Anda di halaman 1dari 44

Upaya Peningkatan Literasi Industri Jasa Keuangan Masyarakat melalui

Pengembangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa


Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat

LAPORAN MAGANG

RESTU MUHAMMAD FUJIA


NIM : L1A016070

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) PROVINSI NTB

Nama : Restu Muhammad Fujia

NIM : L1A016070

Peminatan : Ekonomi Politik Internasional (EPI)

Program Studi : HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MATARAM

Menyatakan bahwa laporan ini adalah benar

Pembimbing I :

Pembimbing II :

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
nikmat, hidayah dan perlindungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan magang yang bertempat di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi
Nusa Tenggara Barat ini tepat pada waktunya. Kegiatan ini dilakukan sebagai
salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi untuk meraih gelar sarjana dan
kelulusan pada Program Studi Hubungan Internasional Universitas Mataram.

Kegiatan magang/internship ini bertujuan untuk menambah pemahaman ,


wawasan, dan pengalaman di dunia kerja yang sesungguhnya. Dengan kegiatan
ini, maka penulis akan mengetahui bagaimana lingkungan kerja yang dilakukan
selama satu bulan, tertanggal 1-28 Februari 2019. Laporan magang ini membahas
mengenai proses selama kegiatan magang berlangsung dan kegiatan apa saja yang
penulis telah ikuti selama 30 hari. Dalam hal ini, penulis sekaligus pemagang
mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dan jajaran dalam struktur
organisasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
telah memberikan kesempatan dan bimbingan untuk melakukan program magang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan magang ini masih


jauh dari sempurna, penulis berharap laaporan magang ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan diri penulis sendiri. Oleh karena itu, apabila
terdapat kesalahan dan kekurangan penulis mohon dimaklumi dan dimaafkan.
Demikian pengangtar yang dapat penulis sampaikan. Terimakasih

Mataram, Februari 2019

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ I
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... II
KATA PENGANTAR............................................................................. II
DAFTAR ISI............................................................................................ IV
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1....................................................................... Latar Belakang Magang
1
1.2............................................................... Maksud dan Tujuan Magang
2
1.3.................................................................................. Manfaat Magang
3
1.4................................................... Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
3
1.5..................................................... Metode Pengumpulan Laporan Magang
4
1.6.............................................. Sistematika Penulisan Laporan Magang
5
BAB II OTORITAS JASA KEUNAGAN NTB.................................... 6
2.1......................................................................................... Sejarah OJK
6
2.2................................................................... Tujuan Pembentukan OJK
7
2.3...................................................................................... Visi dan Misi OJK
7
2.4............................................................ Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK
8
2.5.............................................................................................................. Asas OJK
............................................................................................................. 11

iv
2.6.............................................................................................................. Struktur
Organisasi OJK.................................................................................... 12
2.7.................................................................... Hubungan Kelembagaan OJK
12
2.8............................................................... Pengawasaan terintegrasi di OJK
15
BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 18
3.1 Fungsi dan Tugas Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen....... 18
3.2 Struktur Organisasi Edukasi dan Perlindungan Konsumen................ 18
3.3 Kegiatan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen..................... 19
BAB IV LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 23
4.1................................................................................. Pelaksanaan Kegiatan
23
4.2...................................... Hasil Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
25

v
BAB V PENUTUP.............................................................................. 27
5.1................................................................................................. Kesimpulan
27
5.2........................................................................................................... Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Magang


Setelah menyelesaikan masa studi S-1 di Program Studi Hubungan
Internasional Universitas Mataram, mahasiswa diwajibkan untuk mampu
menghadapi dunia kerja. Tidak hanya sebatas kemampuan teoritis yang
harus dimiliki oleh mahasiswa, melainkan pengalaman praktis, softskill serta
kemapuan mahasiswa dalam mengimplementasikan teori yang di dapatkan
kedalam dunia kerja menjadi faktor yang sangat penting dalam kompetensi
yang harus di raih oleh mahasiswa. Dimana hal tersebut dalapat menjadi
suatu pertimbangan dalam civitas akademika untuk mendukung mahasiswa
dalam meraih pengetahuan serta pengalaman, baik secara konseptual serta
praktik yang dapat meningkatkan kompotensi mahasiswa guna bersaing di
lapangan kerja.
Program Studi Hubungan Internasional Universitas Mataram
mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk mampu mengimplementasikan
ilmu yang telah didapat selama 6 (enam) semester di bangku perkuliahan di
lingkungan kerja yang mahasiswa minati sesuai konsentrasi yang dimiliki.
Selama program magang ini berlangsung, mahasiswa berkesempatan untuk
mengimplementasikan teori serta konsep yang telah dipelajari ke dalam
tugas-tugas yang diberikan.
Selama program magang tetunya mahasiswa akan berinteraksi dengan
berbagai pihak dengan karakter, dan latar belakang yang berbeda. Para
pihak dengan latar belakang yang berbeda nantinya yang akan
memmbimbing, mengajar, serta menuntun mahasiswa dalam memperdalam
pengkajian ilmu-ilmu dasar Hubungan Internasional seperti ideologi dan
politik, mahasiswa diharapkan mampu untuk mengimplementasikan dasar-
dasar Konsep Ideologi dan Politik. Sebagai mahasiswa Hubungan
Internasional, memahami serta mampu memberikan hipotesa sederhana

1
mengenai konflik yang tengah dihadapi oleh negara merupakan suatu
kewajiban yang harus dipenuhi.
Dengan berbagai pertimbagan yang telah di uraikan di atas, maka
penulis memilih Lembaga Otoritas Jasa Keuangan sebagai tempat
melaksanakan kegiatan magang. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa
Lembaga Otoritas Jasa Keuangan atau yang biasa dikenal dengan sebutan
OJK merupakan institusi yang tepat untuk menerapkan ilmu pengetahun dan
teori yang diperoleh selama masa perkuliahan, khususnya mengenai Isu
Ekonomi Regional.
1.2. Maksud dan Tujuan Magang
Program magang ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengimplementasikan konsep dan teori yang telah didapatkan di kelas serta
mampu untuk menganalisis keadaan di lapangan. Program magang ini juga
dimaksudkan menjadi salah satu sarana bagi mahasiswa untuk menambah
wawasan.
1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam mengikuti
program magang ini adalah :
a. Mendapatkan pengalaman secara langsung mengenai bekerja di
otoritas jasa keuangan dan bagaimana proses penyelesaian
masalah-masalah masyarakat yang mengadu tentang perbankan
yang tidak profesional.
b. Mendapatkan informasi mengenai struktur, sejarah serta fungsi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
c. Mengimplementasikan konsep serta teori yang telah dimiliki
secara langsung dalam kaitannya dengan bidang ekonomi yang
dijalankan dapat dilihat di laporan magang yang dikirim ke
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

1.2.2. Tujuan Khusus

2
Adapun tujuan khusus yang ingin diraih oleh penulis selama
program magang berlangsung, antara lain:
a. Mengetahui kegiatan serta program kerja sama Otoritas Jasa
Keuangan dengan perbankan-perbankan.
b. Memahami lebih dekat bagaimana Otoritas Jasa Keuangan
mensosialisasikan diri dan membantu masyarakat secara intensif
dalam pengelolaan keuangan dan pemilihan industri jasa
keuangan yang tepat untuk di ikuti.

1.3. Manfaat Magang


Diharapkan hasil dari program magang ini dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak. Bagi Program Studi Hubungan Internasional Universitas
Mataram, laporan ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam
penelitian lain dengan topik maupun beberapa isu yang berkaitan. Namun
secara garis besar, manfaat yang telah di dapat oleh penulis, antara lain:
a. Dengan adanya program magang diharapkan mahasiwa dapat
mengimplementasikan secara langsung konsep dan teori yang telah
didapat selama masa perkuliahan 6 (enam) semester di Program Studi
Hubungan Internasioal Universitas Mataram.
b. Mahasiswa Mendapatkan pengalaman dan dapat terlibat langsung
dalam kerja di lapangan.

1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang


Penulis mengikuti program magang di Kantor Otoritas Jasa
Keuangan NTB, Alamat: Jl. Yos Sudarso, Pejeruk, Kec. Ampenan, Kota
Mataram, Nusa Tenggara Barat, kode pos : 83112, Telepon: (0370)
641915, Provinsi: Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kegiatan magang
dilaksanakan dari tanggal 1 Februari 2019 hingga 28 Februari 2019,
dengan jam kerja setiap hari Senin hingga Jum'at, dimulai pada pukul
07.00 WIB hingga pukul 17.30 WITA.
1.5. Metode Pengumpulan Data Laporan Magang

3
Dalam Menyusun laporan program magang ini penulis menggunakan
metode Studi Kepustakaan, Jadi Teknik studi kepustakaan adalah kegiatan
penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data dengan
bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku
referensi, hasil penelitian sebelumnya, artikel, catatan, serta berbagai jurnal
yang ingin berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. 1Teknik Studi
Kepustakaan atau studi pustaka yang digunakan dalam laporan ini merujuk
pada buku yang ditulis oleh Mardalis dengan judul Metode Penelitian:
Suatu Pendekatan Proposal dalam penggunaan metode penelitian studi
kepustakaan sebagai metode penelitian. Studi Pustaka dilakuakan untuk
memperkaya pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan
sebagai dasar ataupun pedoman dalam proses penyusunan laporan magang
ini. Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data ini merupakan jenis data
sekunder yang berasal dari buku, surat kabar maupun karya ilmiah lainnya.
Metode ini dilakukan oleh penulis dengan cara membaca literatur di web
resmi Otoritas Jasa Keuangan.
Jenis sumber data yang digunakan penulis dalam penulisan laporan ini
adalah:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
oleh penulis di Kantor zotoritas Jasa Keuangan, dengan cara
melaksanakan program magang, tertanggal 1 Februari 2019 hingga 28
Februari 2019
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
penulis melalui sumber-sumber yang telah tersedia seperti buku, surat
kabar maupun karya ilmiah lainnya.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan Magang

1
Sari, Myla. 2020. Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam penelitian
Pendidikan IPA. 6 (1) : 42-53

4
Laporan ini dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
a. BAB 1: Pendahuluan
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai laporan magang yang
ditulis. Bab ini menjadi bagian pembuka serta menjelaskan mengenai
latar belakang pelaksanaan program magang oleh Program Studi
Hubungan Internasional Universitas Mataram. Bagian ini juga
menjelaskan mengenai maksud, tujuan umum, tujuan khusus, manfaat,
tempat dan waktu pelaksanaan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisan laporan dari program magang yang telah dipilih
oleh penulis.
b. BAB 2: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Bagian ini memberikan gambaran umum mengenai profil, sejarah, visi,
misi, tugas, wewenang serta struktur Otoritas Jasa Keuangan.
c. BAB 3 : Bidang-Bidang dalam OJK
Bagian ini memberikan gambaran mengenai profil, tugas, fungsi, visi,
misi, tujuan, sasaran serta struktur organisasi dimana bagian penulis
ditempatkan selama mengikuti program magang.
d. BAB 4: Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Bagian ini akan menjelaskan mengenai sistematika pelaksanaan magang
serta hasil laporan kegiatan praktek kerja lapangan di Bagian Direktorat
Pengkajian Ideologi & Politik Lemhannas RI.
e. BAB 5: Penutup
Bab ini merupakan bagian terakhir dari keseluruhan laporan yang berisi
kesimpulan atas kegiatan magang yang telah diikuti, serta saran yang
berisikan masukan menjadi fokus perhatian bagi penulis.

5
BAB II
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
2.1 Sejarah
Sesuai dengan amanah pasal 34 Undang-Undang No 23 tahun 1999
sebagaimana diubah dengan UU No 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia
telah lahir Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). UU tersebut diberlakukan mulai 1 Januari 2013. Lembaga
Independen tersebut akan ditugaskan untuk mengatur dan mengawasi
lembaga keuangan bank dan non-bank. Lembaga keuangan non-bank seperti
Asuransi, Dana Pensiun, Bursa Effek/Pasar Modal, Modal Ventura,
Perusahaan Anjak Piutang, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun
dan asuransi. Dengan mulai beroperasinya Lembaga tersebut, maka sejak
republik ini berdiri baru pertamakalinya lahir Lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang mengawasi lembaga secara terintegrasi yaitu lembaga
keuangan bank dan non bank . Lembaga independen tersebut akan mengambil
alih tugas pengawasan lembaga keuangan bank dan non yang selama ini
dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai pengawas Bank dan Bapepam-LK
untuk lembaga keuangan non bank sebagaimana disebutkan di atas.(Murdadi
2012)2

Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tersebut.

Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal secara


resmi beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK pada 31
Desember 2012. Sedangkan pengawasan di sektor perbankan beralih ke OJK

2
Murdadi, Bambang. 2012. “Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang
Memiliki Kewenangan Penyidikan.” Value Added 8(2):32–46.

6
pada 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan Mikro pada 2015.(OJK
2015)3

2.2 Tujuan pembentukan OJK

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK


menyebutkan bahwa OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan,
akuntabel dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen
maupun masyarakat. Pasal ini memperjelas tujuan dibentuknya OJK yang
tidak hanya melakukan pengawasan prudential (kehati-hatian) bagi semua
lembaga jasa keuangan di Indonesia, melainkan juga melakukan pengawasan
market conduct sebagai upaya perlindungan konsumen bagi pengguna produk
dan jasa keuangan.

Dengan terbentuknya OJK, maka lembaga ini diharapkan dapat


mendukung kepentingan sektor jasa keuangan secara menyeluruh yang pada
akhirnya dapat meningkatkan daya saing lembaga jasa keuangan itu sendiri
dalam rangka mendukung perekonomian nasional. Selain itu, OJK harus
mampu menjaga kepentingan nasional industri jasa keuangan dalam hal
pengelolaan sumber daya manusia, pengoperasian, pengendalian, dan
kepemilikan di sektor jasa keuangan dengan tetap mempertimbangkan aspek
tata kelola yang baik, yang meliputi independensi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, transparansi, dan kewajaran (fairness).(Otoritas Jasa
Keuangan 2016)4

2.3 Visi dan misi OJK


3
OJK. 2015. “Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Edisi Kedua.” Otoritas Jasa Keuangan.
4
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. “Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Dan Pengawasan MiKroprudenSial.”

7
Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang
terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat dan mampu
mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional
yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.
Misi OJK adalah:

1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa


keuangan secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel; 
2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil serta; 
3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.(OJK 2015)
5

2.4 Fungsi, tugas, dan wewenang OJK


OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Sementara berdasarkan pasal 6 dari UU No 21 Tahun 2011, tugas utama dari
OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap:
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Adapun wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:

a. Pasal 7 khusus terkait pengaturan dan pengawasan sektor perbankan yang


meliputi :
1) Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank meliputi
a) Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran
dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya

5
OJK. 2015. “Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Edisi Kedua.” Otoritas Jasa Keuangan.

8
manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan
izin usaha bank; dan
b) Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana,
produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa.
2) Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank meliputi
a) likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan
modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman
terhadap simpanan dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait
dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur;
pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi bank.
b) Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank,
meliputi: manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal
nasabah dan anti-pencucian uang; dan pencegahan pembiayaan
terorisme dan kejahatan perbankan; serta pemeriksaan bank.
b. Pasal 8, terkait pengaturan Lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank)
meliputi :
1) Menetapkan peaturan pelaksanaan undang-undangOJK
2) Menetapkan peraturan perundang undangan di sector jasa keuangan
3) Menetapkan peraturan dan keputusan OJK
4) Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan
5) Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
6) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhdap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelolo statute
pada Lembaga jasa keuangan;
8) Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara dan menata usahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9) Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.

9
c. Pasal 9, terkait pengawasan Lembaga jasa keuangan (bank dan non bank)
meliputi :
1) Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan;
2) Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Kepala Eksekutif;
3) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan
konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku,
dan/ atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud
dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
4) Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/ atau
pihak tertentu;
5) Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6) Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7) Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan;
8) Memberikan dan/ataumencabut:izin usaha, izin orang perseorangan,
efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan
melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan
pembubaran dan penetapan lain.

Dari informasi tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa OJK merupakan
suatu lembaga negara yang berdiri sendiri dan independen, bukan merupakan
suatu bagian dari lembaga negara lainnya maupun otoritas keuangan lainnya.
OJK diberikan mandat khusus oleh undang-undang untuk melaksanakan
fungsi pengaturan dan pengawasan di seluruh sektor jasa keuangan.(Otoritas
Jasa Keuangan 2016)6

2.5 Azas OJK

6
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. “Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Dan Pengawasan MiKroprudenSial.”

10
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Otoritas Jasa Keuangan
berlandaskan asas-asas sebagai berikut:
a. Azas kepastian hukum, yakni azas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan pengaturan perundang-undangan dan keadilan
dalam satiap kebijakan penyelenggaraan OJK
b. Azas kepentingan umum, yakni azas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara aspiratif, akomodatif dan selektif
c. Azas keterbukaan, yakni azas yang membuka diri terhadap masyarakat
untuk memperoleh berita yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan OJK dengan tetap memperhatikan perlindungan hak
asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia
sebgaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
d. Azas profesionalitas, yakni azas yang mengutamakan keahlian dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pada
kode etik dan ketentuan peraturan perundangundangan.
e. Azas integritas, yakni azas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral
dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan
OJK.
f. Asas akuntabilitas, yakni azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraanOJK harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada publik.(Maulidiana 2014)7

2.6 Struktur organisasi OJK

7
Maulidiana, Lina. 2014. “Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas Perbankan Nasional
Di Indonesia.” Keadilan Progresif 5(1):18.

11
Gambar 1 Struktur Organisasi OJK
Sumber : lampiran 1 Peraturan Dewan Komisiones OJK Nomor 1/PD.02/2016 tentang Perubahan atas peraturan Dewan
Komisioner OJK Nomor 12/PDK.02/2015 tentang Organisasi OJk

2.7 Hubungan kelembagaan OJK

2.7.1 Hubungan OJK dengan BI

Keberadaan Bank Indonesia dimaksudkan untuk menjamin


keberhasilan memelihara stabilitas nilai rupiah. Dalam
menyelenggarakan pemeliharaan terhadap stabilitas nilai rupiah, Bank
Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, transparan dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian. Bank Indonesia juga bertugas
mengatur dan mengawasi bank, yakni dengan menetapkan peraturan,
memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank, dan mengenakan
sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

12
Dalam melaksanakan tugasnya, OJK tetap melaksanakan
koordinasi dengan BI sehingga menimbulkan adanya hubungan
kelembagaan antara BI dengan OJK, hubungan kelembagaan khususnya
perihal koordinasi dalam membuat peraturan pengawasan di bidang
perbankan, yakni :

a. Kewajiban pemenuhan modal minimum bank;


b. Sistem informasi perbankan yang terpadu;
c. Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta
asing,dan pinjaman komersial luar negeri;
d. Produk perbankan, transaksi derivative, kegiatan usaha bank lainnya
e. Penentuan institusi bank yang masuk kategori systemically important
bank; dan
f. Data lain yang dikecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan
informasi.

BI dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya dapat melakukan


pemeriksaan langsung terhadap bank tersebut dengan menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu kepada OJK. Dalam melakukan
pemeriksaan BI tidak dapat memberikan penilaian terhadap tingkat kesehatan
bank. Laporan hasil pemeriksaan bank disampaikan kepada OJK paling lama
satu bulan sejak diterbitkannya laporan hasil pemeriksaan.

Apabila OJK mengindikasikan bank tertentu mengalami kesulitan


likuiditas dan/atau kondisi kesehatan semakin memburuk, OJK segera
menginformasikan kepada BI untuk melakukan langkah-langkah sesuai
dengan kewenangan BI.21 OJK, BI, dan Lembaga Penjamin Simpanan wajib
membangun dan memelihara sarana pertukaran informasi secara terintegrasi.
Selain itu hubungan kelembagaan BI dan OJK tercermin melalui Forum
Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan dengan anggota terdiri dari :

a. Menteri keuangan selaku anggota merangkap koordinator;


b. Gubernur BI selaku anggota;

13
c. Ketua Dewan Komisioner OJK selaku anggota;
d. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan selaku anggota.

Dengan demikian antara OJK dan BI memiliki hubungan yang erat dalam
pengaturan maupun pengawasan Bank, termasuk di dalamnya Bank Syariah
dan UUS. Pengawasan yang dilakukan BI terhadap Bank Syariah dan UUS
meliputi pengawasan tidak langsung (off-site supervision) atas dasar laporan
bank dan pengawasan langsung (onsite supervision). Pengawasan
dilaksanakan dengan cara :

a. Menentukan kriteria tingkat kesehatan dan ketentuan yang wajib dipenuhi


oleh Bank Syariah dan UUS;
b. Memeriksa dan mengambil data/dokumen dari setiap tempat yang terkait
dengan bank;
c. Memeriksa dan mengambil data/dokumen dan keterangan dari setiap pihak
yang menurut penilaian BI memiliki pengaruh terhadapbank;
d. Memerintahkan Bank melakukan pemblokiran rekening tertentu,baik
rekening simpanan maupun rekening Pembiayaan
e. Menugasi kantor akuntan publik dan/atau pihak lainnya untuk
melaksanakan pemeriksaan atas nama BI; serta
f. Melakukan tindakan dalam rangka tindak lanjut pengawasan antara lain :
1) Membatasi kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham,
Komisaris,direksi, dan pemegang saham;
2) Meminta pemegang saham menambah modal;
3) Meminta pemegang saham mengganti anggota dewan komisaris
dan/atau direksi Bank Syariah.
4) Meminta Bank Syariah menghapusbukukan penyaluran dana yang
macet dan memperhitungkan kerugian Bank Syariah dengan modalnya;
5) Meminta Bank Syariah melakukan penggabungan atau peleburan
dengan Bank Syariah lain;
6) Meminta Bank Syariah dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil
alih seluruh kewajibannya;

14
7) Meminta Bank Syariah menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian
kegiatan Bank Syariah kepada pihak lain, dan / atau;
8) Meminta Bank Syariah menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau
kewajiban Bank Syariah kepada pihak lain.(Juita and Astanti 2018)8

2.7.2 Hubungan OJK dengan LPS

Sesuai Pasal 41 UU Nomor 21 Tahun 2011, OJK menginformasikan


kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengenai bank bermasalah
yang sedang dalam upaya penyehatan oleh OJK. Begitu juga LPS dapat
melakukan pemeriksaan terhadap bank yang terkait dengan fungsi, tugas
dan wewenangnya serta berkoordinasi terlebih dahulu dengan OJK.

2.8. Pengawasan terintegrasi di OJK


Sesuai dengan bunyi Pasal 5 Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan, dikatakan bahwa OJK memiliki kewenangan
untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terintegrasi. Pengawasan
terintegrasi merupakan salah satu bentuk pengawasan terhadap sebuah
lembaga jasa keuangan beserta lembaga jasa keuangan lainnya yang
merupakan anak perusahaan dari lembaga jasa keuangan tersebut, hal ini
terlihat pada gambar di bawah ini.

8
Juita, Subaidah Ratna and Dhian Indah Astanti. 2018. “Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (Ojk)
Dalam Melakukan Fungsi Pengawasan Pada Lembaga Perbankan Syariah.” Law and Justice 2(2):157–
67.

15
Dalam konteks pengawasan terintegrasi, pengawasan dilakukan secara
menyeluruh bukan hanya kinerja lembaga jasa keuangan yang menjadi induk
dari anak-anak perusahaan, melainkan juga semua kinerja anak-anak
perusahaan yang berbentuk lembaga jasa keuangan. Mengingat lembaga jasa
keuangan induk dan anak-anak perusahaannya yang berbentuk lembaga jasa
keuangan dapat terdiri dari berbagai sektor industri jasa keuangan, maka
pengawasan terintegrasi yang dilakukan oleh OJK juga meliputi unsur-unsur
pengawas perbankan, pengawas pasar modal, dan pengawas IKNB. Dengan
struktur pengawasan terintegrasi seperti ini, diharapkan pengawasan terhadap
suatu kelompok atau grup atau konglomerasi lembaga jasa keuangan beserta
anak perusahaannya dapat dilakukan secara bersama-sama, komprehensif, dan
terkonsolidasi.
Pengawasan terintegrasi perlu dilakukan oleh OJK mengingat dinamika
sektor jasa keuangan yang begitu pesat dan cepat berubah menyebabkan
semakin bertambahnya jumlah lembaga jasa keuangan yang membentuk suatu
konglomerasi. Semakin bertambahnya lembaga jasa keuangan yang
membentuk konglomerasi merupakan suatu fenomena bisnis untuk
meningkatkan ekspansi usaha di sektor jasa keuangan yang lebih luas maupun
untuk meningkatkan pendapatan nonorganik yang bersumber dari anak-anak
perusahaan. Konsekuensinya, OJK sebagai suatu otoritas pengawasan harus
menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut agar semua lembaga jasa

16
keuangan baik yang bersifat individu maupun dalam bentuk konglomerasi
dapat diawasi dengan baik, pengaturan dan pengawasannya tidak tumpang
tindih.(Otoritas Jasa Keuangan 2016)9

9
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. “Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Dan Pengawasan MiKroprudenSial.”

17
BAB III
BIDANG EDUKASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN (EPK)

3.1. Fungsi dan Tugas Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen


Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) mempunyai fungsi
pemberian dukungan melalui pengaturan dan pelaksanaan di bidang edukasi
dan perlindungan konsumen, pelayanan konsumen serta pembelaan hukum
perlindungan konsumen dalam rangka memperlancar pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan Jasa Keuangan.
Dalam melaksanakan fungsi bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
mempunyai tugas pokok:

a. Melakukan pengaturan di bidang edukasi, dan perlindungan konsumen;


b. Melaksanakan edukasi dan perlindungan konsumen;
c. Melakukan pelayanan konsumen;
d. Melaksanakan pembelaan hukum perlindungan konsumen; dan
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner10.

3.2. Struktur Edukasi dan Perlindungan Konsumen

10
https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/tentang-epk/Pages/Struktur-
Organisasi.aspx

18
3.3 Kegiatan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen

Dalam melaksanakan tugas-tugas bidang edukasi dan perlindungan


konsumen (EPK) otoritas jasa keuangan memiliki beberapa strategi yang
dijalankan, seperti Lima Jurus Penguatan Edukasi dan Perlindungan Konsumen
OJK. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan tinjauan strategi pada
bidang edukasi dan perlindungan konsumen yang telah diimplementasikan
sejak tahun 2013. Langkah yang dilakukan untuk memastikan edukasi dan
perlindungan konsumen sektor keuangan berjalan lebih massive, salah
satunya dengan memfokuskan sasaran edukasi masyarakat. Misalnya,
literasi dilakukan per komunitas sehingga sesuai kebutuhannya. Suatu topik
yang umum belum tentu dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian,
OJK membuat literasi keuangan lebih fokus per komunitas, seperti
komunitas wanita, komunitas pedagang, UMKM, pelajar, dan kelompok
yang masa depannya ingin terjamin dengan ikut jaminan pensiun. Tiap
komunitas tersebut membutuhkan hal yang berbeda-beda.

Langkah lainnya yang dilakukan Bidang Edukasi dan Perlindungan


Konsumen (EPK) OJK adalah menetapkan sasaran literasi keuangan secara
tematik. Sasaran tersebut terdiri atas konvesional dan syariah. Misalnya,
komunitas santri atau pesantren akan lebih tertarik terhadap sistem
keuangan syariah, seperti asuransi syariah, perbankan syariah, dan lain-
lain. Sebelumnya, sasarannya masih umum. Harapannya dengan spesifikasi
tersebut, proses edukasi akan lebih mengena dan kontekstual dengan
kebutuhan produk dan jasa keuangan mereka. Edukasi keuangan kepada
masyarakat juga harus dilakukan dengan pertimbangan sektoral yang
tertinggal. EPK berfokus pada literasi secara khusus supaya masyarakat
bisa benar-benar paham pada sektor keuangan secara spesifik. Literasi
khusus tersebut, misalnya khusus asuransi, dana pensiun, manfaat investasi
saham di masa muda, maupun perbedaan saham dengan deposito. Hal-hal
yang disampaikan akan lebih implementatif, tidak hanya sekadar umum.

19
EPK memperkuat pula jalur komunikasi dengan masyarakat. Salah
satunya merevitalisasi contact center. Jadi, mulai awal Januari 2018, OJK
mengganti nomor untuk layanan konsumen menjadi tiga digit, yakni 157.
Ada yang bilang jimat, “siji, lima, pitu”. OJK juga menambah agen-agen
yang mengangkat telepon dan terus mengedukasi mereka. Masyarakat dari
mana pun, termasuk dari luar kota, dapat lebih mudah menghubungi OJK
dan terkena tarif pulsa lokal. Tidak semua kelompok masyarakat kompeten
dengan media sosial (medsos) untuk komplain. Oleh karena itu, langsung
dibuka layanan komplain via telepon dengan kapasitas yang
ditingkatkan.Seiring dengan perkembangan zaman, generasi milenial sudah
memasuki berbagai profesi, termasuk pegawai OJK. OJK mempersilakan
mereka bila ada ide-ide untuk kemajuan masyarakat di bidang jasa
keuangan. Pada saat berkomunikasi, OJK juga menanganinya dengan
pendekatan yang berbeda.

Selain itu OJK juga mengadakan kegiatan kegitan formal seperti workshop
Perlindungan Konsumen yang merupakan sarana untuk meningkatkan
pengetahuan pengetahuan kepada PUJK dan Pengawas terhadap pelaksanaan
Perlindungan Konsumen sebagaimana telah diatur dalam POJK Nomor
1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.
Kegiatan yang sama pernah dilakukan pada tahun 2014 dengan melibatkan
PUJK dan Pengawas OJK, sehingga workshop ini diharapkan dapat
meningkatkan dan memperluas pengetahuan para PUJK didalam menerapkan
ketentuan Perlindungan Konsumen di sektor jasa keuangan. Workshop
Perlindungan Konsumen diharapkan dapat mempermudah pemahaman dan
implementasi terhadap POJK tentang Perlindungan Konsumen. Didalam
implementasi ketentuan Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, tidak
jarang terdapat kendala diantaranya dalam memahami pelaporan – pelaporan
yang wajib disampaikan ke OJK secara reguler terkait Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan.

20
Selain itu OJK juga mengadakan kegiatan-kegiatan formal
seperti Workshop Perlindungan Konsumen yang merupakan sarana untuk
meningkatkan pengetahuan pengetahuan kepada PUJK dan Pengawas terhadap
pelaksanaan Perlindungan Konsumen sebagaimana telah diatur dalam POJK
Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuangan. Kegiatan yang sama pernah dilakukan pada tahun 2014 dengan
melibatkan PUJK dan Pengawas OJK, sehingga workshop ini diharapkan dapat
meningkatkan dan memperluas pengetahuan para PUJK didalam menerapkan
ketentuan Perlindungan Konsumen di sektor jasa keuangan. Workshop
Perlindungan Konsumen diharapkan dapat mempermudah pemahaman dan
implementasi terhadap POJK tentang Perlindungan Konsumen. Didalam
implementasi ketentuan Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, tidak
jarang terdapat kendala diantaranya dalam memahami pelaporan – pelaporan
yang wajib disampaikan ke OJK secara reguler terkait Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan. Dengan adanya workshop Perlindungan Konsumen ini,
diharapkan PUJK dapat mengimplementasikan ketentuan Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan secara baik dan benar termasuk dalam
penyampaian berbagai laporan. Pada perkembangan pelaksanaan workshop
Perlindungan Konsumen. Tujuan dari Workshop Perlindungan Konsumen
Sektor Jasa Keuangan bertujuan untuk memberi penjelasan dan pemahaman
yang lebih mendalam dan teknis mengenai POJK Perlindungan Konsumen
serta peraturan pelaksanaannya, sehingga PUJK dapat menerapkan dan
melaksanakannya dalam aktivitas operasional seharihari. Workshop ini
merupakan sarana training for trainers bagi PUJK, sehingga setelah mengikuti
workshop diharapkan peserta dapat mengimplementasikan pelaksanaan POJK
Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuangan beserta seluruh peraturan pelaksanaannya dengan baik dan
membagikan pengetahuannya kepada pegawai lain di perusahaannya. Secara
teknis terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian penting bagi peserta
workshop Perlindungan Konsumen antara lain:

21
1. Pemahaman terkait dengan prinsip – prinsip dan regulasi terkait
Perlindungan Konsumen sektor jasa keuangan .
2. Pembuatan rencana dan laporan Edukasi.
3. Pemahaman mengenai mekanisme pelayanan dan penyelesaian pengaduan
Konsumen.
4. Pembentukan unit/fungsi Pelayanan Pengaduan Konsumen
5. Pemahaman jenis – jenis Informasi yang diperbolehkan dalam melakukan
pemasaran produk dan/atau jasa layanan.
6. Pemahaman dasar mengenai klausula baku dan Perjanjian baku yang
dilarang.
Pemahaman penyusunan format Perjanjian Baku11

11
Modul perlindungan konsumen diakses melalui URL https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-
dan-perlindungan-konsumen/berita-dan-kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Materi-
Pelatihan-Perlindungan-Konsumen-Pelaku-Usaha-Jasa-Keuangan/MODUL
%20PERLINDUNGAN%20KONSUMEN.pdf

22
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

4.1 Pelaksanaan Kegiatan


Pada bab ini Penulis akan menjelaskan mengenai semua rangkaian
kegiatan program magang yang telah penulis laksanakan selama proses
kegiatan magang di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara
Barat selama satu bulan di bulan Feburuari 2019.
Pada saat pelaksanaan program magang yang bertempat di kantor Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Barat, penulis ditempatkan di
Bagian Edukasi dan Pelayanan Konsumen, Pengawasan Perbankan dan
Pengawasan Pasar Modal yang memiliki tugas utama yaitu Melakukan
pengaturan di bidang edukasi, dan perlindungan konsumen; Melaksanakan
edukasi dan perlindungan konsumen; Melakukan pelayanan konsumen;
Melaksanakan pembelaan hukum perlindungan konsumen; dan Melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.
Minggu pertama, kegiatan yang pertama penulis lakukan adalah
melakukan perkenalan dengan seluruh staf kantor OJK Provinsi NTB yang di
pandu langsung oleh salah satu staff bagian Tata Usaha, Setelah itu karena ini
pertemuan pertama di minggu pertama penulis dan peserta magang lainnya
diberikan pembekalan awal mengenai aturan-aturan kantor dan tugas masing
masing selama proses magang berlangsung, dan dilanjutkan dengan
pemberian materi tentang “Bisnis penrbankan dan pola pengawasannya” yang
langsung dipandu oleh pak Ivan selaku staff OJK bidang pengawasan
perbankan.
Pada minggu kedua, penulis kembali mendapatkan materi tentang “proses
pengarsipan data-data dan surat-surat penting rahasia OJK” yang di
laksanakan di kantor OJK provinsi NTB yang di pandu oleh salah satu staff
yang ahli di bidangnya, setelah di berikan materi penulis langsung bagaimana
praktik pengarispan data dan surat-surat penting rahasia OJK. Selain itu
Penulis juga mengikuti kegiatan evaluasi kinerja semester II 2018 BPR dan

23
BPRS di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan Provinsi NTB, penulis juga
melaksanakan kegiatan pemindahan data-data Rahasia Bank NTB, dilanjutkan
dengan kegiatan penerimaan materi tentang ke-OJKan yang langsung dipandu
oleh bapak Abdul Manan selaku staf OJK yang ahli dibidangnya. Selain itu
Penulis juga diizinkan untuk mengikuti proses penyelesaian masalah
konsumen tentang industri jasa keuangan oleh masyarakat pengguna jasa OJK
di kantor OJK, selanjutnya penulis melakukan kegiatan pengarsipan data dan
surat-surat penting rahasia OJK. Terakhir penulis mendapatkan materi tentang
ke-OJKan dan Tata Usaha OJK oleh bapak Ical selaku staf Tata Usaha kantor
OJK Provinsi NTB, selain itu penulis juga ditugaskan sift menjaga surat
masuk dan surat keluar.
Selanjutnya pada minggu ketiga program magang penulis melaksanakan
kegiatan seperti biasa yaitu sift menjaga surat masuk dan surat keluar di meja
surat, selain tu penulis juga melakukan kegiatan pengrarsipan data-data dan
surat surat penting rahasi OJK. Pada minggu ketiga ini penulis juga tetap
mendapatkan materi dengan tema yaitu pedoman perilaku insan OJK dan
materi tentang OJK inprensiv. Penulis juga ditugaskan untuk menjaga di meja
penerimaan konsumen. Selain itu penulis dan seluruh peserta magang lainnya
juga mengikuti kegiatan rutin yaitu sharing session yang dilakukan 2 minggu
sekali di kantor OJK Provinsi NTB, tujuan dari sharing session ini adalah
untuk membagikan pengetahuan salah satu staff OJK untuk menambah
wawasan staff OJK lainnya serta mempererat tali silaturahmi antar sesama staf
OJK, setelah itu penulis kembali memndapatkan materi yang kali ini temanya
tentang struktur pasar modal Indonesia yang yang dipandu oleh staf OJK yang
ahli di bidangnya. Penulis kembali melakukan kegiatan pembuatan surata
keluar, mengikuti proses penyelesaian masalah konsumen oleh
masyarakat/konsumen selakuk pengguna jasa OJK di kantor, selain itu penulis
juga mengikuti kegiatan sosialisasi di desa bilebante kabupaten Lombok
Tengah, dan penulis juga dilibatkan dalam kegiatan penting OJK yaitu
persiapan acara penandatanganan akta integritas kantor OJK provinsi NTB.

24
Pada minggu terakhir yaitu minggu ke empat, penulis kembali
melanjutkan kegiatan persiapan acara penandatangan pakta integritas kantor
OJK provinsi NTB yang akan dilaksanaka pada minggu yang sama, seperti
kegiatan penulis pada minggu sebelumnya, penulis kembali menjaga sift surat
masuk dan surat keluar, pembuatan surat keluar, serta penulis kembali
mengikuti proses penyelesaian msalah konsumen oleh masyarakat pengguna
jasa OJK di kantor, setalah itu penulis juga kembali mendapatkan materi
mengenai pasar modal yang dipandu langsung oleh perwakilan bursa efek
Indonesia Mataram, Penulis juga dianjurkan untukmelakukan pembuatan akun
trading untuk proses trading saham, penulis juga melakukan kegiatan tatap
muka dengan Kepala OJK NTB dalam kegiatan penerimaan bekal oleh kepala
OJK NTB, penulis kembali melakkan kegiatan menjaga meja laporan keluhan
konsumen masyaraat atau instansi, penulis juga kembali melakukan kegiatan
pengarsipan surat-surat penting dan rahasia OJK, penulis juga mengikuti
kegitan pengarispan surat-surat penting dan rahasia OJK, penulis juga
ditugaskan untuk mengikuti kegatan pengarispan surat-surat penting dan
rahasia OJK, penulis juga ditugaskan untuk mengikuti kegiatan berkunjung ke
rumah jamur di bawah naungan OJK provinsi NTB di minggu keempat dan
penulis melakukan kegiatan akhir yaitu peresntas laporan akhir serta acara
perpisahan dan penarikan mahasiswa magang.

4.2 Hasil Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan


Setelah melaksanakan kegiatan magang yang dilakukan selama empat
minggu di bidang edukasi dan pelayanan konsumen, penulis banyak
mendapatkan pengetahuan dan penganlaman yang penulis tidak dapatkan
selama perkuliahan. Penulis juga mampu bersosialisasi dengan para staf di
kantor otoritas Jasa Keuangan Provinsinsi Nusa Tenggara Barat yang telah ahli
di bidangnya. Selain itu penulis juga banyak mendapatkan informasi baru,
pengetahuan, serta inspirasi dari pengalaman dan ilmu yang dibseikan oleh
para staf terkait. Pengalaman yang penulis dapatkan yaitu mengikuti kegiatan
briefing ataupun evaluas, rapat, Seminar, kunjungan ke beberapa lokasi

25
lainnya, serta mengikuti kegiatan sharing session setiap dua minggu sekali
membuat penulismemiliki wawasan yang lebih luas lagi.
Penulis juga memndapatkan berbagai informasi teraktual, terutama
inforasi dan data-data mengenai maraknya perkembangan menghadapi
internasonalisasi Isu Papus, dan keadaan Indinesia dalam FGD yang berjudul
Mengatasi Risiko Politik Pans Fntech yang menjadi ancaman pengguna jasa
industri keuangan.
Hasil yang dapat di peroleh oleh penulis selama mengikuti kegitan antara
lain :
a. Membuat karya tulis berupa makalah yang dipresentasikan
Karya tulis yang dibuat berupa Makalah yang dibuat dengan bantuan dari
pembimbing di kantor kemudian di persentasikan oleh penulis di depan staf
OJK yang bertugas, setelah itu karya tulis di simpan di kantor Otorotas Jasa
Keuangan NTB.
b. Sharing session
Sahring session adalah kegiatan penyampaian aspirasi dan pemberian materi
yang dilakukan oleh staf OJK untuk penambahan wawasan dan ilmu yang
dilakukan 2 minggu sekali, kegiatan sharing session ini sangat bermanfaat
bagi penulis, karena banyak sekali hal yang kurang penulis pahami
sebelumnya menjadi lebih paham setelah mengikuti kegiatan ini.
c. Rekreasi dan sosialisasi tentang asuransi pertanian
Asuransi tidak hanya tentang asuansi jiwa ketenagakerjaan atau lainnya
yang bias kita lihat di iklan-iklan, tetapi masih banyak sekali jenis-jenis
asuransi yang dapat diakses oleh masyarakat umum, dan melalui kegiatan
ini penulis dapat menambah wawasan mengenai jenis-jenis asuransi yang da
di Indonesia dan cara-cara untuk mengakses asuransi tersbut.
d. Gaji/upah
Selama kegiatan magang di kantor OJK provinsi NTB Penulis dan teman-
teman selama jangka waktu satu bulan juga mendapatkan reward berupa gaji
sesuai dengan UMR.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Selama program magang yang telah penulis ikuti dari tanggal 1 februari
hingga 28 februari 2019 talah banyak memberikan penegatahuan dan
pengalaman yang sebelumnya penulis tidak dapatkan saat kuliah. Kegiatan
magang yang di laksanakan di Bagian Edukasi dan Pelayanan Konsumen di
Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi NTB. Dengan adanya kegiatan
magang ini, penulis memahami sistematika kerja di Lembaga yang bertugas
mengatur dan mengawasi industri jasa keungan.
Selama program magang ini, dapat terlihat bahwa industri jasa keuangan
merupakan suatu wadah penting untukmenentukan kualitas suatu Negara,
Maju mundurnya suatu Negara dapat ditentukan dan diukur dari kualitas
industri jasa keuangan yang ada di dalamnya. Kemudian kegiatan
pengawasan sangat diperlukan dalam indstri jasa keunagan demi mengurangi
kecurangan kecurangan yang dapat merugikan konsumen.
5.2 Saran
Berdasarkan pengamatan penulis selama kegiatan magang, terdapat
beberapa usulan dan masukan yang perlu dipersiapkan oleh seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan laporan magang ini, baik dari Universitas
Mataram, Program Studi Hubungan Internasional, tenaga pengajar dan
mahasiswa, adalah sebagai berikut:
a. Perlu adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara Universitas
Mataram dengan Otoritas Jasa Keuangan demi membentuk kerja sama
dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas akademik dari kedua pihak.
b. Bagi para tenaga pengajar Universitas Mataram pada umumnya dan tenaga
pengajar Program Studi Hubungan Internasional Universitas Mataram
pada khususnya agar mengikuti isu-isu kajian terkini yang dibahas oleh
Otoritas Jasa Keuangan.

27
c. Adanya kolaborasi antar kedua belah pihak dalam berbagai kajian ilmiah
guna mendukung ketahanan ekonomi nasional Indonesia.
d. Bagi Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas
Mataram yang ke depannya akan melaksanakan Program Magang di
kantor OJK Provinsi NTB, hendaknya memiliki;
1. Penguasaan Bahasa Inggris yang baik secara aktif dan pasif.
2. Penguasaan yang baik di bidang teknologi dan informasi.
3. Pemahaman manajemen kantor dengan baik.
4. Penguasaan konsep dan teori hubungan internasional dengan baik,
agar dapat diimplementasikan dalam berbagai diskusi dan keadaan
yang ada.
5. Sikap yang sigap, tegas, disiplin serta komitmen yang tinggi dalam
menjalankan tugas.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/tentang-
epk/Pages/Struktur-Organisasi.aspx
Juita, Subaidah Ratna and Dhian Indah Astanti. 2018. “Kewenangan Otoritas Jasa
Keuangan (Ojk) Dalam Melakukan Fungsi Pengawasan Pada Lembaga
Perbankan Syariah.” Law and Justice 2(2):157–67.
Maulidiana, Lina. 2014. “Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga
Pengawas Perbankan Nasional Di Indonesia.” Keadilan Progresif 5(1):18.
Modul perlindungan konsumen diakses melalui URL
https://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-konsumen/berita-dan-
kegiatan/publikasi/Documents/Pages/Materi-Pelatihan-Perlindungan-Konsumen-
Pelaku-Usaha-Jasa-Keuangan/MODUL%20PERLINDUNGAN
%20KONSUMEN.pdf

Murdadi, Bambang. 2012. “Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga


Keuangan Baru Yang Memiliki Kewenangan Penyidikan.” Value Added
8(2):32–46.
OJK. 2015. “Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Edisi Kedua.” Otoritas Jasa
Keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. “Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Dan Pengawasan
MiKroprudenSial.”
Sari, Myla. 2020. Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam penelitian
Pendidikan IPA. 6 (1) : 42-53
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1

Gambar 1 : Kegiatan Foto Bersama Kepala Kantor OJK Provinsi NTB Setelah Pembekalan Oleh
Kepala Kantor OJK Provinsi NTB

Gambar 2

Gambar 2 : Kegiatan penjagaan Meja Surat Masuk dan Surat Keluar

Gambar 3
Gambar 3: Kegiatan Pemberian Materi Mengenai “Bisnis Perbankan Dan Pola Pengawasannya”
Oleh Bapak Ivan Selaku Staf OJK Provinsi NTB Bidang Pengawasan Perbankan

Gambar 4

Gambar 4 : Kegiatan Pemberian Materi Oleh Staf Tata Usaha OJK Provinsi NTB

Gambar 5
Gambar 5 : Kegiatan Setelah Pemberian Materi Tentang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
Oleh Staf OJK NTB

Gambar 6

Gambar 6 : Kegiatan Penandatanganan fakta Integritas Kantor OJK Provinsi NTB

Gambar 7
Gambar 7 : Kegiatan Sharring Session di kantor OJK

Gambar 8

Gambar 8 : Kegiatan Evaluasi Kinerja Semester II 2018 BPR Dan BPRS Di Wilayah Kerja
Otoritas Jasa Keuangan Provinsi NTB

Gambar 9
Gambar 9 : Kegiatan Pemindahan Data Rahasia Bank NTB

Gambar 10

Gambar 10 : Kegiatan Pengarsipan Data-Data dan Surat-Surat Rahasia OJK Provinsi NTB

Gambar 11
Gambar 11 : Kegiatan Pemberian Sosialisasi Tentang Budidaya Jamur Di Sekolah Jamur OJK
Provinsi NTB Di Desa Bentek Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara.

Gambar 12

Gambar 12 :Kegiatan Kunjungan Ke Sekolah Jamur OJK

Gambar 13
Gambar 13 : Kegiatan Foto Bersama Mentor Dan Pembimbing Setelah Presentasi Laporan Akhir

Gambar 14

Gambar 14 : Acara Perpisahan Dengan Mentor Yang Membimbing Selama Magang Berlangsung

Anda mungkin juga menyukai