seperti ini termasuk sistem konstruksi statis tak tentu A1 A2 B1
B2 C Sejarah Perkembangan Jalan Raya di Indonesia 6 (statisch onbepaald) bertingkat banyak.
Perkembangan Metode Perkerasan Jalan Raya di Indonesia
perkembangan cara perhitungan tebal konstruksi perkerasan di Indonesia dapat dibagi dalam tiga
tahap, yaitu
Tahap ke-1 : menitik beratkan kepada pengalaman-pengalaman di lapangan, sehingga
rumus/perhitungan yang diperoleh adalah rumus-rumus empiris;
Tahap ke-2 : menitik beratkan kepada teori dan analisis meski hanya merupakan teori
pendekatan yang dilengkapi dengan pengalaman; rumus yang diperoleh adalah rumus-rumus
teoretis yang dilengkapi dengan koefisien-koefisien hasil pengalaman untuk keperluan praktik
disertai pula dengan grafik atau nomogram; Sejarah Perkembangan Jalan Raya di Indonesia 7
Tahap ke-3 : mengembangkan rumus-rumus teoretis tersebut di atas dengan percobaan yang
intensif di laboratorium sehingga menghasilkan rumus/persamaan analitis yang dilengkapi
dengan rumus empiris laboratorium.
Pada tahun 1980-an diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal emulsi dan butas, tetapi
dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan dalam hal variasi kadar
aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun 1990 dengan teknologi beton mastik.
Perkembangan konstruksi perkerasan jalan menggunakan aspal panas (hot mix) mulai
berkembang di Indonesia pada tahun 1975, kemudian disusul dengan jenis yang lain seperti aspal
beton (asphalt concrete/AC) dan lain-lain. Teknik-teknik tersebut kebanyakan hanya
mengembangkan jenis lapisan penutup tempat dimana muatan/beban langsung bersinggungan.
Perkembangan dan inovasi tersebut dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan
pengguna jalan sekaligus diharapkan dapat mereduksi biaya pembuatan maupun perawatan
(maintenance).

Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah ditemukan pada
tahun 1828 di London tetapi konstruksi perkerasan ini baru mulai berkembang pada awal 1900-
an. Konstruksi perkerasan menggunakan semen atau concrete pavement mulai dipergunakan di
Indonesia secara besar-besaran pada awal tahun 1970 yaitu pada pembangunan Jalan Tol Prof.
Sediyatmo. Metode ini selain menghasilkan jalan yang relatif tahan terhadap air musuh utama
aspal juga dapat dikerjakan dalam waktu yang cukup singkat. Secara umum perkembangan
konstruksi perkerasan di Indonesia mulai berkembang pesat sejak tahun 1970 dimana mulai
diperkenalkannya pembangunan perkerasan jalan sesuai dengan fungsinya. Sementara
perencanaan geometrik jalan seperti sekarang ini baru dikenal sekitar pertengahan tahun 1960
dan baru berkembang dengan cukup pesat sejak tahun 1980.
3.1.2. Jenis –jenis kontruksi perkerasan jalan.
Secara garis besar kontruksi perkerasan jalan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kontruksi Perkerasan lentur ( Flexible Pavement)
Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) merupakan jenis perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Dan lapisan-lapisan perkerasan nya bersifat
memikul dan menyebarkan beban lalu lintas dari atas ke tanah dasar.

Kontruksi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


A. Menggunakan aspal sebagai pengikat.
B. Pengaruh repitisi beban terhadap perkerasan lentur adalah timbulnya rutting(lendutan pada jalur
roda ).
C. Mempunyai sifat memikul serta menyebarkan beban lalu lintas dari atas ke tanah dasar.
D. Penurun tanah dasar pada perkerasan lentur yaitu jalan bergelombang.
E. Perubahan temperature pada pengerasan lentur yaitu Modulus kekakuannya berubah serta timbul
tegangan dalam yang kecil.
2. Kontruksi pengerasan kaku (Rigid Pavement)

Konstruksi perkerasan kaku menggunakan beton atau menggunakan semen( Portland


semen) sebagai bahan pengikat.Plat beton dengan Tulangan atau tanpa Tulangan diletakkan di
atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Berbeda dengan perkerasan lentur atau
flexible pavement beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh plat beton.

Ciri- ciri dari kontruksi pengerasan kaku sebagai berikut:


A. Perkerasan kaku menggunakan bahan pengikat semen.
B. Repetisi beban pada perkerasan kaku yaitu timbulnya retak-retak pada permukaan beton.
C. Pada perkerasan kaku bersifat sebagai balok di atas perletakan.
D. Pada perkerasan kaku perubahan temperatur mengakibatkan modulus ke kekakuan tidak berubah
namun timbul tegangan dalam yang besar.
3. Kontruksi perkerasan komposite (composite pavement )

Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement) merupakan gabungan antara lapis


perkerasan fleksibel/ lentur dan perkerasan kaku.Dapat berupa perkerasan lentur diatas
perkerasan kaku atau perkerasan kaku diatas perkasa lentur.

3.1.3. Klasifikasi kelas jalan menurut peruntukannya,sistem dan fungsi

Dalam perkembangannya pada abad ke-21 ini, jalan tidak hanya dipandang sebagai
prasarana distribusi dan komunikasi. Jalan memiliki andil yang sangat besar dalam
mengantarkan manusia ke keadaan yang kita sebut era modern ini.
Studi khusus mengenai jalan berikut perlindungannya diatur dalam peraturan-peraturan
maupun perundang-undangan resmi pemerintahan sehingga dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Jalan-jalan yang ada, tentu saja tidak memiliki fungsi dan spesifikasi yang sama antara
jalan yang satu dengan yang lainnya. Masing-masing memiliki fungsi dan spesifikasi tersendiri.
Tiap jalan diklasifikasi menurut ketentuan klasifikasi tertentu.
Kelas jalan berdasarkan peruntukannya:
Pengelompokan ini dapat diklasifikasi ke dalam dua sistem, yaitu
1. Jalan Umum: jalan yang dapat digunakan oleh publik
2. Jalan Khusus: jalan yang hanya dapat digunakan oleh pihak dengan kriteria tertentu sesuai
dengan yang ditetapkan oleh pemilik jalan tersebut.

Selanjutnya, jalan umum sendiri masih dapat diklasifikasikan ke dalam empat kriteria
berikut seperti tersebut dalam tabel di atas.

Kelas jalan berdasarkan sistemnya


Pengelompokan ini dapat diklasifikasi ke dalam dua sistem, yaitu Sistem jaringan jalan primer
dan Sistem jaringan jalan sekunder.
A. Sistem Jaringan Jalan Primer: Sistem jaringan yang memiliki peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa yang berguna meningkatkan pengembangan semua wilayah tingkat nasional
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi atau dengan kata lain pusat kegiatan.
Sejarah Perkembangan Jalan Raya di Indonesia 9
B. Sistem Jaringan Jalan Sekunder: Sistem jaringan yang berperan melayani distribusi barang dan
jasa untuk masyarakat di kawasan perkotaan

Kelas jalan berdasarkan fungsinya


Klasifikasi ini dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu kelas jalan I, kelas jalan II, kelas
jalan III, dan kelas jalan khusus. Berikut tabel pengelompokannya:

Catatan: *Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan (MST) kelas III dapat ditetapkan lebih rendah dari 8 ton (ps
19 ayat (3) RUU LL & AJ.

Berikut merupakan definisi dan fungsi dari pengelompokan jalan di atas:


 Jalan Arteri: Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama yang memiliki ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
 Jalan Kolektor: Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
 Jalan Lokal: Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan tidak dibatasi.
 Jalan Lingkungan: Jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

.
3.1.4. Kelas jalan menurut status dan spesifikasinya berdasarkan penyediaan prasana jalan.

Kelas jalan menurut statusnya

Klasifikasi ini dapat dikelompokkan ke dalam lima jalan, yaitu Jalan Nasional, Jalan Provinsi,
Jalan Kabupaten, Jalan Kota, dan Jalan Desa.
1. Jalan Nasional: Jalan arteri dan jalan kolektor yang ada dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar-ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2. Jalan Provinsi: Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi.
3. Jalan Kabupaten: Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk Jalan
Nasional maupun Jalan Provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar-ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten,
dan jalan strategis kabupaten.
4. Jalan Kota: Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat
pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar-
persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan Desa: Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau antar permukiman di dalam
desa, serta jalan lingkungan.

Kelas jalan dan spesifikasinya


berdasarkan penyediaan prasarana jalan. Pengaturan jalan dalam pengelompokan kelas jalan ini
mengikuti peraturan LLAJ. Berikut tabel pengelompokannya
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelompokan kelas jalan sudah diatur oleh pemerintah. Tata
cara pengaturan kelas jalan ini terdapat di dalam perundang-undangan, yaitu pada UU No. 22
Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Ini terdapat pada bagian kedua mengenai
ruang lalu lintas, paragraf satu, pasal 19 dan pasal 20.

Bab IV
Penutup
4.1. kesimpulan
kesimpulan dari makalah sejarah perencanaan dan perkerasan teknologi jalan adalah
pembuatan jalan dari jaman dahulu sangatlah penting karena dapat membantu masyarakat
terutama dalam perjalanan jauh yang dibutuhkan waktu agar dapat mempersingkat waktu
perjalanan tersebut,Baik ke dalam maupun luar kota. Serta dapat memahami bagaimana cara
pembuatan jalan yang baik dan benar agar transportasi maupun jalan itu sendiri dapat bertahan
lama.

4.2. Saran
Maka dari itu sudah kewaiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan
cara pemeliharaan jalan tersebut.agar tercipta jalanyang aman ,nyaman dan memberikan manfaat
yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan menjadi
salah satu faktor adanya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa aspek-aspek
kehidupan.

Daftar Pustaka
https://tanimart.wordpress.com/infrastructures/jalan-definisi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan
https://www.masharist.com/2020/05/jenis-konstruksi-dan-macam-macam-Perkerasan-jalan.html
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-perkerasan-jalan-raya.html
https://www.scribd.com/doc/27044289/Sejarah-Perkembangan-Jalan-Raya-di-Indonesia-dan-
Jalan-Raya-Pos
https://dokumen.tips/documents/perkembangan-teknologi-jalan-raya-modern-kumpul-hari-
rabu.html
http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-perkerasan.html

https://dokumen.tips/documents/1-sejarah-perkerasan-jalan.html
http://eprints.umm.ac.id/36942/3/jiptummpp-gdl-ayuandila2-51006-3-bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai