Nim : 1807521102
Mata Kuliah : Studi Kelayakan Bisnis EKM 442 (B1)
Sedangkan analisis biaya dan manfaat sosial (SCBA) melakukan analisis dengan
memperhatikan tambahan faktor-faktor berikut ini :
1. Masalah externalities.
2. Perhatian pada pendistribusian penghasilan yang lebih merata
3. Perhatian akan peningkatan savings yang diharapkan akan meningkatkan investasi.
4. Pertimbangan akan merit wants.
Konsep consumer surplus berkaitan erat dengan konsep consumer willingness to pay yang
berguna untuk mengihtung harga yang relevan pada analisis ekonomi. Untuk menjelaskan
konsep tersebut, perhatikan gambar 18.1 berikut ini.
Consumer willingness to pay ditunjukkan oleh area ODEQ. Sedangkan harga yang
dibayar oleh para konsumen tersebut hanyalah OPEQ. Selisihnya (area PED) disebut sebagai
consumer surplus.
Dari sisi supply menunjukkan bahwa produsen menerima revenue sebesar OPEQ,
tetapi total biaya yang ditanggung adalah OSEQ selisihnya (area SPE) disebut sebagai
producer surplus.
Penyesuaian yang dilakukan untuk analisis ekonomi adalah sebagai berikut (dalam jutaan
rupiah).
Penghasilan Rp500,00
Consumers surplus Rp50,00 Rp550,00&
Biaya-biaya
Bahan baku Rp150,00
Bea impor Rp10,00 Rp140,00)
Tenaga kerja
- Terlatih Rp50,0
Underpaid 50% Rp25,0 Rp75,00+
- Tidak terlatih,
Opportunity cost 62,5% Rp31,25.
Penyusutan Rp48,200
Lainnya Rp60,00
Total Biaya Rp354,45
Laba Operasi Rp195,55
Bunga Rp60,00
Laba sebelum pajak Rp135,55
Pajak −2
Laba setelah pajak Rp135,55
Keterangan :
1. Consumers surplus = [(600-500) /2] x 1.000.000 = Rp50 juta
2. Harga bahan baku yang diimpor adalah 40% x Rp150 juta = Rp60 juta. Dalam harga
ini sudah termasuk bea masuk sebesar 20%. Dengan demikian, harga bayangannya
adalah [60/(1 + 0,2)] x Rp50juta
Bea impornya = Rp60 – Rp50 = Rp10 juta
3. Tenaga kerja terlatih dibayar terlalu murah 50%. Berarti harga bayangannya adalah
Rp50 + Rp25 = Rp75 juta
4. Harga bayangan tenaga kerja tidak terlatih adalah Rp50 x 0,625 = Rp31,25 juta
5. Harga bayangan aktiva tetap yang diimpor adalah [200/(1 + 0,1)] = Rp182 juta.
Dengan demikian, penyusutan per tahun
= (300 + 182) x 10%
= Rp48,2 juta
6. Pajak tidak perlu diperhatikan karena hanya merupakan transfer dari pengusaha ke
pemerintah
Melihat bahwa taksiran operational cost flow dari sisi ekonomi lebih besar daripada
sisi finansial, maka bisa diperkirakan bahwa proyek bisnis tersebut akan memberikan manfaat
ekonomi yang lebih besar daripada manfaat finansial. Dengan kata lain, proyek bisnis tersebut
lebih menguntungkan dipandang dari sisi ekonomi nasional daripada perusahaan yang
melaksanakan proyek bisnis tersebut.
3. Penutup
Kesimpulan :
Kajian aspek ekonomi dan sosial menekankan kajian pada azas manfaat keberadaan
proyek bisnis terhadap masyarakat terutama masyarakat di sekitar proyek maupun secara
makro yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.
Diharapkan dengan adanya proyek bisnis nantinya mampu meningkatkan kondisi
perekonomian masyarakat terutama masyarakat sekitar proyek dan tidak memberikan
dampak sosial yang bersifat negatif. Dengan kata lain keberadaan proyek bisnis nantinya
akan lebih banyak memberikan manfaat dari pada mudharadnya. Islam mengajarkan kepada
kita untuk selalu memberikan kemanfaatan bagi setiap usaha yang kita jalankan, terutama
kemanfaatan bagi masyarakat sekitar lokasi proyek bisnis.
Daftar Pustaka
Apakah aspek ekonomi dan social ini dapat dipengaruhi oleh aspek hukum yang berlaku?
Misalnya omnibus law, apakah ini berpengaruh pada aspek ekonomi dan social suatu
perusahaan?