OLEH:
2201045
2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
BAB I Pendahuluan
1. Pendahuluan................................................................................................................3
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
3. Tujuan Penelitian........................................................................................................3
4. Metodologi Penelitian.................................................................................................3
5. Landasan Teori............................................................................................................4
BAB II Pembahasan
1. Kegiatan Usaha Pelayaran Niaga...........................................................................5
2. Industri Pelayaran (Shiping Industri).....................................................................5
3. Potensi dan Manfaat Pelayaran Niaga...................................................................6
4. Pihak - Pihak yang terkait Pelayaran Niaga dan Kegiatan Pelayaran
Niaga......................................................................................................................7
5. Pola Pembinaan yang dilaksanakan Pemerintah dibidang perkapalan dan
pelayaran................................................................................................................8
BAB III Penutup
1. Kesimpulan..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena dengan rahmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini akan penulis terima
dengan senang hati dan yang terakhir. Semoga karya sederhana ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amien.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. PENDAHULAN
Negara Indonesia sebagai negara kepulauan dalam rangka mencapai tujuan
cita-citanya seperti yang ditetapkan dalam konsep wawasan nusantara
memerlukan sarana transportasi yang mantap. Salah satu sarana transportasi yang
memegang peranan penting adalah angkutan laut.
2. RUMUSAN MASALAH
Dalam perumusan masalah ini saya akan menjelaskan tentang ;
1.) Kegiatan Usaha Pelayaran niaga
2.) Industri jasa pelayaran (Shipping Industri)
3.) Potensi dan manfaat Pelayaran Niaga
4.) Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Pelayaran niaga
5.) Pola pembinaan yang dilaksanakan Pemerintah di bidang perkapalan dan
pelayaran
3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian pembuatan tugas makalah tentang Usaha jasa
Pelayaran niaga ini adalah saya ingin menerangkan tentang usaha ini, dimana ini
merupakan salah satu cita-cita saya ingin mendirikan usaha Pelayaran, disamping
itu juga Usaha Pelayaran niaga merupakan bidang kerja saya, dimana saya bekerja
disalah satu Perusaahaan Jasa Pelayaran.
4. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi dari penelitian tugas ini saya dapatkan dari beberapa website
tentang pelayaran, dikarenakan saya baru 2 bulan bekerja di Perusahaan Pelayaran
tersebut, jadi belum banyak yang saya ketahui tentang dunia Pelayaran. Selain itu
saya juga menerapkan Metodologi wawancara kepada bagian HRD, teman
sekantor, dan juga kepada pihak Syahbandar Pelabuhan Sunda kelapa.
3
5. LANDASAN TEORI
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
kegiatan pelayaran dikuasai oleh negara dan pembinaanya dilakukan oleh
Pemerintah. Kegiatan pembinaan yang dimaksud adalah meliputi pengaturan,
pengendalian dan pengawasan kegiatan pelayaran, yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat.
4
BABA II
PEMBAHASAN
5
dilakukan antar pelabuhan-pelabuhan dalam wilayan sendiri maupun antar negara.
Sedangkan Pelayaran Non Niaga adalah kegiatan pelayaran yang bertujuan bukan
untuk kegiatan perdagangan, yang meliputi pelayaran angkatan perang, dinas pos,
dinas perambuan, penjaga pantai, hidrografi dan sebagainya. Berdasarkan Trayek
yang
Dilayari Sedangkan kegiatan pelayaran dilihat dari trayek yang dilayari terbagi
atas kegiatan pelayaran nasional dan kegiatan pelayaran internasional. Dalam
kegiatan pelayaran nasional, kegiatan pelayaran berlangsung dalam batas-batas
wilayah teritorial suatu negara atau sering disebut pelayaran interinsulair.
Sementara itu, dalam pelayaran internasional kegiatan pelayaran itu berlangsung
dalam perairan internasional yang menghubungkan dua negara atau lebih,
pelayaran internasional dalam dunia shipping dikenal dengan sebutan Pelayaran
Samudera atau Ocean Going shipping atau Intern OceanShipping. Pada pelayaran
internasional timbul masalah hubungan hukum internasional dan timbullah
berbagai konvensi internasional yang mengatur aspek-aspek pelayaran, baik yang
berkaitan dengan masalah teknis, hukum positif, maupun yang berkenaan dengan
penyelenggaraan atau pengusahaan pelayaran. Bagi Indonesia perusahaan
pelayaran nasional mempunyai prospek yang sangat cerah mengingat volume
ekspor dan impor meningkat terus setiap tahun.
6
4.) Pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan Pelayaran niaga Kegiatan
pelayaran niaga
Timbul karena adanya kebutuhan untuk mengangkut barang barang niaga
yang dihasilkan di suatu tempat dan akan dijual di tempat lain sehingga timbullah
semboyan The Flag Follow The Trade (bendera atau kapal mengikuti
perdagangan). Oleh karena itu dalam suatu pengiriman atau pengapalan barang
dengan kapal laut terdapat 3 (tiga) pihak yang saling berhubungan hukum satu
sama lain ;
Pengirim Barang (Shipper), yaitu orang atau badan hukum yang mempunyai
muatan kapal untuk dikirim dari suatu pelabuhan tertentu (pelabuhan pemuatan)
untuk diangkut ke pelabuhan tujuan.
Penerima barang (consignee), yaitu orang atau badan hukum kepada siapa
barang kiriman ditujukan. Hak dan kewajiban ketiga pihak dalam pengapalan
diatur oleh perundang-undangan nasional/peraturan pemerintah dan beberapa
konvensi internasional yang telah dibentuk guna mengatur masalah pelayaran,
baik segi teknis-nautis pelayaran maupun segi niaganya.
Disamping ketiga pihak tersebut, masih terdapat pihak-pihak yang tidak saling
berhubungan hukum/tidak diatur oleh undang-undang namun memiliki peranan
yang yang sangat penting dalam dunia pelayaran, yaitu :
Ekspeditur (perusahaan ekspedisi muatan kapal laut, forwader, dan
lain-lain), adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha mengurus
dokumen-dokumen dan formalitas yang diperlukan untuk mengirim/
mengeluarkan barang ke/dari kapal atau ke/dari gudang/lapangan
penumpukan container di pelabuhan. Ekspeditur menjadi wakil dari
7
pengirim/penerima barang muatan kapal laut. Untuk muatan ekspor, tugas
dan kewajiban ekspeditur dianggap selesai bila barangbarang sudah
dimuat ke atas kapal dan Bill of Lading (B/L) sudah diambil untuk
diserahkan kepada orang yang memberi kuasa untuk mengurus pemuatan
kepada Bank Devisa. Untuk muatan impor, dimulai dengan pembuatan
dokumen-dokumen impor (invoerpass, dan lain-lain) sampai pembayaran
dan biaya-biaya yang berkenaan dengan pengeluaran barang dari gudang
pabean untuk selanjutnya diserahkan kepada prinsipal di daerah bebas (di
luar daerah pengawasan bea dan cukai).
8
nasional yang memberikan iklim kondusif guna memajukan industri
angkutan di perairan, antara lain adanya kemudahan di bidang
perpajakan, dan permodalan dalam pengadaan kapal serta adanya kontrak
jangka panjang untuk angkutan; Dalam rangka pemberdayaan industri
angkutan laut nasional, diatur pula mengenai hipotek kapal. Pengaturaan
ini merupakan salah satu upaya untuk meyakinkan kreditor bahwa kapal
Indonesia dapat dijadikan bagunan berdasarkan peraturan
perundangundangan, sehingga diharapkan perusahaan angkutan laut
nasional akan mudah memperoleh dana untuk pengembangan
armadanya.
2. Pengaturan untuk bidang kepelabuhanan memuat ketentuan mengenai
penghapusan monopoli dalam penyelenggaraan pelabuhan, pemisahan
antara fungsi regulator dan operator serta memberikan peran serta
pemerintah daerah dan swasta secara proposional di dalam
penyelenggaraan kepelabuhanan.
3. Pengaturan untuk bidang keselamatan dan keamanan pelayaran memuat
ketentuan yang mengantisipasi kemajuan teknologi dengan mengacu
pada konvensi internasional yang cenderung menggunakan peralatan
mutakhir pada sarana dan prasarana keselamatan pelayaran, di samping
mengakomodasi ketentuan mengenai sistem keamanan pelayaran yang
termuat dalam International Ship and Port Facility Security ( ISPS )
Code.
4. Pengaturan untuk bidang perlindungan lingkungan maritim memuat
ketentuan mengenai pencegahan dan penanggulangan pencemaran
lingkungan laut yang bersumber dari pengoperasian kapal dan sarana
sejenisnya dengan mengakomodasikan ketentuan internasional terkait
seperti “International Convention for the Prevention of Pollution from
Ships”. Selain hal tersebut di atas, yang juga diatur oleh Pemerintah
adalah pembentukan institusi di bidang penjagaan laut dan pantai (Sea
and Coast Guard) yang Kebijakan Pemerintah di Bidang Perkapalan dan
dibentuk dan bertanggung jawab kepada Presiden dan secara teknis
operasional dilaksanakan oleh Menteri. Penjaga laut dan pantai memiliki
9
fungsi komando dalam penegakan aturan di bidang keselamatan dan
keamanan pelayaran, dan fungsi koordinasi di bidang penegakan hukum
di luar keselamatan pelayaran. Penjagaan laut dan pantai tersebut
merupakan pemberdayaan Badan Koordinasi Keamanan Laut dan
perkuatan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai. Diharapkan dengan
pengaturan ini penegakan aturan di bidang keselamatan dan keamanan
pelayaran dapat dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi dengan
baik sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan penegakan
hukum di laut yang dapat mengurangi citra Indonesia dalam pergaulan
antarbangsa. Terhadap Badan Usaha Milik Negara yang selama ini telah
menyelenggarakan kegiatan pengusahaan pelabuhan tetap dapat
menyelenggarakan kegiatan yang sama dengan mendapatkan pelimpahan
kewenangan Pemerintah, dalam upaya meningkatkan peran Badan Usaha
Milik Negara guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
10
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Pelayaran niaga adalah usaha jasa dalam bidang penyediaan ruangan
pada angkutan air atau angkutan laut untuk kepentingan mengangkut muatan
penumpang dan barang dagang dari suatu Pelabuhan asal (muat) kepelabuhan
tujuan (bongkar), baik dalam negeri maupun luar negeri.
Perusahaan pelayaran adalah sebuah industri yang bergerak dalam
layanan shipping industri atau jasa transportasi laut dengan manfaat berikut in:
Place Utility, maksudnya ialah barang yang jika disimpan di satu tempat
dirasa urang bermanfaat, lalu dipindahkan ke area yang mempunyai
manfaat lebih besar.
Time Utility, ialah barang yang telah diproduksi dalam jumlah berlebihan
dari suatu lokasi dipindahkan menuju lokasi lainnya. Dimana di waktu
yang bersamaan masih belum diproduksi, biasanya memerlukan
pengangkutan memakai kapal, baik itu lewat sungai, laut, maupun
danau.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://muislife.com/pola-pembinaan-yang-dilaksanakan-
pemerintah-di-bidang-perkapalan-dan-pelayaran.html
http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-
pengangkutan/transportasi-maritim/
http://www.anneahira.com/perusahaan-pelayaran-indonesia.htm
http://kamissore.blogspot.com/2010/02/meningkatnya-
pertumbuhan-angkutan-laut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan#g.Kegiatan_Pelayaranny
http://id.wikipedia.org/wiki/
Asosiasi_Pemilik_Pelayaran_Nasional_Indonesia
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2115974-
pengertian-pelayaran-niaga/
12
13
14