PENDAHULUAN
Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang pelabuhan
pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik. Sebagaimana yang kita
telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia berupa perairan. Ribuan pulau berjajar
dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri ini sangat strategis karena berada di persilangan
rute perdagangan dunia. Ironisnya, Indonesia tak mampu memanfaatkan peluang emas itu.
Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam perekonomian Indonesia.
Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan
manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting untuk menghubungkan
antarpulau maupun antarnegara. Namun, ironisnya, kondisi pelabuhan di Indonesia sangat
memprihatinkan. Hampir semua pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini sudah ketinggalan
zaman.
Dari 134 negara, menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, daya saing pelabuhan
di Indonesia berada di peringkat ke-95, sedikit meningkat dari posisi 2008 yang berada di
urutan ke-104. Namun, posisi Indonesia itu kalah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak pada kualitas infrastruktur dan suprastruktur.
Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi kongesti yang parah, dan
pengurusan dokumen kepabeanan yang lama. Global Competitiveness Report 2010-2011
menyebutkan, kualitas pelabuhan di Indonesia hanya bernilai 3,6, jauh di bawah Singapura
yang nilainya 6,8 dan Malaysia 5,6.
1
Para pengusaha pun sudah lama mengeluhkan buruknya fasilitas kepelabuhanan di Indonesia.
Untuk bersandar dan bongkar muat, sebuah kapal harus antre berhari-hari menunggu giliran.
Seringkali, waktu tunggu untuk berlabuh jauh lebih lama ketimbang waktu untuk berlayar.
Melihat buruknya kondisi pelabuhan itu, tak heran bila investor enggan berinvestasi di bidang
perkapalan. Akibatnya, distribusi barang antarpulau pun tersendat.
Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi tersendat. Ekonomi
biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit untuk memahami mengapa
Indonesia bisa tenang menyaksikan kondisi pelabuhan yang ketinggalan zaman. Banyak
pihak terheran-heran Indonesia membiarkan inefisiensi ekonomi ini berlangsung lama. Dalam
30 tahun terakhir, nyaris tidak ada proyek pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang
memadai dan signifikan. Padahal, Pelabuhan Tanjung Priok pernah menjadi unggulan di
kawasan Asia.
Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung Priok. Untuk
keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di Singapura dan
Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di Indonesia sangat
buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang Indonesia. Akibatnya, potensi
devisa pun menguap ke negeri jiran.
Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah yang serius ini.
Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan terhadap pengelolaan
pelabuhan.
Oleh karena itu, melalui makalah kami ini, kami ingin mengidentifikasi cara cara yang
sekiranya, meskipun kurang signifikan, dapat membantu menyelesaikan masalah pengelolaan
pelabuhan ini. Kami yakin jika pelabuhan dapat dikelola dengan baik, pemasukan devisa bagi
Indonesia akan mengalami pertumbuhan kea rah yang lebih baik pula.
Adapun maksud dari perumusan masalah yang hendak diteliti dan berdasarkan uraian yang
telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka penulis akan mengindentifikasi
permasalahan sebagai berikut :
2
Berdasarkan identifikasi masalah maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja
langkah langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kinerja pengelolaan pelabuhan di
Indonesia agar lebih berdaya guna.
1.4 Manfaat
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengelolaan pelabuhan yang ada di
Indonesia secara umum dan juga untuk meningkatkan awareness terhadap
perkembangan pelabuhan di Indonesia.
b. Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai pengelolaan pelabuhan yang
ada di Indonesia serta mampu untuk menciptakan pemikiran yang kritis mengenai
langkah langkah yang harus di ambil untuk meningkatkan kinerja pelabuhan di
Indonesia.
BAB 2
3
PEMBAHASAN
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan kepelabuhan adalah meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam
melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus
lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan intra
dan/ atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dan daerah.
4
Pengelola Pelabuhan terdiri dari Badan Pemerintah,menyediakan Fasilitas Dasar dan
Tambahan (Suprastruktur), kemudian menyewakan kepada Operator Terminal untuk
melaksanakan bongkar muat,cargodoring,storage dan receiving/delivery.
Pengelola pelabuhan (Badan Pemerintah), selain menyediakan fasilitas dasar dan tambahan
juga sekaligus sebagai pelaksana operator pelabuhan, yang melaksanakan kegiatan bongkar
muat, cargodoring, storage dan receiving/delivery.
Maksud dan tujuan tatanan pelabuhan nasional dimana Tatanan Kepelabuhanan Nasional
merupakan dasar dalam perencanaan pembangunan, pendayagunaan, pengembangan dan
pengoperasian pelabuhan di seluruh Indonesia, baik pelabuhan laut, pelabuhan
penyeberangan, pelabuhan sungai dan danau, pelabuhan daratan dan pelabuhah khusus yang
bertujuan:
selain itu, tatanan kepelabuhan nasional ini juga dituntut untuk memperhatikan;
Selain itu pebuhan juga melaksanakan tugas dan peranan sebagai berikut;
a. pemerintahan;
1) pelaksana fungsi keselamatan pelayaran;
2) pelaksana fungsi Bea dan Cukai;
3) pelaksana fungsi imigrasi;
4) pelaksana fungsi karantina;
5) pelaksana fungsi keamanan dan ketertiban;
b. pengusahaan jasa kepelabuhanan:
1) Usaha pokok yang meliputi pelayanan kapal, barang dan penumpang;
2) Usaha penunjang yang meliputi persewaan gudang, lahan dan lain-lain.
Pelabuhan terbagi menjadi beberapa jenis menurut hirarki dan fungsinya, yaitu ;
5
d. Pelabuhan regional merupakan pelabuhan pengumpan primer;
e. Pelabuhan lokal merupakan pelabuhan pengumpan sekunder.
Tiap jenis memiliki fungsi dan perannya sendiri sendiri, yang kesemuanya itu dibagi secara
mengkhusus, yaitu ;
6
b. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang dari/ke pelabuhan utarna
dan pelabuhan pengumpan.
c. berperan melayani angkutan taut antar Kabupaten/Kota dalam propinsi.
d. berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau 25 mil.
e. kedalaman minimal pelabuhan -4 m LWS.
f. memiliki dermaga minimal panjang 70 m.
g. jarak dengan pelabuhan regional lainnya 20 - 50 mil.
7
d. tidak menangani pelayanan barang berbahaya dan beracun (B3) dan melayani
kegiatan pelayanan lintas Kota dalam satu Kabupaten/Kota.
Ada beberapa fasilitas pokok dan penunjang yang wajib dimiliki oleh sebuah pelabuhan,
yaitu ;
Di samping itu, klasifikasi pelabuhan penyeberangan dibagi kedalam 3 (tiga) kelas, yaitu:
9
2) lapangan penumpukan;
3) gudang;
4) prasarana dan sarana angkutan barang;
5) perlengkapan/peralatan untuk pengemasan; dan
6) kantor penyelenggara pelabuhan.
10
Pemerintah Kabupaten/Kota di lokasi pelabuhan laut tersebut berada sebagai tugas
desentralisasi. Kemudian Pelabuhan laut regional yang diselengarakan oleh Pemerintah (Unit
Pelaksana Teknis/satuan Kerja Pelabuhan), dilimpahkan kepada Pemerintah Propinsi di lokasi
pelabuhan laut tersebut berada, sebagai tugas dekosentrasi. Untuk pelabuhan dengan skala
kecil seperti Pelabuhan sungai dan danau diselenggrakan oleh Kabupaten/Kota yang
pelaksanaanya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Kabupaten/Kota atau Badan Usaha
Pelabuhan Daerah. Sedangkan untuk pelabuhan yang berfungsi sebagai Pelabuhan
penyeberangan diselenggarakan oleh Pemerintah yang pelaksanaannya diserahkan kepada
Badan Usaha Milik Negara atau oleh Kabupaten/Kota yang pelaksanaannya oleh Unit
Pelaksana Teknis kabupaten/Kota atau Badan Usaha Pelabuhan Daerah.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam hal pengelolaan pelabuhan, yaitu ;
a. Pelabuhan harus terletak pada lokasi yang dapat menjamin keamanan dan
keselamatan pelayaran serta dapat dikembangkan dan dipelihara sesuai standar yang
berlaku;
b. Pelabuhan harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian bagi pengguna;
c. Pelabuhan harus mudah dikembangkan, untuk memenuhi peningkatan permintaan
akan jasa angkutan laut;
d. Pelabuhan harus menjamin pengoperasian dalam jangka waktu panjang;
e. Pelabuhan harus berwawasan lingkungan;
f. Pelabuhan harus terjangkau secara ekonomis bagi pengguna dan penyelenggara
pelabuhan.
Disamping kekurangan kekurangan tersebut, ada beberapa masalah - masalah umum yang
kerap kali muncul dalam konteks pengelolaan pelabuhan. Masalah masalah itu ialah antara
lain :
Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari pengelolaan pelabuhan. Tetapi
5 masalah masalah yang ada di atas merupakan masalah masalah umum yang sering
terjadi dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia.
Para pengusaha selaku pihak yang paling sering memanfaatkan jasa pelabuhan ini pun kerap
kali mengeluh mengenai buruknya sarana dan prasarana dari pelabuhan pelabuhan di
Indonesia. Salah satu contohnya ialah pada pelabuhan tanjung priok. Seperti yang telah
11
disebutkan sebelumnya, para pengusaha yang barang barangnya di angkut melalui container
melalui pelabuhan tanjung priok kerap kali menghadapi lamanya proses bongkar muat di
pelabuhan ini. Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung
Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di Singapura
dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, system dan efisiensi pelabuhan di Indonesia sangat
buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang Indonesia. Akibatnya, potensi
devisa pun menguap ke Negara Negara lain yang bertetanggga dengan Indonesia.
Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia adalah
lamanya waktu kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan rendahnya minat
para investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan pelabuhan untuk masuk
ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan dengan birokrasi Indonesia yang sangat
berbelit belit. Alas an lainnya ialah karena mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin
berbelit belit, hal itu akan mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka
mau tidak mau mereka pasti akan memperhitungkan biaya biaya birokrasi Indonesia
kedalam produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah pemborosan dan tidak
menambah nilai apa apa kepada produk yang mereka jual.
Selain itu masalah mengenai buruknya fasilitas fasilitas yang tersedia di pelabuhan
pelabuhan Indonesia juga merupakan permasalahan umum yang sampai sekarang belum ada
penyelesaiannya.
Fasilitas fasilitas pelabuhan di Indonesia banyak yang sudah tua dan juga kurang berfungsi
dengan baik karena tidak di maintain dengan baik. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi
operasional dan citra pelabuhan di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan Negara tetangga terdekat kita, Malaysia, Indonesia jauh tertinggal
dalam hal ketersediaan pelabuhan fasilitas pelabuhan yang memadai.
Salah fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah kedalaman pelabuhan atau
deep see port yang ada di Indonesia. Sebagian besar pelabuhan di Indonesia tidak bisa
menjaga tingkat kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih sehingga tidak dapat
memenuhi kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia hanya
menjadi pengumpan bagi pelabuhan milik beberapa negara tetangga.
Masalah masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak efektif. Hal ini
berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal kapal untuk bersandar di pelabuhan
pelabuhan yang ada di Indonesia.
Pemerintah saat ini dituntut untuk segera memperbaiki masalah ini. Karena pelabuhan
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pergerakan dan pertumbuhan
perekonomian suatu negara.
12
Untuk meningkatkan kinerja dari pelabuhan, pemerintah perlu untuk sesegera mungkin
mengambil langkah nyata dalam hal penyelesaian masalah masalah yang dihadapi oleh
pelabuhan Indonesia.
Ada beberapa cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menyelesaikan permasalahan
ini. Namun sebelumnya kita harus menentukan terlebih dahulu prioritas pengembangan
peabuhan yang ada sekarang ini. Dari semua masalah yang telah disebutkan diatas, masalah
yang paling penting untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah perbaikan fasilitas yang ada
pada pelabuhan. Langkah pertama ialah merevitalisasi pelabuhan pelabuhan utama di
Indonesia. Sedikitnya, pemerintah harus serius mengembangkan 10 pelabuhan utama seperti
Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Bitung, Pontianak, Pangkalan Bun,
Panjang, dan beberapa pelabuhan yang memiliki posisi strategis. Dengan kedalaman kolam
hanya sekitar 13,5 meter, Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu disandari kapal-kapal kecil-
menengah. Kapal-kapal itu umumnya merupakan kapal feeder dari pelabuhan di Singapura,
Malaysia, dan Hong Kong. Selama ini, 80-90% kegiatan ekspor-impor Indonesia harus
melalui pelabuhan di negara lain.
Dengan perbaikan fasilitas fasilitas pada 10 pelabuhan utama tersebut, diharapkan potensi
ekonomi dari pelabuhan Indonesia tidak menguap ke Negara Negara tetangga lainnya.
Tentu hal ini perlu didukung dengan modal yang besar. Untuk mengembangkan pelabuhan
Tanjung Priok, sebagai pengelola, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mengaku
membutuhkan investasi sekitar Rp 22 triliun. Dana sebesar itu dibutuhkan untuk
memperlebar terminal yang akan dilakukan dalam tiga tahap. Namun nilai investasi itu
terbilang kecil dibanding manfaat yang bakal diperoleh ke depan. Angka ini jauh lebih kecil
ketimbang defisit neraca pembayaran Indonesia dari sektor pelayaran yang mencapai US$ 13
miliar per tahun.
Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini kolam pelabuhan, para pengusaha
pelayaran mengusulkan kepada pemerintah agar memperdalam kolam pelabuhan di Indonesia
hingga 16 meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu menampung kapal-kapal
bermuatan 6.000 TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam pelabuhan tersebut, para pengusaha
yakin jika pengelola pelabuhan dapat meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-
25 boks container per jam per crane.
Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata setidaknya pada 10 pelabuhan
utama di Indonesia, dapat dipastikan produktivitas pelabuhan Indonesia juga akan meningkat.
Masalah lain yang perlu untuk ditangani secara serius adalah lamanya kepengurusan
kepabeanan di pelabuhan pelabuhan di Indonesia.
Indonesia memang identik dengan birokrasinya yang berbelit belit, yang membuka peluang
untuk praktek praktek yang tidak etis seperti korupsi.
Hal hal ini sungguh telah mengurangi nilai tambah bagi pelabuhan pelabuhan di
Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor asing) lebih memilih
untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai tempat untuk kapal kapal feeder mereka.
13
Mereka lebih memilih untuk menempatkan kapal utamanya di pelabuhan pelabuhan di
negara negara seperti Singapura dan Malysia karena kepengurusan administrasi disana jauh
lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya Indonesia memanfaatkan potensi ekonomi yang
seharusnya menjadi miliknya tersebut.
Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan merubah
system administrasi pada pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan pelabuhan di Indonesia
memiliki kinerja yang lambat dari segi administrasi karena terlalu banyak berkas berkas
dan juga birokrat yang harus dilewati sebelum sistem dijalankan.
Namun masalah pelabuhan di Indonesia adalah suatu hal yang kompleks. Diperlukan
kesungguhan dari tiap tiap stakeholders yang ada untuk memperbaiki kinerja pelabuhan.
Selain itu diperlukan pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di terapkan. Agar
modal yang besar yang digunakan untuk membangun pelabuhan dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
Permerintah tentu saja memegang peran penting untuk hal ini. Pemerintah harus berperan
sebagai penyelia yang secara berkala memantau penerapan dari semua strategi yang telah
disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah dirumuskan dengan sangat
baik, tiap strategi yang ada menjadi kacau saat diimplementasikan. Hal ini tentu saja karena
kurangnya koordinasi. Diharapkan pemerintah dapat menjalankan peran ini dengan baik,
bukan malah semakin memperburuknya.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelola pelabuhan (Badan Pemerintah), selain menyediakan fasilitas dasar dan tambahan
juga sekaligus sebagai pelaksana operator pelabuhan, yang melaksanakan kegiatan bongkar
muat, cargodoring, storage dan receiving/delivery.
15
Prestasi pelabuhan di Indonesia juga tidak membanggakan. Kita masih kalah jauh jika
dibandingkan dengan negara negara asia tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia.
Oleh karena itu kita perlu untuk mengejar ketertinggalan kita ini.
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memperbaiki fasilitas dasar dari pelabuhan,
yang selama ini selalu dikeluhkan. Peran serta pemerintah sangat penting guna memastikan
bahwa hal ini berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan adanya kesadaran mengenai hal ini, niscaya akan tercipta pola pengembangan
pelabuhan yang berkesinambungan, yang mampu untuk memperbaiki kinerja pelabuhan di
Indonesia. Namun sekali lagi kami tekankan, tahap perncanaan dan tahap pengawasan
merupakan factor yang sangat mempengaruhi terwujudnya hal ini.
Tidak realistis memang mengharapkan Indonesia mampu untuk bersaing dengan Singapura
atau Malysia dalam hal kualitas pelabuhan. Akan tetapi kita harus tetap optimis, pelabuhan di
Indonesia suatu saat nanti akan memilikiprestasi yang membanggakan.
16