Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGARUH HARGA TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN


DALAM INDUSTRI PARIWISATA
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas………….

Oleh:

__________________________
NIM.

FAKULTAS______________________
UNIVERSITAS_______________
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan atas segala nikmat, hidayah
dan perlindungan-NYA, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas matakuliah………………..
Makalah ini berjudul “Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Wisatawan Dalam
Industri Pariwisata”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan


petunjuk, serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
yang terhormat pembimbing penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk lebih sempurnanya makalah ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.

............., 18 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian.................................................................. 1
BAB II LITERATUR REVIEW......................................................... 2
A. Harga.................................................................................... 3
B. Kepuasan Konsumen........................................................... 7
C. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Konsumen............... 11
BAB III PEMBAHASAN.................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pariwisata pada era ini telah tumbuh serta berkembang menjadi salah satu
sektor unggulan perekonomian di Indonesia. Sektor pariwisata di Indonesia
mempunyai peranan yang berarti dalam membangun suatu negri, khususnya
perekonomian negara, sebab pariwisata merupakan salah satu dari sumber
pendapatan potensial. (Wiwin 2018). Dari tahun ke tahun pariwisata telah
menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang tetap sama.
Pariwisata modern di era saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia
sehingga menimbulkan terbentuknya hubungan antar bidang, antar bangsa, dan
antar individu yang hidup di dunia ini. Jika kita melihat perkembangan teknologi
informasi yang sangat pesat pada masa ini juga mempercepat dinamika
globaliasi dunia, termasuk juga di dalamnya perkembangan dunia hiburan,
rekreasi dan pariwisata (Bagus Rai Utama, I Gusti 2014).
Dalam industri pariwisata ppengelola harus pandai menggunakan strategi,
sebab penggunaan startegi yang tepat dapat meningkatkan jumlah pengunjung
yang datang untuk berwisata. Ada banyak strategi yang bisa digunakan seperti
penerapan harga yang lebih murah dengan pesaing, mengunakan permainan yang
lebih lengkap dan menarik, lokasi yang nyaaman , fasilitas yang lengkap dan
ditunjang dengan lokasi yang strategis, poin-poin tersebut akan mempengaruhi
kepeutusan pengunjug dalam memlih tempat wisata.
Pengelola juga memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan sektor
wisata bagaimana agar dapat menarik minat pengunjung dengan harapan agar
konsumen datang berkunjung ke objek wisata. Selain itu yang perlu di perhatikan
oleh pengelola tidak hanya sebatas keunggulan/keunikan produk atau jasa yang
ditawarkan tetapi focus pada strategi pemasaran khususnya penetapan harga.
Karena harga merupakan unsur pemasaran satu-satunya yang memberikan

1
pendapatan bagi industri. (Tjipno, 2008 : 151). Apajadinya jika pengelola
industri salah dala menetapkan harga, maka akan mengganggu seluruh kegiatan
opersaional serta akan mengancam kelangsungan usaha. Penetapan harga sangat
penting, karena sebelum berswisata pengunjung akan melihat harga objek wisata
yang akan dikunjunginya apakah cocok dengan kondisi ekonominya atau tidak.
Oleh sebeb itu harga yang dibuat oleh pengelola hendaknya menyesuaikan
dengan harapan wisatawan yang berkunjung. (Sirat and Puddin 2018).

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengelola industri pasriwisata kedepannya


harus dapat memahami srategi yang harus digunakan untuk menang dari
persaingan. Pengelola harus yakin bahwa kunci dalam memenangkan persaingan
ialah memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui pemberian produk dan
jasa yang bermutu denga harga yang dapat bersaing. Hal tersebut yang dapat
memotivasi para pelaku industri pariwisata untuk menciptakan strategi agar
mampu menciptakan kepuasan konsumen dan unggul dibandingkan
kompetitornya.(Hamid 2015)

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga terhadap
kepuasan wisatawan dalam industri pariwisata.

2
BAB II
LITERATUR REVIEW
A. Harga
1. Definisi Harga
Terdapat beberapa definisi tentang harga yang dikemukakan oleh para
pakar bagi Lupiyoadi (dalam Rizky Teguh, 2015 :5) “ harga merupakan
berbagai utilitas yang dipunyai oleh sebuah produk ataupun jasa yang
dibanding dengan berbagai macam anggaran (pengorbanan) yang di
timbulkan dalam konsumsi jasa tersebut “.
Hal teresebut sesuai juga pendapat yang dikemukakan oleh Kotlter
serta amstrong (2012 :430) “ harga yakni jumlah semua nilai konsumen
yang ditukarkan dalam rangka mendapatakan utlilitas dan mempunyai
ataupun memanfaatkan produk ataupun jasa”.
Jadi bersumber pada berbagai pendapat para pakar tersebut kita dapat
menarik kesimpulan bahwa harga ialah faktor berarti dalam suatu industri
ataupun produsen sebab harga pula bagaikan perlengkapan tukar, dimana
dengan terdapatnya harga hingga industri ataupun produsen hendak
memperoleh keuntungan lewat transaksi proses penukaran benda ataupun
jasa. istimewanya dalam perihal ini produk pariwisata yang cocok dengan
kebutuhan maupun kemauan para konsumen ataupun pengunjung. Tiap-
tiap industri tentunya mempunyai strategi berbeda dalam menetapkan
harga, sehingga keputusan penetapan harga yang di ambil industri
pariwisata sehingga tidak menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Berikut ini ialah merupakan strategi penetapan harga :
1. Strategi penetapan harga baru
Pada strategi ini harga yang diresmikan atas suatu produk baru harus
wajib bisa memberikan sebuah pengaruh yang baik bagi
pertumbuhan pasar. Serta untuk menghindari munculnya persaingan

3
yang lumayan ketat. Ada dua perihal hal yang butuh dicermati dalam
penetapan harga produk baru (Tjiptono, 2008 : 171) :
a) Skimming price, ialah strategi yang mentepakan harga besar pada
sesuatu produk baru, dilengkapi dengan kegiatan promosi yang
gencar.
b) Penetration pricing, ialah strategi dengan menetapkan harga
rendah pada dini pembuatan, dengan tujuan bisa mencapai pangsa
pasar yang lebih bersar serta sekalian menghaulaunya masuk para
pesaing.
2. Stategi Penetapan Harga Produk yang telah mapan
Strategi penetapan harga salah satunya di kemukakan oleh Tjiptono
(2008 : 174) industri wajib meninjau kembali strategi penetapan harga
serta produknya yang sudah tersebar maupun yang belum dipasarkan
supaya membiasakan dengan keadaan industri itu sendiri. Berikut ini
ialah merupakan strategi penetapan harga produk yang sudah mapan,
yakni :
a) Mempertahankan harga ialah strategi dengan tujuan
memepertahankan posisi dalam pasar dengan tujuan
meningkatkan citra yang baik di warga masyarakat.
b) Menurunkan harga, ialah strategi yang sulit untuk dilaksanakan
karena industri harus memiliki keahlian finansial yang besar,
sebaliknya jika salah dalam menentukan harga industri akan
mendapat keuntungan yang kecil bahkan mengalami kerugian.
c) Menaikan harga ialah strategi industri dengan kebijakan
menaikan harga dengan tujuan mempertahankan peluang dalam
periode inflasi guna melaksanakan segmentasi pasar tertentu.

4
Dari seluruh elemen pemasaran, dapat kita lihat jika penentuan
hargalah yang amat susah dibuat. Oleh karena itu penentuan harga untuk
produk pariwisata wajib memperhitungkan kompleksitas yang di
timbulkan oleh karakter musimannya, perbandingan dalam segmen pasar
( musim liburan atau hari-hari besar).

Dalam penelitian Helena Sirait(2018) terdapat 4 acuan yang


digunakan dalam riset ini :

a. Keterjangkauan harga ialah kemampuan daya beli konsumen atas


barang yang dibelinya.
b. Kesesuaian harga dengan mutu produk, mutu produk yang diperoleh
sebanding dengan hargaataupun lebih besar dari besaran uang yang
dibayarkan.
c. Daya saing harga, keahlian dalam menentukan harga yang didapat
dengan harga produk yang lain.
d. Kesesuaianan harga dengan utilitas yang dirasakan lebih besar ataupun
sama dengan yang sudah dikeluarkan untuk memperoleh produk yang
dibelinya.(Sirait and Puddin 2018)

3. Peranan Harga untuk Konsumen.


Pendapat yang dikemukakan oleh Tjiptono (2006:82) kebanyakan
konsumen sangat peka terhadap harga, namun juga memikirkan aspek
lain (semacam citra merek, posisi toko, layanan, nilai (value), fitur
produk, serta mutu). Tidak hanya itu, anggapan konsumen terhadap mutu
produk kerapkali dipengaruhi oleh harga. Kotler et al. (2002:12)
menyatakan pendapatnya kalau konsumen cenderung memandang harga
akhir serta baru setelah memutuskan apa nilai yang mereka terima
memanglah baik. Zeithaml (1988) dalam Tjiptono (2006:203) mengenali

5
4 definisi nilai bersumber perspektif pelanggan yang berimplikasi pada
alternatif strategi penetapan harga jasa.
a) Nilai (value) merupakan harga murah
b) Nilai merupakan semua yang saya inginkan dari suatu produk atau
jasa.
c) Nilai merupakan mutu yang akan saya peroleh dari harga yang di
bayarkan.
d) Nilai merupakan seluruh yang akan saya miliki dari seluru yang akan
saya bagikan.

4. Terdapat sebagian aspek yang mempengaruhi dalam menetapkan harga :


a) Faktor-faktor dari dalam, yang terdiri dari ; tujuan pemasaran industri
sasaran industri, pertimbangan organisasi, pengeluaran serta strategi
bauran pemasaran.
b) Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari ; suasana serta permintaan
pasar, persaingan, harapan perantara, serta faktor-faktor kawasan
semacam, keadaaa sosial ekonomi, kebijakan dan peraturan
peemerintah, budaya serta politik.(Harahap 2014)

5. Pengukuran harga
Industri wajib menetapkan harga jual pada saat mendirikan industri
pertama kali, yang paling utama produk baru. Penetapan harga jual
berpotensi jadi sesuatu permasalahan sebab keputusann penetapan harga
jual sangat kompleks serta wajib mencermati bermacam aspek yang
mempengaruhinya. Pengukuran harga diukur dengan indikator harga
sebagai berikut (Stanton, 2003) :
a) Ketejangkauan harga

6
Keterjangkauan harga memiliki arti sebagai sesuatu yang terhitung
ataupun sejauh mana suatu benda bisa dijangkau, serta diukur dengan
bayaran relatif terhadap jumlah yang pembeli sanggup bayarkan.

b) Kesesuaian harga dengan mutu produk


Harga bisa membuktikan mutu dari sebuah merk, dari suatu produk,
dimana konsumen memiliki asumsi kalau harga yang mahal umumnya
memiliki mutu yang baik. Secara umum rata-rata harga memiliki
pengaruh positif dengan mutu,jika semakin tinggi harga maka semakin
tinggi pula mutunya.
c) Kesesuaian harga dengan utilitas.
Konsumen memiliki asumsi terdapat ikatan yang positif antara harga
serta utilitas dari sebuah produk,hingga mereka hendak menyamakan
produk yang satu dengan produk yang lainnnya, serta barulah
konsumen mengambil keputusan apakah konsumen akan membeli
suatu produk serta merasakan kepuasan dari produk tersebut.
d) Daya saing harga,
Pada dasarnya suatu daerah yang mempunyai sebuah produk yang
hendak sukses bila sesuatu produk yang di buat lebih dari yang lain
sehingga harga dibuatnya akan semakin besar. Dapat kita simpulkan
bahwa semakin baik produk yang diciptakan bakal sanggup bersaing
dengan produk lainya.(Intan and Eviana n.d.)

B. KEPUASAN KONSUMEN
Kepuasan pelanggan sudah jadi konsep yang inti dalam wacana bisnis
serta manajmen. Pelangga ialah fokus utama dalam pembahasan tentang
kepuasan dan kualitas jasa. Oleh sebab itu, pelanggan memegang perananan
yang lumayan berarti dalam mengukur kepuasan terhadap produk ataupun

7
pelayanan yang di bagikan industri. Banyak riset tadinya menerangkan kalau
kepuasan pelanggan saling terkait dengan perbandingan anatara kemauan
serta kinerja produk/jasa yang diterima. Dalam konteks pariwisata, kepuasan
ialah fungsi dari harapan saat sebelum kunjungan serta pertemuan pasca
kujungan. Saat sebelum pergi berwisata, pengunjung umumnya mengevaluasi
keputusan mereka mengenai objek wisata yang akan dikunjungi berdasarkan
tingkat puas atau tidaknya mereka terhadap destinasi wisata serta
memutuskan apakah akan kembali berkunjung atau tidak pada destinasi
wisata tersebut.(Khansa and Farida 2016)
Menurut pendapat yang di kemukakan oleh Zeithaml, et al (2006 )
kepuasan konsumen bisa didefinisikan sbagai bagian dari evaluasi pelanggan
dari produk ataupun jasa yang sudah memenuhi kebutuhan pelanggan serta
harapan konsumen. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan serta harapan
pelanggan diasumsikan seperti ketidakpuasan dengan layananproduk atau
jasa. Pada dasarnya, kepuasan dan ketidakpuasan konsumen atas produk
ataupun jasa hendak mempengaruhi pada pola sikap berikutnya. Apabila
konsumen merasa puas, mereka hendak membuktikan besarnya kemungkinan
akan kembali membeli produk ataupun jasa yang sama. Pelanggan yang puas
pula cenderung hendak membagikan pilihanyang baik atas produk ataupun
jasa yang telah mereka gunakan kepada orang lain.(Hamid 2015)
Selain itu menurut pendapat yang dikemukakan Lupiyoadi (2013)
kepuasan serta ketidakpuasan konsumen atapun produk atau jasa hendak
mempengaruhi pada pola sikap berikutnya ialah :
a. Atensi pemakainan ulang, pengunjung yang merasa puas sehabis
berkunjung kesuatu tempat yang mempunyai daya tarik wisata, pada lain
waktu akan kembali mengunjungi tempat wisata tersebut

8
b. Benda ataupun jasa yang berkualitas, pengunjung hendak merasa puas
bila atraksi/kegiatan serta perihal yang lain yang dinikmati selama berada
di suatu daya tarik wisata telah mampu memenuhi harapan.
c. Kesediaan untuk merekomendasikan. Merekomendasikan ialah bentuk
dari wujud kepuasajn yang dialami konsumen. pengunjung yang merasa
puas atas kunjungannya ke tempat wisata yang menarik, akan
merekomendasikan tempat wisata yang menari tersebut kepada orang
lain.(Intan and Eviana n.d.)
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu penunjuk kedepan yang
hendak akan mempengaruhi bisnis industri dalam segala bidang, sebab
kepuasan yang hendak mengukur bagaimana asumsi pelanggan terhadap
masa depan bisnis ataupun industri. bila kinerja serta pelayanan yang di
berikan kepada pelanggan berada di bawah harapan, pelangggan menjadi
tidak puas. Hal tersebut bisa berdampak negatif untuk industri. Hal tersebut
dapat berakibat pada menurunnnya jumlah pelangan serta pelanggan tidak
tertarik lagi memakai jasa indusytri tersebut, sehingga akan berakibat pada
menurunnya keuntunga perusahaan. Terbentuknya kepuasan pelanggan
sebenarnya dimulai dari hubungan mulut ke mulut berupa U, dimana apabila
seseorang puas dengan pelayanan yang didapatkan maka orang tersebut parti
akan menyebarkan kabar positif dari mulut ke mulut.
Berdasarkan berbagai definisi tentang kepuasan, didapatkan
kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan mencakup perbandingan antara
harapan pelanngan dengan kinerja ataupun hasil yang pelanggan rasakan.
Penilainan kepuasan pelannggan memiliki 3 bentuk yang berbeda, ialah ;
1. Positif disconfirmation, artinya kinerja lebih baik dari harapan.
2. Simpel konfirmasi , artinya sama dengan yang diharapkan
3. Negatif diskonfirmasi, dimanan kinerja tidak sesuai dengan yang
diharapkan

9
Tidak hanya itu menurut Kotler (2010 : 118) kepuasan pelanggan bisa diukur
dengan berbagai macam metode dan Teknik. Ada 4 caya yang dapat
dilakukan untuk mengukur kepuasan pelanggan menurut yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran. Industri yang memberikan kesempatan penuh
untu pelanggan dalam menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan ialah
industri yang berorientasi pada pelanggan (costumer oriented).
2. Surevei kepuasan pelanggan. Sesekali industri butuh melaksanakan survei
kepuasan pelanggan terhadap kulaitas jasa ataupun produk industri
tersebut. Survei ini bisa coba dilakukan dengan penyeberakan kuisioner
kepada para pelanggan. Melalu survei tersebut industri dapat mengetahui
kekurangan serta kelebihan produk ataupun jasa industri tersebut sehingga
perusahaan bisa melaksanakan perbaikan pada berbagai aspek yang
dianggap kurang oleh pelanggan.
3. Ghost Shopping adalah cara yang dilakukan dengan memperkerjakan
beberapa orang dari perusahaan untuk bersikap baik kepada pelanggan di
industri pesaing. Dengan tujuan para gost shopper tersebut dapat mengenali
kualitas pelayanan industri pesaing sehingga bisa dijadikan sebagai koreksi
terhadap mutu pelayanan perusaan itu sendiri.
4. Analisa pelanggan yang hilang. Cara ini dilakukan industri dengan cara
menghubungi kembali pelanggannya yang sudah lama tidak berkunjung
ataupun melakukan pembelian lagi di industri tersebut karena telah
berpindah ke industri pesaing. Selain itu, perusahaan dapat menanyakan
sebab-sebab kepindahaan pelanggan ke industri pesaing.
Ada pula tiga aspek berartu yang menyangkut kepuasan pelanggan menurut
pendapat fornel, 1992 dalam Tjipno dan Chandra yaitu : kepuasan secara
umum ataupun totalitas, konfirmasi harapan,serta perbandingan pada istuasi
yang sempurna.(Ahror 2017)

10
Permintaan terhadap produk pariwisata pula dipengaruhi oleh sikap
konsumen, sikap konsumen ialah hal-hal yang mendasari konsumen dalam
membuat keputusan pembelian. Dimana Ketika memutuskan hendak
membeli sesutu benda atau produk, tertentu kita sebagai konsumen
sebaiknya senantiasa memikirikan terlebih dahulu benda yang hendak dibeli.
Mulai dari mutu, kualitas, fungsi ataupun keunggulan barang tersebut dan
sebagainya. Kegiatan memikirkan, mempertimbangkan, serta
mempertanyakan barang saat sebelum membeli merupakan atau termasuk
dalam sikap konsumen. Dapat kita tarik kesimpulan , bahwa sikap konsumen
tidak dapat dipisahkan kaitannya dengan pembelian serta penjualan benda
dan jasa.
C. Pengaruh harga terhadap kepuasan wisatawan
Dari beberapa literatur di dapatkan bahwa terdapat pengaruh harga
dengan kepuaasan wisatawan. Penelitian yang Rezki Teguh Sulistiyana
(2015) mengemukakan jika harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Hal tersebut sesuai dengan dengan pendapat zethaml (1998)
dalam Tjiptono (2006) semakin murah harga suatu jasa, semakin besar
nilainya. Ketika nilai yang dirasakan oleh pelanggan semakin besar atau
tinggi terhadap sesuatu produk ataupun jasa, konsumen merasa denga
konsumsi produk atau jasa teresebut mampu memberikan kepuasan.(Hamid
2015)
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Oryz
Agnu (2015) beradasarkan hasil pengujian hipotesisnya harga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung yang berarti bahwa ada
hubungan harga dengan kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini juga di
dukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Cronin et al., 2000 ;
Anderson et al., 1994; Herman et al, 2007 yang mengungkapkan hasil

11
penelitiannya bahwa persepsi harga memiliki pengaruh positif serta
signifikan terhadap kepuasan.(Ekonomi et al. 2019).
Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Desi Kurnia Rahmawati
yang menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pengunjung. Bila harga yang di tetapkan sesui dengan yang di
harapkan oleh pengunjun, maka kepuasan pengunjung akan semakin
meningkat.
Evaluasi terhadap harga sebuah produk dikatakan mahal, murah
ataupun biasa saja tergantung dari tiap konsumen tidak harus sama. Penilaian
tergantung pada anggapan konsumen yang dilatar belakangi oleh kondisi
ekonomi, lingkungan sosial. Dan kondisi individu.
Evaluasi harga bisa kita lihat dari kesesuaian anatara sesuatu
pengorbanan consume terhadap sesutu nilai yang di terimanaya setelah
konsumen tersebut melakukan pembelian, dari situlah konsumen
mempresepsi dari produk atau jasa tersebut. Pemikiran yang positif ialah
hasil dari rasa puas akan sesautu pembelian yang dilaukan oleh pelanggan,
sedangkan pandangan negatif merupakan suatu bentuk dari ketidak puasan
pelanggan terhadap produk serta jasa yang di belinya.

12
BAB III
PEMBAHASAN

Sebelum kita membahsa pengaruh harga terdap kepuasan konsumen dalam


industri pariwisata kita harus mememahi pengertian harga. Harga atau dalam Bahasa
inggris disebut “price” merupakan nilai suatu benda yang dinyatakan dalam uang
(Alma, 2007). Dalam menentukan harga jual berasal dari harga pokok sebaliknya
harga benda atau barang ditetapkan oleh beberapa besar biaya yang di korbankan
untuk mendapatkan ataupun memproduksi barang tersebut. Dalam industri pariwisata
sangatlah penting untuk memastikan harga, hal tersebut sesuai dengan riset yang
dilakukan oleh Desi Kurnia Rahmawati bahwa harga sangat berbengaruh signifikan
pada kepuasan pengunjung, riset terebut juga di dukung oleh hasil riset Rezki Teguh
Sulistiyana (2015) yang mengemukakan bahwa harga berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Tetapi evaluasi terhadap juga dipengaruhi oleh

13
pandangan dari masing-masing konsumen yang di latar belakangi oleh berbagai
macam kondisi seperti: kondisi ekonomi, kondisi individu serta lingkungan sosial
yang berbeda beda. Tidak hanya dari latar belakang konsumen yang berbeda
penilaian harga oleh konsumen tergantung dengan kuliatas layanan yang diterimanya
apakah memberikan kepuasan ataupun ketidakpuasan.

Kata kepuasan itu sendiri berasal dari Bahasa latin “satis” yang berarti cukup
baik atau mencukupi serta “fatio” (melakukan atau membuat). Jadi kepuasan aadalah
“upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu mencukupi. Konsumen
merupakan orang yang menggunakan barang ataupun jasa oleh sebeb itu kepuasan
pengunjung sangatlah berarti dan yang paling utama, sebab bila pengunjung merasa
puas dengan produk wisata yang memenuhi keinginan dan kebutuhannya dalam
berwisata serta pelayanan yang diberikan maksimal, maka pengunjung akan
memperoleh pengalaman yang sangat menyenangkan sehinga mendorong minat
pengunjung untuk kembali lagi datang berkunjung ke tempat wisata tersebut karena
memperoleh kepuasan.

Dalam riset industri pariwisata tidak di pungkiri memanglah harga


memberikan peranan yang sangat penting terhadap pandangan pengunjung tentang
kualitas produk pariwisata yang mereka beli. Pengunjung berharap bisa meneriman
pelayanan yang lebih apabila membayar dengan harga yang lebih mahal. Hal tersebut
juga berdampak terhadap pandangan pengunjung terhadap tingkatan pelayanan yang
lebih tinggi karena membayar harga yang tinggi, serta akan menarik atensi
pengunjung yang lebih tinggi pula.

Berbagai riset telah melaporkan bahwa pandangan terhadap harga dapat


mempengaruhi sikap pembelian pengunjung. Salah satu riset mengatakan jika
sebagian besar pengunjung memilih produk wisata karena pegaruh pandangan harga.
Oleh karena itu kebijakan harga merupakan salah satu aspek penting dalam
pemasaran, dapat ditafsirkan bahwa perubahan harga ialah senjata untuk melindungi

14
marketing manager terhadap macam-macam efek yang mungkin timbul atau akan
dihadapinya.

Keputusan marketing dalam merendahkan ataupun menaikan harga


merupakan suatu kebijakan yang bisa diperhitungkan, apakah dengan melakukan
perubahan harga dapat meningkatkan pendapatan (revenue) dan keuntungan (profit).

Menurunya pengasilan pada industri pariwisata juga bisa diakibatkan karena


minimnya pengeluaran untuk melakukan publikasi atau promosi serta demikian pula
kebalikannya, dimana pada era modern ini promosi sangatlah mudah dilakukan
dengan perkembangan teknologi informasi. Jadi dalam menetapkan harga yang besar
juga harus didukung dengan aktivitas publikasi dan promosi yang intensif atapun
harga yang tinggi dapat di kompensasikan dengan potongan harga (discount) yang
diberikan oleh pengelola wisata untuk menarik pengunjung datang ke tempat wisata.
Selain promosi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang saat ini,
pengaruh promosi word of mouth sangatlah berpengaruh terhadap keputusan
berkunjung wisatawan hal tersbut sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Gusti
Wahyuning Vilda dkk (2016) yang menyatakan bahwa Word of Mouth sanggup
mempengaruhi variasi keputusan berkunjung wisatawan. Hal tersebut juga sejalan
dengan riset yang telah dilakukan oleh Setyoroni et al (2018) yang menyatakan
bahwa word of mouth memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pengunjung dan daya tarik wisata berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
berkunjung. Hal ini berarti apabila komunikasi word of mouth disampaikan dengan
baik kepada calon wisatawan lain maka keputusan berkunjung wisatawan meningkat.
(Hartaroe, Mardani, and Abs 2016).

Dari berbagai macam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa harga sangatlah
berpengaruh terhadap persepsi pengunjung dalam pengmbilam keputusan pembelian,
dan lebih dari sebagian pengunjung beralih untuk berkunjung ke tempat wisata yang
lain jika tempat wisata tersebut menarwarkan harga yang lebih murah dengan fasilitas

15
yang baik. Pandangan harga yang buruk dari pengunjung juga memiliki dampak yang
buruk terhadap kepuasan dan loyalitas pengunjung objek wisata. Karena merupakan
aspek yang utama dalam membuat keputusan pemesanan. Hal ini menegaskan
perlunya industri yang bergerak dalam industri pariwisata dapat menawarkan nilai
proporsi harga yang sangat kuat, yang mencakup pula pelayanan yang unggul kepada
pelanggan. Harga bahkan telah ditemukan lebih berarti dari pandangan tentang mutu
yang paling utama jika terdapat perubahan-perubahan harga.

Harga yang di bayar pengunjung cenderung mempengaruhi nilai lebih dari


suatu produk yang di tawarkan bukan mutu. Hal ini menunjukan bahwa nilai harga
memilikli pengaruh yang sangat besar pada loyalitas daripada kualitas. Namun perlu
kita pahami juga bahwa loyalitas, yang merupakan produk kepuasan secara
keseluruhan (pelayanan, mutu serta harga), terkait dengan toleransi harga akan lebih
menguntungkan. Hal ini berarti bahwa perusahaan dalam industri pariwisata yang
berhasil mendapatkan kepuasan dan loyalitas dari pengunjung akan lebih mungkin
mengenakan harga yang lebih tinggi untuk pelayanan dangan pengalaman yang
mereka tawarkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Utama, I Gusti Bagus Rai. 2014. Pengantar Industri Pariwisata. Yogyakarta :


deepublish

Ahror, Ubaidillah AL. 2017. “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, HARGA


DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN CAFE MILKMOO
Hendri Soekotjo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya.” 6.

Ekonomi, Jurnal et al. 2019. “PENGUNJUNG DI OWABONG MELALUI


KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI.” 21.

Hamid, Djamhur. 2015. “PENGARUH FASILITAS WISATA DAN HARGA


TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN ( STUDI PADA MUSEUM
SATWA ).” 25(1): 1–9.

Harahap, Kurnia Alamsyah Effendy. 2014. “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan,


Harga, Dan Promosi Terhadap Kepuasan Pengunjung Di Museum
Ronggowarsito Semarang.” Skripsi, Fakultas Ekonomi & Bisnis.

Hartaroe, Brina Putri, Ronny Malavia Mardani, and M Khoirul Abs. 2016. “Prodi
Manajemen.” : 82–94.

Intan, Afridah, and Nova Eviana. “KEPUASAN WISATAWAN DI TAMAN MINI


INDONESIA.”

Khansa, Verissa Rana, and Naili Farida. 2016. “BERKUNJUNG KEMBALI


MELALUI KEPUASAN ( Studi Pada Wisatawan Domestik Kebun Raya
Bogor ).” Diponegoro Journal Of Management: 02–11.

Sirait, Helena, and Khafi Puddin. 2018. “Pengaruh Harga Dan Fasilitas Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Bukit Gibeon Kecamatan
Ajibata Kabupaten Toba Samosir.” Jurnal PLANS : Penelitian Ilmu Manajemen dan
Bisnis 13(1).

Wiwin, I Wayan. 2018. “Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Wisatawan Dalam


Industri Pariwisata.” Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Agama Dan Budaya
3(2): 72.

Anda mungkin juga menyukai