Anda di halaman 1dari 18

NAMA : M.

FAISAL BASIR
NPM : 07231811041

FAKULTAS TEKNIK
PRODI SIPIL
PERANCANGAN PELABUHAN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Perencanaan Pelabuhan” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Pelabuhan.

Penulis menyadari makalah bertema virus ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ternate, 27, Januari 2021

M. Faisal Basir
DAFTAR ISI

Halaman judul………………………………………………………………………………………

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………

BAB ! PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang


1.2 Lokasi Pelabuhan

BAB 2 LANDASAN TEORI……………………………………………………………………….

2.1 Pelabuhan

2.2 Macam Pelabuhan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN………………………………………………………

3.1 Tahap Persiapan

3.2 Pengumpulan Data

3.3 Analisis Data

3.4 Perencanaan Lay Out

3.5 Perencanaan Bangunan

3.6 Gambar konstruksi

BAB 4 HASIL DESAIN……………………………………………………………………………

BAB 5 KESIMPULAN…………………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelabuhan merupakan tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta
kendaraan air lainnya, menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang
dan hewan,serta tempat bertemunya suatu kegiatan perekonomian. Definisi pelabuhan
adalah tempat tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam pulau-pulau yang tersebar
di wilayah Indonesia. Maka, kegiatan kelautan sangat perlu untuk kegiatan penghubung
antara pulau satu dengan pulau lainnya, penjagaan wilayah laut, penilitian kelautan, serta
pemberdayaan sumber daya kelautan. Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama
dalam memanfaatkan dan melestarikan potensi hasil industri tersebut secara optimal.
Karena, seperti yang diketahui sumber daya laut mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Sehingga diharapkan dapat mendongkrak sistem perekonomian Indonesia
1.2 LOKASI STUDI PELABUHAN

UPTD PPI Dufa-Dufa di bangun pada tahun 2006, maksud dan tujuan dibangunnya UPTD
PPI Dufa-dufa ini mengingat letak geohrafis Kota Ternate yang luas wilayahnya lebih
didominasi oleh lautan kurang lebih 85 % dan wilayah daratan 15 % maka kebijakan dari
pemerintah daerah kota membentuk sebuah lembaga yang kedudukannya dibawah Dinas
Kelautan dan Perikanan, dengan kondisi geografis maka dipandang perlu oleh Pemerintah
Daerah Kota Ternate mengambil langkah-langkah strategis dan pertimbangan ekonomi sosial
budaya masyarakat Kota Ternate yang notabenenya beraktifitas diwilayah pesisir pantai yang
sangat membutuhkan sarana penunjang sehingga dapat menunjang aktifitas masyarakat
khususnya para nelayan, dengan adanya lembaga tersebut pemerintah Daerah Kota Ternate
meningkatkan pembinaan dan mengawasi segala aktifitas dibidang kelautan dan perikanan,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya nelayan dengan
memperioritaskan pengelolaan sumberdaya perikanan yang berbasis kelangsungan
sumberdaya lestari dan berkesinambungan dengan memperioritaskan antara lain.

1. meningkatkan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Perikanan.

2. memenuhi kebutuhan sarana dan prasareana bagi nelayan

3. mendukung pengembangan ekonomi masyarakat pesisir berbasis kelautan.

4. meningkatkan taraf ekonomi Masyarakat Nelayan.

5. mendapatkan dukungan dan bantuan dana guna pelaksanaan pengembangan perluasan


pangkalan pendaratan ikan.

6. menjaga daya dukung antara daratan dan lautan guna menunjang pertumbuhan ekonomi.
serta keseimbangan sumberdaya alam, meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pemanfaatan sumberdaya perikanan, sehingga terciptanya pengelolaan sumberdaya perikanan
yang terpadu dan berkesinambungan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 PELABUHAN
Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang Kepelabuhanan,
pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas - batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Menurut Triatmodjo (1992)
pelabuhan (port) merupakan suatu daerah perairan yang terlindung dari gelombang dan
digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal maupun kendaraan air lainnya yang berfungsi
untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, barang maupun hewan, reparasi, pengisian
bahan bakar dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan kapal,
kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang transito, serta tempat penyimpanan barang dalam
waktu yang lebih lama, sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan
selanjutnya. Selain itu, pelabuhan merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar
daerah, pulau bahkan benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya
atau juga dikenal dengan daerah pengaruh. Daerah belakang ini merupakan daerah yang
mempunyai hubungan kepentingan ekonomi, sosial, 9 maupun untuk kepentingan pertahanan
yang dikenal dengan pangkalan militer angkatan laut.
2.2 MACAM PELABUHAN

Menurut Triatmodjo (1992), Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam segi tinjauan,
yaitu segi penyelenggaraannya, segi pengusahaannya, fungsi dalam perdangangan nasional dan
internasional, segi kegunaan dan letak geografisnya.

2.2.1. Segi penyelenggaraan

1. Pelabuhan Umum

Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan masyarakat umum, yang dilakukan
oleh pemerintah dan pelaksanaannya diberikan kepada badan usaha milik negara yang didirikan
untuk maksud tersebut. Di indonesia, dibentuk empat badan usaha milik negara yang berwenang
mengelola pelabuhan umum duisahakan, yaitu PT. Pelindo I berkedudukan di Medan, PT.
Pelindo II di Jakarta, PT. Pelindo III di Surabaya dan PT. Pelindo IV di Ujung Pandang.
Pelabuhan pada perencaaan ini masuk pada kawasan operasi PT. Pelindo IV, Ujung Pandang,
sebagai pelabuhan umum.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang
suatu kegiatan tertentu dan hanya digunakan untuk kepentingan umum dengan keadaan tertentu
dan dengan ijin khusus dari Pemerintah. Pelabuhan ini dibangun oleh suatu perusahaan baik
pemerintah ataupun swasta yang digunakan untuk mengirim hasil produksi perusahaan tersebut,
salah satu contoh adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh, yang digunakan untuk mengirim gas
alam cair ke daerah/negara lain, Pelabuhan Pabrik Aluminium di Sumatra Utara (Kuala
Tanjung), yang melayani import bahan baku bouksit dan eksport aluminium ke daerah/negara
lain.

2.2.2. Segi kegunaan

1. Pelabuhan Barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang,
seperti:
a. Dermaga harus panjang dan mampu menampung seluruh panjang kapal sekurang-kurangnya
80% dari panjang kapal. Hal ini disebabkan oleh proses bongkar muat barang melalui bagian
depan maupun belakang kapal dan juga di bagian tengah kapal.

b. Pelabuhan barang harus memiliki halaman dermaga yang cukup lebar, untuk keperluan
bongkar muat barang, yang berfungsi untuk mempersiapkan barang yang akan dimuat di kapal,
maupun barang yang akan di bongkar dari kapal dengan menggunakan kran. Bentuk halaman
dermaga ini beranekaragam tergantung pada jenis muatan yang ada, seperti :

1. Barang-barang potongan (general cargo), yaitu barang yang dikirim dalam bentuk satuan
seperti mobil, truk, mesin, serta barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum dan lain
sebagainya.

2. Muatan lepas (bulk cargo), yaitu barang yang dimuat tanpa pembungkus, seperti batu
bara, biji besi, minyak dan lain sebagainya.

3. Peti kemas (Container), yaitu peti yang ulkurannya telah distandarisasi dan teratur yang
berfungsi sebagai pembungkus barang-barang yang dikirim.

c. Mempunyai transito dibelakang halaman dermaga

d. Memiliki akses jalan maupun halaman untuk pengambilan/pemasukan barang dari gudang
maupun menuju gudang, serta adanya fasilitas reparasi.

2. Pelabuhan Penumpang

Seperti halnya pelabuhan barang, pelabuhan penumpang juga melayani bongkar muat barang,
namun pada pelabuhan penumpang, barang yang dibongkar cenderung lebih sedikit. Pelabuhan
penumpang, lebih melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang
bepergian, oleh karena itu daerah belakang dermaga lebih difungsikan sebagai stasiun/terminal
penumpang yang dilengkapi dengan kantor imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai
pelayaran dan lain sebagainya.
3. Pelabuhan Campuran

Pelabuhan campuran ini lebih diutamakan untuk keperluan penumpang dan barang, sedangkan
untuk minyak masih menggunakan pipa pengalir. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan
kecil atau pelabuhan yang masih berada dalam taraf perkembangan.

4. Pelabuhan Minyak

Pelabuhan minyak merupakan pelabuhan yang menangani aktivitas pasokan minyak. Letak
pelabuhan ini biasanya jauh dari keperluan umum sebagai salah satu fakltor keamanan.
Pelabuhan ini juga biasanya tidak memerlukan dermaga/pangkalan yang harus dapat menampung
muatan vertikal yang besar, karena cukup dengan membuat jembatan perancah atau tambatan
yang lebih menjorok ke laut serta dilengkapi dengan pipa-pipa penyalur yang diletakkan persis
dibawah jembatan, terkecuali pada pipa yang berada di dekat kapal harus diletakkan diatas
jembatan guna memudahkan penyambungan pipa menuju kapal. Pelabuhan ini juga dilengkapi
dengan penambat tambahan untuk mencegah kapal bergerak pada saat penyaluran minyak.

5. Pelabuhan Ikan

Pelabuhan ini lebih difungsikan untuk mengakomodasi para nelayan. Biasanya pelabuhan ini
dilengkapi dengan pasa lelang, alat pengawet, persediaan bahan bakar, hingga tempat yang
cukup luas untuk perawatan alat penangkap ikan. Pelabuhan ini tidak membutuhkan perairan
yang dalam, karena kapal penambat yang digunakan oleh para nelayan tidaklah besar.

6. Pelabuhan Militer

Pelabuhan ini lebih cenderung digunakan untuk aktivitas militer. Pelabuhan ini memiliki daerah
perairan yang cukup luas serta letak tempat bongkar muat yang terpisah dan memiliki letak yang
agak berjauhan. Pelabuhan ini berfungsi untuk mengakomodasi aktifitas kapal perang.
2.2.3. Segi usaha

Jika ditinjau dari segi pengusahaannya, maka pelabuhan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Pelabuhan yang diusahakan


Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan
oleh setiap kapal yang memasuki pelabuhan, dengan aktifitas tertentu, seperti bongkar
muat, menaik-turunkan penumpang, dan lain sebagainya. Pemakaian pelabuhan ini
biasanya dikenakan biaya jasa, seperti jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jada tunda, jasa
dermaga, jada penumpukan, dan lain sebagainya.
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal tanpa fasilitas bea cukai, bongkar
muat dan lain sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang disubsidi oleh
pemerintah serta dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral perhubungan
Laut.
2.2.4 Segi fungsi perdagangan nasional dan internasional

Pelabuhan jika ditinjau dari segi fungsi dalam perdagangan nasional dan internasional dapat
dibedakan menjadi :

1. Pelabuhan laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.
Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan utama dan ramai dikunjungi oleh kapal-
kapal yang membawa barang ekspor/impor dari luar negri.
2. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang lebih dimanfaatkan untuk perdagangan dalam
negeri. Kapal asing yang hendak masuk harus memiliki ijin khusus.
2.2.5 Segi letak geografis

Ditinjau dari segi letak geografis, pelabuhan dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang
dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater), yang merupakan pemecah
perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh satu celah yang berfungsi untuk
keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.
2. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan gelombang
secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara
sungai. Di daerah ini pengaruh gelombangnya sangat kecil.
3. Pelabuhan semi alam Pelabuhan semi alam merupakan campuran antara pelabuhan buatan dan
pelabuhan alam, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh pantai tetapi pada alur masuk
terdapat bangunan buatan untuk melindungi pelabuhan, contohnya pelabuhan ini di Indonesia
adalah pelabuhan bengkulu.
BAB 3
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan
pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus dilakukan
dengan tujuan mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Adapun dalam tahap persiapan
meliputi :

1. Studi pustaka terhadap materi Tugas Akhir untuk mendapat gambaran mengenai
pelabuhan perikanan dan menentukan garis besar proses perencanaan.

2. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

3. Pendataan instansi yang dapat dijadikan nara sumber.

4. Kelengkapan persyaratan administrasi untuk pencarian data.

5. Survey ke lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan. Persiapan


diatas harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari pekerjaan yang berulang
sehingga tahap pengumpulan data menjadi tidak optimal.

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan sejak awal perencanaan sampai ke tahap desain
konstruksi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Metode Literature, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis dan metode kerja
yang digunakan.

2. Metode Observasi, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan cara melakukan survey langsung ke lokasi. Hal ini sangat diperlukan untuk
mengetahui kondisi lokasi yang sebenarnya dan lingkungan sekitar lokasi.

3. Metode Kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau bahan yang diperoleh dari buku-
buku kepustakaan.
3.2 Analisis Data

Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data-data yang telah diperoleh. Analisis data
ini meliputi :

1. Data Oceanografi Terdiri dari data pasang surut, angin dan gelombang serta data
sedimentasi digunakan untuk menentukan elevasi muka air tertinggi / banjir yang dipakai
sebagai acuan dalam menetapkan tinggi elevasi dermaga dan untuk merencanakan elevasi
alur pelayaran, elevasi bangunan/fasilitas pelabuhan pendaratan ikan, penempatan posisi
pemecah gelombang dan perhitungan kontruksi bangunan fasilitas pelabuhan.

2. Data tanah Data ini diperlukan untuk perencanaan pondasi atau struktur bawah
dermaga yaitu dengan melihat daya dukung tanah yang ada terhadap struktur dermaga
sehingga dapat direncanakan model dan dimensi pondasi dermaga.

3. Data jumlah kapal Analisis ini dipakai untuk menentukan panjang dermaga dan
kebutuhan perencanaan ke depan, sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan pemakaian
dermaga.

4. Data jumlah produksi ikan Analisis ini diperlukan untuk menghitung perencanaan ke
depan luas ruang Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sehingga dapat menampung keseluruhan
hasil produksi ikan. Jika data-data di atas yang sudah dianalisa sudah cukup maka dapat
dilakukan langkah selanjutnya, tetapi jika masih kurang maka harus kembali melakukan
metode pengumpulan data.

3.4 Perencanaan Lay Out

Setelah didapatkan data-data yang cukup dan jelas serta sudah dianalisa maka langkah
selanjutnya yaitu membuat perencanaan lay out Pelabuhan Perikanan Glagahyang berupa
peta situasi dan denah. Perencanaan lay out ini sangat penting karena untuk mengetahui
letak-letak bangunan yang direncanakan seperti pemecah gelombang, dermaga dan
tempat pelelangan ikan (TPI) serta fasilitas-fasilitas pendukung yang dibutuhkan pada
perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah Dengan mengetahui letak-letak bangunan
tersebut maka dapat direncanakan dimensi dan ukuran serta bentuk dari bangunan-
bangunan tersebut sehingga dapat disesuaikan dengan lahan yang ada dan biaya yang
tersedia. Sesudah perencanaan lay out langkah selanjutnya yaitu perencanaan bangunan-
bangunan pada Pelabuhan Perikanan tersebut.

3.5 Perencanaan Bangunan

Perencanaan bangunan pada Pelabuhan Perikanan Glagah ini meliputi perencanaan


pemecah gelombang (breakwater) dan perencanaan dermaga.

1. Pemecah Gelombang (Breakwater) Pada perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah ini,


perencanaan pemecah gelombang meliputi tipe pemecah gelombang dan bahan yang
digunakan.

2. Dermaga Pada perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah ini, perencanaan dermaga


meliputi tipe dermaga, pondasi, plat lantai dan balok dermaga serta fender dan bolder.
Setelah perencanaan bangunan-bangunan tersebut maka didapatkan dimensi, ukuran dan
bentuk serta jenis bahan yang digunakan untuk membangun bangunan tersebut. Langkah
selanjutnya yaitu membuat Rencana Kerja dan Syarat (RKS) sebagai aturan dalam
pembangunan agar bangunan tersebut sesuai dengan perencanaan, lalu Rencana
Anggaran Biaya (RAB) untuk merencanakan besarnya biaya yang dibutuhkan serta
membuat Network Planning (NP) dan Time Schedule untuk merencanakan jumlah hari
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan bangunan-bangunan pelabuhan
perikanan tersebut.

3.6 Gambar Konstruksi

Setelah didapat dimensi, ukuran dan bentuk bangunan tersebut serta jenis bahan yang
digunakan maka perlu dibuat gambar konstruksi, dengan tujuan untuk memudahkan
pelaksanaan dalam pembangunan bangunan tersebut di lokasi proyek. Gambar konstruksi
harus baik dan benar sesuai dimensi, ukuran dan bentuk bangunan yang direncanakan
sehingga dapat dipahami oleh orang yang akan membangun.
BAB 4

HASIL DESAIN

DENAH PELABUHAN

TAMPAK PELABUHAN
BAB 5 KESIMPULAN

Kata pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut.
Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal
penangkap ikan serta menjadi tempat distribusi maupun pasar ikan.

Pelabuhan Perikanan adalah salah satu paduan dari wilayah perairan tertentu yang tertutup
dan terlindung dari gangguan badai dan merupakan tempat yang aman untuk akomodasi kapal-
kapal yang sedang mengisi bahan bakar, perbekalan, perbaikan dan bongkar muat barang
(Guckian dalam Hudaibiah, 2007).

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat berlabuh atau bertambahnya perahu/kapal
perikanan guna mendaparatkan hasil tangkapannya, memuat perbekalan kapal serta sebagai basis
kegiatan produksi, pengolahan, pemasaran ikan dan pembinaan masyarakat perikanan
(Anonimous).

Tempat Pendaratan Ikan (TPI) adalah tempat para nelayan mendaratkan hasil tangkapanya
atau merupakan pelabuhan perikanan skala lebih kecil (Anonimous).

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian (1981) Pelabuhan Perikanan


Adalah Pelabuhan yang secara Khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat
dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasaranya.

Anda mungkin juga menyukai