Pengembangan
Bandara Mopah Merauke
02 Tujuan Rencana
Tujuan dilaksanakan, Justikasi manfaat
03 Pelingkupan
Deksripsi rencana, Deksripsi rona lingkungan awal, Hasil
pelibatan masyarakat, Dampak penting hipotetik, Batas wilayah
studi dan batas waktu kajian
04 Metode Studi
Metode pengumpulan data, Metode prakiraan dampak penting,
Metode evaluasi secara holistik dampak
LATAR BELAKANG
Penerbangan komersil
Panjang landasan:
Menampung 331
Luas : 4.634 m2
14 m2/ penumpang
2015
Telah dilengkapi dengan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
(DELH) yang telah disetujui/ direkomendasi oleh Badan
Lingkungan Hidup (BLPH) Papua No. 121 Tahun 2015
Rencana Induk
Dari rencana induk yang ada, maka akan mengubah total tata letak dan
dimensi bangunan eksisting (dibangun gedung terminal baru dan panjang
landasan bertambah 500 m)
UU No. 32
. Setiap badan usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
Tahun 2009
wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
PP No. 27
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib
Tahun 2012
memiliki AMDAL
Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
03
Lingkungan Hidup
Permen. LH No.
5 Tahun 2012
Bidang Perhubungan, No 5 untuk pengembangan Bandar udara beserta fasilitsnya dengan
landasan pacu >1.200 m dinyatakan wajib AMDAL
Alasan Ilmiah yang Mendasari Kewajiban AMDAL
a b c d
Tujuan Manfaat
Rencana Rencana
Memenuhi kebutuhan dalam skala Meningkatkan infrastruktur transportasi di
internasional Kabupaten Merauke
TUJUAN
Studi AMDAL
Dilaksanakan setelah penyusunan kajian Rencana Induk Bandar Udara Mopah selesai dan merujuk padanya
yang memuat tentang Kebijakan Nasional Bandar Udara, Rencana lokasi Bandar udara beserta penggunaan,
hierarki serta klasifikasi bandar udara
Pelingkupan
Ketersediaan Lahan
Sedapat mungkin dibebaskan oleh Pemda atau penyelenggara Bandar udara sehingga tidak terjadi masalah
terhadap ketersediaan lahan yang dapat memengaruhi arah pengembangan
Pelingkupan
• Menurut UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan harus dimuat dalam Rencana Induk Bandar Udara
• Merupakan daerah yang dikuasi badan usaha bandara untuk pelaksanaan pembangunan, pengembangan,
dan pengoperasian fasilitas bandara
Pelingkupan
Bandar Udara Mopah di Kab. Merauke merupakan Bandar Udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder
“Merupakan prasarana penunjang pelayanan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani penumpang dengan
jumlah lebih besar dari atau sama dengan 1.000.000 (satu juta) dan lebih kecil dari 5.000.000 (lima juta) orang
pertahun”
Pelingkupan
Kota-kota dikerahkan untuk mencapai tujuan keseimbangan pembangunan antarwilayah dengan upaya
pemantapan-pemantapan fungsi kota dalam kerangka strategis kebijaksanaan pengembangan struktur wilayah
Kab. Merauke maka diperlukan struktur ekonomi pada sektor primer, sekunder, dan tersier yang seimbang
Deksripsi Rencana
Usaha dan/atau
Kegiatan
Rute Penerbangan
1 Tahap 1
Yang perlu dipertimbangkan:
1. Proyeksi lalu lintas
2 Tahap 2 2. Perkiraan dana
3. Fasilitas yang mutlak dibangun
sejak awal
3 Tahap Ultimate
Bangunan Operasi
Komunikasi Penerbangan
Fasilitas Fasilitas
Keberangkatan Kedatangan Navigasi Penerbangan
Peralatan Elektronika
Baggage Conveyor
Check in Counter
Belt
Gedung Kargo
Tahapan Pengembangan
Pra
Konstruksi
1 Tahap 1
2 Tahap 2 Konstruksi
3 Tahap Ultimate
4
Komponen Kegiatan Berpotensi Dampak?
Tahap Pra Konstruksi Tahap I Tahap Konstruksi Tahap I
80% 70%
2.4.3 Dampak Penting Hipotetik yang
Dikaji
No Dampak Penting Hipotek
Hasil penapisan yang dilakukan dalam
1. Getaran
pelingkupan dampak penting hipotetik 2. Peningkatan fasilitas transportasi
mengevaluasi dampak potensial menjadi tiga udara
3. Peningkatan kebisingan
klasifikasi yaitu:
4. Persepsi masyarakat
• Dampak penting hipotetik yang dikaji 5. Kesempatan kerja
6. Kesempatan berusaha
• Dampak tidak penting hipotetik yang
7. Air larian
dikelola dan dipantau
8. Bangkitan lalin darat
• Dampak tidak penting yang tidak dikelola 9. Terputusnya akses jalan
dan dipantau Sumber: hasil analisis konsultan, 2016
2.5 Batas Wilayah Studi dan
Batas Waktu Kajian
2.5.1 Batas Wilayah Studi
Batas proyek yaitu ruang dimanaseluruh komponen rencana Batas Administrasi dari pemerintahan di Kabupaten Merauke
kegiatan Bandar Udara Mopah di Kabupaten Merauke akan dengan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
dilakukan. Batas proyek meliputi fasilitas sisi darat dan fasilitas yang terluas yaitu batas ruang aman udara. Batas Administrasi
sisi udara seluas 257,821 ha di Desa Rinmba Jaya, Distrik AMDAL Bandar Udara Mopah di Kabupaten Merauke yaitu
Merauke, Kabupaten Merauke wilayah administrasi Kelurahan Rimba Jaya, Mandala dan
Kelapa Lima.
• Batas Ekologis
No Dampak Penting
Hiptotetik
1 Getaran 2 bulan ujicoba dan 3
tahun
2 Peningkatan fasilitas 3 tahun
transportasi udara
3 Peningkatan kebisingan 1 hari
4 Persepsi masyarakat 3 tahun
5 Kesempatan kerja 15 tahun
6 Kesempatan berusaha 1 tahun
7 Peningkatan air larian 1 tahun
8 Bangkitan lalin darat 3 tahun
9 Terputusnya akses jalan 1 bulan
3.1 Metode pengumpulan dan Analisis
Data
• Pengumpulan data ini meliputi pengumpulan data rencana kegiatan
pembangunan Bandar Udara Mopah di Kabupaten Merauke dan
Pengumpulan data komponen lingkungan di wilayah studi.
• Persepsi masyarakat merupakan dampak pada komponen • Kesempatan kerja berupa perekrutan tenaga kerja lokal untuk
social berupa terbentuknya persepsi positif dan persepsi terlibat langsung dalam proyek pembangunan bandar udara
• Pengumpulan data social kependudukan (demografi) akan • Pengumpulan data sosial kependudukan (demografi) dan sosial
dilakukan melalui data sekunder maupun data primer. ekonomi akan dilakukan melalui data sekunder maupun data
primer.
• Metode analisis yang bersifat kualitatif dilakukan dengan
analisis isi, sedangkan yang bersifat kuantitatif dilakukan • Metode analisis yang bersifat kualitatif dilakukan dengan analisis
dengan analisis statistik. isi, sedangkan yang bersifat kuantitatif dilakukan dengan analisis
statistik.
• Dampak kesempatan berusaha muncul dengan adanya • Kebisingan akan diukur langsung dengan menggunakan
peluang bagi masyarakat sound level meter.
• Pengumpulan data sosial kependudukan (demografi) • Pengukuran dilakukan selama 10 menit dengan
dan sosial ekonomi akan dilakukan melalui data pengambilan data tiap 5 detik untuk setiap pengukuran.
sekunder maupun data primer.
• Metode analisis kebisingan mengacu pada Keputusan
• Metode analisis yang bersifat kualitatif dilakukan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-
dengan analisis isi, sedangkan yang bersifat kuantitatif 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan.
dilakukan dengan analisis statistik.
Kebisingan pada jarak tertentu
𝐿2
𝑆𝐿1 − 𝑆𝐿2 = 10𝐿𝑜𝑔
𝐿1
3.1 Metode pengumpulan dan Analisis
Data
3.1.5 Peningkatan air larian 3.1.6 Peningkatan Pelayanan Transportasi Udara
• Data terkait potensi genangan dikumpulkan melalui • Data yang dibutuhkan dalam prakiraan dampak ini
pengumpulan data curah hujand dan topografi lahan. adalah ketersediaan sarana transportasi
penerbangan pada lokasi kegiatan.
• Data curah hujan dikumpulkan pada stasiun
Meteorologi Kelas III Mopah Merauke dan topografi • Data akan ditabulasi dan dianalisa secara deskriptif
lahan dari desain siteplan dan kuantitatif terhadap rencana kegiatan.
• Getaran secara umum dimaksudkan sebagai getaran yang • Pengumpulan data transportasi dilakukan secara kuantitatif
terjadi akibat aktivitas penerbangan. dengna traffic counting.
• Jumlah lokasi pengumpulan data berada di tapak proyek 1 titik • Metode Analisa transportasi dari data terkumpul dilakukan
dan pemukiman terdekat dengan tepak proyek sebanyak 3 dengan matematik analogi.
lokasi
251.5
𝑃𝑃𝑉𝑒𝑞𝑢𝑖𝑝 = 𝑃𝑃𝐹𝑟𝑒𝑓 ×
𝐷
3.1 Metode pengumpulan dan Analisis
Data
3.1.9 Terputusnya Akses Jalan
• Metode Pendekatan Model Matematis • Metode Pendekatan dengan Penggunaan Baku Mutu
Lingkungan
Berdasarkan rumus matematis. Contoh: Tingkat Kebisingan,
Bangkitan Lalu lintas, besarnya genangan, dan lain-lain Berdsasarkan pendekatan pada standar atau kriteria baku
mutu lingkungan. Contoh: tingkat kebisingan.
• Metode pendekatan berdasarkan Analogi
• Metode Penilaian Ahli
Berdasarkan pengkajian masalah yang timbul. Contoh:
kesempatan kerja, bangkitan lalu lintas, dan lain-lain Berdasarkan prakiraan oleh para anggopta tim ahli. Contoh:
Persepsi masyarakat dan peningkatan pelayanan transportasi
• Metode Pendekatan berdasarkan Empiris
udara.
Berdasarkan hokum-hokum yang berlaku di lingkungan.
Contoh: timbulnya kesempatan kerja/kesempatan berusaha,
adanya peningkatan.
3.3 Metode Evaluasi secara Holistik
Dampak
• Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah dengan metode Sorensen modifikasi yang dibantu dengan began alir.
Telahaan dilakukan pada seluruh dampak penting hipotetik secara holistic menggunakan began alir dengan metode Sorensen modifikasi
Alternatif diuraikan dan diberikan rekomendasi menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku.
Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkan dampak
Kriteria rekomendais penilaian kelayakan lingkungan berdarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16 Tahun 2012
Keputusan Meteri Perhubungan RI No.354 Tahun 2016: Rencana Induk Bandar Udara
Mopah di Kabupaten Merauke Provinsi Papua
Razif. M dan Adhi Y., 2001. AMDAL dan Audit Lingkungan. Jurusan Teknik Lingkungan,
Intstitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Suratmo, F.G. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
THANK YOU