Nim : 1807521102
Absen :
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia
AliExpress Indonesia
Standardization vs localization
Telah lama ada perdebatan mengenai efektivitas relatif standardisasi dan lokalisasi sebagai
strategi bisnis internasional. Meskipun strategi mempertahankan standar global daripada
pelokalan untuk masing-masing negara dapat efektif dalam hal penghematan biaya dan
membangun citra merek global, studi EC baru-baru ini telah mengakui pentingnya pelokalan
situs web. Meskipun literatur yang ada menunjukkan pentingnya lokalisasi dalam
perdagangan lintas batas, studi sebelumnya sebagian besar terbatas untuk menganalisis
efektivitas kasus lokalisasi di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia. Tabel 1
menyajikan ringkasan argumen dari beberapa penulis tentang pentingnya Standardisasi dan
Pelokalan.
Kualitas situs web telah menjadi salah satu masalah strategis dalam komunikasi dan transaksi
dengan pelanggan. WebQual adalah salah satu metode untuk mengukur kualitas situs web
yang dikembangkan oleh Stuart Barnes dan Richard Vidgen. Ini didasarkan pada konsep
Quality Function Deployment (QFD) yang merupakan proses yang didasarkan pada "suara
pelanggan" dalam pengembangan dan implementasi suatu produk atau layanan. Dari konsep
QFD, WebQual disusun berdasarkan persepsi pengguna akhir ke situs web (Barnes dan
Vidgen, 2000) [2].
WebQual telah mengalami beberapa iterasi dalam persiapan kategori dan item pertanyaan.
Versi terbaru adalah WebQual 4.0 yang menggunakan tiga kategori (kegunaan, informasi dan
interaksi layanan) pengukuran dengan 22 item pertanyaan ditambah satu pertanyaan untuk
mengukur kualitas keseluruhan terkait dengan metode IPA seperti yang disarankan oleh Liu
et al. (2014) [3] dan Chen (2014) [4]. Kategori kegunaan berdasarkan pemahaman pengguna
di web, termasuk kemudahan navigasi, desain yang sesuai dan gambar yang disajikan kepada
pengguna. Kategori informasi berdasarkan tinjauan sistem informasi secara umum. Kategori
ini berkaitan dengan kualitas konten situs web yang merupakan informasi hak milik untuk
tujuan pengguna, seperti akurasi, format, dan relevansi informasi. Kategori interaksi layanan
terkait dengan interaksi persepsi pengguna ketika terlibat secara mendalam dengan situs web
(Barnes dan Vidgen, 2002) [2].
Dalam beberapa penelitian, dimensi kualitas situs web secara langsung mempengaruhi niat
untuk bertransaksi pada konsumen e-commerce seperti Chen (2013) [5] menemukan sistem
kualitas, kualitas informasi dan kualitas layanan secara signifikan mempengaruhi niat untuk
bertransaksi pada belanja seluler (m belanja). Hsiu & Shih (2013) [6] dan Yu, et al. (2009)
[7] hanya menemukan kualitas layanan yang signifikan. Sam dan Tahir (2009) [8] meneliti
kualitas situs web seperti usability, desain, kualitas informasi, kepercayaan, persepsi risiko
dan empati memiliki pengaruh signifikan terhadap niat konsumen dalam pembelian tiket
pesawat.