Romadhoni (4132203004)
Email : onie_bks@yahoo.co.id
Mahasiswa Jurusan Teknik Produksi Dan Material Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan Intitu Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
1. PENDAHULUAN
Hampir semua daerah kepulauan di Indonesia mengalami nasib sama untuk
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakatnya. Sejumlah daerah kepulauan mengalami
kendala dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dimana masyarakat sangat
membutuhkan sentuhan halus para pemberi pelayanan, kebanyakan tim medis menolak
untuk ditempatkan di pulau terpencil. Kapal EMS sangat dibutuhkan untuk memberi
pelayanan kesehatan untuk pulau-pulau kecil dan pesisir yang sulit ditempuh dengan jalur
darat dimana membutuhkan waktu yang lama, sarana dan prasaran darat yang belum
mendukung, selain itu kapal ini juga kapal ini dirancang untuk menangani kecelakaan
kapal dilaut, seperti tengelam, tabrakan yang membutuhkan pelayanan medis cepat dan
akurat yang menyngakut dengan nyawa manusia.
1
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Rumah Sakit Umum Gran Hospital Bengkalis
menerima rujukan dari Kecamatan/Desa yakni Puskesmas/puskesmas pembantu
berdasarkan data pasien rujukan adalah pasien yang datang dari daerah : Rupat, Belitung,
Selat Panjang, Sungai Pakning, dan Duri. Berdasarkan Data laporan pasien yang dirujuk
Keluar dan Kedalam Bengkalis Grand Hospital dari Bagian Kepala Penanggung Jawab
Rekan Medis Bengkalis Grand Hospital sejumlah dalam setiap periode 3 bulan terdapat 20
hingga 36 orang pasien yang dirujuk keluar Bengkalis Grand Hospital, berdasarkan data
Record Medis terdapat 80 pasien yang dirujuk keluar GBH. Biasanya kebanyakan
melakukan inisiatif pengobatan sendiri dengan mengunjungi GBH tanpa adanya Rujukan
Dari puskesmas/PUSTU.
Table 1. Jumlah pasien yang berobat pada Rumah Sakit Umum Daerah Bengkalis tahun
2009 2011
JUMLAH Persentase
TAHUN RWJ UGD RWI
PASIEN %
2009 24.480 6.221 5.616 36.317
Sumber data : RSUD Bengkalis
Keterangan:
RWJ : Rawat Jalan
UGD : Unit Gawat Darurat
RWI : Rawar Inap
Kecelakaan kapal akibat cuaca buruk, ombak besar, serta lalu lintas kapal yang
padat sering teradi di daerah pesisir Provisni Riau seperti kecelakaan kapal Dumai Express
10 pada taun 2009 dan Dumai Express 18 pada tahun 2011yang mengakibatkan banyak
menimbulkan korban jiwa yaitu 30 orang dan 17 orang dinyatakan hilang akibat
lambatnya kapal penyelamat dan tim medis menangani korban tengelam korban.
(pekanbaru.tribunnews.com.2011).
Spesifikasi kapal yang dibutuhkan harus stabil, karena kebanyakan praktek
keadaan darurat untuk perawatan tidak dapat dilakukan sempurna di kapal yang terus
goyang. Kapal ini akan di desain dengan kecepatan tinggi sambil mempertahankan
2
stabilitas, karena dalam keadaan situasi darurat efisinsi waktu menjadi sangat penting dan
jika kapal EMS dirancang dengan benar, dapat memberikan perawatan dan keamanan
untuk ribuan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini kesulitan
yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis, khususnya Dinas Kesehatan adalah
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat didaerah pulau terluar,
terdepan tertinggal akses rujukan pasien tidak memungkinkan mengunakan transportasi
darat, sehinga dibutuhkan transportasi laut yaiu Kapal pelayanan kesehatan.
Ketika merancang dan membangun kapal darurat atau kapal apapun, ada banyak
aspek yang berbeda yang harus dipertimbangkan dan diperhitungkan. Ada tata letak bagian
kendaraan yang akan ditujukan untuk perawatan pasien, semua obat-obatan dan peralatan
yang harus dilakukan dalam kendaraan setiap saat, dan metode pembersihan ambulans
untuk memastikan bahwa kontaminan tidak ditransfer dari satu pasien ke pasien atau
pasien untuk EMS. Ada juga banyak rincian non-medis untuk mempertimbangkan. Ini
dapat termasuk model kapal yang digunakan sebagai Desain dasar, lampu darurat pada
eksterior ambulans, bentuk untuk cat ambulans, dan banyak rincian desain kecil lainnya
yang mungkin kecil tapi masih sangat penting. (Michael Brouwer dkk 2011).
3
I.3. TUJUAN PENULISAN
3. Pedoman acuan bagi Pemerintah Daerah, Shiper, Ship Builder dan Ship Konsultant
dalam merancang dan merencanakan Kapal Pelayanan Kesehatan serta kapal
pengangkutan pasien darurat untuk pelayaran kepulauan didaerah kepulauan lain di
Indonesia yang ditunjau dari aspek teknis, ekonomis dan operasional serta
pengkelasan kapal pada klasifikasi Internasional
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
Konsep desain merupakan usaha awal untuk merubah mission requirement atau
data yang dipersyaratkan → kedalam karakteristik teknik dan karakteristik bidang
perkapalan, hal ini meliputi ukuran-ukuran utama kapal seperti : panjang, lebar, dalam,
sarat, koefisien block, power dan alternatifnya yang memenuhi kecepatan yang diminta,
jarak jelajah, volume muatan dan deadweight, termasuk estimasi light weight kapal awal
yang diperoleh dari kurva, formula, dan pengalaman. (Manfaat 2001)
Perancangan kapal termasuk pada katogori kapal cepat/HSC (High Speed Craft)
harus ditinjau dari kondisi dinamik, dan keselamatan berdasarkan kecepatan kapal,
(Internasional Maritime Organization/IMO 1994). Klasifikkkasi perancangan kapal
berdasarkan tinjauan keamanan dan keselamatan kapal sangat dipengaruhi oleh kecepatan
dan stabilitas kapal (chapter X, SOLAS 78)
5
Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana tata letak ruang penyimpanan obat
dan perlatan medis dalam ambulans didarat yang efisien sehingga dalam pelayanan darurat
kesehatan yang bisa diaplikasikan tata letak (medical Block) kapal EMS untuk
memaksimalkan ruang untuk perawatan pasien. (Steven Knapp dkk…2011)
AHP menampilkan konsep yang mudah walau dengan kreteria teknis dan non
teknis dalam mengambil keputasan. (Lin & yang, 1994). Teknik AHP membuat keputusan
lebih akurat walaupun dengan banyak factor yang menjadi petimbangan dan dapat
mengukur tingakat hadil keputusan dengan analisa yang sangat sensitive serta dapat
menyatujan kualitas serta jumlah informasi dengan keputusan. (Becilacqua M & Baraglia
M, 2000).
L. Saaty telah menyusun tabel skala perbandingan pasangan seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 1. Skala Perbandingan Pasangan
Nilai Intensitas
Definisi Variabel Penjelasan
Kepentingan
Kedua Variabel mempunyai
1 Sama pentingnya
pengaruh yang sama pentingnya
Sedikit lebih memihak pada satu
3 Sedikit lebih penting variabel dibandingkan dengan
pariabel lainnya.
Lebih memihak pada satu
5 Lebih penting variabel dibandingkan
pasangannya.
Sangat memihak pada satu
7 Sangat penting variabel dibandingkan
pasangannya.
Suatu variabel terbukti mutlak
lebih disukai di banding variabel
9 Mutlak lebih penting.
lain pada tingkat keyakinan
tertinggi.
Nilai ini diberikan bila terdapat
2,4,6,8 Nilai antara keraguan penilaian diantara dua
variabel penilaian berdekatan.
C1 C2 C3 …. Cn
Jika telah diperoleh hasil judgement berpasangan (Ci, Cj), maka hasil tersebut dapat
dipindahkan ke dalam bentuk numerik aij pada matriks A. Selanjutnya akan ditentukan
bobot C1, C2, ….., Cn yang mencerminkan hasil dari judgement diatas. Bobot masing-
masing set komponen diatas dinyatakan sebagai w1, w2, ……., wn. Yang menjadi masalah
adalah bagaimana mendapatkan bobot wI untuk setiap judgement aij tersebut.
7
3. METODELOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Metode Studi Literatur..
- Tinjauan Lapangan / Studi lapangan.
- Wawancara dan Quisioner.
Metodologi pengerjaan penelitian melalui 4 tahapan :
1. Pemenuhan Aspek Teknis Perancangan
2. Aspek Ekonomis Perancangan
3. Operasional pada Areal Pelayaran
4. Penyetaraan Standarisasi Kelas perancangan kapal.
Flow Chart Proses Pengerjaan Penelitian
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
- Perumusan masalah
- Hipotesa
- Batasan & asumsi yang berlaku
- Ruang lingkup masalah
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
8
Pengolahan data Teknis Pengolahan data Ekonomis Pengolahan data
(Non teknis dan operasional) Medis
DECISSION MAKING
PROCESS
PERANCANGAN KAPAL PELAYANAN
KESEHATAN YANG OPTIMAL
Tidak
DESAIN
BERDASAR
KLASIFIKA
SI
Tingkat Teknis dan
ekonomis Prancangan
ANALISA EKONOMIS / BIAYA kapal pelayanan
Out PERANCANGAN KAPAL Kesehatan pada daerah
palayaran yang
put
direncanakan
KAPAL PEAYANAN
KESEHATAN
(IDEAL & OPTIMAL)
SELESAI
Berdasarkan Tinjauan Lapangan dan data yang diperoleh maka kriteria dan sub
kriteria yang sangat berpengaruh dalam perancangan kapal pelayanan kesehatan seperti
ditunjukkan pada Gambar Hierarchy Level berikut :
9
KRITERIA KAPAL PELAYAN KESEHATAN DI
PERAIRAN BENGKALIS DAN KEPULAUAN
SEKITARNYA
Kapasitas Kapal
Ukuran Kapal
Stabilitas Kapal
Jumlah dan ABK
Geografis Perairan
OPERASIONAL
Fasilitas Pelabuhan
Rumah Sakit/Puskesmas
3.1 Penentuan Ukuran Utama Kapal Dengan Self Based Method (SBM)
Setelah kreteria kapal kesehatan didapat dengan metode AHP makan selanjutnya
Perhitungan ukuran utama kapal menggunakan metode Self Based Method (SMB),
Dimana metode ini merupakan optimasi mencari variasi ukuran utama kapal dengan harga
seminimum mungkin dengan batasan-batasan parameter dan teknis sesuai ketentuan sesuai
dengan aspek perancangan kapal, proses pengerjaan self Based Metod dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
10
DESIGN VARIABLE
OBJECTIF FUNGSION
Harga Kapal
PARAMETER
- Kecepatan Kapal
- Payload
- Radius Pelayaran
COSTANTA
- Masa jenis air Laut
- Gravitasi
- Koefesien Viskositas
Proses Kinematik
CONSTRAIN
- Perbandingan Ukuran Utama
- Coefesiean Kapal
- Hukum Archemedes
- Freeboard
- Trim OBTAIN VARIABLE
- Stabilitas
- DWT
- GT
Keterangan :
1. Design Variable : Variable yang diberikan selama optimasi meliputi L, B H, T
2. Parameter : Input data yang tidak bisa dirubah saat optimasi, dan bisa
dirubah saat optimasi selesai.
3. Ovjective Fungtion : Fungsi yang dicari optimum dan minim untuk biaya kapal
dan operasi kapal
4. Constrain : Batasan-batasan teknis dan aturan dalam perancangan kapal
- Constrain Perbandingan Ukuran Utama
- Constrain Coefesien Kapal
- Constrain Hukum Archimedes
- Constrain Stabilitas
11
- Constrain Trim
- Constrain GT
- Contrain Freeboard
5. Costanta : Ketetapan seperti Berat Jenis Air laut
Setelah penentuan ukuran utama selesai maka langkah pekerjaan selanjutnya adalah
1. Pembuatan lines plan General Arrangement
2. Perhitungan stabilitas kapal kesehatan menggunakan software kapal.
3. Perhitungan hambatan kapal kesehatan menggunakan software kapal.
4. Analisis ekonomis dan analisis biaya pembuatan kapal kesehatan
5. Analasisa permesinan dan propulsi kapal kesehatan.
6. Pembuatan model kapal kesehatan
3.2 JADWAL KEGIATAN
Adapun jadwal pengerjaan dan pelaksanaan penilitian yang akan dilakukan selama 1
Semester 6 (enam) bulan, dimulai dari September sampai Januari dengan jadwal kegiatan
dan rincian pelaksanaan kegiatan seperti berikut :
No Kegiatan September Oktober Nopember Desember Januari Febuari
1 Persiapan Proposal
Tesis
2 Pengumpulan Data,
Studi Lapangan dan
Survey Data Perairan
dan Data Medis
3 Pengolahan Data
4 Optimasi dan
Perencanaan Kapal
Pelayanan Kesehatan
5 Penulisan Laporan dan
Publikasi
DAFTAR PUSTAKA
o Brouwer Michael Brouwer ., Ryan O’Hara, John Rynkar: The First Response EMS
Vessel. Worcester: WPI, 2011.
o BKI “Biro Klasifikasi Indonesia 2003 “Regulation Clasification and Contruction
Fibre Reinforced Plastik Work Boat ”
o Mafaat Jauhar “Case Based Design” Desain Berbasis Kasus, PT. Gramedia
Jakarta. 2002
o Ken Hankinson, 1982, Fiberglass Boatbuilding for amaterurs, Glen-L Marine
Design U.S.A
12
o Knapp, Steven T., and Joshua D. Bernier. Ambulatory Storage IQP. Rep.
Worcester: WPI, 2011.
o Phoels, Herald. 1982. Lecture on ship Design and Ship Theory. University of
Honover. Rao, 1996. Engineering Optimization Theory and
o Setijoprajudo. dkk, , 2001, Study On The Influence of External Factor to RFR
Required Freight Rate) of Ketapang-Gilimanuk
o Thomas. L. Saaty [Sumber : Soemanto, Penelitian Kriteria Angkutan
Penyebrangan menggunakan Model The Analytical Hierarchy Process (AHP),
Warta Penelitian Thn X, 1999]
o Watson, D. G. M , 1998. Practical Ship Design, Elseveir, Amsterdam
o IMO 1996 (Intenational Marine Organization)
13
LAMPIRAN
14
Gambar 2 Pusat pelayanan dan Informasi Rumah sakit Melaka Malaysia di Bengkalis
LAMPIRAN
15
Gambar 4. Pelabuhan Penumpang Bandar Sri Laksamana
16