NIM : 2042530028
Kelas : 2C Keuangan
No Absen : 19
7) Dari laporan rugi-laba perusahaan "XYZ” untuk tahun 2020 dapat dilihat
bahwa laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh adalah sebesar Rp
4.500.000, dan jumlah beban bunga untuk modal yang dipinjam adalah
sebesar Rp 1.500.000,-. Jumlah saham biasa yang beredar adalah
150.000 lembar dan pajak sebesar 40%. Dengan menggunakan fomula
hitunglah tingkat financial leverage perusahaan.
14) Laporan laba rugi sebuah perusahaan nampak seperti (dalam jutaan):
Penjualan bersih Rp 500,00
Biaya variable Rp 240,00
Pendapatan sebelum biaya operasi dan biaya tetap Rp 260,00
Biaya tetap Rp 130,00
Laba sebelum bunga dan pajak Rp 130,00
Beban bunga Rp 30,00
Laba sebelum pajak Rp 100,00
Pajak 35% Rp 35,00
Laba setelah pajak Rp 65,00
a) Dari data tersebut, jika jumlah lembar saham yang beredar 10 juta
lembar, hitunglah DOL, DFL, DTL
b) Jika penjualan naik 20%, hitunglah laba setelah pajak yang baru.
c) Adanya investasi mengakibatkan peningkatan biaya tetap menjadi Rp
260 juta, dan menurunkan biaya variabel menjasi Rp 120 juta pada
tingkat penjualan seperti sekarang ini. Investasi tersebut dibiayai
dengan obligasi dengan beban bunga akan meningkat menjadi Rp 50
juta. Namun jika investasi tersebut dipenuhi dengan modal sendiri
perusahaan harus mengeluarkan 1 juta saham baru. Jika faktor lain
tetap, berapa besarnya laba per lembar saham dan degree of
combined leverage.
Referensi:
1) Lukman Syamsuddin, “Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan ”. Jakarta:
Rajawali Pers.
2) Agus Sartono, “Manajemen Keuangan:Teori dan Aplikasi”. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE. .
JAWABAN
Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini berarti bahwa tingkat
ketidakpastian dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula,
tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah
return yang akan diperoleh. Tingkat laverage ini bisa berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya, atau dalam satu periode ke
periode lainnya dalam perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi
tingkat leverage maka akan semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi
serta semakin besar tigkat return atau penghasilan yang diharapkan.
Istilah resiko disini dimaksudkan dengan ketidakpastian hubungan dengan
kemampuan perusahaan membayar kewajiban tetapnya. Di dalam
manajemen keuangan perusahaan pada umumnya dikenal tiga macam
leverage, yaitu: operating leverage, financial leverage, dan total leverage.
+ 100 %
Kasus 1 = =2
+ 50 %
−100 %
Kasus 1 = =2
−50 %
Rp 55.000
DOL pada tingkat penjualan 1000 =
Rp 25.000
S−TV
DOL pada jumlah penjualan (Rp) =
S−TV −F
S = sales revenue
TV = total variabel operating cost
F = fixed operating cost
Resiko operating
“Operating Risk” dimaksudkan dengan suatu keadaaan
dimana perusahaan tidak mampu menutup operating costnya.
Dengan meningkatnya fixed operating cost maka penjualan pun
harus ditingkatkan agar bisa menutup semua operating cost.
Dengan perkataan lain, meningkatnya fixed operating cost akan
menyebabkan tingkat BEP pun bertambah besar.
BEP merupakan suatu alat yang sangat baik
didalampengukuran operating risk. Semakin tinggi BEP, semakin
besar operating risk. Tetapi tingginya operating risk ini akan
diimbangi dengan tingginya DOL, dimana hal ini
berartikeuntungan yang diperoleh semakin besar karena
prosentase peningkatan EBIT yang semakin besar dibandingkatn
prosentase pengingkatan volume penjualan.
Seorang manajer keuanga haruslah menentukan tingkat
operating risk yang dapat diterima oleh perusahaan. Manajer
harus mempertimbangakan keuntungan dan kerugian dari
operating risk di satu pihak dengan operating leverage yang besar
di pihak lain.
Financial Leverage
Pengertian
“Financial Leverage” timbul karena ada kewajiban finansial
yang sifatnya tetap dan harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Kewajiban finansial ini tetap ini tidak berubah dengan berubahnya
tingkat EBIT, dan harus dibayar berapa besarpun tingkat EBIT
yang dicapai oleh perusahaan.
+ 100 %
Kasus 1 = = 2,5
+ 40 %
−100 %
Kasus 1 = = 2,5
−40 %
EBIT
DFL untuk tingkat EBIT tertentu =
EBIT−i−PD /(1−0)
Resiko finansial
Resiko finansial yang dimaksudkan disini adalah suatu
keadaan dimana perusahaan tidak mampu menutup biaya
fiannsialnya. Di dalam analisa financial leverage dikemukakan
bahwa beban finansial meningkta, maka EBIT harus diperbesar
ntuk menutup kenaikan biaya tersebut. Dapat dikatakan
meningkatnya finansial leverage akan meningkatkan resiko yang
ditanggung oleh perusahaan karena kenaikan beban finansial
akan memkasa perusahaan untuk mempertahankan tingkat EBIT
yang lebih besar.
6. Diket :
Pinjaman obligasi : Rp 1.200.000
Bunga obligasi : 8%
Saham preferen : 1.500 lbr
Deviden : Rp 50 /lbr
Dit :
Hitunglah pendapatan per lembar saham biasa atau EPS untuk
masing-masing tingkat laba sebelum bunga dan pajak di bawah ini:
a. Rp 368.000,-
b. Rp 400.060,-
c. Rp 435.000,-
Jawab :
Bunga atas obligasi yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebesar
Rp 96.000 (8% x Rp 1.200.000)
Deviden saham preferen Rp 75.000 (1500 x Rp 50)
common stockholders
(EAC)
Earning per share (eps) Rp 88.200 Rp 107.436 Rp 128.400
4000 4000 4000
Rp 22,05 /share Rp 26,859 /share Rp 32,1/share
7. Diket :
EBIT : Rp 4.500.000
I : Rp 1.500.000
Saham biasa : 150.000 lbr
Pajak : 40%
Dit :
Jawab :
EBIT
DFL untuk tingkat EBIT tertentu = PD
EBIT−i−( )
1−t
=
Rp 4.500 .000
0
Rp 4.500.000−Rp1.500 .000−( )
1−40 %
= 1,5
8. Diket :
Saham biasa : 400.000 lbr
Pinjaman Obligasi : Rp 1.000.000
Pajak : 40%
Dit :
a. Kalau diketahui tingkat bunga untuk pinjaman obligasi adalah
sebesar 8%, berapakah financial breakeven point dari perusahaan
tersebut?
b. Hitunglah financial breakeven point, jika diketahui bahwa tingkat
bunga atas pinjaman obligasi naik menjadi 10%.
c. Dengan menggunakan perhitungan dalam point b di atas, juga
diketahui bahwa perusahaan memiliki 1.000 lembar saham preferen
yang beredar dengan deviden sebesar Rp 75 /saham. Berapakah
financial breakeven point perusahaan tersebut?
d. Deviden saham preferen yang dibayar dalain point c di atas, ternyata
Rp 65,-/saham. Berapakah financial breakeven point-nya?
Jawab :
a. Bunga obligasi = 8% x Rp 1.000.000 = Rp
80.000
Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) =
1−t
Rp 0
= + Rp 80.000
1−0,04
= Rp 80.000
Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) =
1−t
= Rp 100.000
Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) = +i
1−t
Rp 75.000
= + Rp 100.000
1−0,04
= Rp 125.000+Rp 100.000
= Rp 225.000
Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) = +i
1−t
Rp 65.000
= + Rp 100.000
1−0,04
= Rp 108.333+Rp 100.000
= Rp 208.333
9. Diket:
EBIT = Rp 4.500.000
I = Rp 1.500.000
Saham Biasa = 150.000
Pajak = 40%
Dit:
a. Hitunglah degree of financial leverage.
b. Dengan menggunakan axis EBIT-eps, buatlah gambar financing plan
perusahaan ini.
Jawab:
EBIT
a. DFL pada x = PD
EBIT−i−( )
1−T
Rp 4.500 .000
= 0
Rp 4.500.000−Rp1.500 .000−( )
1−0,4
= 1,5
b.
EBIT Rp4.500.000
Less: Interest (I) -Rp1.500.000
Earning before taxes Rp3.000.000
Less: taxes 40% (T) -Rp1.200.000
Earning after taxes (EAT) Rp1.800.000
Less: Prefered Stock Deviden Rp0
Earning available for Rp1.800.000
common stockholders
(EAC)
Earning per share (eps) Rp1.800.000
150.000
Rp 12 /share
Fianancing Plan
16
14
12
10
8
EPS
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
4.500.000
EBIT
10.
a. DFL dari masing-masing dinancial plan
Sebelum tambahan modal (Misal EBIT -40%)
i = 6% x Rp 100.000 = Rp 6.000
Rp 18.000
= 0
Rp 18.000−Rp 6.000−( )
1−0,4
Rp 18.000
=
Rp 12.000
= 1,5
EBIT
DFL pada EBIT Rp 18.000 = PD
EBIT−i−( )
1−t
=
Rp30.000
0
Rp 30.000−(Rp 6.000+ Rp1.200)−( )
1−0,4
Rp 30.000
=
Rp 22.800
= 1,32
EBIT Rp 30.000
Less: Interest (I) -Rp 7.200
Earning before taxes Rp 22.800
Less: taxes 40% (T) -Rp 9.120
Earning after taxes (EAT) Rp 13.680
Less: Prefered Stock Deviden Rp -
Earning available for Rp 13.680
common stockholders
(EAC)
Earning per share (eps) Rp 13.680
11.000
Rp 1,24/share
Rp 200.000
X =
Rp 230−Rp180
Rp 200.000
X =
Rp 50
X = 4.000 unit
Rp 200.000
X =
1−Rp180 /Rp 230
X = 920.000
2000( Rp 20.000)
=
2000 ( Rp 20.000 )−Rp 30. 000.000
Rp 40.000.000
=
Rp10.000 .000
=4
3000( Rp 20.000)
=
3000 ( Rp 20.000 )−Rp 30. 000.000
Rp 60.000 .000
=
Rp 30.000 .000
4000 ( Rp20.000)
=
4000 ( Rp20.000 )−Rp30.000 .000
Rp 80.000 .000
=
Rp50.000 .000
= 1,6
13. .
a. Laba per lembar saham
EBIT Rp 150.000.000
Less: Interest (I) -Rp 2.500.000
Earning before taxes Rp 147.500.000
Less: taxes 40% (T) -Rp 51.625.000
Earning after taxes (EAT) Rp 95.875.000
Less: Prefered Stock Deviden Rp -
Earning available for Rp 95.875.000
common stockholders
(EAC)
Earning per share (eps) Rp 95.875.000
5.000.000
Rp 19,175/share
b. Menghitung DFL
EBIT
DFL pada X = PD
EBIT−i−( )
1−t
Rp 150.000.000
= 0
Rp 150.000 .000−Rp 2.500 .000−( )
1−0,35
= 1,02
Jadi, DFL perusahaan sebesar 1,02
c. Peningkatan eps
EBIT Rp 225.000.000
Less: Interest (I) -Rp 2.500.000
Earning before taxes Rp 222.500.000
Less: taxes 40% (T) -Rp 77.875.000
Earning after taxes (EAT) Rp 144.625.000
Less: Prefered Stock Deviden Rp -
Earning available for Rp 144.625.000
common stockholders
(EAC)
Earning per share (eps) Rp 144.625.000
5.000.000
Rp 28,925/share
14. .
a. Dari data tersebut, jika jumlah lembar saham yang beredar 10 juta
lembar, hitunglah DOL, DFL, DTL
S−TV
DOL =
S−TV −F
Rp 260.000 .000
=
Rp 130.000 .000
=2
EBIT
DFL (dlm jtaan) = EBIT−i−( PD )
1−t
Rp 130
=
Rp 100
= 1,3
b. Jika penjualan naik 20%, hitunglah laba setelah pajak yang baru.
S−TV
DOL =
S−TV −F
Rp 48 0.000.000
=
Rp35 0.000 .000
= 1,37
EBIT
DFL (dlm jtaan) = EBIT−i−( PD )
1−t
Rp 22 0
= 0
Rp 22 0−Rp 5 0−( )
1−0,35
Rp22 0
=
Rp 17 0
= 1,29