Anda di halaman 1dari 3

TRANSPORTASI AIR DI DARAT: SUNGAI, DANAU

A. Transportasi Air
Moda transportasi air adalah kendaraan atau alat angkut yang digunakan di air, mencakup
kapal, perahu, kapal bantalan udara, dan kapal selam. Alat tansportasi air biasanya memiliki
kemampuan propulsif (baik melalui penggunaan layar, dayung, maupun mesin), dan oleh karena itu
berbeda dari sarana-sarana transportasi air sederhana yang hanya mampu mengambang, semisal
rakit kayu gelondongan. Transportasi air didarat dilangsungkan di perairan yang ada didarat baik
itu di danau, sungai, kanal, dan sejenisnya. Secara historis transportasi air muncul karena fakta
bahwa air memungkinkan perjalanan yang lebih efisien dibandingkan dengan melewati darat.
Saluran air sangat penting untuk transportasi orang dan barang di seluruh dunia. Jaringan koneksi
yang kompleks antara pelabuhan pesisir, pelabuhan pedalaman, jalur kereta api, udara, dan truk
membentuk fondasi kekayaan ekonomi material di seluruh dunia. Riske (2005) menyebutkan
bahwa pengklasifikasian transportasi air pada dasarnya dikategorikan menjadi dua yakni
transportasi laut (ocean transport) dan transportasi air di pedalaman (in land water transport).
Lanjutnya, transportasi air dipedalaman merupakan transportasi yang menggunakan jalur sungai,
danau, atau kanal sedangkan transportasi laut merupakan transportasi pada samudera, laut, dan
pelayaran pantai.
Keunggulan transportasi perairan darat: tidak perlu pembangunan infrastruktur baru selain
dermaga bongkar muat, prasarana telah tersedia secara alami, pemeliharaan prasarana juga murah,
dapat berperan sebagai angkutan utama untuk daerah terpencil yang belum memungkinkan untuk
dibangun jalan, kecepatan yang relatif rendah memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi
apalagi jika disertai peralatan keamanan yang cukup. Sementara untuk kelemahannya yaitu:
mempunyai hambatan alam, fluktuasi air pada musim kemarau, pada musim hujan terkadang terjadi
banjir, sering terjadi pendangkalan dan erosi tebing sungai, kecepatan rendah, aksesibilitas rendah,
kenyamanan kurang.
B. Jenis
Moda transportasi air di darat dibagi menjadi dua yaitu Angkutan Sungai dan Danau (ASD)
dan angkutan penyeberangan.
a. Angkutan Sungai dan Danau (ASD)

Page 1 of 3
ASD (angkutan sungai dan danau) atau istilah lain= angkutan perairan daratan atau
angkutan perairan pedalaman telah berkembang sejak lama termasuk di Indonesia. Yaitu
aktivitas angkutan yang berlangsung di perairan yang berada di kawasan daratan seperti sungai,
danau, dan kanal. ASD berkembang pesat karena permintaan akan jasa transportasi laut dan
penyeberangan di Indonesia tinggi, sebagai negara maritim. Transportasi penyeberangan
dikembangkan untuk mempersatukan wilayah nusantara yang berupa kepulauan. Moda
transportasi sangat penting karena sejak ratusan tahun yang lalu telah berkembang secara
alamiah.
Sistem transportasi dalam ASPD meliputi:
1. Alat angkut (vehicles) yaitu kapal sungai dan kapal feri, speed boat, perahu rumah (bandung
bandung), bis air.
2. Alur pelayaran (ways) meliputi rambu-rambu sungai/danau/feri, pengerukan alur sungai,
telekomunikasi, navigasi dan kapal inspeksi, terminal (pelabuhan), gudang, kantor, listrik, air,
BBM.
3. Angkutan sungai banyak berkembang di pulau besar dengan pelayaran hingga ke pedalaman
(Kalimantan, Sumatra)
4. Bandung-bandung adalah perahu sekaligus rumah dan sarana perdagangan. Contoh di Sungai
Kapuas dari Pontianak hingga ke Putussibau 850 km selama beberapa minggu
b. Angkutan Penyeberangan (Feri)
Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh
perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya. Angkutan
penyeberangan menghubungkan dua ujung jalan raya yang dipisahkan oleh sungai yang besar
atau laut yang tidak begitu jauh. Model transportasi penyeberangan telah mengalami
perkembangan empat generasi yaitu penyeberangan reguler (feri), jembatan tetap, terowongan
dalam laut (immersal tunnel), dan terowongan layang dalam laut (submerged floating tunnel-
SFT). Lintasan penyeberangan yang terpendek adalah Muara Tambesi (300 meter), lintasan yang
terpanjang melalui laut adalah antara Bajo dan Kolaka. Berdasarkan karakter fungsional rute
penyeberangan dibagi menjadi 3 yaitu: National route yang menghubungkan dua ibu kota
provinsi, Regional trunk route salah satunya ibu kota provinsi, Regional route yang tidak
berhubungan langsung dengan ibu kota provinsi.

Page 2 of 3
Berdasarkan karakteristik geografi rute penyeberangan dibagi menjadi:
1. Inter regional route: menghubungkan dua pulau utama dan cenderung merupakan rute ‘long-
haul’
2. Inter-island route: menghubungkan pulau-pulau dalam suatu region
3. Island route: rute yang menghubungkan lokasi-lokasi di dalam suatu daratan. Misalnya
penyeberangan danau dan sungai
4. Short-cut route: rute yang merupakan perpendekan dari angkutan jalan raya
Berdasarkan besarnya demand:
1. High demand route: rute dengan 6 trip/hari dalam satuan kapal 300-500 GRT
2. Medium demand route: 2-6 trip/hari dalam satuan kapal 300-500 GRT
3. Low demand route: rute lebih kecil dari dua trip/hari satuan 300-500 GRT
Berdasarkan jarak perjalanan
1. Sangat pendek: <10 mil
2. Pendek: 11-50 mil
3. Jauh: 51-100 mil
4. Sangat jauh: > 100 mil

Sumber:
Riske, A. 2005. Persepsi Calon Pengguna dan Penentu Kebijakan terhadap Rencana
Pengoperasion Angkutan Sungai DKI Jakarta. Tugas Akhir Program Sarjana
DepartemenTeknik Planologi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan: Institut Teknologi
Bandung

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai