OLEH
2
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah “Perancangan
Struktur Perkerasan”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penulis
3
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Pembahasan
4
ISI
1. Sejarah Jalan di Dunia
Secara umum awal dari adanya jalan adalah akibat keperluan
manusia untuk berpindah menuju suatu tempat ke tempat lain untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, kemudian semakin hari manusia
semakin banyak dan perpindahan manusia pun menjadi lebih banyak
selain itu perpindahan itu juga terjadi secara terus menerus.
Perpindahan inilah yang kemudian menghasilkan jejak langkah dan
mengawali sejarah perkerasan jalan sehingga terdapat jalan seperti
yang kita lihat pada hari ini. Secara lebih rinci perkembangan dari
perkerasan jalan dimulai dari jaman romawi, Macadam dan Telford
kemudian jalan dengan aspal dan beton.
Jalan Roman
Menurut Tillson, (1900), sebenarnya jalan pertamakali
dibuat oleh Cartaginians, sebelum akhirnya orang-orang
Romawi menganggap hal itu sebagai ancaman dan akhirnya
membuat jalan untuk kepentingan politiknya. Diestimasikan
jalan yang dibuat oleh orang-orang romawi kurang lebih
sepanjang 87000 km. Struktur perkerasan jalan romawi
dapat dilihat pada Gambar 2.1
5
Pembangunan jalan Romawi tidak murah. Diperkirakan
biaya konstruksi Appian Way, yaitu jalan yang pertama kali
dibuat oleh bangsa romawi pada tahun 312 sebelum masehi
adalah sekitar $ 2.000.000 per km (perkiraan yang diperbarui
setelah Rose [1935] dan Leger [1875]).
6
spesifik inilah yang membuat desain Telford unik [Baker,
1903]. Di atas ini ditempatkan dua lapisan batu dengan
ukuran maksimum 65 mm (sekitar 150 sampai 250 mm
total ketebalan) diikuti oleh jalur kerikil memakai sekitar
40 mm tebal (lihat Gambar 2.3). Diperkirakan bahwa
sistem ini akan mendukung beban yang sesuai dengan lebar
88 N / mm
Macadam
John Macadam (lahir 1756) mengamati bahwa sebagian
besar jalan “beraspal” pada awal 1800-an terdiri dari kerikil
bulat [Smiles, 1904]. Dia tahu bahwa agregat bersudut pada
tanah dasar yang dipadatkan akan dapat bekerja lebih baik.
Dia menggunakan permukaan tanah dasar yang miring
untuk meningkatkan drainase (tidak seperti Telford yang
menggunakan permukaan tanah dasar yang datar) di mana
dia menempatkan agregat bersudut (ukuran maksimum 75
mm) dalam dua lapisan dengan total kedalaman sekitar 200
mm [Gillette, 1906 ]. Kemudian diatasnya diletakan agregat
dengan ukuran sekitar 25mm dengan kedalaman 50 mm.
Alasan Macadam menggunakan ukuran agregat maksimum
25 mm adalah untuk memberikan tumpangan "mulus"
7
untuk roda gerobak. Dengan demikian, total kedalaman
perkerasan khas Macadam adalah sekitar 250 mm (lihat
Gambar 2.4). Kutipan menarik yang dikaitkan dengan
Macadam tentang ukuran agregat maksimum yang
diijinkan adalah bahwa "tidak ada batu yang lebih besar
dari yang akan masuk ke mulut manusia yang boleh masuk
ke jalan" [Gillette, 1906]. Beban terbesar yang diizinkan
untuk jenis desain ini diperkirakan mencapai 158 N / mm.
8
Jalan Aspal dan Beton
Aspal
Pada tahun 1870, seorang ahli kimia Belgia bernama
Edmund J. DeSmedt meletakkan trotoar aspal sejati
pertama, campuran pasir di depan Balai Kota di Newark,
New Jersey. Secara umum struktur lapisannya mirip
dengan telford dan macadam hanya saja lapisan paling atas
diganti dengan Aspal.
Beton
Sebelum penemuan mobil, orang Amerika berpikir tentang
cara yang lebih baik untuk membuat jalan-jalan kota. Pada
tahun 1889, George W. Bartholomew, mulai bereksperimen
dengan batu kapur dan tanah liat. Kemudian dia percaya
bahwa telah menemukan resep yang lebih baik untuk
pembuatan semen dalam negeri, Bartholomew membeli
sumur-sumur lokal, memulai Perusahaan Semen Buckeye
Portland, dan pada tahun 1891, meyakinkan para pejabat
kota untuk mengizinkannya membuka strip Main Street
setinggi delapan kaki dengan sebuah jalan. campuran pasir,
batu, dan semen. Dua tahun kemudian, pejabat kota setuju
untuk membiarkan Bartholomew membuat jalan di seluruh
9
blok Court Avenue antara Main Street dan Opera Street,
yang saat ini menjadi jalan beton tertua di Amerika.
10
Jaman Kolonial (Semi-modern)
Disinilah jalan mulai berkembang, yaitu pada masa penjajahan
Belanda. Bermula pada tahun 1808, Daendels, seorang gubernur
jenderal mendapat tugas untuk melindungi pulau jawa dari pihak
inggris. Dibawah pemerintahan Daendels dimulai pembangun jalan
raya sepanjang 1000 meter yang terbentang dari Anyer hingga
Panarukan (dikenal sebagai Jalan Raya Pos atau Pantura). Hal ini
karena pada saat hujan jalan di Pulau Jawa cenderung berlumpur
sehingga membuat mobilisasi menjadi semakin sulit dan lama,
padahal mobilisasi adalah salah satu faktor penting untuk
melindungi suatu wilayah. Berbeda dengan di Eropa, Daendels
membuat jalan hanya dengan pemadatan, pasir dan batu, dan dalam
dua tahun jalan ini selesai dibuat. Setelah itu tidak ada pembangunan
jalan yang dianggap lebih spektakuler dibanding pembuatan Jalan
Raya Pos ini karena Belanda lebih memilih kereta sebagai moda
transportasi. Begitupula di jaman penjajan jepang, karena
pemerintah jepang juga lebih memilih pengembangan kereta api dan
jalur kereta api dibanding dengan jalan.
11
Jaman Kemerdekaan (Modern)
Setelah Indonesia merdeka, Departemen Pekerjaan Umum
bertanggung jawab dalam pembuatan dan pengembangan jalan di
Indonesia. Pada tahun 1955, pemerintah membuat jalan kualitas
tinggi dengan lebar jalan yang cukup lebar yaitu selebar 40 meter
yang menghubungkan Kota Jakarta dengan Kebayoran Baru (Jalan
Jenderal Sudirman- Jalan M.H Thamrin). Jalan ini merupakan jalan
yang paling lebar di Jakarta pada saat itu.
12
Pada pertenghan 1960-an, saat Soeharto menjabat, jalan dengan
spesifikasi sangat tinggi dibangun dengan konsep jalan tol atau jalan
bebas hambatan dimana tidak ada hambatan seperti persimpangan.
Jalan yang dibangun saat itu adalah Jalan Jagorawi yang
membentang dari Jakarta sampai Bogor. Pembangunan jalan ini
membawa kebanggaan bagi Negara Indonesia karena merupakan
jalan dengan spesifikasi tertinggi dibandingkan dengan negara-
negara lain di ASEAN.
13
Gambar 2.9 Jalan Trans-Papua Era Orde Baru
Sumber : Hipwee.com
14
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Sejarah perkembangan jalan di dunia dimulai dari
perkerasan jalan Bangsa Romawi, Jalan Macadam dan
Telford kemudian jalan dengan aspal dan beton.
Jalan Bangsa Romawi identik dengan penggunaan batu-
batu besar di lapisan atasnya dan ketebalan jalannya
mencapai 900-1000 mm.
Jalan Macadam dan Telford indetik dengan penggunaan
batu kecil di lapisan atasnya dan tebalan jalannya hanya
250-350 mm
Jalan Modern dengan aspal dan beton tidak berbeda
strukturnya dengan Jalan Macadam dan Telford, melainkan
hanya lapisan atasnya berupa aspal atau beton.
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia dimulai pada
jaman klasik kuno, kolonial, dan kemerdekaan
Pada jaman klasik kuno diperkirakan masih berupa jalan
setapak, kemudian pada jaman kolonial diperkirakan
penggunaan struktur macadam atau telford. Setelah
kemerdekaan struktur jalan yang digunakan sudah beraspal.
Sejarah perkembangan jalan di Papua dimulai pada era orde
baru, hingga saat ini dengan jalan sudah beraspal.
15
2. Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca.
16
Daftar Pustaka
17