Sejarah perkembangan jalan raya berawal seiring sejarah manusia itu sendiri yang selalu memiliki
keinginan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan berinteraksi dengan sesamanya.
Maka dapat dikatakan perkembangan jalan raya terjadi seiring dengan perkembangan peradaban umat
manusia. Perkembangan teknik atau cara pembuatan jalanterjadi seiring dengan melesatnya teknologi
yang dikembangkan oleh umat manusia.
Jalan pada awalnya hanyalah berupa jejak atau bekas lewatnya orang-orang yang mencari kebutuhan
hidup. Misalnya bahan makanan, pakaian, hewan buruan, maupun sumber air. Manakala umat manusia
mulai hidup dalam kelompok, jejak-jejak yang tadi kemudian berubah menjadi jalan kasar/jalan
setapak. Kemudian, saat mulai hewan-hewan dimanfaatkan sebagai alat transportasi, maka jalan
perlulah dibuat lebih bagus atau rata. Sejarah perkerasan jalan pertama kali dijumpai di Mesopotamia,
bersamaan dengan penemuan roda sekitar 3500 Sebelum Masehi.
Pada zaman keemasan Romawi, konstruksi perkerasan jalan berkembang dengan pesat. Kala itu telah
mulai dibangun jalan-jalan yang terdiri dalam bentuk beberapa lapisan perkerasan. Tetapi
perkembangan konstruksi perkerasan jalan terhenti sementara saat kekuasaan Romawi runtuh sampai
awal abad ke 18. Pada saat itu, beberapa bangsa seperti Perancis dan Skotlandia diketahui menemukan
sistem-sistem konstruksi perkerasanjalan yang sedikit lebuh maju. sebagian besar sampai saat ini
masihumum digunakan di negara berkembang seperti Indonesia maupun dinegara-negara lain di dunia.
Beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan konstruksi jalan raya:
John Louden Mac Adam (1756-1836), adalah orang Skotlandia yang memperkenalkan konstuksi
perkerasan yang terdiri dan batu pecah atau batu kali, pori-pori diatasnya ditutup dengan batu yang
lebih kecil/halus. Jenis perkerasan ini terkenal dengan nama Perkerasan Macadam. Agar terbentuk
lapisan yang kedap air, maka di atas lapisan macadam diberi lapisan atas yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar.
Pierre Marie Jerome Tresaguet (1716-1796) dan Perancis mengembangkan sistim lapisan batu pecah
yang dilengkapi dengan drainase, kemiringan melintang serta mulai rnenggunakan pondasi dari batu.
Thomas Telford- (1757-1834) dari Skotlandia membangun jalan mirip dengan apa yang dilaksanakan
Tresaguet. Konstruksi perkerasannya terdiri dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang
disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan di atasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan
memberikan permukaan yang rata. Sistim ini terkenal dengan nama sistim Telford. Jalan-jalan di
Indonesia yang dibuat pada jaman dahulu sebagian besar merupakan sistim jalan Telford, walaupun
diatasnya telah diberikan lapisan atas dengan pengikat aspal.
Anak Gunung
KAMIS, 27 NOVEMBER 2014
BAB I
PENDAHAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan total
wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara
berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi laut yang
memadai maka akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas
ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi, transportasi merupakan
tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal.
Sarana transportasi yang ada di laut memegang peranan vital dalam aspek sosial ekonomi
melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia,
dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana
mesti nya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan
berbagai wilayah di Indonesia.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan di atas, maka permasalahan yang akan di
bahas dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian transportasi laut
2. Karakteristik dan keunggulan transportasi laut
3. Sejarah transportasi laut
4. Demand transpotasi laut
5. Sarana dan prasarana transportasi laut
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetaui secara umum tentang karakteristik dari transportasi laut secara keseluruhan
dan mendalami nya.
2. Untuk menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi laut di Indonesiaa saat ini.
A.
B.
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN TRANSPORTASI LAUT
Pengertian transportasi laut menurut kamus bahasa indonesia mendefinisikan kapal sebagai
kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut. Sedangkan di dalam UU palayaran kapal
di definisikan sebagai kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang di gerakakan dengan
tenaga angin, tenaga mekanik dan tenaga energi lainnya termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air dan bangunan terapung yang tidak
berpindah-pindah.
KARAKTERISTIK UTAMA
Perairan pedalaman mempunyai empat karakteristik utama:
Perairan pedalaman merupakan koridor yang mencakup beberapa wilayah kabupaten/kota
bahkan propinsi, sehingga langkah yang diambil oleh daerah yang satu dengan daerah lainnya
harus terkoordinasi dengan baik.
Terminal/dermaga dibutuhkan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang atau barang untuk
selanjutnya dengan moda jalan disalurkan dengan tujuan akhir.
Rute yang dilalui biasanya tunggal, kecuali bila dari satu sungai dengan sungai lainnya
terhubungkan dengan Anjir seperti yang terdapat di Kalimantan Tengah dengan Kalimantan
Selatan.
Pengendalian navigasi perlu dikendalikan bila lintas alur pelayaran pedalaman ini digunakan
untuk berbagai keperluan, angkutan barang, penumpang dan wisata.
Untuk mendapatkan suatu sistem tranportasi perairan pedalaman yang baik, perlu dilakukan
perawatan, pengendalian dan pengaturan dan bila diperlukan dengan menetapkan tarip untuk
penggunaan alur pelayaran seperti yang dilakukan di Ambang Barito.
a) Keunggulan
Secara teknis, karakteristik angkutan perairan daratan memberikan keunggulan kepada moda
tersebut untuk bersaing dengan moda lain. Keungggulan-keunggulan penggunaan angkutan di
perairan daratan tersebut antara lain:
1. Pada daerah yang mempunyai sungai yang bisa digunakan untuk transportasi, maka tidak perlu
dibangun infrastruktur baru selain dermaga bongkar muat karena telah tersedia secara alami.
2. Infrastruktur sungai hanya perlu di pelihara dengan biaya yang murah sehingga kapasitas
infrastruktur umum nya akan mencukupi.
3. Berperan sebagai angkutan utama untuk daerah terpencil (remote area) di mana konstruksi jalan
belum atau mahal untuk di bangun.
4. Mempunyai tingkat keselamatan yang lebih tinggi di bandingkan angkutan jalan dari aspek
kecepatannya yang rendah, terutama bila di lengkapi dengan peralatan keselamatan yang
memadai.
5. Amat cocok untuk angkutan wisata, seperti yang sudah mulai di kembangkan di sungai-sungai
besar Kalimantan maupun di sungai Musi.
6. Mampu mengangkut dengan volume besar, sepanjang kedalaman dan lebar alur sesuai dengan
kapal yang di gunakan.
7. Penggunaan bahan bakar lebih efisien, walaupun semakin tinggi kecepatan kapal penggunaan
bahan bakar akan meningkat secara eksponensial, sehingga angkutan perairan lebih sesuai untuk
barang dengan nilai rendah dan volume besar.
b) Kelemahan
Pada sisi lain karakteristik angkutan perairan juga mempunyai kelemahan antara lain:
1. Mempunyai hambatan alam (tergantung pada kedalaman dan kelebaran alur).
2. Rawan terjadinya pendangkalan dan erosi tebing sungai.
3. Kecepatan relatif lebih rendah.
4. Tingkat reliabilitas kurang terjaga.
5. Kurang fleksibel karena jangkauan daerah (catchment area) yang kecil di sepanjang aliran alur
saja.
6. Aksesibiltas rendah karena terkadang sulit dijangkau dari jalan.
7. Ada kecenderungan angkutan untuk over capacity.
8. Investasi tinggi untuk kapal baru.
9. Tingkat kenyamanan yang rendah untuk angkutan penumpang.
10. Peran yang kecil (modal share) pada sistem transportasi.
11. Waktu operasi terbatas karena pada malam hari sulit berlayar dengan sarana bantu navigasi yang
terbatas.
Angkutan perairan daratan bisa berkembang bila ada faktor-faktor lain yang mendukung, seperti:
1. Kemacetan di jalan raya.
2. Disediakan fasilitas pergudangan di atas air (gudang yang mengambang).
3. Efisiensi angkutan perairan daratan ditingkatkan.
4. Terjadi peningkatan biaya pada transportasi jalan raya.
C. SEJARAH TRANSPORTASI LAUT INDONESIA
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 1800 pulau. Pulaupulau itu dipisahkan oleh laut dan selat, sehingga untuk menghubungkan antara pulau satu
dengan yang lainnya dibutuhkan sarana tranportasi yang memadai.
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktifitas hubungan antara masyarakat
dari pulau yang satu dengan pulau yang lainnya, hal ini juga menyebabkan bahwa bangsa
indonesia mendapat julukan sebagai bangsa pelaut, karena mereka telah terbiasa mengarungi
lautan di wilayah Nusantara.
kapal Feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan pelabuhan-pelabuhan laut, terminal peti
kemas dan dermaga-dermaga. hal itu bertujuan untuk lebih memperlancar lalu lintas antar pulau,
meningkatkan perdagangan domestik dan internasional Indonesia.
E. SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI LAUT
a) Sarana Transportasi laut
Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb) seperti
halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa
perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih
besar dan boat yang lebih kecil. Berabad-abad lamanya kapal digunakan oleh manusia untuk
mengarungi sungai atau lautan.
Feri, adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak dekat.Feri mempunyai peranan penting
dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai, membuat transit langsung antar
kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan jembatan atau terowong.
Transportasi yaitu perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat
pengangkutan. Kelancaran proses transportasi dipengaruhi oleh kondisi ketersediaan sarana dan
prasarana transportasi. Jalan dan jembatan termasuk sebagai suatu prasarana pasif yang yang
mendukung lancarnya transportasi di suatu daerah. Daerah pedesaan, masih sangat terbatas
dalam ketersediaan maupun kelancaran sarana dan prasarana transportasinya.
Pada dasarnya, transportasi merupakan suatu tolak ukur interaksi keruangan antar wilayah
dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Selain
itu, transportasi juga berperan menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam
mendukung kegiatan perekonomian masyarakat, tak terkecuali di daerah pedesaan.Sarana dan
prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara langsung maupun tidak langsung
dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas
ekonomi, sosial, dan sebagainya.
2. Sarana transportasi yang ada di laut memegang peranan vital dalam aspek sosial ekonomi
melalui fungsi di stribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
3. Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal
dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
2.2 SARAN
1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian
besar pada pembangunan infrastruktur pelabuhan. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus
berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur tersebut.
2. Selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu
menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat masyarakat kurang
mampu.
2.3 DAFTAR PUSTAKA