Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA

1.1 Pendahuluan

Perkembangan teknologi jalan raya dimulai dari sejarah


perkembangan manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan berkomunikasi. Setelah manusia diam (menetap)
berkelompok disuatu tempat mereka mengenal artinya jarak jauh dan
dekat. Maka dalam membuat jalan mereka berusaha mencari jarak
yang paling dekat dengan mengatasi rintangan-rintangan yang masih
dapat mereka atasi. Menurut Undang-undang Jalan Raya No.13/1980:
jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk
apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.

Berdasarkan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya


No.13/1970, fungsi jalan terdiri dari jalan utama yaitu melayani lalu
lintas tinggi antara kota-kota penting, sebagai jalan sekunder yaitu
melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting dan
kota-kota yang lebih kecil serta sekitarnya, dan sebagai jalan
penghubung yaitu untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai
sebagai penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau
berlainan. Pada perencanaan geometrik bermuatan standar
perencanaan, perencanaan tikungan, pelebaran tikungan dalam
perencanaan alinyemen horizontal.

Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam


sejarah bangsa Indonesia adalah pembangunan jalan Daendles pada
zaman Belanda, yang dibangun dari anyer di Banten sampai
Panarukan di Banyuwangi Jawa Timur. Yang diperkirakan 1000 km.
Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa pada akhir abad
18. Tujuan pembangunan pada saat itu terutama untuk kepentingan
2

strategi dan dimasa tanam paksa untuk memudahkan pengangkutan


hasil bumi.

Jalan Daendles tersebut belum direncanakan secara teknis


baik geometrik maupun perkerasannya. Konstruksi perkerasan jalan
berkembang pesat pada jaman keemasan Romawi. Pada saat itu telah
dimulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dari beberapa lapis
perkerasan. Perkembangan konstruksi perkerasan jalan seakan
terhenti dengan runtuhnya kekuasaan Romawi sampai abad 18.

Pada saat pertama manusia mendiami bumi kita ini , usaha


mereka pertama-tama ialah mencari jalan untuk mencari kebutuhan
hidup mereka terutama makan dan minum. Dalam mencari jalan,
mereka dan juga binatang-binatang mencari tempat-tempat yang
paling sedikit rintangannya. Pada waktu itu mereka masih merupakan
pengembara-pengembara, maka yang didapat hanya jejak saja.
Manusia dan binatang mempunyai alah satu kepentingan yang sama,
ialah minum, maka jejak-jejak ini yang menuju ke danau-danau atau
ke sungai-sungai terlihat lebih nyata.

1.2 Sebelum Manusia Mengenal Hewan Sebagai Alat Angkut

Setelah manusia diam (menetap) berkelompok disuatu tempat


mereka mengenal artinya jarak jauh dan dekat. Maka dalam membuat
jalan mereka berusaha mencari jarak yang paling dekat dengan
mengatasi rintangan–rintangan yang masih dapat mereka atasi.
Misalnya : bila melewati tempat-tempat berlumpur mereka menaruh
batu di sana-sini agar dapat melompat-lompat diatasnya bila melewati
tanjakan yang curam mereka membuat tangga-tangga.
3

Gambar 1.1 Transportasi Jaman Dulu

Jalan Setapak

Dengan bertambahnya jumlah manusia dan hidup


berkelompok, maka mereke membutuhkan tempet-tempet berdiam
walaupun untuk sementara. Umumnya mereka berpindah-pindah
temept secara musiman atau bila tempattempat disekitarnya sudah
tidak ada atau kurang bahan makanan yang mereka butuhkan,
sehingga terciptalah jalan setapak atau yang dihutan disebut lorong--
lorong tikus. Jalan setapak ini merupakan jalan musiman untuk
berburu pada musim berburu dan untuk mencari ikan pada waktu
mencari ikan.

1.3 Setelah Manusia Mengenal Hewan Sebagai Alat Angkut

Setelah manusia mengenal hewan sebagai alat angkut, maka


konstruksi jalan sudah agak maju, ialah : Bentuk jalan yang bertangga-
tangga sudah dibuat lebih mendatar. Batu-batu yang ditempatkan
jarang-jarang ditempat yang jelek atau berlumpur sudah dibuat lebih
rapi dan menutup rapat tempat-tempat yang jelek.
4

Gambar 1.2 Alat Transportasi Manusia Jaman Dulu

1.4 Perkembangan Konstruksi Perkerasan Jalan Pada Akhir


Abad Ke-18

Pada jaman purbakala, manusia tinggal di goa-goa. Untuk


mencapai sumber air dan tempat makanannya manusia membuat
jalan setapak. Demikian juga untuk menghindari rintangan alam yang
tidak begitu besar (sungai dan lembah yang kecil) manusia menebang
pohon dan merentangkannya sehingga berfungsi menjadi jembatan.
Lebih dari 2000 tahun yang lalu, kerajaan Romawi membuat jalan
keseluruh pelosok Eropa. Di Inggris saja mereka membuat jalan yang
panjangnya 3000 mil (1mil = ± 1.6 km). Jalan ini fungsinya hanya
untuk militer saja. Konstruksinya dari batu-batu setempat yang ditata
selebar jalan yang diinginkan. Seiring bertambah majunya cara
bercocok tanam, maka panen yang dihasilkanpun berlimpah maka
fungsi jalan berubah menjadi prasarana transportasi hasil pertanian
dan para petani dapat saling barter hasil panenannya. Untuk saat ini
jalan juga berfungsi sebagai prasarana transportasi bahan baku ke
pabrik dan dari pabrik ke pasar.
Thomas Telford (1757–1796) seorang yang berkebangsaan
Skotlandia, memperkenalkan suatu konstruksi perkerasan jalan.
Konstruksi tersebut terdiri dari batu kali ukuran 15/20 cm sampai 25/30
5

cm yang disusun tegak diatas pasir urug yang dipadatkan dan


diatasnya diletakkan batu-batu kecil ukuran 5/7 cm untuk mengunci
batu kali tersebut agar tidak goyang. Diatas batu-batu kecil tersebut
diletakkan campuran pasir aspal (sand sheet) sebagai lapis aus yang
tebalnya bervariasi antara 3–10 cm.

Gambar 1.3 Konstruksi Jalan Telford

Gambar 1.3 menunjukkan model perkerasan Telford. Di Indonesia


perkerasan tipe ini banyak dibangun semasa kolonial Belanda dulu
(waktu Gubernur Jenderal Daendels) dan dikenal cara
pembangunannya dengan sistim kerja paksa Rodi yang mana
menghasilkan jalan dari Anyer sampai Panarukan yang panjangnya
mencapai ± 1000 km.

John Loudon McAdam (nama ini di Indonesia menjadi


Makadam), seorang insinyur konstruksi perkerasan jalan dari
Skotlandia, membuat suatu konstruksi jalan dari agregat batu pecah
(crushed aggregate). (1756 — 1836), memperkenalkan kontruksi
perkerasan dengan prinsip "tumpang-tindih" dengan menggunakan
batu-batu pecah dengan ukuran terbesar (± 3"). Perkerasan sistem ini
sangat berhasil pula dan merupakan prinsip pembuatan jalan secara
masinal (dengan mesin). Selanjutnya sistem ini disebut "Sistem Mc.
Adam".
6

Makadam menyadari bahwa untuk mengoptimalkan kekuatan


lapis agregat batu pecah maka diperlukan penggunaan batu pecah
yang terdiri dari berbagai macam ukuran (mixed size), hal ini
dinamakan agregat bergradasi (graded aggregate). Beberapa jalan di
Inggris yang dibangun dengan sistim ini dan dilapisi dengan bahan tar
(Indonesianya tir, yaitu semacam aspal cair hasil destilasi arang/arang
batu). Tercatat awal konstruksi model Makadam adalah jalan di
Gloucestershire yang dibuat pada tahun 1832 dan di Nottinghamshire
pada tahun 1884. Makadam menyatakan, secara teknis ruang diantara
agregat-agregat yang besar akan diisi oleh agregat-agregat yang lebih
kecil yang mana akan menciptakan suatu kondisi yang disebut saling
mengunci (interlocking), akhirnya akan menjadikan kondisi lapisan
menjadi sangat stabil. Cara Makadam ini merupakan pondasi bagi
industri campuran aspal (hotmix) dikemudian hari, dimana mulai
pertengahan abad 20 hingga saat ini industri hotmix berkembang
pesat. Gambar 1.1 (b) model lapis perkerasan Macadam.

Gambar 1.4 Konstruksi Jalan Mac Adam

1.5 Jalan Sebagai Prasarana Sosial dan Ekonomi

Pada 50 abad yang lalu manusia mulai hidup berkelompok di


suatu tempat membentuk suku-suku bangsa dan bangsa-bangsa.
Pada saat ini manusia mulai mempergunakan jalan yang tetep untuk
mengadakan hubungan dan tukar-menukar barang antara suku-suku
bangsa dan bangsa-bangsa tersebut. Pada saat inilah sejarah jalan
7

yang sesungguhnya dimulai yang berfungsi sebagai prasarana Sosial


dan Ekonomi.

Jalan raya yang pada hakikatnya dibangun untuk memenuhi


kebutuhan manusia, mulaidibangun seiring dengan keberadaan
manusia sendiri. Jalan pada awalnya hanya berupa jejak manusia
yang berkeliling ke daerah sekitar untuk mencari kebutuhan hidup.
Jejak iniberfungsi sebagai penuntun arah bagi manusia. Seiring
dengan bertambahnya jumlahmanusia, manusia melakukan aktivitas
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secaraberkelompok.
Perpindahan secara berkelompok ini kemudian menghasilkan jejak
dengan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, jalan yang juga berfungsi
sebagai petunjuk arahmembuat jejak-jejak kaki lebih sering dilalui oleh
orang, sehingga jejak-jejak kaki inikemudian berubah menjadi jalan
setapak, yang belum rata. Seiring dengan berkembangnyasarana
transportasi sederhana, seperti kuda, mulai dibuat jalan yang lebih
rata.Sementara bangsa Romawi mulai membangun jalan dengan
pengaturan lapisan yanglebih baik dan perencanaan yang lebih
matang, pembangunan jalan di Indonesia berkembangsedikit demi
sedikit walaupun belum dibangun dengan perkerasan dan
perencanaan yang baik seperti bangsa Romawi.

1.6 Perkembangan Konstruksi Perkerasan Jalan Pada Abad


Ke-19

Pada abad 19 Kereta Api ditemukan mulai pada Tahun 1930,


jaringjaring rel kereta api dibuat dimana-mana, maka angkuran lewat
jalan raya mulai terdesak, dengan sendirinya teknik pembuatan jalan
tidak berkembang. Tetapi pada akhir abad ke - 19 kendaraan bermotor
mulai banyak, sehingga menuntut jalan darat yang balk dan lancar,
teknik pembuatan jalan yang baik timbul lagi.
8

1.7 Perkembangan Konstruksi Perkerasan Jalan Pada Abad


Ke-20

Sesudah perang dunia pertama kira-kira tahun 1920 banyak


negara-negara mulai memperhatikan pembangunan jalan raya, karena
makin banyaknya angkutan kendaraan bermotor. Persaingan antara
Kereta Api dan kendaraan bermotor mulai ramai, karena masing-
masing memiliki keunggulan sendiri. Untuk angkutan secara massal
jarak jauh Kereta Api unggul, tetapi sebaliknya untuk angkutan jarak
pendek/ dekat kendaraan bermotor lebih unggul dikarenakan
kendaraan bermotor dapat melayani dari pintu ke pintu (door to door),
dan bahan bakar yang dibutuhkan lebih rendah.

Disamping itu pula orang mulai membuat jalan, sehingga


perkembangan pembuatan jalan menjadi menjadi lebih cepat dengan
kemudahan pembuatan dan kualitas yang lebih balk. Selama perang
dunia ke II untuk keperluan militer yang mendesak telah dibuat beribui-
ribu kilometer jalan secara masinal sistem modern dibanyak negara.
Hal ini mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan mengenai jalan
raya.

Gambar 1.5 (a) Konstruksi Jalan Modern


9

Gambar 1.5 (b) Konstruksi Jalan Modern

1.8 Sejarah Perkembangan Jalan di Indonesia

Sejarah Perkembangan Jalan di Indonesia Indonesia pada


perkembangan jalan rayanya dimulai sejak jaman kerajaan
Tarumanegara mulai th 400- 1519 M. Pada masa itu jalan dibuat untuk
menunjang kegiatan perdagangan yaitu untuk mengangkut barang
dagangan dan mengangkut bahan-bahan untuk pembuatan candi
sebagai sarana ibadah. Dan dengan kedatangan VOC turut
memperbanyak jalur jalan. Pada zaman pemerintahan gubernur
jenderal Herman Willem Daendels pada tahun 1808 – 1811 dibangun
jalan antara anyer, panarukan. Jalan ini dibangun untuk kepentingan
strategi militer perang dan juga bertujuan untuk menjangkau daerah
terpencil dan untuk mendorong pertumbuhan sosial ekonomi dan
budaya masyarakat. Jalan yang dibangun sejak zaman VOC setelah
zaman kemerdekaan oleh pemerintah jalan raya itu;

1) Diperbesar, kualitas konstruksi ditingkatkan dengan tujuan


untuk pelayanan lalu lintas dengan klasifikasi cepat, aman,
nyaman.
2) Jalan yang ada diperbaiki, desain geometri diperbaiki.
10

3) Membuka isolasi terpencil maka dibangun jalan raya baru


untuk meningkatkan sosial ekonomi.
4) Sebagi sarana transportasi untuk menjamin stabilitas ekonomi
dan keamanan negara.
5) Untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan sosial,
ekonomi, dan budaya.
6) Sebagai pengembangan jaringan sistem pelayaran transportasi
perkotaan untuk berbagai aktifitas masyarakat, yang
dikembangkan adalah metoda transportasi modern yaitu
dengan jalan door to door.
7) Dengan adanya jalan ini perjalanan darat Surabaya-Batavia
yang ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi 7 hari. Ini
sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels
kemudian dikelola dalam dinas pos.

1.9 Perkembangan Jalan Zaman Modern

Setelah kebutuhan jalan semakin penting, maka manusia


zaman modern atau setelah zaman masehi muai melakukan
terobosan-terobosan untuk membuat konstruksi perkerasan jalan dan
hal-hal yang berkaitan dengan bahan perkerasan jalan dan teknologi
perkerasan jalan. Dari sejarah perkembangannya dapat diketahui
bahwa:

1) Penemuan danau aspal Trinidad oleh Sir Walter Religh Tahun


1595, dimana dengan bahan temuan tersebut dapat dipergunakan
untuk memperkeras lapisan permukaan jalan.
2) Pierre Marie Jereme Tresaquet (1716-1796) dari Perancis
mengembangkan sistem lapisan batu pecah yang dilengkapi
dengan drainase, kemiringan melintang, serta mulai menggunakan
pondasi dari batu.
3) Metode perinsip desak diperkenalkan oleh orang Scotlandia yaitu
pada tahun 1790 yaitu Thomas Telford, yaitu suatu konstruksi
perkerasan jalan yang dibuat menurut jembatan lengkung dari batu
pecah ukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak, serta
11

menambahkan susunan batu-batu kecil diatasnya. Konstruksi ini


kemudian sangat berkembang dan dikenal dengan sebutan sistem
Telford. Jalan-jalan di indonesia yang dibuat pada jaman dahulu
sebagian besar merupakan sistem telford, walaupun diatasnya
telah ditambahkan lapisan anti aus.
4) Pada tahiun 1815 waktu itu pula Scotsman John London Mc.
Adam (1756 – 1836) memperkenalkan konstruksi perekerasan
jalan dengan prinsip “tumpang tindih” dengan menggunakan batu-
batu pecah atau batu kali, pori-pori diatasnya ditutup dengan batu
yang lebih halus/kecil. Jenis perkerasan ini terkenal dengan nama
perkerasan macadam. Untuk memberikan lapisan yang kedap air,
maka diatas lapisan makadam diberi lapisan aus yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir
kasar. Sampai sekarang kedua sistem tersebut masih lazim
dipergunakan di daerah-daerah di Indonesia dengan
menggabungkannya menjadi sistem Telford-Macadam. Dengan
begitu perkerasan jalan untuk bagian bawah menggunakan sistem
Telford kemudian untuk perkerasan atas dengan sistem Macadam.
5) Di akhir abad 19, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda,
pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh
blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di Champ-
Elysess, Paris, Perancis. Jalan aspal yang bersifat lebih plastis
atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca
dan sebagai pengikat yang lebih tahan air.
6) Setelah kereta api ditemukan mulai tahun 1830 jaring-jaring rel K.A
dibuat di mana-mana, maka angkutan lewat jalan darat mulai
terdesak, dengan sendirinya teknik pembuatan jalan tidak
berkembang. Akan tetapi pada akhir abad ke-19 jumlah kendaraan
berangsur-angsur mulai banyak, sehingga menuntut jalan darat
yang lebih baik dan lancar. Oleh karena itu pada akhir abad ke-19
teknik pembuatan jalan yang baik mulai tumbuh dan berkembang
lagi.
7) Penemuan mesin penggilas (stom roller) ditemukan th 1860 oleh
Lemoine.
12

8) Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland


pada 1865. Sekarang banyak jalan tol dengan konstruksi beton
(tebal minimum 29 cm) dan tahan hingga lebih dari 50 tahun serta
sangat kuat sekali memikul beban besar.
9) Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward
de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, ia
sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu
dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872
dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.
10) Sesudah perang dunia I kira-kira pada tahun 1920 banyak negara-
negara mulai memperhatikan pembangunan jalan raya. Hal ini
dikarenakan semakin banyaknya angkutan yang beroperasi
khususnya kendaraan bermotor. Persaingan antara kereta api dan
kendaraan bermotor mulai ramai, karena masing-masing
mempunyai keunggulannya sendiri-sendiri. Untuk angkutan secara
massal jarak jauh kereta api bisa dikatakan lebih efektif. Namun
sebaliknya untuk angkutan jarak dekat kendaraan bermotor lebih
bisa melayani dari pintu ke pintu (door to door), sehingga handling
cost lebih rendah daripada kereta api. Disamping itu, orang mulai
membuat alat-alat besar yang khusus untuk membuat jalan (road
building equipment), sehingga pembuatan jalan menjadi lebih
cepat dan relatif murah dengan kualitas yang lebih baik.
11) Setelah adanya penemuan mesin penggerak kendaraan
pengangkut yang memungkinkan kendaraan pengangkut bergerak
lebih cepat dengan membawa kendaraan pengangkut bergerak
lebih cepat dengan membaw a beban yang lebih banyak, hal ini
merupaka revolusi terbesar dalam sejarah perkembangan jalan
raya. Association Internationale Permanente dan congres dela
route yang didirikan di Paris tahun 1908 merupakan lembaga
petemuan tetap internasional yang menetapkan norma-norma dan
ketentuan pembangunan jalan raya. Tahun 1914 didirikan pula
perserikatan pejabat jalan raya dan transportasi negara-negara
bagian di Amerika yaitu American Association of state highway
Officials (AASHTO). Dan penggunaan aspal sebagai perkerasan
dimulai sejak 1920 sehingga pada tahun 1935 pembangunan jalan
13

raya mulai dikembangkan berdasarkan bidang spesialisasi


keilmuan, yaitu bidang perencanaan geometri jalan raya dan
bidang peencanaan konstruksi perkerasan jalan raya.
12) Pada tahun 1903 diterbitkan paten untuk warren of massachussets
untuk suatu campuran perkerasan yang dibuat dari material
berbitumen dan agregat yang bergradasi atau biasa disebut aspal
beton (hotmix).
13) Pada tahun 1917, perkerasan beton masih dalam masa peralihan,
yang kemudian California Highway Departement membangun
pondasi setebal 4-in dan lebarnya 15-in. Dan negara bagian
pennsylvania membakukan alternatif pelat beton setebal 12,5 cm
(5-in) dibagian tepi, dan 17,5 cm (7-in) dibagian tengah pada dasar
yang rata. Untuk saat ini tebal plat beton untuk lalu lintas berat dan
padat berkisar antara 20 sampai 32,,5 cm (sampai 13 in) dan
dapat disambung tanpa tulangan, dengan tulangan sederhana,
dengan tulangan menerus, atau prategang.
14) Perkerasan campuran di jalan atau di tempat (road-mix) adalah
setiap permukaan berbitumen dimana materialnya dicampur di
tempat dimana dilaksanakan perkerasan. Pada tahun 1915, J. S.
Bright, insinyur di San Bernardino County, California,
mencampurkan minyak ringan dengan pasir gurun dengan
menggunakan bajak dan garu cakram, dan dengan menggunakan
beberapa galon minyak per yard persegi luas bidang menghasilkan
suatu lapisan permukaan setebal beberapa inci. Badan jalan ini
berfungsi sangat baik.
15) Perkerasan Campuran-Pabrik (Plant-Mix) adalah setiap
permukaan berbitumen di mana materialnya telah dicampur di
pabrik. Umumnya diperuntukkan bagi produk yang lebih murah
dan kurang dikontrol secara tepat. Pencampuran di pabrik dimulai
pada tahun1920-an. Dengan mencampur material di pabrik dan
segera menghamparkannya setelah dikirim ke tempat proyek,
maka beberapa kelambatan terhadap campuran di jalan akibat
gangguan cuaca dapat dihindari.
14

16) Sekarang telah sering dijumpai jalan paving yang bisa dilalui oleh
kendaraan berat. Namun untuk penggunaannya jalan paving
masih sering digunakan di perumahan-perumahan.

Gambar 1.6 Angkutan Umum Modern


15

1.10 Masalah Jalan Raya

Secara teknis masalah jalan raya berkisar pada konstruksi dan


drainase. Drainase yang tidak baik akan menyebabkan umur jalan
berkurang. Misalnya ketika Hujan turun lalu air meluap memenuhi
badan jalan. Gerusan air di jalan ini membuat aspal menjadi
terkelupas. Kalau sudah terkelupas maka siap-siap bagi para
pengendara dan pengguna jalan lainnya untuk berhati-hati
menghindari jalanan yang bolong-bolong. Jika bolong hanya satu dua
dengan kedalaman tidak lebih dari 10 cm, lewat saja tetapi kalau
sudah lebih dari 20 cm maka harus ekstra hati-hati. Kasus jalan
bolong-bolong di konstruksi jalan yang besar terjadi di beberapa kota
seperti sebut saja sebagian Kota Bandung, Kota Depok dan
Cimanggis.

Hal ini menunjukan sistem drainase yang ada tidak terintegrasi


sehingga aliran air hujan semrawut. Ini diperparah dengan makin
berkurangnya daerah tangkapan air di kawasan konservasi karena
pembangunan fisik yang tidak memperhatikan lingkungan.

Masalah kedua yang secara teknis berhubungan dengan


konstruksi jalan adalah kapasitas kendaraan bermotor yang semakin
bertambah setiap harinya. Lihat saja grafik penjualan mobil di
Indonesia pada periode Mei 2009 yang mencatat angka tertinggi sejak
Januari, yaitu 35.818 unit. Komposisinya, kendaraan penumpang
26.369 unit dan komersial 9.504 unit. Dibandingkan bulan
sebelumnya, terjadi kenaikan 3,5 persen. Penjualan kendaraan
penumpang naik dari 25.346 unit menjadi 26.369 unit atau 4 persen.
Sedangkan komersial naik 2 persen, yaitu dari 9.265 unit pada April
menjadi 9.504 unit Mei. Total penjualan mobil periode lima bulan 2009
mencapai 170.741 unit. Dengan ini pula, pada semester pertama
2009, diperkirakan penjualan mencapai lebih dari 200.000 unit.
Sementara pada tahun 2010, Realisasi penjualan mobil domestik
pada kuartal pertama 2010 melesat 73,3 persen, mencapai  173.989
16

unit dibanding periode sama tahun lalu  hanya 100.384 unit. (sumber
kompas.com).

Dengan kondisi seperti itu, bisa diprediksi bagaimana jalan


raya menerima beban yang sangat besar karena kenaikan pengguna
jalan raya itu sendiri. Kemacetan dan bertambahnya volume
kendaraan, memaksa kemajuan teknologi rekayasa jalan raya untuk
terus berinovasi. Selain menambah lebar jalan seperti yang sudah
dilakukan di jalan tol cikampek, juga pengaturan arus lalu lintas harus
benar-benar diperhatikan. Ini menjadi tantangan bagi perencana jalan
raya.

Gambar 1.7 Permasalahan Transportasi Kota Jakarta


17

Rangkuman

1. Perkembangan teknologi jalan raya dimulai dari sejarah


perkembangan manusia yang selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan berkomunikasi. Setelah manusia diam
(menetap) berkelompok disuatu tempat mereka mengenal artinya
jarak jauh dan dekat.
2. Setelah manusia mengenal hewan sebagai alat angkut, maka
konstruksi jalan sudah agak maju, ialah : Bentuk jalan yang
bertangga-tangga sudah dibuat lebih mendatar. Batu-batu yang
ditempatkan jarang-jarang ditempat yang jelek atau berlumpur
sudah dibuat lebih rapi dan menutup rapat tempat-tempat yang
jelek.
3. Thomas Telford (1757–1796) seorang yang berkebangsaan
Skotlandia, memperkenalkan suatu konstruksi perkerasan jalan.
Konstruksi tersebut terdiri dari batu kali ukuran 15/20 cm sampai
25/30 cm yang disusun tegak diatas pasir urug yang dipadatkan
dan diatasnya diletakkan batu-batu kecil ukuran 5/7 cm untuk
mengunci batu kali tersebut agar tidak goyang.

4. John Loudon McAdam (nama ini di Indonesia menjadi Makadam),


seorang insinyur konstruksi perkerasan jalan dari Skotlandia,
membuat suatu konstruksi jalan dari agregat batu pecah (crushed
aggregate). (1756-1836), memperkenalkan kontruksi perkerasan
dengan prinsip "tumpang-tindih" dengan menggunakan batu-batu
pecah dengan ukuran terbesar (± 3").
5. Pada abad 19 Kereta Api ditemukan mulai pada Tahun 1930,
jaringjaring rel kereta api dibuat dimana-mana, maka angkuran
lewat jalan raya mulai terdesak, dengan sendirinya teknik
pembuatan jalan tidak berkembang.
6. Sesudah perang dunia pertama kira-kira tahun 1920 banyak
negara-negara mulai memperhatikan pembangunan jalan raya,
karena makin banyaknya angkutan kendaraan bermotor.
18

Latihan Soal

1. Jelaskan pengertian jalan menurut Undang-undang Jalan Raya


No.13/1980
2. Jelaskan Fungsi jalan !
3. Jelaskan sistem transportasi pada masa setelah manusia
mengenal hewan sebagai alat angkut !
4. Jelaskan konstruksi perkerasan telford !
5. Jelaskan permasalahan transportasi saat ini !

Jawaban

1. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk


apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas.
2. Fungsi jalan terdiri dari jalan utama yaitu melayani lalu lintas tinggi
antara kota-kota penting, sebagai jalan sekunder yaitu melayani
lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting dan kota-kota
yang lebih kecil serta sekitarnya, dan sebagai jalan penghubung
yaitu untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai sebagai
penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau
berlainan.
3. Setelah manusia mengenal hewan sebagai alat angkut, maka
konstruksi jalan sudah agak maju, ialah : Bentuk jalan yang
bertangga-tangga sudah dibuat lebih mendatar. Batu-batu yang
ditempatkan jarang-jarang ditempat yang jelek atau berlumpur
sudah dibuat lebih rapi dan menutup rapat tempat-tempat yang
jelek.
4. Thomas Telford (1757–1796) seorang yang berkebangsaan
Skotlandia, memperkenalkan suatu konstruksi perkerasan jalan.
Konstruksi tersebut terdiri dari batu kali ukuran 15/20 cm sampai
25/30 cm yang disusun tegak diatas pasir urug yang dipadatkan
19

dan diatasnya diletakkan batu-batu kecil ukuran 5/7 cm untuk


mengunci batu kali tersebut agar tidak goyang. Diatas batu-batu
kecil tersebut diletakkan campuran pasir aspal (sand sheet)
sebagai lapis aus yang tebalnya bervariasi antara 3–10 cm.
5. Secara teknis masalah jalan raya berkisar pada konstruksi dan
drainase. Drainase yang tidak baik akan menyebabkan umur jalan
berkurang. Misalnya ketika Hujan turun lalu air meluap memenuhi
badan jalan. Gerusan air di jalan ini membuat aspal menjadi
terkelupas. Kalau sudah terkelupas maka siap-siap bagi para
pengendara dan pengguna jalan lainnya untuk berhati-hati
menghindari jalanan yang bolong-bolong dan dapat
membahayakan pengguna jalan. Masalah kedua yang secara
teknis berhubungan dengan konstruksi jalan adalah kapasitas
kendaraan bermotor yang semakin bertambah setiap harinya yang
menyebabkan terjadinya kemacetan jalan terutama pada jam
sibuk.

Anda mungkin juga menyukai