Disusun oleh :
SURABAYA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan suyukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan izin dan kekuatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “PERUSAHAAN BONGKAR DAN MUAT” tepat
pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman taruna yang juga sudah
memberi konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari
hasil karya tulis ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi..............................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................6
1.3 Tujuan .........................................................................................................6
BAB II Pembahasan
2.1 Bongkar Muat..............................................................................................7
2.2 Penyelenggaraan bongkar muat menurut Undang-Undang Pekayaran
No. 17 Tahun 2008......................................................................................12
2.3 Pelaksanaan kegiatan peusahaan bongkar dan muat barang........................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
sebuah tempat dari pihak keagenan kargo ataupun jasa penyimpanan
barangsebelum dibawa dan ditanganidi area pelabuhan untuk dinaikkan ke
atas palka kapal.
5
melakukan beberapa langkah antara lain deregulasi di bidang industri,
perdagangan, dan penanaman modal. Era globalisasi dan kemajuan teknologi
informasi telah mempengaruhi struktur dan perdagangan internasional dan
mengarah kepada kondisi pasar dengan persaingan yang sangat ketat. Upaya
untuk meningkatkan ekspor non migas dalam kondisi persaingan tersebut,
memerlukan adanya keunggulan kompetitif bagi komoditi ekspor Indonesia
untuk dapat bersaing dengan komoditi dari negara-negara lain baik dari segi
harga maupun kualitas.
Pelabuhan dalam menempatkan diri sebagai pintu gerbang perekonomian
mutlak harus dapat memberikan kontribusi antara lain penekanan distribution
cost yang berdampak pada daya beli, daya saing, dan efek multiplier terhadap
pertumbuhan dan pendapatan nasional.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pengerjaan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami maksud dari kegiatan bongkar dan muat
2. Untuk mengetahui proses penyelenggaraan pengangkutan barang
melalui laut menurut Undang-Undang Pelayaran No. 17 tahun 2008
3. Untuk menambah wawasan tentang pelaksanaan kegiatan perusahaan
bongkar dan muat barang
1.4
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
pelabuhan yang meliputi kegiatan stevedoring, cargodoring, dan
receiving/delivery.
1. Peti kemas yang telah dikirim dari daerah atau negara lain ke terminal
untuk selanjutnya dikirim ke pemilik barang atau pabrik disebut
inbound; (mis: impor)
8
2. Sebaliknya, peti kemas yang harus diambil di lokasi pemilik barang
dan kemudian dikirim ke terminal peti kemas untuk transportasi lebih
lanjut disebut (mis: ekspor)
9
c. Proses Pembongkaran Muatan
Menurut Herry Gianto dkk. (1990:31)proses pembongkaran
muatan sebagai berikut :
1. Menyiapkan dan menyangkutkan barang di dalam palka pada
tali derek.
2. Mengangkut barang di atas dermaga.
3. Mendaratkan dan melepaskan barang.
4. Kran derek kembali ke palka untuk mengangkut barang
selanjutnya, dan proses tersebut dilakukan berulang-ulang
sampai barang habis, proses tersebut sering disebut Hulk
cycle.
10
f. Sebab-sebab terjadinya kelambatan dalam bongkar muat.
1. Waktu yang terbuang untuk membawa muatan, memasang
muatan pada kait muat (cargo hook), penyiapan alat bongkar
muat, waktu terbuang pada saat membuka palka.
2. Tenaga buruh/TKBM yang tidak cakap dan terampil
3. Peralatan bongkar muat yang kurang sempurna
11
pengalaman dan wawasan yang luas sehingga dapat menyelesaikan
tugas pekerjaannya dengan baik. PBM mendapatkan TKBM dengan
anprah buruh di Kopersi TKBM, dan jumlah gang/pershif yang
dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah muatan yang dibongkar/muat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih TKBM antara lain :
1. Keahlian merupakan salah satu prioritas utama yang menjadi
dasar dalam kepegawaian untuk memegang tugas
tertentu.Dalam pelaksanaan B/M barang dibutuhkan Tenaga
Kerja yang terdiri :
i. Kepala kelompok regu kerja merupakan kepala
pelaksana operasional dari TKBM dalam kegiatan
bongkar muat barang dari dan ke atas kapal.
ii. Tukang Derek adalah TKBM khusus menjalankan
derek kapal/derek darat
iii. Pilot adalah TKBM yang bertugas memberikan
arahan/petunjuk kepada tukang derek.
iv. Anggota adalah tenaga pelaksana operasional yang
brhubungan dengan kegiatan bongkar muat barang.
v. Komunikasi untuk memperlancar sistem kerja.
vi. Mental dan kebersamaan karyawan.
12
sebetulnya kegiatan tersebut sudah melekat dalam Undang-undang sebagai
BUP. Namun saat ini masih terjadi dispute mengenai legalitas PT
Pelabuhan Indonesia sebagai pelaksana kegiatan usaha bongkar muat.
13
Dalam Pasal 90 ayat (3) huruf g disebutkan bahwa salah satu
kegiatan pengusahaan PT. Pelindo III adalah sebagai penyedia dan/atau
pelayanan jasa bongkar muat. Pelaksanaan bongkar muat PT. Pelindo III
mengacu pada ketentuan dalam Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor
S.E. 6 Tahun 2002 tanggal 11 November 2002 tentang Penegasan
Kegiatan Bongkar Muat oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I, II, III,
dan IV serta diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 1991
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan III
menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).
14
2.3 Pelaksanaan Kegiatan Perusahaan Bongkar dan Muat Barang
Perusahaan bongkar muat (PBM) adalah perusahaan yang secara
khusus berusaha di bidang bongkar muat dari dan ke kapal, baik dari dan
ke gudang Lini I maupun langsung ke alat angkutan yang meliputi
kegiatan:
1. Stevedoring
Stevedoring adalah pekerjaan membongkar barang dari kapal ke
dermaga/tongkang/truk atau memuat barang dari
dermaga/tongkang/truk ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam
palka kapal dengan menggunakan derek kapal atau derek darat.
2. Cargodoring
Cargodoring adalah pekerjaan melepaskan barang dari tali/jala-jala
(extackel) di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke
gudang/lapangan penumpukan selanjutnya menyusun di
gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknya.
3. Receiving/delivery
Receiving/delivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari
timbunan/tempat penumpukan 15 digudang/lapangan penumpukan dan
menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu
gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknya
15
2. Cargodoring
a. Gerobak dorong
b. Palet
c. Forklift
3. Receiving/delivery
a. Gerobak dorong
b. Palet
c. Forklif
a. Meeting intern
Meeting intern yang terdiri dari Bagian Operasional, bagian
terminal dan bagian unit tally PBM. Tujuan dari pertemuan
tersebut untuk memperlancar kegiatan bongkar muat dan
mengatur agar perusahaan bongkar muat lebih baik dan
lancar,cepat dan teratur serta dapat menjamin keamanan baik
untuk kapal, barang dan tenaga kerjanya yang melaksanakan
bongkar muat, sehingga hasilnya dapat maksimal dan tidak
mengecewakan para relasi/pelanggan yang akan menimbulkan
kepercayaan masyarakat pengguna jasa angkutan laut. Dalam
meeting intern ini membicarakan masalah antara lain :
peralatan bongkar muat, tenaga kerja yang dibutuhkan, biaya-
biaya yang dikeluarkan dan alat angkut yang akan digunakan.
b. Meeting Ekstern
16
Sebelum pelaksanaan bongkar muat perlu diadakan
konfirmasi dengan instansi terkait seperti perusahaan
pelayaran, Administrator pelabuhan (Adpel) , PT (persero)
Pelindo (Pelabuhan Indonesia, PPJK (Perusahaan Pengurusan
Jasa Kepabeanan) yang mewakili pemilik barang dan lain-lain.
Didalam pertemuan membahas mengenai kebutuhan sewaktu
kapal tiba/berangkat (ETA, ETD) untuk menentukan : waktu
bongkar/muat, jasa penumpukan di dermaga, ijin penimbunan
barang di gudang, posisi kapal di dermaga dan ijin lamanya
kapal di dermaga dan bersandar. Dalam meeting tersebut
dengan membawa copy antara lain :
Surat pemberitahuan kedatangan kapal, master cable,
stowage plan clearance in.
1. Pembongkaran Muatan
Setelah kapal datang dan bersandar Perusahaan Bongkar Muat
dengan surat perintah kerjanya dan persiapan-persiapan yang sudah
dikerjakan, maka alat-alat bongkar muat, personil dan segala
penunjang kelancaran kegiatan bongkar muat sudah siap melaksanakan
tugas dan dikelola oleh bagian stevedoring yang telah siap dengan :
a. Dokumen, blanko-blanko, peralatan, tenaga kerja dll.
b. Stevedor untuk mencatat jam kerja misalnya jam istirahat,
hujan, derek macet, jumlah derek serta memberikan petunjuk
pelaksanaan pekerjaan dengan sebaik mungkin.
c. Tallyman bertugas mencatat jumlah barang, merek barang yang
dibongkar/dimuat serta mencatat jam kerja.
d. Bagian Terminal siap menerima barang-barang yang dibongkar
untuk disimpan di gudang atau di lapangan penumpukan.
e. Setelah selesai pembongkaran stevedor menyelesaikan
dokumen-dokumennya dan selesailah tugas untuk melayani
kapal tersebut.
17
Berdasarkan manifest dan stowage plane maka bagian stevedoring
dapat melaksanakan kegiatan bongkar muat, karena semua keperluan
untuk bongkar muat sudah dipersiapkan dengan matang dan baik, maka
dengan demikian hasilnya kan dapat maksimal, walupun ada hambatan-
hambatan tetapi bisa ditekan seminimal mungkin.
2. Pemuatan Barang
Pada dasarnya baik pembongkaran maupun pemuatan dalam
persiapannya hampir sama mengenai tenaga kerja bongkar muat,
peralatan dan lain-lain, tentu saja disesuaikan dengan macam dan jenis
barang yang akan dibongkar atau dimuat. Sedangkan prosedur
pemuatan barang ke atas kapal antara lain :
a. Dengan mendapatkan cargo handling list dari bagian muatan
keluar sehingga alat-alat stevedoring telah disiapkan.
b. Berdasar order dari bagian operasi tentang jumlah barang,
maka tenaga kerja dipersiapkandan team pemeriksaan telah
selesai menjalankan tugas dan mualim I sudah siap mengatur
penempatan muatan di dalam palka kapal.
c. Barang sudah disiapkan/ditempatkan disamping kapal dimana
kapal bersandar.
d. Foreman juga sudah siap dengan peralatan dan alat bantu di
masing-masing palka kapal.
e. Petugas tally yang dipimpin oleh chief tally sudah siap untuk
mencatat muatan yang masuk ke dalam tiap-tiap palka kapal.
f. Hasil kerja dilaporkan dengan disertai dokumen-dokumen
labour time, tally sheet, dailly discharging dan lain-lain dan
mendapat persetujuan dan ditanda tangani oleh Mualim I.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian dalam pembahasan tersebut di atas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa aktivitas bongkar muat yang dilakukan oleh Perusahaan
bongkar muat barang di pelabuhan adalah meliputi :
a) Persiapan Pembongkaran dan Pemuatan barang
b) Sebelum Kapal tiba Setelah mendapat berita mengenai kedatangan
kapal dar agen perusahaan maka PBM mempersiapkan peralatan
bongkar muat dan tenaga kerja yang dibutuhkan serta keperluan lain
yang mendukung kegiatan bongkar muat barang.
c) Kapal Tiba di Dermaga Setelah kapal merapat di dermaga, PBM
menerima dokumen-dokumen yang berkaitan dengan muatan dan
kegiatan bongkat muat serta segera dipelajari untuk
mempermudah/demi kelancaran dalam bongkar muat barang dan
menentukan alat-alat bantu apa saja yang dibutuhkan.
d) Pelaksanaan Bongkar Muat.
e) Sebelum Bongkar Muat. Sebelum melakukan kegiatan bongkar muat,
PBM mengadakan meeting intern yang terdiri dari bagian Operasi,
Bagian Terminal dan Bagian Unit Tally, untuk menentukan koordinasi
tentang pelaksanaan pemongkaran/pemuatan.Meeting ekstern yang
terdiridaripihak/instansi terkait seperti perusahaan pelayaran,
Administrator Pelabuhan, Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan,
Pelabuhan Indonesia, semua ini untuk membahas mengenai :waktu
bongkar muat, jasa penumpukan di dermaga, ijin penimbunan barang di
gudang, posisi kapal di dermaga, ijin lamanya kapal di dermaga dan
bersandar.
f) Pelaksanaan Bongkar Muat
19
g) Pembongkaran PBM dengan surat Perintah Kerjayang sudah diterima
dan persiapan yang sudah dilakukan dengan berdasarkan Stowage Plane
maka melakukan kegiatan pembongkaran.
h) Pemuatan Semua persiapan sudah selesai dan barang sudah berada di
dermaga maka dilakukan pemuatan barang sesuai dengan jenis dan
macam muatan yang disesuaikan juga dengan palka yang akan dimuati.
Demikian kegiatan bongkar muat barang dari dan ke atas kapal selesai.
3.2 Saran
Guna mengantisipasi peningkatan arus barang melalui pengangkutan laut
dewasa ini, maka penulis berusaha memberikan saran-saran sebagai berikut :
a. Resiko untuk timbulnya kerugian dalam kegiatan bongkar muat barang
cukup tinggi, seperti terjadinya kerusakan, berkurang dan hilangnya
barang muatan, maka perusahaan bongkar muat harus mengambil
langkah-langkah intensif untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kegiatan bongkar muat barang, yakni dengan lebih aktif lagi melakukan
rapat intern yang disebut dengan pree arrival meeting (PAM)
sebelum ,melaksanakan kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan.
b. Dalam pelaksanaan tanggung jawabnya mengganti kerugian yang
timbul atas kerusakan, kekurangan dan kehilangan barang muatan saat
proses bongkar muat, maka perusahaan bongkar muat harus
melaksanakan tanggung jawab tersebut sepenuhnya yang sesuai dengan
ketentuanketentuan hukum yang berlaku.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rifani, Mirade Architania, dkk. 2016. Pelaksanaan Bongkar Muat Barang pada
Supply Chain Indonesia. 19 November 2018. Alur Logistik Peti Kemas (Bagian 1
Pelayaran.
21