Anda di halaman 1dari 12

BISNIS PARIWISATA

(SUMBER-SUMBER PENDANAAN KEPARIWISATAAN)

OLEH

Shamia (1807521034)

Nova Widya Ningsih (1807521038)

Ni Luh Dila Diah Paramita (1807521040)

I Gusti Ayu Widya Ari Cahyathi (1807521102)

Ni Putu Melina Winda Putri (1807521122)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2019
Kata pengantar

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan
rahmat-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sumber-
Sumber Pendanaan Pariwisata mata kuliah Bisnis Pariwisata. Makalah ilmiah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah Sumber-Sumber Pendanaan Pariwisata ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Denpasar, November 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang
mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang
luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada
umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin
banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.

Dalam cakupan jenis-jenis industry, terdapat jenis industry Pariwisata. Industri ini
begerak di bidang pariwisata. Sebagian besar, industry pariwisata di Indonesia berada di bawah
kekuasaan Mentri Pariwisata. Kementrian tersebut, bertugas mengatur dan mengembangkan
Industri Pariwisata.

Pengembangan pariwisata, peningkatan ekonomi, kesempatan kerja, perubahan gaya


hidup, semuanya muncul bersamaan. Semuanya erat hubungannya dengan perubahan
lingkungan fisik yang akan terjadi. Semua itu akan berakibat eksploitasi berlebihan terhadap
keberadaan sumber daya fisik lingkungan dan juga pendanaan bisnis kepariwisataan

Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mengurangi dampak yang ditimbulkan
pariwisata massal. Salah satunya adalah mengembangkan pariwisata alternatif yang merupakan
bentuk pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berupaya untuk meningkatkan sumber
pendanaan pariwisata, memberikan situasi saling pengertian, solidaritas dan keadilan diantara
wisatawan, pelaku pariwisata dan lingkungannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa analisis tujuan bisnis pariwisata


2. Apa saja sumber sumber peluang usaha
3. Bagaimana cara mengubah ancaman menjadi peluang
4. Bagaimana menemukan berkah dibalik musibah
5. Pentingnya menciptakan nilai tambah

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber permodalan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
pariwisata/

BAB II

ISI

2.1 Analisis Lingkungan

Analisis Lingkungan (environment analisys) Langkah pertama suatu perencanaan


strategis pemasaran pariwisata adalah melakukan analisis lingkungan di mana suatu Daerah
Tujuan Wisata itu berada. Dengan cara ini diketahui kecenderungan yang relevan dan
implikasinya terhadap Daerah Tujuan Wisata atau perusahaan-perusahan yang bergerak dalam
industri pariwisata. Dengan melakukan analisis lingkungan daiharapkan dapat mengetahui
peluang-peluang (opportunity) dan kendala atau ancaman (threat) yang perlu diantisipasi.

Komponen Analisis Lingkungan Bisnis

a) Scanning : mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan


lingkungan bisnis.
b) Monitoring : mendeteksi arti melalui observasi terus-menerus atas perubahan dan
kecenderungan lingkungan bisnis.
c) Forcasting : Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisispasi berdasarkan
perubahan dan kecenderungan yang dimonitor.
d) Assessing : Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan
lingkungan bisnis untuk strategi perusahaan dan manajemennya.

Analisis lingkungan diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat jauh sehingga
dapat dikatakan perencanaan strategis : adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga secara
periodik mengetahui atau dapat menilai kekuatan (strenght), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), ancaman (threat), bila terjadi perubahan lingkungan usahanya. Lingkungan
usaha bisnis kepariwisataan cukup kompleks dan sering terjadi perubahan, oleh karena itu
untuk tujuan analisis, maka lingkungan itu dapat dibagi dalam tiga komponen sebagai berikut :

a) Lingkungan makro (the macro environment)


Ini merupakan lingkungan dimana dapat menciptakan peluang dan sekaligus
juga dapat mendatangkan ancaman bagi suatu Daerah Tujuan Wisata. Lingkungan ini
misalnya terdiri dari bermacam-macam unsur seperti sosial, politik, ekonomi dan juga
faktor demografi, karena itu semua merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan
dengan mudah, apalagi untuk dikontrol.

b) Lingkungan persaingan (the competitive environment)


Lingkungan pesaing dapat terjadi kalau yang menawarkan paket wisata saling
memperebutkan calon wisatawan yang sama dan biasa serta mau berkunjung pada suatu
Daerah Tujuan Wisata tertentu. Persaingan terjadi karena ada beberapa tour operator
yang berkecenderungan memusatkan perhatiannya untuk merebut target pasar yang
sama. Nah ini perlu hati-hati, karena bisa terjadi adu kekuatan, yang kuat akan menang.
c) Lingkungan pasar (the market environment)
Yang dimaksud dengan lingkungan pasar di sini tidak lain terdiri dari
kelompokkelompok wisatawan baik yang aktual maupun yang potensial yang
diharapkan berkunjung pada suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu

2.2 Sumber-sumber Peluang Bisnis

Bisnis Pariwisata adalah bisnis yang bersifat universal dan fleksibel, sehingga dalam
kegiatan bisnisnya menghasilkan banyak peluang untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Adapun sumber-sumber peluang tersebut, antara lain :

1. Bisnis Penginapan/Akomodasi
 Penginapan merupakan salah satu aspek penting yang harus ada saat kita melakukan
perjalanan wisata ke suatu daerah. Dalam memilih penginapan, para wisatawan
memiliki preferensi masing-masing. Ada yang suka tinggal di hotel mewah, ada
yang suka tinggal di villa, ada yang suka tinggal di homestay, ada yang suka tinggal
di hotel kapsul (backpacker), dan masih banyak lagi preferensi lainnya. Sehingga,
dengan berbagai macam jenis kebutuhan penginapan, maka tentunya akan dibarengi
dengan semakin besar peluang bisnis yang tercipta dari kebutuhan tersebut.
Lagipula, jika ingin menyediakan bisnis penginapan tidak harus serta merta
menyediakan hotel mewah berbintang. Sangat banyak sekali wisatawan yang
membutuhkan hotel-hotel atau tempat menginap dengan harga yang terjangkau.
Contoh penginapan kelas mewah : The Westin Resort, The Mulia Bali, dan lain-
lain. Contoh penginapan kelas menengah : Ibis Styles Hotel, Hotel Pop, dan lain-
lain. Contoh penginapan kelas murah : QB sleep capsule hotel, Bali Bee House, dan
lain-lain.

2. Bisnis Pertunjukan dan Tempat Hiburan


 Pertunjukan dan Tempat Hiburan merupakan salah satu hal yang tak boleh
dilewatkan wisatawan saat berkunjung ke suatu daerah. Apalagi jika daerah tersebut
memiliki budaya yang khas. Sistem kerjanya, bisnis ini akan melakukan penjualan
tiket. Jadi, untuk wisatawan yang ingin menonton pertunjukan atau berkunjung ke
suatu tempat hiburan (destinasi wisata), akan dikenakan biaya sebagai tiket masuk.
Contoh : Pertunjukan Barong dan Kris Dance di Batubulan mengenakan biaya
sebesar Rp.100.000,- per wisatawan, Destinasi Wisata Desa Tenganan mengenakan
biaya Rp.10.000,- per wisatawan yang berkunjung kesana, dan masih banyak lagi
contoh-contoh lainnya.
3. Bisnis Kuliner
 Bisnis kuliner kita ketahui merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, karena
kuliner berhubungan dengan makan yang merupakan kebutuhan primer setiap
manusia. Dalam berwisata, paling sedikit wisatawan akan makan 2 kali sehari dan
tentunya wisatawan ingin makanan yang variatif (tidak monoton). Ditambah lagi
dengan kebutuhan akan camilan. Hal ini dipastikan akan menciptakan peluang-
peluang bisnis kuliner yang menjanjikan. Contoh : Nasi Ayam Bu Oki (Jimbaran),
Nasi Men Lotri (Denpasar), Babi Guling Oka (Ubud), Bebek Tepi Sawah (Ubud),
dan masih banyak lagi.
4. Bisnis Penyewaan Kendaraan
 Dalam konsep pariwisata, kita mengenal 3 aspek yaitu Amenitas, Atraksi, dan
Akses. Bisnis Penyewaan kendaraan ini merupakan penunjang untuk memenuhi
aspek akses. Logikanya, ketika wisatawan datang kemari mereka tentunya tidak ada
yang membawa kendaraan pribadi. Dan dalam berwisata, mereka tentunya ingin
menjelajah tempat-tempat yang ada di daerah tersebut. Maka dari itu, mereka sangat
membutuhkan yang namanya transportasi. Perlu diketahui, sangat banyak dari para
turis tersebut ingin berplesiran sendiri karena lebih bebas. Hal inilah yang
memperbesar peluang bisnis penyewaan kendaraan. Contoh : Sri Asih Rent Car,
Bali Bija Carter, dan masih banyak lagi.
5. Bisnis Penjualan Oleh-Oleh
 Ketika hari terakhir kepulangan wisatawan ke tempat asalnya sudah dekat, mereka
pasti memikirkan buah tangan untuk diberikan kepada keluarga, kerabat, maupun
teman mereka. Apalagi jika berkunjung ke suatu daerah yang memiliki oleh-oleh
khas. Contoh : Pie Susu (Bali), Peuyeum (Bandung), dan masih banyak lagi.
6. Bisnis Jasa Penerjemah dan Tour Guide
 Jasa Penerjemah sangat berguna khususnya untuk wisatawan asing yang
berkunjung ke daerah-daerah dengan kemampuan masyarakat lokalnya dalam
berbahasa Inggris cukup minim. Contoh : berkunjung ke Beijing dimana sebagian
besar masyarakat Beijing kurang mampu berbahasa Inggris. Jasa Tour Guide
dibutuhkan baik oleh wisatawan domestic maupun mancanegara, karena tour guide
akan menjelaskan mengenai destinasi-destinasi wisata agar kita tidak kebingungan.
7. Bisnis Jasa Fotografi
 Satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam wisata adalah berfoto, karena
dengan berfoto kita bisa mengabadikan momen tersebut dalam lembaran kertas
yang bisa kita kenang terus menerus. Hal ini bisa dijadikan peluang bisnis. Kita bisa
menyediakan jasa fotografer pribadi yang khusus memotret momen-momen wisata
dari client kita, atau kita bisa menawarkan jasa foto dan cetak di tempat wisata
secara langsung.
8. Bisnis Event Organizer
 Saat berwisata dan kebetulan bertepatan dengan hari penting, misal hari ulang
tahun, maka tentunya dibutuhkan bantuan event organizer dalam menyiapkan
keseluruhan acara agar tidak mengganggu waktu liburan wisatawan. Bisa juga jika
ada wisatawan yang ingin melangsungkan pernikahan di daerah lain. Hal ini
tentunya akan membuka peluang bisnis untuk para event organizer.
9. Bisnis Kios dan Counter
 Dalam berwisata, tentunya wisatawan juga membutuhkan kebutuhan-kebutuhan
lain seperti pulsa, simcard, dan lain-lain. Disinilah peluang untuk bisnis kios dan
counter untuk meraup pundi-pundi rupiah.

2.3 Mengubah Ancaman Menjadi Peluang

Pelaku bisnis pariwisata harus memiliki "keberanian" yang menakjubkan untuk


mengubah sesuatu yang tidak berarti menjadi kesuksesan. Harus berani memanfaatkan setiap
"ancaman" menjadi "peluang" bukan sebaliknya justru berusaha menghindar dari "ancaman".
Salah satu alat untuk mengukur hal yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan oleh pelaku
bisnis pariwisata yaitu menggunakan menggunakan analisis SWOT merupakan salah satu
metode mengembangkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, poyek atau konsep bisnis
yang berdasarkankan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar yaitu strengths,
weakness, opportunities dan threats, metode ini paling sering di gunakan dalam metode
evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan di lakukan analisis SWOT hanya
mengambarkan situasi yang terjadi bukan hanya memperpecahkan masalah (freddy, 2014)

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu:

1. Kekuatan (Strengths) Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,


proyek atau konsep bisnis yang ada, kekutan yang di analisis merupakan faktor yang
terdapat dalam tubuh organisasi, proyek konsep bisni situ sendiri, yaitu kekuatan apa
saja yang dimiliki pariwisata, dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat di
kembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasara dan mampu
bersain untuk perkembangan selanjunya yang menyangkut pariwisata
2. Kelemahan (Weakness) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat adalam
organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada, kelemahan yang di analisisl, merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri, yaitu
segala faktor yang tidak menguntunkan atau merugikan bagi pengembangan objek
wisata
3. Peluang (Opportunities) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang
terjadi, kondisi yang tejadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep
bisnis, itu sendiri minsalnya kompetitor, kebijakan
4. Ancaman (Threats) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri

Menurut Santono (2001) dalam Anjela (2014) Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang di harapkan dapat
memecahkan suatu masalah analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (stength), dan peluang (opportunities), namun secara bersama dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
Selain itu menurut Sthepen (1999) dalam Murdani (2014) Analisis SWOT merupakan
suatu analisis yang berdasarkan pada kekuatan(Strengths), kelemahan(weakness), peluang
(Opportunities), kesempatan serta Ancaman (threat). Analisis SWOT di lakukan dengan
maksud mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang di lakukan
untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi di tentukan
oleh tinggkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis
SWOT dilakukan pada keseluruhan faktor dala setiap fungsi tersebut, baik faktor yang
tergolong internal maupun eksternal. Untuk tingkat kesiapan yang memadai, artinya: minimal
memenuhi ukuran kesiapan yang di perlukan untuk pencapai sasaran, di nyatakan sebagai
kekuatan bagi faktor yang tergolong internal dan peluang bagi faktor yang tergolong eksternal,
sedangkan tinggkat kesepian yang kurang memadai, artinya tidak memenuhi ukuran ukuran
kesepian, di nyatakan sebagai ukurn kelemahan bagi faktor yang tergolong internal atau
ancaman bagi faktor yang tergolong eksternal (Wilis, 2013).

2.4 Menemukan Berkah Di Balik Musibah

Perubahan situasi dan kondisi pariwisata yang cepat melahirkan ketidak pastian dalam
berusaha, kondisi tersebut sangat menyulitkan dan dapat berdampak buruk bagi pariwisata,
tetapi bagi sebagian orang yang selalu berusaha menciptakan peluang usaha ditengah
kesempatan dan kebutuhan hidup kondisi ini adalah tantangan yang dapat melahirkan peluang
terbaik untuk memulai bisnis pariwisata. Pemanfaatan situasi ketidakpastian menjadi peluang
dan bisnis baru bukan semata menjadi keuntungan pribadi pebisnis pariwisata tetapi juga
berpotensi untuk meningkatkan keseluruhan efisiensi pasar dan berkembangnya inovasi di
masyarakat.

Contoh ancaman yang bisa menjadi peluang dari bisnis pariwisata adalah digitalisasi
industri pariwisata. Masifnya perkembangan teknologi telah mengubah perilaku dan gaya
hidup manusia dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam berwisata. Cukup dengan
sejumlah klik di ponsel pintar atau layar komputer, wisatawan sudah bisa mengantongi tiket
perjalanan, kamar hotel, hingga tiket atraksi wisata sesuai dengan keinginan. Ini memang
sangat menguntungkan bagi wisatawan karena tidak memerlukan biaya perantara lagi, tetapi
ini merupakan ancaman bagi traditional travel agency. Online travel agency dengan kekuatan
finansial mereka, bukan saja berani rugi terlebih dahulu dengan membiayai promosi besar-
besaran, namun juga membanting harga dibawah prinsipalnya hingga tak mungkin ditandingi
lagi, hal tersebut merupakan sebuah ancaman bagi eksistensi traditional travel agency yang
tidak dapat memberikan potongan harga karena biaya operasional perusahaan yang besar.
Maka dari itu, diperlukan sebuah strategi bersaing untuk dapat mempertahankan traditional
travel agency dalam menghadapi ancaman Online travel agency.

Ancaman tersebut bisa dijadikan peluang oleh terminal tiket pariwisata, tindakan dalam
pengembangan pasar yang dapat dilakukan oleh perusahaan terminal tiket antara lain:

1. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang dari pertumbuhan pasar yang baik didukung
oleh tempat-tempat wisata yang menarik, terminal tiket dapat menjangkau pasar yang
lebih luas dengan memperkenalkan paket wisata terbaru yang dimiliki melalui promosi
dan pemasaran. Promosi melalui media online, media cetak dan media audio visual
dapat dipergunakan perusahaan. Jika terdapat keterbatasan biaya promosi melalui iklan
komersial, manajemen perusahaan dapat memfokuskan pemasaran melalui kerjasama
dengan perusahaan lainnya untuk menghasilkan keuntungan satu sama lain, dimana
yang diketahui bahwa Online Travel Agency belum menjangkau penjualan jasa dalam
jumlah banyak secara praktis. Namun, disisi lain kemajuan teknologi yang semakin
pesat tidak menutup kemungkinan bahwa Online Travel Agency akan merebut pasar
khusus tersebut, maka dari itu terminal tiket harus siap menghadapi persaingan dan
terus meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Perusahaan dapat mengembangkan pasar dengan cara mempermudah proses transaksi
dalam pembelian jumlah banyak, yang pada saat ini belum dikuasai oleh pesaing.
Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi dengan dukungan SDM yang mumpuni,
menciptakan kemudahan dengan cara penjualan paket wisata, tiket peswat, tiket kereta
api, suttle travel secara online dan pembayaran e-commerce namun tetap memberikan
sarana pelayanan 24 jam kepada pelanggan yang ingin berkonsultasi, dimana jasa travel
yang berorientasi pada lokasi masih menjadi daya tarik pelanggan.
3. Perusahaan dapat memanfaatkan keadaan perusahaan yang memiliki produk dan jasa
yang beragam didukung oleh citra perusahaan yang baik dan kualitas pelayanan yang
dapat diakses secara online. Pengembangan pasar dapat dilakukan juga dengan
pengembangan aplikasi transaksi yang dilakukan, seperti perusahaan yang dapat
menciptakan aplikasi online yang memudahkan pelanggan dalam transaksi didukung
oleh masyarakat modern dengan budaya cepat dan mudah.

2.5 Nilai Tambah


Nilai tambah adalah stimulus perbaikan dalam sebuah bisnis karena semakin banyak
nilai-nilai positif yang bertambah, maka semakin baik pula bisnis tersebut. Seorang wirausaha
harus mampu menciptakan nilai tambah dalam usahanya. Tidak hanya memprioritaskan pada
finansial belaka, melainkan harus mampu mengambil sebuah tindakan untuk menciptakan nilai
tambah di saat ia mengalami kesulitan dalam mengumpulkan finansial dalam usahanya. la
harus tetap menciptakan nilai tambah sebagai pengganti finansial sebagai faktor penunjang
kesuksesan dalam berbisnis. Hal-hal tersebut dapat diimplementasikan dengan membangun
relasi, networking, belajar dari pengalaman, mengadakan perbaikan strategi bisnis dan barang
yang dijual dan lain sebagainya, sehingga ia mampu menciptakan jalan lain dalam menggapai
kesuksesan dalam berbisnis. Hal ini disebabkan dalam dunia wirausaha tidak ditentukan oleh
finansial belaka, melainkan ada unsur-unsur lain, seperti relasi, rekan bisnis, karyawan,
networking, customer, dan lain sebagainya untuk menghasilkan uang, tanpa semua itu adalah
sebuah hal yang mustahil.

Nilai tambah umumnya akan diukur berdasarkan permintaan pelanggan, dengan hasil
berupa kepuasan dari layanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Menurut
Zimmerer (1996), nilai tambah dapat diciptakan melalui cara-cara berikut:

a. Pengembangan teknologi baru (developing new technology)


b. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
c. Perbaikan produk yang sudah ada (improving existing products or services)
d. Penemuan cara-cara berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods
and services with fewer resources)

Salah satu contoh nilai tambah yang menjadi daya tarik wisata bali adalah dengan segala
kelengkapan fasilitas yang dimiliki (seperti hotel, restaurant, tempat oleh-oleh, dll), Bali
memiliki keunikan budaya, serta keramah tamahan yang dimiliki oleh warganya. Nilai tambah
inilah yang menjadi nilai “mahal” bagi sebuah pariwisata.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Industri pariwisata merupakan kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara
bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (Goods and Service) yang dibutuhkan wisatawan
pada khususnya dan travel pada umumnya.
Sumber-sumber pendanaan pariwisata adalah akomodasi dan juga konsumsi wisatawan
selama perjalanan mereka. Bisnis pariwisata juga harus memperhatikan SWOT untuk
mempertahankan usahanya, dan bagaimana juga mempelajari ancaman-ancaman dalam bisnis
pariwisata ini menjadi sebuah peluang yang sangat menguntungkan.

3.2.Saran

Sebagai industri perdagangan jasa, kegiatan pariwisata tidak terlepas dari peran
masyarakat sekitar, ada baiknya masyarakat Indonesia menjaga apa saja sumber-sumber
pendanaan pariwisata agar wisatana yang berkunjung merasa nyaman dan menjadi keuntungan
bagi Negara.

Anda mungkin juga menyukai