(Blok 22)
Disusun Oleh:
Kelompok 12
Helvika Rismawati NIM. 1708111026
Dinda Aznul Fitra NIM. 1708111322
Alsadila Nurshafiera NIM. 1708113688
Ashifa Mardhatilah NIM. 1708113696
Istiana Hayati NIM. 1708113697
Muhammad Irfan Nizam NIM. 1708113726
Vina Alwindi NIM. 1708155022
Muhammad Wiranata Diradja NIM. 1708155040
Meisya Putri Lutfiska NIM. 1708122226
Yolanda Qonita Salihat NIM. 1708155061
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKABARU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-NYA penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Studi Pelaksanaan Kesehatan terhadap kapal MT.
AU LEO, di wilayah kerja kantor kesehatan pelabuhan (KKP) Kelas II Padang.
Dalam melaksanakan kunjungan ini , kami telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
Jika dalam hal penyajian makalah ini masih terdaoat kekurangan baik dalam hal isi, sumber dan
penulisan, kami terlebih dahulu meminta maaf atas hal tersebut. Semoga isi dari makalah yang
singkat ini dapat menjadi motivasi untuk menjadi sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi
pembaca. Penulis juga berharap masukan dan saran yang membangun dari berbagai pihak
terhadap makalah ini sehingga dapat menjadi lebih baik lagi untuk masa yang akan datang
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan......................................................................................................................1
B. Identitas Kapal...................................................................................................................2
F. Dokumentasi ....................................................................................................................7
ii
A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi alat angkut yang semakin cepat membuat jarak antar negara
seolah semakin dekat karena waktu tempuh yang semakin singkat, sehingga mobilitas orang dan
barang semakin cepat melebihi masa inkubasi suatu penyakit menular. Kondisi tersebut
berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit secara global. Guna mengantisipasi ancaman
penyakit global serta permasalahan kesehatan masyarakat yang merupakan masalah darurat yang
menjadi perhatian dunia, maka hal ini dapat dicegah dengan melakukan pengawasan pintu masuk
negara. Pintu masuk negara terdiri dari bandara, pelabuhan, dan Pos Lintas Batas Darat Negara
(PLBDN).
Kapal merupakan sarana pelayaran yang mempunyai peran penting dalam sistem
angkutan laut. Hampir semua barang impor, ekspor dan muatan dalam jumlah sangat besar
diangkut dengan kapal laut, sehingga dikatakan bahwa kapal mempunyai kapasitas angkut yang
lebih besar dari sarana angkutan lainnya. Menurut Undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang
pelayaran, definisi kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan
dengan tenaga angin, tenaga mekanik, dan energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung
dan bangunan terapung yang dapat berpindah-pindah.Oleh karena itu kapal yang digunakan
untuk keperluan transportasi antara pulau/negara maupun untuk keperluan ekploitasi hasil laut,
harus memenuhi persyaratan kelayakan laut dan keselamatan kapal. Keselamatan kapal adalah
keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan
perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan
1
radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan
pengujian.
B. Identitas kapal
Negara : Panama
No IMO : 9157521
Jumlah ABK
Asing : 19
RI : -
Jumlah Penumpang : -
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 17.504 pulau yang terdiri dari pulau besar
dan kecil serta memiliki posisi yang sangat strategis karena diapit oleh dua benua dan dua
samudera serta berada pada jalur lalu lintas perdagangan internasional dengan banyaknya pintu
2
masuk ke wilayah Indonesia. Hal ini merupakan suatu peluang, tetapi juga merupakan faktor
risiko untuk terjadinya penyebaran penyakit dan gangguan kesehatan. Hal ini memperbesar
risiko masuk dan keluarnya penyakit menular (new infectious diseases, emerging infectious
diseases, dan re-emerging infectious diseases), dimana ketika pelaku perjalanan memasuki pintu
masuk negara gejala klinis penyakit belum tampak.
Berdasarkan hasil survei awal terhadap laporan tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas II Padang Tahun 2014-2016 selama 3 tahun berturut-turut jumlah kedatangan kapal laut
dari luar negeri ke KKP Kelas II Padang relatif meningkat setiap tahunnya dan jumlah
kedatangan kapal dari luar negeri negara terjangkit penyakit karantina dan potensial wabah selalu
meningkat setiap tahunnya dimana tahun 2014 terdapat 16,5%, kedatangan kapal laut dari luar
negeri terjangkit dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 24,3%, kemudian pada tahun 2016
maningkat lagi menjadi 42,5%,dari jumlah kedatangan kapal laut dari luar negeri. Undang-
Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 2018 tentang kekarantinaan Kesehatan menyebutkan
bahwa karantina adalah pembatasan kegitan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular meski belum menunjukan gejala atau dalam masa inkubasi, dan/atau
pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apapun yang diduga terkontaminasi dengan
orang dan/atu barang yang mengandung penyebab penyakit atau sumber bahan kontaminasi lain
untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau barang di sekitarnya.
SOP dalam pengawasan kedatangan kapal laut dari luar negeri mengacu pada standar
operasional prosedur nasional kegiatan kantor kesehatan pelabuhan di pintu masuk negara yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Departemen
Kesehatan tahun 2009. SOP ini berisikan tata cara melakukan pengawasan lalu lintas kapal
antara lain: tahap persiapan, sumber daya manusia yang dibutuhkan, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, urutan kegiatan dan langkah-langkah dalam pengawasan kedatangan kapal dalam
karantina dimulai dari penerimaan surat permohonan free pratique dari nakhoda kapal/agen
pelayaran sampai dengan penerbitan free partique.
1. Persiapan
a. Sumber Daya Manusia
3
Ketersediaan tenaga di KKP kelas II Padang 22,8% yang mempunyai kompetensi
sesuai SOP. hal ini disebabkan karena masih banyak SDM yang belum mengikuti
pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi sehingga sebagian besar
SDM teknis masih menduduki fungsional umum hanya sebagian kecil yang sudah
menduduki jabatan fungsional epidemiolog, sanitarian, perawat, entomolog
mapun dokter. Perlu penambahan anggaran untuk pendidikan dan pelatihan dalam
rangka peningkatan kualitas/ kompetensi SDM KKP Kelas II Padang mengingat
ketersediaan anggaran dari pusat terbatas sehingga percepatan peningkatan
kualitas/ kompetensi SDM di KKP Kelas II Padang akan dapat terlaksana dan
pemenuhan kebutuhan SDM sesuai SOP dan Kepmenkes No. 1314 tahun 2010
akan dapat terpenuhi.
b. Sarana dan Prasarana
Dalam pengawasan kedatangan kapal laut dari luar negeri dana harus tersedia
dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan kegiatan pengadaan sarana dan
peralatan termasuk formulir pemeriksaan,pengadaan dan pemerliharaan prasana
untuk
transportasi petugas.
sedikitnya anggaran untuk pengadaan sarana dan peralatan penunjang kegiatan
dikarenakan kesalahan dalam perencanaan kemungkinan dalam membuat
perencanaan untuk pengadaan sarana dan peralatan tidak melakukan inventarisasi
terlebih dahulu terhadap sarana dan peralatan yang ada, sehingga tidak diketahui
jenis dan jumlah sarana atau peralatan yang masih kurang sehingga tidak
dianggarkan di dalam DIPA yang mengakibatkan masih terjadi kekurangan
sarana dan prasarana baik dari segi jumlah maupun jenisnya terutama pada
wilayah kerja KKP kelas II Padang.
2. Kegitan dan Langkah-langkah
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengawasan kedatangan kapal laut dari luar
negeri adalah :
a. Telaah dokumen dimana petugas KKP melakukan cross check terhadap dokumen
yang diberikan nakhoda kapal dengan yang aslinya dengan tujuan untuk
4
memeriksa masa berlaku dokumen tersebut sekaligus memeriksa keasliannya agar
tidak ada dokumen yang dipalsukan.
b. Observasi langsung terhadap kondisi sanitasi di atas kapal. Observasi dilakukan
terhadap semua objek yang berkaitan dengan sanitasi apakah itu dapur, tempat
perakitan makanan, tempat penyimpanan makanan kering dan basah, kamar-
kamar ABK, pemeriksaan secara visual terhadap keberadaan tikus dan tanda-
tanda kehidupan tikus, keberadaan kecoak dan serangga penular penyakit lainnya,
serta pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih, pemeriksaan kebisingan,
pencahayaan, suhu dan kelembaban dan pemeriksaan obat-obatan yang mana
semua ini adalah faktor risiko penular penyakit yang ada di atas kapal yang perlu
menjadi perhatian serius bagi petugas agar kapal yang datang ke wilayah kerja
KKP Kelas II Padang agar terbebas dari faktor risiko kemungkinan penyakit
menular baik dari ABK itu sendiri maupun masyarakat.
Namun pada KKP Kelas II Padang perencanaan khususnya program pengawasan
kedatangan kapal laut dari luar negeri yang disusun belum berdasarkan data yang
valid, hal ini berdasarkan hasil telaah dokumen bahwa dalam dokumen
perencanaan (TOR) pengadaan sarana dan prasarana untuk kegiatan ini tidak
dilengkapi data ketersediaan sarana dan peralatan yang ada.
1. Kesimpulan
Pelanggaran : Tidak ada
Dokumen Kesehatan : Lengkap dan berlaku
Masalah PHEIC : Tidak ada
Certificate of Free Pratique : Free Pratique (diterbitkan)
2. Rekomendasi
Sebaiknya metode yang sudah dijalani dapat dikembangkan lagi melalui pemanfaatan
kemajuan tekhnologi informasi seperti pemberian Free Pratique melalui radio komunikasi,
5
pemberitahuan Maritime Declaration of Health secara online sebelum kedatangan kapal luar
negeri ke wilayah kerja KKP kelas II Padang, sehingga diharapkan kondisi kapal yang akan
datang ke Pelabuhan Teluk Bayur dapat diketahui terlebih dahulu guna meningkatkan
kewaspadaan dini dan surveilans epidemiologi penyakit.
6
E. Daftar Pustaka
F. Dokumentasi Kegiatan
7
Pelayanan Vaksinasi Internasional
8
Kapal MT. AU LEO di KKP kelas II Padang