Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “CARA MENGELOLA BISNIS TRANSPORTASI LAUT” dengan baik.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
II. ISI
2.1 Pengertian Transportasi laut
2.2 Pengertian Klaim
2.3 Pengertian Bisnis
2.4 Prosedur Pengajuan Klaim
III. PEMBAHASAN
3.1 Polis Asuransi
3.2 Teknik Pencegahan Kerusakan/Kehilangan di kapal
3.3 Faktor Penyanggah Klaim
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
I. Pendahuluan
II. ISI
Perkembangan trasportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan
teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal
angkut penumpang yaitu Palindo jaya 500. kapal tersebut diluncurkan pertama kali
pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana trasportasi
laut yang lebih cepat dan aman. Dengan demikian, kegiatan trasportasi laut akan
berdampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Tarif Transportasi Laut
Tarif Transportasi laut berlaku untuk pengiriman barang di Indonesia, meliputi tarif
yang terdiri dari:
b. Tarif OPP/OPT
Tarif OPP/OPT (onkos pelabuhan pemuatan/ ongkos pelabuhan tujuan) yang
merupakan balas jasa untuk pekerjaan board stevedoring, cargodoring, dan
receiving/delivery di pelabuhan pemuatan dan di pelabuhan tujuan.
Tarif “board stevedoring” dikenakan atas jasa pekerjaan membongkar muatan dari
dek kapal ke dermaga dan sebaliknya
Tarif “cargodoring” dikenakan atas jasa mengeluarkan muatan dari jaringan di atas
dermaga, mengangkat ke gudang, menyusun di dalam gudang dan sebaliknya.
Traif “receiving/delivery” dikenakan atas pekerjaan mengambil muatan dari gudang
tempat penumpukan dan penyerahan sampai ke atas kendaraan yang merapat ke
gudang darat dan sebaliknya. Tinggi tarif tergantung pada golongan dan jenis
barang.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa
kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,
bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para
pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai
dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis
mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras
dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah,
masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang
sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri
memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis
dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas
dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian."
Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang
tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Menjamin bahwa semua hak terhadap perusahaan pelayaran atau pihak ketiga
lainnya telah dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Contoh : Dalam B/L dikatakan bahwa barang yang dikirim 100 kolli, sewaktu
diserahkan dipelabuhan tujuan ternyata hanya 85 kolli
Untuk barang yang kurang sebanyak 15 kolli, untuk itu dibuatkan bukti kekurangan
oleh Perusahaan pengangkutan.
Bukti Kerusakan.
Bukti kerusakan ini adalah suatu pernyataan dari perusahaan pengangkutan laut yang
menerangkan bahwa barang yang diserahkan mengalami kerusakan.
Bukti kerusakan ini biasanya disebut : “Cargo Damage Report” (CDR) atau
“Damage Cargo List” (DCL) atau “Claims Contatering Bewijs” (CCB).
III. PEMBAHASAN
ASURANSI PENGANGKUTAN
Asuransi jenis ini meliputi :
a. Pengangkutan Laut (marine cargo)
b. Pengangkutan Darat (good in land transit)
b. Pengangkutan Udara (air cargo)
IV. PENUTUP
KESIMPULAN
1. http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/05/seputar-pengertian-transportasi-
laut.html
2. www.academia.edu
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
4. http://www.akademiasuransi.org/2012/10/prosedur-klaim-dalam-asuransi-
marine.html
5. http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/113/asuransi-pengangkutan
6. https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=464794213612855&id=4
52680374824239
7. http://www.bppk.depkeu.go.id/webbc/images/stories/file/2011/artikel/upload%2
05%20agustus%202011/SYAIFUL%20ANWAR_Klaim%20%20Resiko%20Dala
m%20Sistem%20Transportasi%20Laut.pdf
PEMBELANJAAN PERUSAHAAN PELAYARAN
Dibuat Oleh :
SAFITRI
NIT : 16304265
2016
BAB I
PEMBELANJAAN PERUSAHAAN PELAYARAN
Pembelanjaan perusahaan pelayaran dalam artian yang luas adalah keseluruhan aktivitas yang
bersangkutan dengan usaha mendapatkan dan dan menggunakan atau mengalokasikan dana dalam
bidang kepelabuhan (maritim) seperti mengoperasikan kapal atau usaha lain yang erat hubungannya
dengan kapal tersebut, sedangkan pembelanjaan dalam artian yang sempit adalah aktivitas yang hanya
bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana saja.
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun dalam
menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efesiensi dan efektivitas. Dengan demikian
maka pembelanjaan perusahaan atau manajemen keuangan tidak lain adalah manajemen untuk fungsi-
fungsi pembelanjaan.
Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien. Ini berarti bahwa setiap rupiah dana yang
tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefesien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat
keuntungan inventasi atau rentabilitas yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan
dan pengendalian penggunaan aktiva baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien.
Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memeperoleh dana yang diperlukan
dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus
mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya masing-masing sumber dana yang akan dipilih,
karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda.
Pandangan pembelanjaan di satu pihak sebagai penarikan modal dan dilain pihak dipandang sebagai
masalah penggunaan modal. Berdasarkan hal ini maka pembelanjaan digolongkan sebagai berikut :
Pembelanjaan pasif yaitu bagaimana perusaahaan dapat memperoleh dana/modal yang dibutuhkan
perusahaan dengan syarat-syarat yang paling menguntungkan.
Pembelanjaan kuantitatif yaitu meliputi masalah penentuan besarnya atau kuantitas modal yang
dibutuhkan yang akan ditarik perusahaan.
Pembelanjaan Kualitatif yaitu masalah penentuan jenis modal yang akan ditarik. Masalah
pembelanjaan ini meliputi persoalan tentang berapa modal akan ditarik, macam modal apa yang akan
ditarik, dan pendapatan apa yang akan diberikan kepada modal yang ditarik itu. Masalah pembelanjaan
ini merupakan masalah yang denting bagi perusahaan karena masalah ini akan menentukan baik buruknya
struktur modal.
Pembelanjaan normal yaitu adanya keseimbangan financial yang maksudnya apabila perusahaan
selama menjalankan fungsinya tidak mengahdapi gangguan-gangguan financial yang disebabkan karena
adanya keseimbangan antara jumlah modal yang dibutuhkan perusahaan.
Pembelanjaan kurang yaitu adanya tidak keseimbangan financial yang terjadi dimana jumlah modal
yang tersedia atau tertanam dalam perusahaan kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
atau dengan kata lain jumlah modal tersedia tidak cukup untuk membelanjai usah-usahanya. Gejala ini
nampak dimana terdapat unter finanzierung yaitu :
Pembelanjaan berlebihan yaitu dimana ketidakseimbangan financial ini terjadi apabila jumlah modal
yang tersedia atau tertanam dalam perusahaan adalah berlebih-lebihan banyaknya, jauh lebih cukup
untuk memenuhi kebutuhannya atau membelanjai usahanya. Gejala uber finanzierung ini akan nampak
dalam perusahaan dimana terdapat :
Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun dalam
menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisien dan efektivitas. Dengan demikian maka
pembelanjaan perusahaan atau manajemen keuangan tidak lain adalah manajemen untuk fungsi-fungsi
pembelanjaan. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa fungsi pembelanjaan dalam perusahaan meliputi :
Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien. Efisien penggunaan dana secara langsung
akan menentukan besar kecilnya tingkat keuangan yang dihasilkan dari investasi tersebut atau
rentabilitas. Dengan demikian maka manajer keuangan dalam menjalankan fungsi penggunaan dana
harus mencari alternatif-alternatif investasi untuk kemudian dianalisa dan dari hasil analisa itu diambil
keputusan alternatif investasi mana yang akan dipilih. Dengan kata lain manajer keuangan harus
mengambil keputusan investasi (investment decision).
(2) fungsi pemenuhan kebutuhan dana atas fungsi pendanaan (financing; obtaining of funds).
Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien.
Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan
dengan dana yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Pada prinsipnya pemenuhan
kebutuhan dana suatu perusahaan dapat disediakan dari sumber intern dan ekstern perusahaan.
Sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, misalnya dana yang
berasal dari keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan didalam perusahaan
(retained earnings). Makin besar sumber dana intern yang berasal dari laba yang ditahan akan
memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam mengahadapi kesulitan keuangan di waktu-waktu
mendatang. Di lain pihak perusahaan juga menginginkan perusahaan agar keuntungan yang diperoleh
perusahaan dapat dibagian sebagai mereka deviden (bagi perusahaan yang berbentuk PT). Maka menajer
keuangan pada khususnya dan perusahaan pada umumnya harus dapat menjaga keseimbangan antara
kedua keinginann tersebut. Kebijakan ini merupakan salah satu aspek dari kebijakan deviden,yang tidak
dapat dilepaskan dari fungsi pendanaan.
Sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik atau emisi saham baru,
penjualan obligasi, kredit dari bank. Dalam melaksanakan fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi
pendanaan (financing),manajer keuangan pun harus selalu mencari alternatif-alternatif sumber dana
untuk kemudian dianalisa tersebut harus diambil keputusan alternatif sumber dana atau kombinasi
sumber dana yang akan dipilih. Dengan demikian manajer keuangan pun mengambil keputusan
pendanaan (financing decision).
PEMBELANJAAN PERUSAHAAN PELAYARAN
Di susun oleh :
SAFITRI
KPN I A
Jl. Jendral Soedirman No. 156 Ciperna, Cirebon Selatan, Jawa Barat
AKADEMI MARITIM SUAKA BAHARI CIREBON
TAHUN AJARAN
2016-2017