MAKALAH
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berkaitan dengan TEKNIK SIPIL, yaitu yang kami beri judul “JALAN RAYA”.
Adapun makalah ilmiah tentang “JALAN RAYA” ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat
memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari makalah tentang “JALAN RAYA” ini
dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Selain itu, kritik dan saran dari anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini
nantinya.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................9
1.4 Manfaat..........................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN........................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas. Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan dalam
memenuhi segala kepentingannya (ekonomi, sosial, politik, dan Budaya), terlebih
setelah menemukan kendaraan beroda di antaranya berupa kereta yang ditarik
kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat
jalan raya. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan
jalan tersebut.
Awal perkembangan jalan diberbagai wilayah secara umum masih merupakan jalan
setapak atau jalan tanah. Peradaban-peradaban kuno yang telah berhasil
membangun teknologi jalan yang lebih "modern" diantaranya Tiongkok,
Mesopotamia, Yunani, dan Romawi. Modern disini dapat diartikan bahwa jalan
tersebut tidak hanya dapat dilintasi dengan berjalan kaki, tetapi juga dapat dilewati
kendaraan beroda yng ditarik dengan kuda. Hal ini disebabkan peradaban tersebut
sudah mengembangkan teknik pemadatan pada pembangunan jalan, sehingga
struktur jalan menjadi lebih kuat.
4
yang melibatkan para pemimpin kerajaan dan rakyatnya. maka, dalam migrasi ini
dibutuhkan jalan penghubung untuk mencapai lokasi yang dituju.
Selain itu, tergambarkan juga pada saat terjadi peristiwa penyerangan kedua Sultan
Agung ke Batavia pada tahun 1629. Setelah serangan pertama gagal melalui jalur
laut, maka Sultan Agung kembali mengirimkan pasukannya untuk meyerang
Batavia. Banyak pasukan yang dikerahkan dengan cara berjalan kaki dari pusat
Mataram (sekitar Jogja) menuju Batavia. Hal tersebut diperkuat dengan didirikannya
lumbung-lumbung padi di wilayah yang dilalui oleh para pasukan Sultan Agung,
seperti di Tegal dan Karawang. Sama halnya dengan perang Kerajaan Majapahit,
penyerangan ke Batavia ini juga membutuhkan akses jalan untuk mobilisasi para
pasukan sehingga bisa sampai di Batavia.
Tidak diketahui apakah jalan yang sudah terbentuk dari mobilisasi pasukan dan
migrasi tersebut masih digunakan setelahnya atau ditinggalkan begitu saja dan
kembali tertutup semak-belukar. Namun demikian, dari ketiga peristiwa tersebut
telah menunjukan bahwa di Nusantara sudah ada pembangunan jalan walaupun
masih sangat bersifat "kuno".
5
tersebut berlangsung. Pasalnya, tidak ada pembangunan jalan raya lainnya yang se-
spektakuler Jalan Raya Pos. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pembangunan
jalur rel kereta api di wilayah pendudukan Belanda (Hindia-Belanda). Setelah
menerapkan kebijakan liberalisasi dareah jajahan, pemerintah kolonial lebih banyak
membangun jaringan jalur kereta api dibandingkan dengan jalan raya, hal ini
disebabkan karena kereta api dianggap lebih efisien dalam hal biaya dan waktu,
sehingga fokus pemerintah Belanda dalam bidang transportasi darat lebih
mengutamakan pengembangan kereta api. Maka, hingga Belanda angkat kaki dari
Hindia-Belanda akibat Jepang datang, tidak ada lagi catatan pembangunan jalan
yang euforianya seperti pembangunan Jalan Raya Pos.
Pada masa pendudukan Jepang, pembangunan jalan raya juga tidak menjadi pilihan
kebijakan utama pemimpin Nippon. Dibawah pemerintahan militer dan situasi perang
dunia, dibutuhkan kebijakan yang dianggap lebih efektif dan efisien. Membangun
jalan raya bukan merupakan pilihan yang tepat. Pemerintahan Nippon lebih memilih
untuk menambah rute jalur kereta baru, itupun tidak dengan sumber daya yang baru
tetapi hasil "kanibal" dari jalur-jalur kereta lainnya yang dianggap sudah tidak
terpakai/tidak penting perannya. Pembangunan jalan raya pada masa pendudukan
Jepang sangatlah terbatas dan bukan menjadi prioritas utama.
6
Kondisi politik Indonesia mengalami perubahan pada pertengahan periode 1960-an.
Peta kekuasaan mengalami perubahan dengan memunculkan pemimpin baru yaitu
Soeharto atau dikenal dengan masa Orde Baru. Pada masa inilah Indonesia berhasil
menerapkan sistem pengoperasian jalan raya dengan menggunakan konsep "jalan
tol". Sistem ini diterapkan setelah terselesaikannya pembangunan Jalan Jagorawi
yang membentang dari Jakarta hingga Bogor. Jalan ini dibangun dengan spesifikasi
sangat tinggi dengan menggunakan teknologi-teknologi modern. Jalan Jagorawi
termasuk jalan kelas satu dengan spesifikasi bebas hambatan, sehingga jalan ini
bebas dari hambatan-hambatan (persimpangan, orang menyebrang, dll) yang
biasanya terjadi pada jalan konvensional.
Keberhasilan pembangunan jalan bebas hambatan Jagorawi yang kemudian diubah
menjadi jalan tol Jagorawi merupakan prestasi bangsa Indonesia pada saat itu.
Indonesia berhasil membangun sebuah jalan raya yang sangat modern dibanding
dengan negara-negara lain di ASEAN. Keberhasilan tersebut juga menjadi babak
baru dalam perjalanan bangsa dalam membangun sebuah jalan raya. Pasalnya,
setelah Jagorawi pemerintah terus menerus secara berkelanjutan membangun jalan
tol di berbagai daerah.
Perjalanan panjang pembangunan jalan di Indonesia menunjukan bahwa teknik
pembangunan dan bentuk jalan telah mengalami perubahan seiring berkembangnya
zaman dan kebutuhan manusia. Jalan yang awalnya berupa jalan setapak dan
masih beralaskan tanah berkembang menjadi jalan dengan lebar yang luas dengan
dilapisi aspal atau beton. Keterbatasan fungsi jalan "kuno" yang sangat bergantung
pada cuaca tidak berlaku lagi di masa sekarang. Jalan dapat digunakan kapan saja
dan dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan, dari yang kecil hingga yang
besar.
7
2. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata
rendah. Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian
hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan
pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam
jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan Kota, dan jalan desa.
5. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan
strategis nasional, serta jalan tol.
6. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
7. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan
ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan
pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam
sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan
strategis kabupaten.
8. Jalan Kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam Kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta
menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam Kota.
9. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.
8
Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju
seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton.
2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan
peti kemas.
1.3 Tujuan
Tujuan dari Makalah ini adalah untuk berikan pengertian serta penjelasan tentang:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Jalan Raya.
2. Untuk mengetahui peranan Jalan Raya.
3. Untuk mengetahui sistem dan fungsi Jalan Raya.
1.4 Manfaat
1. Untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konstruksi Jalan
Raya di bidang Teknik Sipil.
2. Memberikan pengetahuan tentang fungsi dan sistem Jalan Raya di bidang Teknik
Sipil.
9
BAB II
PEMBAHASAN
10
penghamparan material pondasi dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi
urugan dengan alat teodolit dan perlengkapanya.
5. Penghamparan lapis aspal, setelah lapisan pondasi bawah selesai
dikerjakan, proses selanjutnya adalah penghamparan aspal yang sebelumya
sudah dipanaskan terlebih dahulu sehingga mencair. Untuk menghamparkan
aspal digunakan alat asphalt finisher.
6. Asphalt finisher, setelah aspal berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan
raya yang sudah diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan
pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan dengan buldozer hingga memenuhi
kepadatan dan elevasi yang direncanakan pekerjaan selanjutnya adalah
finishing pemadatan dan perataan jalan raya dengan alat peneumatic roller.
7. Peneumatic roller, jalan raya sudah jadi dengan konstruksi sebagai berikut:
b. Lalulintas air yaitu transportasi yang dilakukan melalui air (sungai, danau dan
laut) dengan menggunakan kendaraan perahu, kapal dsb.
1. Jalan ladang/jalan kuda yaitu hanya untuk lalulintas pejalan kaki dan
hewan penarik.
2. Jalan setapak/jalan kampung yaitu jalur jalan yang dapat dilalui oleh alat
angkut berbobot ringan, misal gerobak dll.
3. Jalan besar/jalan raya yaitu, jalur yang menghubungkan antar Kota antar
daerah dengan menggunakan alat angkutan dengan kepadatan lalu lintas
ringan, sedang, padat dan sangat padat.
1. Jalan tanah yaitu jalur yang belum memiliki lapisan perkerasan, lapisan
pondasi dan lapisan bidang permukaan.
2. Jalan kerikil/jalan batu pecah yaitu jalur jalan yang telah memiliki lapisan
perkerasan.
11
3. Jalan yang diaspal yaitu jalur jalan batu kerikil yang dilapisi aspal,
penimbunan tanah ke arah lebar diambil penyusutan yang terjadi di
kanan dan di kiri masing-masing satu penimbunan ke arah yang tinggi
penyusutan yang terjadi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak dan berpindah-pindah dari suatu tempat
ketempat lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jejak jalan tersebut
berfungsi sebgai penuntun arah dan menjadikan jejak jalan semakin melebar
dikarenakan sering berpindah-pindahnya manusia pada waktu itu. Kemudian kurang
lebih 5000 tahun yang lalu, manusia hidup berkelompok, untuk keperluan tukar
menukar barang pokok mereka mulai menggunakan jalur jalan secara tetap yang
berfungsi sebagai jalan prasarana sosial dan ekonomi. Jalan merupakan sebuah
sarana transportasi menuju sebuah tempat tujuan, sehingga mempermudah dalam
hal sosialisasi dan ekonomi. Dengan perkembangan penemuan-penemuan dari para
peneliti, sehingga di bangunlah jalan raya sampai sekarang, karena strukturnya
keras, kuat dan lebih halus.
3.2 Saran
Saran terhadap makalah ini adalah sekiranya dapat memberikan masukan dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini agar dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
masyarakat tentang konstruksi Jalan Raya terutama di bidang teknik sipil.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.indonesiana.id/read/125396/sejarah-jalan-raya-di-indonesia
http://azwaruddin.blogspot.com/2009/07/sejarah-perkembangan-jalan-raya.html
https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/19-proses-pembuatan-jalan-raya
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelompokan_jalan
https://www.arsitur.com/2017/09/pengertian-jalan-dan-jenis-jenis-jalan.html
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/113000069/pengertian-jalan-dan-
jalan-raya?page=all
14