0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan26 halaman
Bermain dan alat permainan penting untuk stimulasi dan tumbuh kembang optimal anak. Permainan memberi kegembiraan dan kesempatan belajar. Orang tua perlu memilih alat bermain sesuai usia dan kebutuhan anak serta mengawasi bermain dengan kasih sayang.
Bermain dan alat permainan penting untuk stimulasi dan tumbuh kembang optimal anak. Permainan memberi kegembiraan dan kesempatan belajar. Orang tua perlu memilih alat bermain sesuai usia dan kebutuhan anak serta mengawasi bermain dengan kasih sayang.
Bermain dan alat permainan penting untuk stimulasi dan tumbuh kembang optimal anak. Permainan memberi kegembiraan dan kesempatan belajar. Orang tua perlu memilih alat bermain sesuai usia dan kebutuhan anak serta mengawasi bermain dengan kasih sayang.
Stimulasi dalam tumbuh kembang anak Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang/ distimulasi orang tua agar optimal sesuai umurnya Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi Macam stimulasi berupa stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran) dan taktil (sentuhan) Arti bermaian bagi Anak Permainan merupakan sarana stimulasi yang penting untuk anak karena bisa memberi rasa kegembiraan dan kepuasaan Dalam Permaninan dan situasi bermain anak bisa mengukur kemampuan dan potensinya sendiri. Belajar memahami sifat benda, belajar menguasi benda dan memahami peristiwa Dalam situasi bermain anak bisa menampilkan fantasi, bakat, emosi dan kecenderungannya Misalnya sekelompok anak diberikan kertas dan gunting, maka tiap anak akan menghasilkan “karya” yang berbeda Bermain dengan Responsif • Responsif berupa sejumlah rekasi yang diberikan terhapap perilaku anak. Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat pujian dari ibu, dan perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. • Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. • Responsif berupa stimulasi verbal dan non verbal. Anak banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yang perlu dijawab sehingga akan mempengaruhi perkembangan kognitifnya (kecerdasan). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas bermain
1. Perhatikan Batas Aman
• Aspek keamanan saat anak bermain di luar ruangan yang perlu diperhatikan yang pertama adalah batas aman. Jika Moms membawa Si Kecil bermain di halaman belakang, penting untuk menentukan batas area. Misalnya sampai mana anak boleh bermain • Jangan sampai orang tua lalai memperhatikan tumbuhan, binatang, atau benda berbahaya yang mungkin saja bisa melukai si buah hati. Terus perhatikan anak dan jangan pernah ditinggal, apalagi jika anak masih dalam usia balita. 2. Keamanan Alat Bermain • Aspek keamanan saat anak bermain di luar ruangan yang perlu diperhatikan yang selanjutnya adalah keamanan alat bermain. • “Pastikan ukurannya tidak terlalu besar atau kecil, alat yang digunakan kuat, tingkat kesulitannya sesuai dengan kemampuan anak, dan tingginya sesuai dengan tinggi badan anak” • Jangan lupa juga pastikan tidak ada bagian yang tajam, berkarat, longgar, atau rusak yang dapat membahayakan anak. 3. Keamanan Diri • Aspek keamanan saat anak bermain di luar ruangan yang perlu diperhatikan yang selanjutnya adalah keamanan diri. Selain keamanan tempat bermain aspek keamanan lainnya yang perlu diperhatikan adalah keamanan diri Si Kecil. • Misanya Moms mengajak anak bersepede keliling kompleks, jangan lupa untuk memakaikannya helm, serta pelindung siku dan lutut jika diperlukan. • Jika anak bermain bola bersama temannya, jangan lupa untuk pakaikan pelindung lutut juga. Untuk bagian lengan, Pakaikan baju lengan panjang yang tipis dan nyaman. 4. Bimbingan dan Pengawasan Orang Tua • Aspek keamanan saat anak bermain di luar ruangan yang perlu diperhatikan yang selanjutnya adalah bimbingan dan pengawasan orang tua. Anak bermain di luar ruangan bersama teman, bukan berarti bisa melepaskan pengawasan begitu saja. • Tetap penting untuk selalu memperhatikan anak walaupun ia sibuk bermain. Jangan sampai karena lalai sedikit, anak menjadi terluka dan celaka. Tetap pastikan mereka berada dalam pengawasan • Sebaiknya tidak terpacu pada gadget dan simpanlah HP selama permainan berlangsung, agar mata dan tangan kita selalu siap sedia dikala anak butuh bantuan. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain
Untuk menghindari rasa bosan si Kecil
kala bermain, ada baiknya mengeluarkan 4-5 macam mainan dalam sehari. Seminggu sekali, gantilah mainan itu dengan jenis berbeda. Tak perlu mainan yang mahal atau canggih, yang penting ia senang memainkannya dan mainan itu melatih berbagai aspek penting untuk perkembangannya. • Lokasi yang menyenangkan. Orang tua dalam hal ini disarankan agar tidak ambisius mengambil peran anak. Jadi biarkan sang buah hati yang memanfaatkan ruang itu dan menciptakan suasana senang menurut versinya. Situasi yang menyenangkan bisa membuat kemampuan anak belajar optimal, sehingga pengetahuan akan terserap dengan mudah. • Berpusat pada anak. Orang tua dilibatkan hanya sebagai pengawas, sedangkan anak dibebaskan memilih permainan yang disukainya. • Jika anak sedang condong pada motorik kasar seperti berlarian pastikan Anda hanya menjaganya dari belakang untuk menghindari anak terjatuh. Begitu juga jika ingin pada motorik halus seperti memainkan mainan sambil duduk. “Orang tua hanya terlibat seperti memberikan variasi, permainan mana yang sesuai dengan yang dimain kan,” Keuntungan bermain • Bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah ’makanan’ yang penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk pertumbuhan badan. • Bermain bagi anak tidak sekedar mengisi waktu luang saja, tetapi melalui bermain anak belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-ototnya, melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya. Sehingga dengan bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup Alat permainan edukatif (APE) • Pada saat ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anak prasekolah yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin, dengan menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik (kegiatan-kegiatan yang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak), aspek bahasa (dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek kecerdasan (dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek sosial (khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat). Kesalahan dalam aktivitas Bermain 1. Waktu bermain berlebihan. Jika anak terlalu banyak bermain, akan timbul kebosanan dan waktu untuk melakukan aktivitas lain yang bermanfaat jadi berkurang. 2. Porsi main sendiri dan main bersama teman tidak seimbang. Main bersama teman sebaya memang penting untuk mengasah sosialisasi anak, tetapi anak juga butuh waktu untuk bermain seorang diri. Dengan bermain sendiri, anak berkesempatan untuk mengembangkan diri secara personal dan bebas berimajinasi. Jadi, keduanya harus seimbang. 3. Ada penekanan berlebihan untuk main sesuai jenis kelamin anak. Misalnya, anak perempuan hanya boleh main boneka, bukan mobilmobilan, padahal anak di usia dini perlu diperkenalkan dengan berbagai jenis permainan dan mainan. Kesalahan dalam aktivitas Bermain 4. Alat permainan tidak tepat. Alat permainan tidak tepat apabila berbahaya (mengandung cat beracun, misalnya), pilihan orang tua yang dipaksakan, terlalu sedikit jenisnya, terpaku pada label usia pada kemasan mainan (padahal kebutuhan setiap anak berbeda), terlalu rumit atau sebaliknya terlalu mudah, dan terlalu rapuh sehingga mudah rusak (membuat anak enggan memainkannya lagi). 5. Terlalu banyak atau terlalu sedikit campur tangan orang tua. Ada orang tua yang menganggap anak sudah tahu cara memainkan mainannya sehingga merasa tak perlu memberikan arahan. Ada yang merasa anaknya tidak tahu apa-apa sehingga perlu diajari secara detil. Keduanya tidak baik bagi anak. Pada kasus yang pertama, anak akan cepat bosan karena tidak tahu cara lain untuk memainkannya, sedangkan pada kasus yang kedua, anak akan merasa tidak bermain karena terlalu banyaknya hal yang diajarkan Kesalahan dalam memilih alat permainan Memberi alat permaianan yang tidak sesuai usia anak Memilih alat permaianan hanya karena harga murah tanpa mempertimbangkan kualitas “ Ada harga, ada rupa” Perhatikan keamanan mainan ( jenis plastik/jenis cat), tidak terlalu kecil sehingga risiko tertelan/tersedak, sudutnya tidak tajam dan tidak kasar sehingga berisiko menggores jari Pilih mainan dari bahan yang awet tahan banting (durable)karena anak cenderung suka membanting Cek sambungan mainan yang tidak mudah lepas/patah sehingga komponennya mudah hilang Cara menolong anak untuk bermain Lakukan dengan penuh kasih sayang dan disertai doa Sediakan alat permainan yang aman sesuai usia dan tempat bermain yang aman Dampingi anak saat bermain dan perhatikan dengan seksama tahap perkembangannya Beri penjelasan cara bermain, jika perlu berikan contoh Latih dengan tekun dan bantu bila ada kesulitan saat bermain Yang penting bukan hanya jenis dan mahalnya alat permainan tapi kesempatan untuk bergembira dan melatih diri Jangan mengganggu anak yang sedang asyik bermain, berikan waktu bermain yang cukup Beri dorongan, puji anak saat betul dan bimbing lagi bila masih salah Ciri alat permainan untuk anak dibawah usaha 5 tahun Seorang ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi perkembangan intelektual juga diperlukan. Bermain merupakan ”sekolah” yang berharga bagi anak sehingga perkembangan intelektualnya optimal. • Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan yang distimuli: 1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar: Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong 2. Motorik halus: Gunting, pensil, bola, balok, lilin. 3. Kecerdasan/kognitif: Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio. 4. Bahasa: Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV 5. Menolong diri sendiri: Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki 6. Tingkah laku social: Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir, bola, tali. 0 – 12 bulan Alat permainan yang dianjurkan: - Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang - Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka - Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang - Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara - Alat permainan berupa selimut dan boneka - Giring-giring 12-24 bulan Alat permainan yang dianjurkan: - Genderang, bola denga giring-giring didalamnya - Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik - Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok, botol plastik, ember dll.), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna. 25-36 bulan Alat permainan yang dianjurkan: - Lilin yang dapat dibentuk - Alat-alat untuk menggambar - Puzzle sederhana - Manik-manik ukuran besar - Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda - Bola 37-72 bulan Alat permainan yang dianjurkan: Berbagai benda dari sekitar rumah, bulu bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah • Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala • Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah: 1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh) 2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll) 3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan) 4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).