Nit : 1722126
CILACAP
2019
KATA PENGANTAR
Tugas makalah ini diberi judul Pengajuan klaim asuransi kebakaran kapal. Pada masing-masing
materi pembahasan, diuraikan secara singkat mengenai pengertian serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan materi pembahasan.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Dosen pengampu mata kuliah dan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam mempersiapkan hingga menyelesaikan tugas ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPILAN………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 1800 pulau. Pulau-
pulau itu dipisahkan oleh laut dan selat, sehingga untuk menghubungkan antara pulau satu
dengan yang lainnya dibutuhkan sarana tranportasi yang memadai.
Kapal laut merupakan sarana yang penting di dalam aktifitas hubungan antara masyarakat dari
pulau yang satu dengan pulau yang lainnya, hal ini juga menyebabkan bahwa bangsa indonesia
mendapat julukan sebagai bangsa pelaut, karena mereka telah terbiasa mengarungi lautan di
wilayah Nusantara.
Pulau-pulau Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-lut di antara pulau-pulaunya.
Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan kawasan Indonesia. Hanya
melalui perhubungan antar-pulau, antar-pantai, kesatuan Indonesia dapat terwujud. Pelayaran,
yang menghubungkan pulau-pulau, adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan
negara Indonesia. Sejarah kebesaran Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata bahwa
kejayaan suatu negara di Nusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan maritim. Karenanya,
pembangunan industri pelayaran nasional sebagai sektor strategis, perlu diprioritaskan agar
dapat: meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global, karena nyaris seluruh komoditi untuk
perdagangan internasional diangkut dengan menggunakan sarana dan prasarana transportasi
maritim, dan menyeimbangkan pembangunan kawasan (antara Kawasan Timur Indonesia dan
Barat) demi kesatuan Indonesia, karena daerah terpencil dan kurang berkembang (yang
mayoritas berada di Kawasan Timur Indonesia yang kaya sumberdaya alam) membutuhkan
akses ke pasar dan mendapat layanan, yang seringkali hanya bisa dilakukan dengan transportasi
maritim.
Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan di perairan,
kepelabuhanan, serta keamanan dan keselamatannya. Secara garis besar pelayaran dibagi
menjadi dua, yaitu Pelayaran Niaga (yang terkait dengan kegiatan komersial) dan Pelayaran
Non-Niaga (yang terkait dengan kegiatan non-komersial, seperti pemerintahan dan bela-negara).
Angkutan di Perairan (dalam makala ini disepadankan dengan Transportasi Maritim)
adalah kegiatan pengangkutan penumpang, dan atau barang, dan atau hewan, melalui suatu
wilayah perairan (laut, sungai dan danau, penyeberangan) dan teritori tertentu (dalam negeri atau
luar negeri), dengan menggunakan kapal, untuk layanan khusus dan umum. Wilayah Perairan
terbagi menjadi:
1 .Perairan laut: wilayah perairan laut
2. Perairan Sungai dan Danau : wilayah perairan pedalaman, yaitu: sungai, danau, waduk, rawa,
banjir, kanal dan terusan.
3. Perairan Penyeberangan: wilayah perairan yang memutuskan jaringan jalan atau jalur kereta
api. Angkutan penyeberangan berfungsi sebagai jembatan bergerak, penghubung jalur.
1. Dalam Negeri: untuk angkutan domestik, dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di wilayah
Indonesia;
2. Luar Negeri: untuk angkutan internasional (ekspor/impor), dari pelabuhan Indonesia (yang
terbuka untuk perdagangan luar negeri) ke pelabuhan luar negeri, dan sebaliknya.
Angkutan Dalam Negeri diselenggarakan dengan kapal berbendera Indonesia, dalam bentuk :
1.2 TUJUAN
1. Bagaimana pelaksanaan transportasi maritim di Indonesia
2. Bagaimana transportasi maritime di Indonesia
1. Perusahaan pelayaran nasional Indonesia harus memiliki minimal satu kapal berbendera
Indonesia, berukuran 175 GT.
2. Kapal berbendera asing diperbolehkan beroperasi pada pelayaran domestik hanya dalam
jangka waktu terbatas (3 bulan).
3. Agen perusahaan pelayaran asing kapal harus memiliki minimal satu kapal berbendera
Indonesia, berukuran 5,000 GT.
4. Di dalam perusahaan patungan, perusahaan nasional harus memiliki minimal satu kapal
berbendera Indonesia, berukuran 5,000 GT (berlipat dua dari syarat deregulasi 1988 yang 2,500).
Pengusaha agen kapal asing memprotes keras, sehingga pemberlakuan ketentuan ini diundur
hingga Oktober 2003.
5. Jaringan pelayaran domestik dibagi menjadi 3 jenis trayek, yaitu utama (main route),
pengumpan (feeder route) dan perintis (pioneer route). Jenis ijin operasi pelayaran dibagi
menurut jenis trayek tersebut dan jenis muatan (penumpang, kargo umum, dan kontener).
Rangkaian regulasi dan deregulasi tersebut di atas menjadi salah satu faktor terhadap
kondisi dan masalah yang dihadapi sektor transportasi maritim Indonesia, dari waktu ke waktu.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Industri pelayaran, bahkan transportasi maritim yang merupakan salah satu bagiannya,
memiliki banyak aspek yang saling terkait. Karena itu, upaya peningkatan daya-saing pada aspek
yang relevan perlu dilakukan secara simultan. Berikut dipaparkan beberapa aspek yang relevan.
Pembenahan administrasi dan manajemen pemerintahan di laut, termasuk keselamatan dan
keamanan maritim serta perlindungan laut.
Pembenahan manajemen pelabuhan, untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas
Pembangunan prasarana dan sarana penunjang pelayaran Penetapan kebijakan pelayaran
nasional dan rencana strategis pembangunan perhubungan laut. Termasuk penerapan
asas cabotage yang bertujuan tidak sekedar sebagai pelindung industri pelayaran domestik,
tetapi untuk peningkatan daya-tawar dalam persaingan global yang sengit.
Modernisasi manajemen bisnis pelayaran Pembenahan sistem hukum maritim dan
penyesuaian materi peraturan perundangan dengan dinamika perkembangan dunia kemaritiman
Pembinaan dan penyiapan sumberdaya secara memadai dan mencukupi Kerjasama yang lebih
baik antara sektor publik dan swasta Penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk industri
pelayaran Beberapa masalah utama jangka menengah dapat diagendakan untuk ditangani, seperti
di bidang Pajak: pengurangan dan atau pembebasan Pajak Penghasilan Badan dan awak kapal
dan barang-barang kebutuhan perusahaan yang menggunakan kapal berbendera Indonesia.
Pendanaan: pinjaman lunak jangka panjang untuk industri pelayaran, fasilitas khusus
keuangan untuk pengadaan kapal, dan kredit investasi untuk perusahaan pelayaran penghasil
devisa; Fasiltas perdagangan: ekspor dengan C&F/CIF, imor dengan FOB Ratifikasi United
Nations Convention on Mortgage and Lien Kontrak jangka panjang antara pemilik kapal dengan
pengguna jasa Sosialisasi nilai strategis industri pelayaran Review terhadap jumlah pelabuhan
yang melayani perdagangan internasional (kini 141) Peningkatan fasilitas dan layanan
kepelabuhanan
Dengan memahami dunia transportasi ini, Anda akan dapat meningkatkan nilai ekonomi usaha
Anda atau mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Pemerintah mengatakan bahwa jalur produktif dan efisien di Indonesia, khusus untuk distribusi
produk asli anak bangsa dapat melalui transportasi laut.
Bahkan pemerintah saat ini sedang membangun infrastruktur pelabuhan dan jalur tol laut, untuk
membantu memperlancar jalur transportasi ini.
Hal ini kedepannya, akan membawa dampak positif seperti distribusi barang yang semakin
mudah dan murah.
Dengan memahami konsep transportasi di laut dan cara pengelolaannya, maka akan dapat
membantu siapa saja dalam aktivitasnya.
Terutama, saat menjalankan bisnis antar pulau di Indonesia , perlu memahami tentang cara
pengiriman dan distribusi produk.