Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEJARAH JALAN DI INDONESIA TIMUR

OLEH

Nadifa Aulia (1606833690)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
Daftar isi

Kata Pengantar ......................................................................................................3


Pendahuluan .......................................................................................................4
Latar Belakang ..................................................................................................4
Rumusan Masalah .............................................................................................4
Tujuan Penulisan ..............................................................................................4
Isi ..........................................................................................................................5
Sejarah Perkembangan Jalan di Dunia .............................................................5
Sejarah Perkembangan Jalan di Indonesia ......................................................10
Sejarah Perkembangan Jalan di Indonesia Timur ...........................................13
Kesimpulan ......................................................................................................15
Kesimpulan .....................................................................................................15
Penutup ...........................................................................................................16
Daftar Pustaka ......................................................................................................17

2
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah “Perancangan
Struktur Perkerasan”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Depok, 25 Februari 2019

Penulis

3
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari


penggunaan jalan untuk melakukan transportasi. Moda transportasi
yang digunakan pun dapat bermacam-macam, seperti berjalan
kaki, menggunakan motor, sepedah, kendaraan umum, kereta, atau
mobil. Semua moda transportasi yang digunakan pasti memerlukan
sesuatu yang dikenal sebagai jalan.
Jalan menurut KBBI adalah perlintasan, dimana semua
moda transportasi pasti memerlukan jalan sebagai sarana untuk
melintas sehingga moda transportasi dapat digunakan dan bekerja
dengan baik. Sedangkan menurut UU No.38 Tahun 2004, jalan
merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap yang diperuntukan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, dan di bawah tanah serta di atas permukaan air.
Maka dari itu perkembangan jalan dari jaman dahulu
hingga sekarang perlu diketahui sehingga diharapkan dapat
menjadi media pembelajaran dan menjadi sumber inspirasi
sehingga dikemudian hari jalan dapat terus mengalami
perkembangan untuk menjadi lebih baik lagi.

2. Rumusan Masalah

 Bagaimana sejarah jalan di dunia?


 Bagaimana sejarah jalan di Indonesia?
 Bagaimana sejarah jalan di Indonesia Timur (Papua)?

3. Tujuan Pembahasan

 Mengetahui perkembangan jalan di dunia, Indonesia, dan


Indonesia timur (Papua)

4
ISI
1. Sejarah Jalan di Dunia
Secara umum awal dari adanya jalan adalah akibat keperluan
manusia untuk berpindah menuju suatu tempat ke tempat lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, kemudian semakin hari manusia
semakin banyak dan perpindahan manusia pun menjadi lebih banyak
selain itu perpindahan itu juga terjadi secara terus menerus.
Perpindahan inilah yang kemudian menghasilkan jejak langkah dan
mengawali sejarah perkerasan jalan sehingga terdapat jalan seperti
yang kita lihat pada hari ini. Secara lebih rinci perkembangan dari
perkerasan jalan dimulai dari jaman romawi, Macadam dan Telford
kemudian jalan dengan aspal dan beton.

 Jalan Roman
Menurut Tillson, (1900), sebenarnya jalan pertamakali
dibuat oleh Cartaginians, sebelum akhirnya orang-orang
Romawi menganggap hal itu sebagai ancaman dan akhirnya
membuat jalan untuk kepentingan politiknya. Diestimasikan
jalan yang dibuat oleh orang-orang romawi kurang lebih
sepanjang 87000 km. Struktur perkerasan jalan romawi
dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Struktur Perkerasan Jalan jaman Romawi


Sumber : pavementinteractive.org

5
Pembangunan jalan Romawi tidak murah. Diperkirakan
biaya konstruksi Appian Way, yaitu jalan yang pertama kali
dibuat oleh bangsa romawi pada tahun 312 sebelum masehi
adalah sekitar $ 2.000.000 per km (perkiraan yang diperbarui
setelah Rose [1935] dan Leger [1875]).

Gambar 2.2 Appian Way, Rome


Sumber : romanhomes.com

 Jalan Macadam dan Telford


Telford
Thomas Telford (lahir 1757) bekerja sebagai tukang
bangunan (Smiles, 1904). Karena itu, ia memperluas
pengetahuannya tentang batu dan menjadi ahli jembatan
lengkung dari batu. Akhirnya, Telford menjadi "Surveyor
Pekerjaan Umum" kemudian ia mulai perhatiannya lebih ke
jalan.

Telford berusaha, untuk membangun jalan di jalan yang


relatif datar untuk mengurangi jumlah kuda yang
dibutuhkan untuk mengangkut kargo. Stukru jalan yang
dibuat Telford terdiri dari beberapa lapis. Lapisan bawah
terdiri dari batu-batu besar (lebar 100 mm) dan kedalaman
75 hingga 180 mm) [Collins dan Hart, 1936]. Lapisan

6
spesifik inilah yang membuat desain Telford unik [Baker,
1903]. Di atas ini ditempatkan dua lapisan batu dengan
ukuran maksimum 65 mm (sekitar 150 sampai 250 mm
total ketebalan) diikuti oleh jalur kerikil memakai sekitar
40 mm tebal (lihat Gambar 2.3). Diperkirakan bahwa
sistem ini akan mendukung beban yang sesuai dengan lebar
88 N / mm

Gambar 2.3 Stuktur Jalan Telford


Sumber : pavementinteractive.org

Macadam
John Macadam (lahir 1756) mengamati bahwa sebagian
besar jalan “beraspal” pada awal 1800-an terdiri dari kerikil
bulat [Smiles, 1904]. Dia tahu bahwa agregat bersudut pada
tanah dasar yang dipadatkan akan dapat bekerja lebih baik.
Dia menggunakan permukaan tanah dasar yang miring
untuk meningkatkan drainase (tidak seperti Telford yang
menggunakan permukaan tanah dasar yang datar) di mana
dia menempatkan agregat bersudut (ukuran maksimum 75
mm) dalam dua lapisan dengan total kedalaman sekitar 200
mm [Gillette, 1906 ]. Kemudian diatasnya diletakan agregat
dengan ukuran sekitar 25mm dengan kedalaman 50 mm.
Alasan Macadam menggunakan ukuran agregat maksimum
25 mm adalah untuk memberikan tumpangan "mulus"

7
untuk roda gerobak. Dengan demikian, total kedalaman
perkerasan khas Macadam adalah sekitar 250 mm (lihat
Gambar 2.4). Kutipan menarik yang dikaitkan dengan
Macadam tentang ukuran agregat maksimum yang
diijinkan adalah bahwa "tidak ada batu yang lebih besar
dari yang akan masuk ke mulut manusia yang boleh masuk
ke jalan" [Gillette, 1906]. Beban terbesar yang diizinkan
untuk jenis desain ini diperkirakan mencapai 158 N / mm.

Gambar 2.4 Stuktur Jalan Macadam


Sumber : pavementinteractive.org

Dengan demikian, kita telah melihat struktur perkerasan


berkurang dari sekitar 0,9 m untuk desain Romawi menjadi 350
hingga 450 mm untuk desain Telford, menjadi sekitar 250 mm
untuk desain Macadam, hingga 100 mm pada sekitar pergantian
abad ini (lihat Gambar 2.5).

Gambar 2.5 Ketebalan Struktur Jalan dari Jaman ke Jaman


Sumber : pavementinteractive.org

8
 Jalan Aspal dan Beton
Aspal
Pada tahun 1870, seorang ahli kimia Belgia bernama
Edmund J. DeSmedt meletakkan trotoar aspal sejati
pertama, campuran pasir di depan Balai Kota di Newark,
New Jersey. Secara umum struktur lapisannya mirip
dengan telford dan macadam hanya saja lapisan paling atas
diganti dengan Aspal.

Gambar 2.6 Struktur Jalan Aspal


Sumber : ascelibrary.org

Beton
Sebelum penemuan mobil, orang Amerika berpikir tentang
cara yang lebih baik untuk membuat jalan-jalan kota. Pada
tahun 1889, George W. Bartholomew, mulai bereksperimen
dengan batu kapur dan tanah liat. Kemudian dia percaya
bahwa telah menemukan resep yang lebih baik untuk
pembuatan semen dalam negeri, Bartholomew membeli
sumur-sumur lokal, memulai Perusahaan Semen Buckeye
Portland, dan pada tahun 1891, meyakinkan para pejabat
kota untuk mengizinkannya membuka strip Main Street
setinggi delapan kaki dengan sebuah jalan. campuran pasir,
batu, dan semen. Dua tahun kemudian, pejabat kota setuju
untuk membiarkan Bartholomew membuat jalan di seluruh

9
blok Court Avenue antara Main Street dan Opera Street,
yang saat ini menjadi jalan beton tertua di Amerika.

Gambar 2.6 Struktur Jalan Beton


Sumber : researchgate.net

2. Sejarah Jalan di Indonesia


Jaman Klasik Kuno
Informasi mengenai jenis jalan pada jaman kerajaan-kerajaan besar
di Nusantara seperti Kerajaan Sriwijayaa dan Majapahit sampai saat
ini belum ditemukan, mengingat kondisi geografis Nusantara yang
berupa kepuluan-kepualauan, sehingga dapat dipastikan moda
utama transportasinya adalah kapal atau perahu bukan kendaraan
darat seperti kuda yang saat itu umum digunakan karena kondisi
geografis daratannya mayoritas hutan dan konturnya juga berupa
kontur pegunungan. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada jaman
tersebut terdapat metode perkerasan yang sangat kuno yaitu berupa
jalan setapak yang kemudian ditinggalkan dan ditumbuhi oleh
semak belukar, sehingga tidak terlihat bekasnya hingga saat ini. Hal
tersebut didukung oleh adanya peperangan-peperangan antar kerjaan
yang pastinya memerlukan jalan untuk melakukan mobilisasi para
pasukan kerajaan, namun jalan ini dapat dipastikan masih bersifat
sangat kuno.

10
Jaman Kolonial (Semi-modern)
Disinilah jalan mulai berkembang, yaitu pada masa penjajahan
Belanda. Bermula pada tahun 1808, Daendels, seorang gubernur
jenderal mendapat tugas untuk melindungi pulau jawa dari pihak
inggris. Dibawah pemerintahan Daendels dimulai pembangun jalan
raya sepanjang 1000 meter yang terbentang dari Anyer hingga
Panarukan (dikenal sebagai Jalan Raya Pos atau Pantura). Hal ini
karena pada saat hujan jalan di Pulau Jawa cenderung berlumpur
sehingga membuat mobilisasi menjadi semakin sulit dan lama,
padahal mobilisasi adalah salah satu faktor penting untuk
melindungi suatu wilayah. Berbeda dengan di Eropa, Daendels
membuat jalan hanya dengan pemadatan, pasir dan batu, dan dalam
dua tahun jalan ini selesai dibuat. Setelah itu tidak ada pembangunan
jalan yang dianggap lebih spektakuler dibanding pembuatan Jalan
Raya Pos ini karena Belanda lebih memilih kereta sebagai moda
transportasi. Begitupula di jaman penjajan jepang, karena
pemerintah jepang juga lebih memilih pengembangan kereta api dan
jalur kereta api dibanding dengan jalan.

Gambar 2.7 Jalan Raya Pos


Sumber : YouTube.com

11
Jaman Kemerdekaan (Modern)
Setelah Indonesia merdeka, Departemen Pekerjaan Umum
bertanggung jawab dalam pembuatan dan pengembangan jalan di
Indonesia. Pada tahun 1955, pemerintah membuat jalan kualitas
tinggi dengan lebar jalan yang cukup lebar yaitu selebar 40 meter
yang menghubungkan Kota Jakarta dengan Kebayoran Baru (Jalan
Jenderal Sudirman- Jalan M.H Thamrin). Jalan ini merupakan jalan
yang paling lebar di Jakarta pada saat itu.

Gambar 2.8 Jalan Jendral Sudirman-M.H Thamrin


Sumber : Hipwee.com

Pada awal 1960-an, pemerintah Orde Lama kembali membangun


sebuah jalan baru yang melintas dari Cililitan hingga Tanjung Priok
(Jakarta Bypass). Jalan ini kualitasnya juga tinggi dan dapat
digolongkan jalan modern, lebar jalannya juga cukup lebar oleh
karena itu masyarakat menyebutnya sebagai jalan “Jakarta Bebas”.

12
Pada pertenghan 1960-an, saat Soeharto menjabat, jalan dengan
spesifikasi sangat tinggi dibangun dengan konsep jalan tol atau jalan
bebas hambatan dimana tidak ada hambatan seperti persimpangan.
Jalan yang dibangun saat itu adalah Jalan Jagorawi yang
membentang dari Jakarta sampai Bogor. Pembangunan jalan ini
membawa kebanggaan bagi Negara Indonesia karena merupakan
jalan dengan spesifikasi tertinggi dibandingkan dengan negara-
negara lain di ASEAN.

3. Sejarah Jalan di Indonesia Timur (Papua)


Pembangunan di Papua setelah masa kemerdekaan tentunya tidak
secepat di Jakarta, mengingat kepemilikan wilayah Papua pada saat
itu masih diperjuangkan. Tetapi Soekarno, presiden pertama
Indonesia sudah membuat rencana terkait pembangunan di Papua,
namun belum sempat terlaksana karena posisinya sudah digantikan
oleh Soeharto.

Pada tahun 1970-an, saat orde baru, dibawah pemerintahan Soeharto


dimulai proyek pembangunan Jalan Trans-Papua. Proyek Trans-
Papua ini dibagi menjadi tiga jalur utama dan masing-masing jalur
itu digarap oleh kontraktor berbeda. Jalur pertama menghubungkan
Nabire dan Ilaga membentang sepanjang 300 km dikerjakan oleh PT
Porta Nigra. Jalur kedua menghubungkan Jayapura dan Oksibil
melalui daerah Abepura dan Ubup sepanjang 300 km. Jalur yang
membentang paralel dengan perbatasan Indonesia-Papua Nugini ini
dikerjakan oleh PT Nindya Karya. Sementara jalur ketiga akan
menghubungkan Merauke dan Digul via Bupul sepanjang 250 km
dengan kontraktor PT C. Igombong.

13
Gambar 2.9 Jalan Trans-Papua Era Orde Baru
Sumber : Hipwee.com

Diawali dengan pembangunan Jalan Sentani-Jayapura sepanjang 34


kilometer, Jalan yang menghubungkan Bandara dengan Jayapura.
Kemudian pada tahun 1975 an dengan bantuan dana dari PBB
dibangun ruas jalan Genyem ke Boroway (37 kilometer) di
Kabupaten Jayapura meskipun jalan ini hanya dapat ditembus oleh
mobil jip. Pada 1985 proyek ini mendapat tambahan dana dari
pemerintah lantaran tidak kunjung selesai. Pada tahun 1998
diresmikanlah jalan Jayapura Wamena, hingga pada tahun 1998,
akibat krisis moneter proyek Trans-Papua tersebut berhenti dan
mulai dilanjutkan pada tahun 2000-an meskipun sangat tersendat-
sendat .

Pada era pemerintahan Jokowi, dengan visinya yaitu melakukan


pemerataan pembangunan infrastruktur maka proyek Trans-Papua
dilanjutkan kembali, meskipun dalam pembangunannya tidak
mudah karena Papua merupakan daerah rawan konflik. Berdasarkan
data Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, total panjang jalan
Trans-Papua sudah tersambung sampai tahun 2014 adalah 3.263
km.

14
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
 Sejarah perkembangan jalan di dunia dimulai dari
perkerasan jalan Bangsa Romawi, Jalan Macadam dan
Telford kemudian jalan dengan aspal dan beton.
 Jalan Bangsa Romawi identik dengan penggunaan batu-
batu besar di lapisan atasnya dan ketebalan jalannya
mencapai 900-1000 mm.
 Jalan Macadam dan Telford indetik dengan penggunaan
batu kecil di lapisan atasnya dan tebalan jalannya hanya
250-350 mm
 Jalan Modern dengan aspal dan beton tidak berbeda
strukturnya dengan Jalan Macadam dan Telford, melainkan
hanya lapisan atasnya berupa aspal atau beton.
 Sejarah perkembangan jalan di Indonesia dimulai pada
jaman klasik kuno, kolonial, dan kemerdekaan
 Pada jaman klasik kuno diperkirakan masih berupa jalan
setapak, kemudian pada jaman kolonial diperkirakan
penggunaan struktur macadam atau telford. Setelah
kemerdekaan struktur jalan yang digunakan sudah beraspal.
 Sejarah perkembangan jalan di Papua dimulai pada era orde
baru, hingga saat ini dengan jalan sudah beraspal.

15
2. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca.

16
Daftar Pustaka

Pavement History. (n.d.). Retrieved February 25, 2019, from


https://www.pavementinteractive.org/reference-desk/pavement-types-and-
history/pavement-history/
Hengel, L. (2016, October 15). A Brief History Of Via Appia Antica,
Rome's Oldest Road. Retrieved February 25, 2019, from
https://theculturetrip.com/europe/italy/articles/a-brief-history-of-via-appia-
antica-romes-oldest-road/
Uniquepaving. (2015, June 22). Asphalt Paving Throughout History.
Retrieved February 25, 2019, from
https://www.uniquepavingmaterials.com/asphalt-paving-throughout-history/
Sejarah Jalan Raya Di Indonesia | wisnuzoldik | Indonesiana. (n.d.).
Retrieved February 25, 2019, from
https://indonesiana.tempo.co/read/125396/2018/04/07/wisnuzoldik/sejarah-
jalan-raya-di-indonesia
Bagas-Putra-Riyadhana. (2018, March 13). 5 Fakta Tentang Jalan Raya
Pos Daendels. Retrieved from https://kumparan.com/bagas-putra-riyadhana/5-
fakta-tentang-jalan-raya-pos-daendels
Simorangkir, E. (n.d.). Progres Jalan Trans Papua di Era Jokowi.
Retrieved February 25, 2019, from https://finance.detik.com/infrastruktur/d-
4213185/progres-jalan-trans-papua-di-era-jokowi/2
Martin.s. (n.d.). Papua di Tangan Soeharto. Retrieved February 25, 2019,
from https://historia.id/politik/articles/papua-di-tangan-soeharto-DpwQV
Wibisono, N., & Firdausi, F. A. (2018, December 06). Trans Irian Jaya,
Proyek Orde Baru Untuk Menyambungkan Papua. Retrieved February 25,
2019, from https://tirto.id/trans-irian-jaya-proyek-orde-baru-untuk-
menyambungkan-papua-da7q
Martin.s. (n.d.). Papua dan Ambisi Presiden Pertama. Retrieved February
25, 2019, from https://historia.id/politik/articles/papua-dan-ambisi-presiden-
pertama-P3q1X
Pembangunan Papua. (n.d.). Retrieved February 25, 2019, from
https://arsip-interaktif.kompas.id/pembangunan_papua

17

Anda mungkin juga menyukai