MAKALAH
NAMA : ARYANTO
NIT : 1722108
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERANAN
FREIGHT FORWARDER DALAM PELAKSANAAN EKSPOR PADA PT.
PURINDO LOGISTICS DI SUKOHARJO
” Karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah. Kami menyadari bahwa
makalah ini tidak akan terwujud seperti sekarang tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
Aryanto,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 7
2.1. Pengertian Freight forwarder ............................................... 7
2.2. Aktivitas Freight Forwarder ................................................ 7
2.3. Peranan Freight Forwarder Pada Kegiatan ekspor .............. 8
2.4. Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Freight Forwarder
Dalam Pelaksanaan Ekspor ................................................ 17
2.5. Cara Mengatasi Hambatan Yang Dihadapi Pihak Freight
Forwarder ............................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perdagangan internasional, kepabeanan, shipping maupun perbankan yang
semuanya ini berkaitan antara satu sama lain dan hal ini sangat sering terjadi
permasalahan di lapangan.
2
1.3. Tujuan Penelitian
1. Bagi penulis
Melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu tentang
kegiatan dan pengurusan dokumen-dokumen ekspor yang diperoleh
dibangku kuliah dalam dunia praktek atau nyata.
2. Bagi perusahaan
3
Perdagangan yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok
permasalahan yang sama dan sebagai masukan untuk pengembangan
penelitian lebih lanjut.
a. Jenis Data
1) Data primer
4
2) Data Sekunder
Data ini diperoleh dari sumber bacaan dan referensi yang ada
pada PT Purindo Logistics Sukoharjo antara lain data mengenai
sejarah perusahaan serta struktur organisasi.
1) Observasi
2) Wawancara
5
4) Studi Pustaka
3. Sumber Data
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Seseorang yang melakukan pekerjaan atas nama kapal atau eksportir dan
memberikan perincian secara mendetail tentang pengiriman tersebut,
2. Pengapalan, asuransi dan pengurusan dokumen-dokumen barang tersebut,
3. Pengiriman barang dari pelabuhan ke daerah yang dituju,
4. Pelayanan jasa termasuk pajak bea cukai,
5. Menyewa tempat untuk barang tersebut, mempersiapkan L/C,
6. Membuat invoice dan seluruh surat-surat yang berkaitan dengan barang
yang akan dikirim.
7
2. Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat,
mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang.
3. Mempelajari Letter of Credit barang, peraturan negara tujuan ekspor,
4. negara transit, negara impor kemudian menyiapkan dokumen-dokumen lain
yang diperlukan.
5. Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan laut atau udara, mengurus
izin bea cukai, kemudian menyerahkan barang-barang kepada pihak
pengangkut.
6. Membayar biaya-biaya handling serta membayarkan freight.
7. Mendapat bill of lading atau air waybill dari pihak pengangkut.
8. Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim
kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan atau kerusakan atas barang.
9. Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, berdasarkan info
dari pihak pengangkutan dan agen forwarding di negara transit atau tujuan.
10. Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.
11. Mengurus izin masuk pada Bea dan Cukai serta menyelesaikan bea masuk
dan biaya-biaya yang timbul di pelabuhan transit atau tujuan.
12. Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan
barang di gedung.
13. Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee, dan
14. Melaksanakan pendistribusian barang bila diminta.
8
tersebut dikapalkan dan di tujukan ke agen konsolidator di tempat tujuan.
Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang ke pihak consignee
masing-masing.
9
b. Full Container Load
10
to-door dengan satu dokumen intermodal yang biasamya berbentuk
FBL.
2) Non Vessel Operator (NVO) yaitu operator muatan yang mengurus
pengangkutan lewat laut dari pelabuhan ke pelabuhan dengan
menggunakan satu house bill of lading.
3) Non-Vessel-Operating Common Carrier (NVOCC) yang mempunyai
jadwal pelayaran yang tetap dan melaksanakan konsolidasi atau
melayani multimodal transport dengan house bill of lading (HBL) atau
bill of lading dari FIATA.
11
Dokumen yang diperlukan freight forwarder dalam kegiatan ekspor
adalah (Andi Susilo,2007:80) :
1) Bill of Lading
2) Shipping Instruction
3) Packing List
4) Invoice
12
alamatnya, data lain jika disyaratkan dalam L/C, description of goods,
quantity, unit price, total amount.
5) Certificate of Origin
7) Dokumen Asuransi
8) Dokumen Fumigasi
13
container dengan kondisi suhu yang tidak menentu serta waktu yang
cukup lama dalam proses pengiriman dapat menimbulkan tumbuhnya
jamur pada produk sejenis kayu. Untuk itulah perlu dilakukan fumigasi
agar kualitas produk tetap terjaga setelah sampai di negara tujuan.
a) Keamanan
b) Keaslian
c) Kepuasan
14
d) Jumlah jenis barang
e) Cara mengirim
f) Tujuan
Dalam bungkus juga harus diperhatikan letak dari merk barang dan
segala keterangan yang sesuai dengan shipping mark yang akan dicatat
dalam dokumen. Tujuan dari shipping mark adalah agar barang bisa lebih
mudah dikenal. Oleh karena itu, peran freight forwarder dalam hal ini juga
kuat karena mereka sangat paham dan lebih berpengalaman mengenai cara
pembungkusan yang lebih baik, sifat dan karakteristik barang-barang
ekspor tersebut. Selain itu, International Trade Centre (ITC) yang
merupakan salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga bersedia
memberi nasehat mengenai cara pembungkusan ekspor.
15
jenis bungkusan yang dipergunakan dan muatan di dalamnya dapat
dipaparkan sebagai berikut :
1) Karung
Isi atau muatan dari karung itu sendiri harus cukup kuat untuk
menahan tekanan luar dari segala penjuru karena bahan yang terbuat
dari karung hanya dapat menahan isi yang didalam dan tidak
melindungi dari kerusakan yang berasal dari luar. Isi dari karung dapat
berupa pupuk, beras, jagung, gula kopra, kopi, dan sebagainya.
3) Peti kayu
16
antara 20 hingga 30ton sehingga jarang dilakukan pengisian petikemas
diatas (groundlevel). Untuk memudahkan hal itu, maka pengisian
petikemas dilakukan diatas kendaraan pengangkut, yang disebut juga
on chasis atau platform level loading.
17
jika eksportir melebihi batas waktu closing time dari kapal feeder yang telah
ditentukan/ditunjuk, maka container tidak dapat masuk ke kapal feeder yang
ditunjuk tadi dan akan dialihkan (realokasi kapal) ke feeder vessel terdekat.
Jika shipper sudah menentukan sendiri feeder vessel yang ditunjuk, maka
shipper harus memperhatikan batas waktu terakhir container bisa masuk ke
kapal Feeder tersebut. Jika feeder vessel berubah jadwal, maka kapal
penerus (nother vessel) juga dapat berubah. Hal ini akan mengakibatkan
barang tidak dapat sampai ke Consignee sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
18
barang ekspor sampai di tempat consignee sebelum atau tepat pada batas
waktu yang ditentukan.
19
Cara mengatasinya adalah freight forwarder harus cepat
mengkonfirmasi waktu memulai stuffing serta penyelesaian proses stuffing
kepada pihak surveyor agar tim surveyor dapat membagi waktu secara jelas
dan dokumen Laporan Surveyor juga dapat terbit secara tepat waktu.
20
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
21
2. Hambatan-hambatan freight forwarder dalam membantu pelaksanaan
ekspor serta cara mengatasinya, antara lain :
b. Sulit menentukan Kapal Feeder yang terdekat dengan closing time. Cara
mengatasinya yaitu Shipper harus memperhatikan closing time agar
kapal Feeder dapat ditentukan meskipun dialihkan ke Feeder Vessel
terdekat.
22
3.2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24