Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERKERASAN JALAN RAYA

DI INDONESIA

Fahira Salsabila 16068703321)


1)
Perancangan Struktur Perkerasan-02, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia

ABSTRAK

Jalan dibutuhkan manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari guna memenuhi


kebutuhan hidup. Perkembangan perkerasan jalan selalu beriringan dan saling
berkaitan dengan teknologi penemuan manusia dari yang belum mengenal alat
pengangkut, mengenal alat pengangkut berupa hewan hingga kendaraan beroda
sebagai alat pengangkut yang baru. Seperti halnya di Indonesia, perkembangan
perkerasan jalan dimulai dari konstruksi perkerasan telford dan macadam yang
kemudian ditemukan kembali konstruksi perkerasan berbahan aspal, aspal yang
disempurnakan seperti aspal panas dan aspal beton hingga konsruksi perkerasan
berbahan dasar semen. Maka dari itu, perlu diketahui kembali sejarah bagaimana
konstruksi perkerasan di Indonesia semakin berkembang pesat hingga pada akhirnya
setiap pembangunan perkerasan di Indonesia disesuaikan terhadap fungsinya masing-
masing. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode deksriptif dengan
meninjau aspek kualitatif yang bersumber dari literatur. Hasil yang diharapkan adalah
mengetahui dan memahami sejarah perkembangan perkerasan jalan di Indonesia.

Kata Kunci: Indonesia, perkerasan jalan , sejarah, teknologi


1. Sejarah
Perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusia yang selalu
memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan
sesama. Perkembangan teknik jalan seiring dengan berkembangnya teknologi yang di
temukan umat manusia. (Sukirman. S., 1992). Dengan demikian perkembangan jalan
saling berkaitan dengan perkembangan umat manusia.
Manusia telah mengerti arti jarak jauh dan dekat sebelum mengenal hewan
sebagai alat pengangkut sehingga mereka berusaha mencari jalan terdekat dan
melewati segala rintangan yang ada seperti menaruh batu di sana dan di sini sebagai
tempat loncatan mereka berjalan pada tempat-tempat yang berlumpur. Namun setelah
manusia mulai mengenal hewan sebagai alat pengangkut maka semenjak inilah
konstruksi jalan mulai sedikit maju seperti bentuk jalan yang bertangga-tangga dan
sudah dibuat lebih mendatar, batu-batu yang ditempatkan jarang-jarang ditempat
yang jelek atau berlum pur sudah dibuat lebih rapih, dan menutup rapat tempat-tempat
yang jelek. Lalu semakin maju kembali ketika manusia telah mengenal kendaraan
beroda sebagai alat pengangkut. Bangsa Romawi mulai membuat jalan pada abad ke
4 SM hingga abad ke 4 dengan perkerasan ukuran tebal 3 feet — 5 feet (1,0 m —
1,7 m) dan lebarnya 35 (± 12 m). Perkerasan tersebut dibuat berlapis-lapis seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 1. Konstruksi Perkerasan Romawi


Sumber: www.caridokumen.com
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat adalah pada
pembangunan jalan Daendels pada Zaman Belanda yang dibangun dari Anyer di
Banten sampai Panarukan di Banyuwangi, Jawa Timur sepanjang sekitar 1000 km.
Tujuan pembangunan jalan tersebut yaitu untuk kepentingan strategi pada masa tanam
paksa untuk memudahkan dalam mengangkut hasil tanam. Jalan Daendels tersebut juga
belum dibangun secara teknis dari segi geometrik dan perkerasan jalannya hingga
runtuhnya kekuasaan Romawi pada abad ke 18.
Pada abad 18, para ahli dari Perancis dan Skotlandia menemukan bentuk
perkerasan di mana merupakan awal dari perkembangan konstruksi perkerasan di
Indonesia yang sebagian hingga saat ini masih umum digunakan di Indonesia yaitu
Konstruksi Perkerasan Batu Belah (Telford) dan Konstruksi Perkerasan Macadam.
Konstruksi Perkerasan Batu Belah (Telford) diciptakan oleh Thomas Telford
(1757-1834). Beliau merupakan seorang ahli jembatan Iengkung dari batu lalu
menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya sama seperti jembatan
Iengkung seperti berikut ini : "Prinsip desak-desakan dengan menggunakan batu-
batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan“. Konstruksi ini sangat berhasil
kemudian disebut "Sistem Telford".

Gambar 2. Konstruksi Perkerasan Telford


Sumber: www.caridokumen.com

Konstruksi Perkerasan Macadam diciptakan oleh Jhon Londer MacAdam


(1756-1836). Pada waktu itu pula John Mc Adam memperkenalkan kontruksi
perkerasan dengan prinsip "tumpang-tindih" dengan menggunakan batu-batu pecah
dengan ukuran terbesar (± 3"). Perkerasan sistem ini juga sangat berhasil dan
merupakan prinsip pembuatan jalan secara masinal (dengan mesin). Selanjutnya
sistem ini disebut "Sistem Mc. Adam"

Gambar 3. Konstruksi Perkerasan McAdam


Sumber: www.caridokumen.com

Kemudian perkerasan jalan dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat


mulai ditemukan pertama kali di Babylon pada tahun 625 M namun perkerasan jalan
dengan teknik seperti ini tidak mengalami perkembangan hingga ditemukannya
kendaraan bermotor oleh Gofflied Daimler dan Karl Benz pada tahun 1880. Perkerasan
menggunakan aspal mulai maju pesat pada tahun 1920. Di Indonesia perkerasan aspal
mulai ditemukan pada tahap awal perkerasan telford dan macadam yang diberi lapisan
aus dengan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir pasar dan
kemudian berkembang menjadu lapisan penetrasi (Brutu, Burda, Buras).
Tahun 1980 mulai diperkenalkan perkerasan jalan menggunakan aspal emulsi
dan brutas tetapi memiliki permasalahan dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal
brutas yaitu dalam hal variasi kadar aspalnya. Hal ini kemudian disempurnakan pada
tahun 1990 dengan teknologi beton mastic. Lalu perkerasan jalan menggunakan aspal
semakin berkembang kembali di Indonesia yaitu dengan menggunakan aspal panas
(hot mix) pada tahun 1975 yang kemudian disusul aspal beton (AC) dan lain
sebagainya.
Konstruksi perkerasan semen atau concrete pavement sebagai bahan pengikat
juga telah ditemukan oada tahun 1828 di London tetapi baru mulai berkembang pada
awal tahun 1900. Konstruksi semacam ini kemudian mulai dipergunakan di Indonesia
secara besar-besaran pada awal tahun 1970 yaitu pada pembangunan Jalan Tol Prof.
Sediyatmo.
Perkembangan konstruksi perkerasan di Indonesia semakin berkembang pesat
sejak tahun 1970 di mana sudah mulai diperkenalkannya pembangunan perkerasan
yang telah disesuaikan kembali dengan fungsinya masing-masing. Sedangkan untuk
perancangan geomerik jalan yang dapat dilihat hingga saat ini baru diperkenalkan
sekitar pertengahan tahun 1960 lalu mengalami perkembangan yang sangat pesat mulai
tahun 1980.

DAFTAR PUSTAKA

Hadihardaja, J. (1987). Rekayasa Jalan Raya. Jakarta: Gunadarma.


Kay, F. (2017). Sejarah Perkerasan Jalan. Kupang: Departemen Pendidikan Nasional,
Universitas Nusa Cendana.
Tenriajeng, A. T. (2002). Rekayasa Jalan Raya 2. Jakarta: Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai