Tumbuhan berjenis sama dapat terpisah jarak jauh karena tumbuhan tersebut
mengalami migrasi, distribusi dan pemencaran. Persebaran tumbuhan di bumi dipengaruhi
oleh faktor-faktor biologik sebagai faktor dalam (internal) meliputi perkawinan silang, mutasi, dan modiikasi genetika dari tumbuhan tersebut; dan faktor geograik sebagai faktor luar (eksternal) meliputi perubahan iklim, tanah, aktivitas vulkanik, dan kerak bumi. Menurut kamus lengkap Biologi (2002: 354) migrasi yaitu pola distribusi tata ruang individu yang satu relative terhadap yang lain dalam populasi. Proses migrasi pada tumbuhan dipengaruhi faktor kemampuannya berevolusi, kemampuannya dalam menyesuaikan dirinya untuk mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas. Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, yaitu pada masa pencairan es (zaman glasial). Pada saat itu terjadi pencairan es secara besar-besaran yang menyebabkan naiknya permukaan air laut di bumi, hal ini menyebabkan beberapa wilayah yang dangkal kemudian menjadi tenggelam oleh air laut dan membentuk wilayah perairan yang baru. Beberapa wilayah perairan baru di sekitar Indonesia yang terbentuk pada masa berakhirnya zaman glasial itu adalah Laut Jawa yang terdapat di daerah Dangkalan Sunda dan Laut Arafuru yang terdapat di daerah Dangkalan Sahul. Terbentuknya perairan baru di daerah dangkalan tersebut menyebakan lora yang semula dapat dengan bebas bermigrasi akhirnya terhambat oleh perubahan kondisi geologis. Distribusi jenis tumbuhan di alam dapat disusun dalam tiga pola dasar, yaitu acak, teratur dan mengelompok. Pola distirbusi demikian erat hubungannya dengan kondisi lingkungan. Organisme pada suatu tempat bersifat saling bergantung, dan tidak terikat berdasarkan kesempatan semata, dan bila terjadi gangguan pada suatu organisme atau sebagian faktor lingkungan akan berpengaruh terhadap komunitas. Makluk hidup distribusinya amat luas, sehingga dapat dikatakan dapat diketemukan dimana-mana; tumbuhan semacam ini disebut dengan tumbuhan Kosmopolit, demikian juga terhadap berbagai jenis hewan yang ada. Kosmopolit menurut arti kata yang sebenarnya (benar-benar hidup dimana-mana dibumi kita ini), tetapi hal ini sukar ditemukan dan bahkan barang kali tidak ada. Penyebarluasan jenis-jenis kosmopolit tidak jarang karena ada campur tangan manusia, sehingga jenis-jenis tersebut dalam pemencarannya dapat melampoi rintangan-rintangan yang secara normal tak dapat dilampoinya, seperti samudra yang luas dan gunung yang tinggi. Kosmopolit biasanya merupakan makluk hidup yang mudak dan cepat berkembang biak, mempunyai daya adaptasi yang besar dan tuntutan hidup yang tidak tinggi, sehingga dalam kompetesi dengan jenis-jenis lain tidak mudah dikalahkan. Kebalikannya dari kosmopolit tersebut adalah makluk hidup yang daerah distribusinya sangat sempit bahkan kadang-kadang amat terpencil, seperti yang hidup di pulau-pulau kecil di samodra yang luas seperti di Pulau St. Helena di Samodra Atlantik Selatan, Kepulauan Kokos di Samudra Indonesia, kepulauan Galapagos di Pasifik Selatan, dan diluar lingkungan yang sangat terbatas tersebut tidak diketemukan sama sekali. Hali ini disebut dengan Endemit. Tentang terjadinya Endemik, ada dua teori yang satu dengan yang lain saling bertentangan yaitu: 1. Teori Progresif: yang menyatakan bahwa endemik itu terjadi yang sejak timbulnya ditempat itu tidak pernah dapat memperluas daerah distribusinya. Hal ini disebabkan mungkin antara lain: - Karena tidak mampumenghasilkan alat-alat perkembangbiakan yang mempunyai daya hidup yang besar, atau alat-alat reprodulksinya tidak dapat mencapai tempat lain. - Kalh dalam kompetesi dengan makluk lain - Sebab-sebab lain yang belum duketahui. Endemit seperti yang tersebut diatas disebut dengan endemik Progresif. 2. Teori konservatif: yang menyatakan bahwa endemik itu semula mempunyai daerah distribusi yang luas, tetapi karena suatu sebab kemudia terdesak dan hanya dapat bertahan dalam lingkungan yang sekarang ada itu saja; yang menjadi penyebab antara lain: - Bencana alam; misalnya gempa bumi, letusan gunung api dan lainlain - Kalah dalam kompetsi dengan jenis lain - Karena kegiatan manusia, seperti: pembukaan hutan, konversi tanah-tanah pertanian menjadi daerah permukiman dansebaginya Endemit yang terjadi menurut teori ini disebut Endemit konservatif. Distribusi tumbuhan di muka bumi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya: 1. Kemampuan mahluk hidup untuk menghasilkan individu baru, pada tumbuhan, calon-calon individu baru itu disebut dengan diaspora, propagul, atau desseminul; yang dapat berupa spora, biji atau lain-lain dan terjadi secara seksual (generatif ) dan aseksual (vegetatif ) 2. Daya tumbuh dari diaspora 3. Cara pemencara (dispersal) diaspora 4. Tuntutan terhadap faktor-faktor lingkungan 5. Daya adaptasi terhadap lingkungan 6. Adanya kekuatan yang memacu atau sebaliknya menghambat perkembangannya Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang berlainan, walaupun mempunyai kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi dari induk dan penyebaran (dalam arti dinamik) ke suatu tempat yang baru, sedang perpindahan mencakup pula keberhasilan pertumbuhan dan penghunian yang tetap. Pemencaran merupakan proses esensial yang mendahului migrasi, yang sesungguhnya hanya dapat tercapai dengan penghunian tetap di tempat yang baru. Di dalam alam hanya sebagian kecil begian tubuh tumbuhan yang dapat dipancarkan, dan yang dapat dengan tepat disebut sebagai diseminul atau diaspora, benar-benar tumbuh di sutu tempat dan benar-benar melakukan migrasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemencaran tumbuhan adalah: 1. Arus laut Arus laut dapat menyebabkan pemencaran jarak jauh yang sangat efektif untuk jenis benih yang mampu mengapung selama waktu yang panjang tanpa menjadi jenuh oleh air dan juga termasuk dalam jenis tumbuhan (benih normal) yang mampu hidup di daerah pesisir sehingga dapat tinggal menetap di bawah kondisi kadar garam tinggi (pantai berpasir, berlumpur). 2. Sungai dan Selokan Sungai dan selokan biasa mengangkut buah, biji dan bagian-bagian lain pada tumbuh- tumbuhan yang terkadang bergerak jauh hingga ke laut. Pemencaran dengan air hanya terbatas pada arah aliaran air dan daratan yang bersangkutan, dikaraenakan benih yang tumbuh tidak mampu mencakup ke area yang lebih luas (bukan tumbuhan pantai atau laut sehingga tidak mampu bertahan jika terlalu lama mengapung di samudera). 3. Penghanyutan oleh Hujan, Banjir dan Danau Air hujan tidak hanya memercikan ke luar biji atau spora dari organ-organ yang terbuka, tetapi jika membentuk aliran dapat membawa biji atau spora lebih jauh daripada factor yang lain. Hampir setiap tumbuhan dapat dipencarkan secara drastic oleh banjir, seperti penumbangan pohon dan pengangkutan semua jenis reruntuhan yang dapat mencapai jarak cukup jauh hingga terdampar di dataran banjir berlumpur yang cocok untuk ditempati oleh tumbuhan yang mengadakan migrasi. Pada danau cara pemencaran dan jenis-jenis tumbuhan yang dipencarkan hampir sama dengan yang terjadi di sungai-sungai, tetapi terdapat lebih banyak keterbatasan pemencaran bagi jenis-jenis tumbuhan akuatik dan semi akuatik, dan jarak pemencaran pendek. Sumber: https://www.academia.edu/37798559/MIGRASI_TUMBUHAN diakses pada 1 September 2020. http://staffnew.uny.ac.id/upload/131124064/pendidikan/geo-tumbuhan.pdf diakses pada 1 September 2020. Jayadi Edi M. 2015. Ekologi Tumbuhan. IAIN. Mataram. Kusmana, C. dan Istomo. 1995. Ekologi Hutan. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan-IPB.. Polunin, N. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mengapa Berbagai Jenis Hewan Di Indonesia Berbeda-Beda, Ada Hewan Asiatis, Peralihan Dan Australis. Khusus Hewan Peralihan Ada Jenis Burung Maleo Dan Kus Kus Apa Keistimewaan Dari Hewan Ini