Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

SANITASI TRANSPORTASI PARIWISATA DAN MATRA

“SANITASI PELABUHAN”

Dosen Pengampu :
Yulia, SKM, M.Kes
Salbiah K, SE, MPH

Disusun Oleh : Kelompok 6

Deffran Putra 201011005

Eva Tamala 201011006

M.Iqmal Vareza 201011013

Nurul Huda 201011015

Sahrunuka Cahyani R 201011019

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyusun laporan yang membahas tentang “Penyehatan Pemukiman Penilaian
Rumah Sehat” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan terselesaikannya laporan ini, perkenankan pula kami untuk
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.

2. Ibu Nurul Amaliyah, S.K.M, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan


Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak.

3. Bapak Dr. Malik Saepudin, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma III
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak.

4. Ibu Yulia, SKM, M.Kes dan Ibu Sabiah, K, SE, MPH selaku dosen mata
kuliah Sanitasi Transportasi Pariwisata dan Matra yang penuh kesabaran dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh teman-teman sekalian yang telah banyak membantu, serta semua


pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dan bekerja sama dalam penyusunan laporan ini.

Laporan ini disadari penulis masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan,
khususnya mahasiswa/i dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan
Kesehatan Lingkungan.

Pontianak, 15 November 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Tujuan...................................................................................................................4
C. Manfaat.................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
LANDASAN TEORI........................................................................................................6
A. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum......................................................6
B. Pengertian Pelabuhan..........................................................................................6
C. Pengertian Sanitasi Pelabuhan............................................................................7
D. Jenis-jenis Pelabuhan...........................................................................................7
E. Penyehatan Pelabuhan.........................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................11
A. HASIL.................................................................................................................11
B. PEMBAHASAN.................................................................................................15
BAB IV............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
A. KESIMPULAN...................................................................................................20
B. SARAN................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
LAMPIRAN...................................................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah perairan yang terdapat di Indonesia banyak sekali
dimanfaatkan oleh sebagian besar warga lokal maupun internasional,
karena negara Indonesia merupakan negara yang sebagian besarnya
merupakan wilayah perairan. Dari seluruh permukaan Indonesia, 76,94%
diantaranya adalah wilayah perairan. Wilayah perairan ini dimanfaatkan
untuk untuk berbagai hal, diantaranya adalah sebagai jalur transportasi,
dimana pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang wilayah dan terminal
point dalam pendistribusian barang.
Pelabuhan merupakan simpul transportasi laut yang menjadi
fasilitas penghubung dengan daerah lain untuk melakukan aktivitas
perdagangan. Pelabuhan memiliki peranan penting dalam perekonomian
negara untuk menciptakan pertumbuhan ekonominya. Menurut Pasal 1
angka 1 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan,
pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi.
Pelabuhan termasuk kedalam jenis-jenis sarana tempat umum,
yang dimana tempat-tempat umum/prasarana pelayanan umum merupakan
tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit
yang dipunyai oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, tempat-tempat
umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan sanitasi tempat-tempat
umum dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat.

4
Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat ditujukan untuk mewujudkan
kondisi Pelabuhan yang dapat mencegah potensi risiko penyebaran
penyakit, gangguan kesehatan, keamanan dan ketertiban yang dinamis
sehingga tercipta Pelabuhan Sehat. Oleh karena itu, sebagai pintu masuk
negara dalam melakukan aktivitasnya, Pelabuhan perlu memperhatikan
pengelolaan lingkungan yang bersih dan sehat agar tumbuh dan
berkembang rasa aman, nyaman, tertib, dan sehat yang merupakan bentuk
"pelayanan prima" sebagai kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, yang
mengacu pada konsep ECO Port sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah tentang Perlindungan Lingkungan Maritim dan Pedoman
Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan. (Permenkes 44/2014)
Menurut International Health Regulations (2005), Sanitasi kapal
merupakan salah satu usaha yang ditujukan terhadap faktor risiko
lingkungan di kapal untuk memutuskan rantai penuluran penyakit guna
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakup
seluruh aspek penilaian kompartemen kapal antara lain dapur, ruang
penyimpan makanan, palka, gudang kamar ABK, penyediaan air bersih,
dan penyajian makanan. pengolahan limbah serta pengendalian vektor
penular penyakit atau rodent. Operator alat angkut yan seterusnya harus
menjaga alat angkut bebas dari sumber penyakit atau kontaminasi, dan
juga bebas dari vektor penyakit. Sehingga, berdasarkan uraian di atas,
perlu adanya pemeriksaan dan pengawasan sanitasi di pelabuhan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui kondisi fasilitas sanitasi yang ada di
Pelabuhan Dwikora
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan penyehatan ruang dan bangunan.
b. Mendeskripsikan fasilitas dasar sanitasi.
c. Mendeskripsikan penyehatan makanan dan minuman.
d. Mendeskripsikan keadaan penyehatan lingkungan luar

5
e. Mendeskripsikan perilaku hygiene dan sanitasi pengelola ataupun
petugas

C. Manfaat
1. Bagi program penyehatan tempat-tempat umum ini dapat dijadikan
bahan masukan dan informasi tentang sanitasi pada Pelabuhan.
2. Bagi kami hasil ini dapat dijadikan pengalaman praktek dilapangan
dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan sanitasi tempat-
tempat umum tentang kondisi Pelabuhan
3. Merupakan sumber informasi yang diharapkan dapat memberi
pengetahuan kepada kami dan pembaca.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum


Tempat umum atau sarana pelayanan umum adalah tempat yang
memiliki fasilitas dan berpotensi terhadap terjadinya penularan penyakit.
Tempat-tempat umum merupakan suatu tempat dimana banyak orang
berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara insidentil maupun
terusmenerus, baik secara membayar maupun tidak, atau suatu tempat
dimana banyak orang berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari.
(Imam, 2017)
Pengertian sanitasi tempat-tempat umum (STTU) adalah suatu
usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak
terawatnya tempattempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul
menularnya berbagai jenis penyakit. STTU dapat pula dipahami sebagai
suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat
yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar
terhindar dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan.
Sanitasi Tempat – tempat Umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi, mencegah dan mengendalikan kerugian akibat dari
pemanfaatan tempat maupun hasil usaha (produk) oleh dan untuk umum
terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya dan menularnya
penyakit serta kemungkinan terjadinya kecelakaan. (Suparlan, 2012)

B. Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batasbatas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,
naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal
dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan ke amanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai

7
tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. (Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2008).
Menurut Lasse (2011), pelabuhan dapat diartikan sebagai tempat
kapal berlabuh (anchorage), mengolah gerak (maneuver), dan bertambat
(berthing), untuk melakukan kegiatan menaikan dan/atau menurunkan
penumpang dan barang secara aman (securely) dan selamat (safe).

C. Pengertian Sanitasi Pelabuhan


Sanitasi lingkungan pelabuhan merupakan kegiatan menyeluruh
dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan ppengawasan pada
aspek sanitasi lingkungan pelabuhan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai
upaya pencegahan penyakit menular dengan cara meniadakan atau
menekan sekecil mungkin faktor lingkungan yang dapat menimbulkan
pengaruh buruk (faktor risiko) di dalam kapal dan wilayah pelabuhan
sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit.Jenis-Jenis Pelabuhan

D. Jenis-jenis Pelabuhan
Pelabuhan terdiri atas beragam jenis, dibedakan menurut letak,
keadaan, jangkauan pelayaran dan fungsinya masing-masing. Berikut ini
adalah jenis-jenis pelabuhan:
1. Pelabuhan laut Pelabuhan ini adalah pelabuhan yang dapat
digunakan untuk melayani kegiatan angkutan laut juga angkutan
penyeberangan yang terletak di laut atau di sungai.
2. Pelabuhan utama Jenus pelabuhan ini biasanya digunakan untuk
melayani angkutan laut dalam negeri dan internasional juga alih
muat angkatan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah
besar. Pelabuhan laut juga digunakan sebagai tempat asal atau
destinasi penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayaran antar provinsi.

8
3. Pelabuhan pengumpul
Pelabuhan ini memiliki fungsi pokok melayani kegiatan
angkutan kapal dalam negeri juga alih muat angkutan laut dalam
negeri dengan jumlah menengah.
4. Pelabuhan pengumpan
Adalah pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan kapal
dalam negeri dan alih muat angkutan laut dalam negeri dengan jumlah
sangat terbatas. Pelabuhan ini merupakan pengumpan bagi pelabuhan
utama dan pelabuhan pengumpul, serta sebagai tempat asal atau
destinasi angkutan barang atau penumpang dalam jangkauan pelayaran
dalam provinsi.
5. Pelabuhan pengumpan regional
Hampir sama dengan pelabuhan pengumpan, pelabuhan
pengumpan regional juga melayani kegiatan angkutan kapal dalam
negeri dan alih muat angkatan alut dalam negeri dengan jumlah sangat
terbatas. Namun, dalam melayani angkutan barang dan penumpang,
pelabuhan pengumpan regional hanya menerima pelayaran antar
kabupaten atau kota di dalam provinsi saja.  Di dalam masing-masing
pelabuhan, terdapat Otoritas Pelabuhan atau Port Authority, yaitu
lembaga pemerintah di pelabuhan yang melaksanakan fungsi
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan
yang dilaksanakan secara komersial.

E. Penyehatan Pelabuhan
Menurut No 44 tahun 2014 tetang pebuhan dan bandar udara sehat, aspek
kegiatan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sebagai berikut:
1. Air
a. Penyediaan air
 Ketersedian air untuk semua keperluan pelabuhan
 Kualitas syarat fisik, kimia dan mikrobiologi air
 Kran air siap minum

9
b. Pengelolaan limbah cair
 Air limbah domestik dan industri diolah di instalasi pengolahan
limbah
 Saluran limbah cair yang tertutup
 Ceceran minyak di kawasan Pelabuhan/Bandar Udara
 Genangan air limbah

2. Udara
a. kualitas udara dan kebisingan
 Kualitas udara di lingkungan Pelabuhan/Bandar Udara
 Kualitas kebisingan di lingkungan Pelabuhan/Bandar Udara
 Program pemantauan kualitas udara dan kebisingan secara
teratur
b. Penghijauan
 Mempunyai ruang terbuka hijau
 Penghijauan di lingkungan kantor instansi
 Penghijauan di jalan umum

3. Tanah
a. Sampah
 Sampah di tempat umum
 Pencemaran oleh Tempat penampungan sampah sementara
 Ketersediaan bak/tempat sampah terpisah di kantor instansi
 Pangkutan sampah keluar
b. Penyediaan sarana Penampungan Limbah B3
 Sarana Penampungan Limbah B3
 Kapasitas SPL B3
 Pengangkutan Limbah B3
4. Makanan
Pengawasan jasaboga, restoran dan Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM) : Sertifikasi/laik higiene dan sanitasi

10
5. Vektor
Pengendalian vektor dan binatang penular penyakit :
 Lingkungan Pelabuhan/Bandar Udara bebas dari tikus dan kecoa
 House Indeks A. Aegypty
 MHD (Man Hour Density) jumlah Anopheles yang ditangkap
setiap jam
 Kepadatan lalat di Tempat Penampungan Sampah Sementara

11
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Inspeksi Bangunan di Pelabuhan

1. Nama bangunan : Terminal Penumpang Pelabuhan Dwikora


2. Lokasi : Jln. Pak Kasih No 11 Mariana, Kec.Pontianak
Kota
3. Pelabuhan : Pelindo
4. Hari/tanggal : Kamis, 19 Mei 2022

No Faktor resiko Ya Tidak Keterangan

1 2 3 4 5

1 Atap dan Talang

Kemiringan cukup tetaoi


Kemiringan cukup dan tidak ada genangan air 
ada terdapat genangan air

2 Dinding

a. Bersih 

b. Permukaan yang selalu kontak dengan air,


 Dinding sedikit kotor
kedap air

c. Permukaan bagian dalam mudah



dibersihkan

d. Berwarna terang 

3 Lantai

Bagian dalam ruangan


a. Bersih  bersih tetapi lantai bagian
luar tidak

b. Kedap air 

Bagian dalam tidak licin


c. Tidak licin  tetapi lantai bagian luar
terdapat genangan air

12
4 Tangga

a. Kemiringan tangga ≤ 45 

b. Lebar injakan tangga ≥ 30 

c. Tinggi anak tangga max 20cm 

d. Ada pegangan tangan 

e. Lebar tangga ≥ 150cm

Pencahayaan ruang kelas atau pertemuan 200-300


5 lux atau dapat membaca buku dengan jelas tanpa 
bantuan penerangan pada siang hari

Pencahayaan ruang perpustakaan 200-300 atau


6 dapat membaca buku dengan jelas tanpa bantuan 
penerangan pada siang hari

Pencahayaan ruang laboratorium 200 sampai 300


7 lux atau dapat membaca buku dengan jelas tanpa 
bantuan penerangan pada siang hari

8 Ventilasi

Ruang yang tidak pakai AC luas ventilasi ruang



kelas atau pertemuan ≥ 20%

atau

80% ruang kelas atau pertemuan pakai AC tidak



tercium bau apek

9 Tempat cuci tangan

a. Tersedia 1 tempat cuci tangan untuk 1 ruang



kelas/pertemuan

b. Tersedia sabun 

c. Tersedia air bersih 

10 Kebisingan

≤ 45 dB (A)

11 Air bersih

13
a. Tersedia air untuk kebutuhan sanitasi 

b. Air bersih tidak berwarna, tidak berasa dan



tidak berbau

12 toilet

a. Terpisah antara laki-laki dan perempuan 

b. Bersih 

c. Lantai kedap air 

d. Lantai miring ke arah pembuangan tidak ada



genangan

e. Tidak terlihat banyak nyamuk 

f. Tidak terlihat ada jentik 

g. Tersedia tempat sampah 

Hanya 1 toilet yang


h. Tersedia sabun 
memiliki sabun

i. Tersedia pengering 

j. Tersedia peralatan pembersih 

k. Tersedia bahan disinfektan untuk pembersih 

l. Cukup penerangan 

13 Sampah

a. Setiap ruangan tersedia tempat sampah 

b. Tersedia TPS 

Tps 1 (04) terdapat


c. Tak ada sampah membusuk di TPS  sampah menumpuk tetapi
Tps 2 (02) bersih

14 SPAL

a. Air limbah mengalir dengan lancar 

b. Tidak ada genangan air limbah 

14
15 Vector

a. Tidak adanya jentik di dalam bangunan 

b. Tidak ditemukan tikus 

c. Tidak banyak lalat 

16 Kantin

a. Penyajian makanan dalam keadaan tertutup 

b. Tempat pencucian peralatan tersedia cukup



air

c. Penyimpanan bahan makanan mentah



dengan makanan siap saji terpisah

d. Kondisi kantin terpisah 

17 Halaman/ tempat parkir

Banyak sampah kecil


a. Bersih 
berserakan

b. Tidak ada genangan 

c. Ada pagar 

d. Ada petunjuk arah tempat parkir 

e. Ada tempat sampah 

f. Cukup penerangan 

g. Ada pos penjaga 

18 Perilaku

a. Petugas atau pengelola tidak merokok saat



melakukan pekerjaan

b. Tidak terlihat sampah berserakan 

c. Ada himbauan tentang kebersihan 

d. Ada larangan daerah bebas rokok 

15
Berdasarkan hasil praktek yang kami lakukan di Pelabuhan
Dwikora kota Pontianak didapatkan hasil persentase sebagai berikut:

Persentase = Jumlah item yang memenuhi syarat x 100%

Jumlah Item

= 40  x 100%

57

= 70,17%

Dari simulasi praktikum yang kami lakukan bahwa hasil observasi


sanitasi bangunan/gedung di Pelabuhan Dwikora Pontianak, didapatkan
hasil pemeriksaan dengan persentase 70,17%, dan dari hasil ini dapat
dinyatakan bahwa Pelabuhan Dwikora Pontianak dinyatakan layak sehat.

B. PEMBAHASAN
Pelabuhan Dwikora adalah salah satu pelabuhan yang ada dikota
Pontianak,yang berlokasi di jalan Pak Kasih nomor11,Pontianak.
Pelabuhantidak bisa dipisahkan dengan daerah hinterland nya.yang
dimaksud dengan hinterland  pelabuhan adalah daerah-daerah yang
terletakdi sekitar (belakang) pelabuhan, termasuk di dalamnya adalah kota
pelabuhan itu sendiri dan kota-kota serta daerah-daerah pedalaman di
luarkota pelabuhan yang saling memiliki hubungan ekonomi dengan
pelabuhan. Hiterland Pelabuhan Dwikora adalah Provinsi
KalimantanBarat dengan luas wilayah ±146.897 km. Pelabuhan ini
menjadi urat nadi perekonomian wilayah Kalimantan Barat.
Pelabuhan Dwikora Pontianak dikelola oleh PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) II.
IPCmerupakan Perusahaan BUMN Non Listed  yang sahamnya 100%
dimilikioleh Kementerian BUMN selaku Pemegang Saham Negara.
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pontianak, pelabuhan ini terletak

16
di pinggirSungai Kapuas Kecil dengan jarak 31 km dari muara sungai
yang dapatditempuh selama ±2 jam pelayaran.
Pelabuhan ini berfungsi melayani arus kapal, arus barang dan
penumpang baik antar pulau maupun antar negara. Daerah lingkup kerja
Pelabuhan Dwikora Pontianak dibedakan menjadi dua, yaitu Daerah
Perairan yang mempunyai wilayah seluas 9,25Ha dan Daerah Daratan
dengan luas 128.644 m2 (yang dikuasai) dan Daerah Lingkungan
Kepentingan Perairan Pelabuhan seluas 380.000 m2.
Batas-batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan ditetapkan mulai dari ambang luar
sampai jembatan tol terletak pada 0º 05 LS dan 109º16 - 109º23 BT,
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan
MenteriPerhubungan No.46 Tahun 1998 dan KM. 73 Tahun 1998 pada
tanggal 10Oktober 1998.Pelabuhan Dwikora Pontianak memiliki terminal
peti kemas ,dilengkapi dengan berbagai peralatan modern guna
mendukung kegiatanbongkar muat secara optimal.
Pada praktikum di lapangan kami mendapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Atap dan Talang
Kondisi atap dan talang di pelabuahan Dwikora memiliki kemiriangan
yang cukup tetapi terdapat genangan air pada saluran talang air.
Dampak dari genangan air ini dapat menimbulkan lantai licin yang
menyebabkan orang terpeleset/ jatuh. Hal ini sebaiknya pihak
pengelola mengganti talang air atau menanambal talang air tersebut
agar tidak bocor.
2. Dinding
Kondisi dinding bersih namun permukaan dinding yang selalu kontak
dengan air sedikit kotor contohnya pada wastafel depan gedung. Hal
ini dapat mengganggu kenyamanan penumpang dan sebaiknya pada
bagian wastafel depan gedung diberikan kaca/ cermin agar air tidak
langsung terkena dinding. Dinding kedap air, permukaan bagian dalam
mudah dibersihkan dan berwana terang.

17
3. Lantai
Kondisi lantai bersih dan tidak licin pada bagian dalam gedung,
sedangkan bagian luar ruangan tidak terlalu bersih dan licin karena ada
genangan air pada saat praktik kelapangan sebaiknya pihak pengelola
dapat memperhatikan hal ini agar dapat menambah kenyamanan
penumpang. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.
4. Tangga
- Kondisi tangga tidak memenuhi syarat kemiringan karena ≥ 45 °
- Lebar injakan tangga memenuhi syarat karena ≥ 30°
- Tinggi anak tangga tidak memenuhi syarat karena lebih dari 20 cm
- Memiliki pegangan tangan pada tangga
5. Pencahayaan
Ruang tunggu Pelabuhan Dwikora Kota Pontianak 200-300 lux atau
dapat membaca buku dengan jelas tanpa bantuan penerangan pada
siang hari. Kondisi di pelabuhan Dwikora Kota Pontianak memenuhi
syarat.
6. Ventilasi
Ruang yang tidak pakai AC luas ventilasi ruangan tunggu memenuhi
syarat ≥ 20%. Didalam ruangan menggunakan kipas angin, dan
sirkulasi udaranya baik.
7. Tempat Cuci Tangan
Setiap ruangan tersedia satu tempat cuci tangan namun tidak tersedia
sabun dan tidak tersedia air bersih. Sebaiknya, pihak pengelola
memperhatikan hal ini karena cuci tangan dengan sabun adalah cara
pencegahan dari penularan penyakit.
8. Air Bersih
Pada saat dilapangan tidak tersedia air bersih karena PDAM sedang
bermasalah dan diganti dengan air Sungai Kapuas.

18
9. Toilet
Toilet terpisah antara laki- laki dan perempuan, bersih, kedap air,
cukup penerangan,tersedia tempat sampah dan tersedia sabun namun
hanya satu toilet. Untuk kedepannya diharapkan kepada pihak
pengelola untuk mencukupi sabun pada semua toilet agar para
penumpang dapat mencuci tangan dengan bersih. Lantai miring kearah
pembuangan sehingga tidak ada genangan. Didalam toilet tidak
tersedia disinfekta, pengering, peralatan pembersih dan terlihan banyak
nyamuk dan jentik.
10. Sampah
Setiap ruangan memiliki tempat sampah. pelabuhan memiliki TPS
namun, TPS 1 (04) terdapat sampah menumpuk. Kondisi ini terlihat
tidak bersih dan dapat mengganggu kenyamanan penumpang serta
dapat menjadi sarang vektor yang dapat menularkan penyakit
sedangkan TPS 2 (02) tidak terdapat sampah.
11. SPAL
Kondisi air limbah mengalir dengan lancar namun terdapat genangan
air limbah
12. Vektor
Terdapat jentik dan nyamuk dalam bangunan (toilet) hal ini dapat
memberikan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan petugas
maupun penumpang dikarenakan jentik nyamuk adalah salah satu
vektor penularan penyakit setelah menjadi nyamuk. Sebaiknya pihak
pengelola melakukan penyemprotan nyamuk dan memberikan abate
kedalam tong air sehingga tidak terdapat nyamuk maupun jentik
nyamuk didalam gedung terutama di tiolet. Tidak ditemukan adanya
tikus dan tidak terdapat banyaknya lalat dalam bangunan dalam
maupun luar.

19
13. Kantin
Didalam penyajian makanan dalam keadaan tertutup, terdapat air yang
cukup untuk pencucian peralatan, penyimpanan bahan makanan
mentah dan makanan siap saji terpisah serta kondisi kantin terpisah.

14. Halaman/ tempat parkir


Halaman bersih namum tempat parkir memiliki sampah kecil
berserahkan. Halaman dan tempat parkir tidak terdapat genangan air,
memiliki pagar, memiliki petunjuk arah tempat parkir,memiliki cukup
penerangan, terdapat tempat sampah, dan memiliki pos penjaga.
15. Perilaku
Dari hasil form ceklis perilaku petugas atau pengelola tidak merokok
pada saat melakukan pekerjaan. Tidak terdapat sampah berserahkan,
memiliki himbauan tentang kebersihan dan ada larangan daerah bebas
rokok.

20
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Simpulan yang dapat diperoleh dari praktikum yang bertempat di
pelabuhan dwikora yaitu :
1) Untuk penyehatan ruang dan bangunan kondisi pada pelabuhan dapat
dinilai cukup baik karena hampir seluruh bagian ruang pada pelabuhan
terbilang bersih namun ada beberapa sampah yang masih berserakan
contohnya pada area parkir dan kantin.
2) Untuk fasilitas dasar meliputi sarana pengolahan air bersih dan makanan,
sanitasi jamban, sarana pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air
limbah serta kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Untuk sarana
kebersihan seperti wastafel tersedia pada area pelabuhan namun tidak
terdapat sabun dan air. Untuk sarana seperti toilet terbilang lumayan bersih
namun tidak adanya alat pembersih toilet dan masih terlihat adanya jentik
dan nyamuk. Untuk saluran pembuangan air limbah sendiri lancar namun
masih ada genangan air.
3) Untuk keadaan penyehatan lingkungan luar seperti halaman parkir masih
terdapat sampah kecil yang berserakan dan masih kurang penerangan pada
malam hari karena penyediaan lampu yang masih kurang banyak.
4) Untuk penyehatan makanan dan minuman pada aera kantin, sudah
memenuhi standar kebersihan karena penyajian makanan dalam keadaan
tertutup, penyimpanan makanan secara terpisah dan tempat pencucian
tersedia cukup air.
5) Untuk perilaku hygiene pengelola atau petugas sangat baik karena tidak
ada petugas yang merokok saat melakukan tugas pada area dalam
pelabuhan.

21
B. SARAN
Agar pihak pengelola melakukan peningkatan kedepannya
terutama dalam permasalahan dinding sebaiknya dilakukan pengecatan
ulang agar dinding terlihat lebih cerah dan menghilangkan bekas bercak-
bercak yang ada disekitaran dinding yang sering terkena air dan
ketersediaan tempat cuci tangan yang cukup serta menambahkan
pengering, bahan desinfektan dan sabun di toilet serta genangan air yang
mengganggu kenyamanan area parkir tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adriyani, Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik. Jurnal Kesehatan


Lingkungan Vol 2. 2005.
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Jakarta: Ditjen PP dan PL.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Direktorat PLP-DITJEN.PPM dan PLP.Kumpulan Formulir Pemeriksaan
Kesehatan Lingkungan (Inspeksi Sanitasi) Bidang Penyehatan Tempat-
Tempat Umum.Jakarta 1999.
IHR. International Health Regulation tahun 2005. Jakarta. 2005.
Kementerian Kesehatan R.I . Profil KKP Kelas I Surabaya 2017.
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta. 2003.
Permenkes RI. 2011. Permenkes 2348/Menkes/Per/IV/2011 Tentang Organisasi

23
LAMPIRAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai