Anda di halaman 1dari 22

Nama : Naila Nahdia Afiani

NIM : 2042530028
Kelas : 2C Keuangan
No Absen : 19

TUGAS MATERI LEVERAGE


Tugas ini dikerjakan secara mandiri;
Jawaban tugas di ketik sendiri (bukan copas dari web/blog);
Jawaban tugas di ketik di Microsoft Word atau WPS Writer;
Jawaban tugas harus di submits di aplikasi LMS pada hari Selasa
tanggal 9 Nopvember 2021, jam 23.59 wib
Perhatikan due date (batas akhir) submits.
========================================================9===========
1) Jelaskan dengan lengkap tentang leverage.
2) Mengapa risiko itu di asosiasikan dengan leverage? Jelaskan dengan
lengkap dan contoh di dalam bisnis.
3) Bagaimanakah merencanakan laba dengan breakeven point ? Jelaskan
dengan lengkap dan contoh di dalam bisnis.
4) Apa perbedaan antara operating leverage dan financial leverage?
Jelaskan dengan lengkap.
5) Faktor apa saja yang menentukan business risk pada super market, toko
perhiasan, toko alat-alat pertanian, dan perusahaan maskapai
penerbangan?

6) Di dalam neraca sebelah kredit perusahaan ”ABC" dapat dilihat pinjaman


obligasi 8% sebesar Rp 1.200.000,- saham preferen sebanyak 1.500
lembar dengan deviden sebesar Rp 50,-per saham, serta 4.000 lembar
saham biasa yang beredar. Tingkat pajak yang berlaku adalah 40%.
Hitunglah pendapatan per lembar saham biasa atau EPS untuk masing-
masing tingkat laba sebelum bunga dan pajak di bawah ini:
a) Rp 368.000,-
b) Rp 400.060,-
c) Rp 435.000,-

7) Dari laporan rugi-laba perusahaan "XYZ” untuk tahun 2020 dapat dilihat
bahwa laba sebelum bunga dan pajak yang diperoleh adalah sebesar Rp
4.500.000, dan jumlah beban bunga untuk modal yang dipinjam adalah
sebesar Rp 1.500.000,-. Jumlah saham biasa yang beredar adalah
150.000 lembar dan pajak sebesar 40%. Dengan menggunakan fomula
hitunglah tingkat financial leverage perusahaan.

8) Perusahaan ”AAA” mempunyai saham biasa yang beredar sebanyak


400.000 lembar dan pinjaman obligasi sebesar Rp 1.000.000. Tingkat
pajak untuk perusabaan ini adalah sebesar 40%.
a) Kalau diketahui tingkat bunga untuk pinjaman obligasi adalah sebesar
8%, berapakah financial breakeven point dari perusahaan tersebut?
b) Hitunglah financial breakeven point, jika diketahui bahwa tingkat
bunga atas pinjaman obligasi naik menjadi 10%.
c) Dengan menggunakan perhitungan dalam point b di atas, juga
diketahui bahwa perusahaan memiliki 1.000 lembar saham preferen
yang beredar dengan deviden sebesar Rp 75 /saham. Berapakah
financial breakeven point perusahaan tersebut?

19-NAILA NAHDIA AFIANI 1


d) Deviden saham preferen yang dibayar dalain point c di atas, ternyata
Rp 65,-/saham. Berapakah financial breakeven point-nya?

9) Dari laporan keuangan perusahaan terlihat besaran laba sebelum bunga


dan pajak Rp 4,5 juta, dan beban bunga dari modal yang dipinjam
sebesar Rp 1,5 juta. Jumlah saham biasa yang beredar sejumlah 150 ribu
lembar, dan pajak sebesar 40%.
a) Hitunglah degree of financial leverage.
b) Dengan menggunakan axis EBIT-eps, buatlah gambar financing plan
perusahaan ini.

10) Sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk menarik tambahan modal


sebesar Rp 20 ribu. Saat ini perussahaan mempunyai pinjaman obligasi
dengan bunga 6% sebesar Rp 100 ribu dan saham biasa sebesar Rp 200
ribu (10 ribu lembar saham).
Tambahan modal sebesar Rp 20 ribu tersebut dipenuhi dengan pinjaman
obligasi dengan bunga 6%, ataupun dengan tambahan modal saham
sejumlah seribu lembar. Jika tingkat EBIT setelah adanya tambahan
modal tersebut diperkirakan sebesar Rp 30 ribu, dan tingkat pajak 40%,
maka:
a) Hitunglah degree of financial leverage dari masing-masing financing
plan tersebut.
b) Gambarkan kedua financing plan tersebut dalam axis EBIT-eps.
c) Pada tingkat EBIT berapakah penggunaan obligasi memberikan eps
yang lebih besar?

11) Sebuah perusahaan dalam operasinya menggunakan fixed operating


cost sebesar Rp 200 ribu, variable cost per unit Rp 180, dan harga jual
per unit Rp 230. Perusahaan menggunakan pinjaman jangka panjang
dengan bunga 10% sebesar Rp 500 ribu. Saham yang beredar sejumlah
20 ribu lembar. Tingkat pajak sebesar 40%.
a) Hitunglah tingkat BEP
b) Hitunglah tingkat financial BEP

12) Sebuah perusahaan menjual produknya per unit Rp 50 ribu. Untuk


membuat produk tersebut, biaya variabel per unitnya sebesar Rp 30 ribu.
Biaya tetap perusahaan tersebut totalnya Rp 30 juta.
a) Hitung besar EBIT, jika produk terjual 2.000 unit
b) Hitung besar EBIT, jika produk terjual 3.000 unit
c) Hitung besar EBIT, jika produk terjual 4.000 unit
d) Hitung besar DOL, jika produk terjual 2.000 unit
e) Hitung besar DOL, jika produk terjual 3.000 unit
f) Hitung besar DOL, jika produk terjual 4.000 unit

13) Sebuah perusahaan go public di Indonesia mempunyai laba sebelum


bunga dan pajak sebesar Rp 150 juta. Beban bunga utang sebesar Rp
2,5 juta. Tarif pajak 35%. Saham yang beredar sejumlah 5 juta lembar.
a) Hitung laba per lembar saham

19-NAILA NAHDIA AFIANI 2


b) Hitung DFL
c) Jika laba sebelum bunga dan pajak meningkat 50%, berapakah
peningkatan laba per lembar saham?

14) Laporan laba rugi sebuah perusahaan nampak seperti (dalam jutaan):
Penjualan bersih Rp 500,00
Biaya variable Rp 240,00
Pendapatan sebelum biaya operasi dan biaya tetap Rp 260,00
Biaya tetap Rp 130,00
Laba sebelum bunga dan pajak Rp 130,00
Beban bunga Rp 30,00
Laba sebelum pajak Rp 100,00
Pajak 35% Rp 35,00
Laba setelah pajak Rp 65,00

a) Dari data tersebut, jika jumlah lembar saham yang beredar 10 juta
lembar, hitunglah DOL, DFL, DTL
b) Jika penjualan naik 20%, hitunglah laba setelah pajak yang baru.
c) Adanya investasi mengakibatkan peningkatan biaya tetap menjadi Rp
260 juta, dan menurunkan biaya variabel menjasi Rp 120 juta pada
tingkat penjualan seperti sekarang ini. Investasi tersebut dibiayai
dengan obligasi dengan beban bunga akan meningkat menjadi Rp 50
juta. Namun jika investasi tersebut dipenuhi dengan modal sendiri
perusahaan harus mengeluarkan 1 juta saham baru. Jika faktor lain
tetap, berapa besarnya laba per lembar saham dan degree of
combined leverage.

Referensi:
1) Lukman Syamsuddin, “Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan ”. Jakarta:
Rajawali Pers.
2) Agus Sartono, “Manajemen Keuangan:Teori dan Aplikasi”. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE. .

JAWABAN

19-NAILA NAHDIA AFIANI 3


1. Istilah levarage biasannya dipergunakan untuk menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang
mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk menghasilkan
tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.

Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini berarti bahwa tingkat
ketidakpastian dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula,
tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah
return yang akan diperoleh. Tingkat laverage ini bisa berbeda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya, atau dalam satu periode ke
periode lainnya dalam perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi
tingkat leverage maka akan semakin tinggi tingkat resiko yang dihadapi
serta semakin besar tigkat return atau penghasilan yang diharapkan.
Istilah resiko disini dimaksudkan dengan ketidakpastian hubungan dengan
kemampuan perusahaan membayar kewajiban tetapnya. Di dalam
manajemen keuangan perusahaan pada umumnya dikenal tiga macam
leverage, yaitu: operating leverage, financial leverage, dan total leverage.

2. Total leverage mencerminkan total resiko yang dikaitkan dengan


kemmapuan perusahaan untuk menutup baik operating cost maupun
financial cost. Dengan meningkatkan biaya terutama biaya
tetapoperasional dan biaya tetap finansial akan menyebabkan tingginya
total resiko yang dihadapi untuk mencapai titik breakeven. Apabila
perusahaan tidak dapat menutup kewajiban yang bersifat tetap ini maka
kemungknan besar kreditur akan memaksa perusahaan membayar bunga
serta pinjaman pokok dnegan segera. Hal ini tentu saja akan menyulitkan
bagi perusahaan dan kemungkinan kelangsungan hidupnya masih perlu
dipertanyakan. Akan tetapi sekalipun demikian, tingginya biaya tetapakan
mempunyai pengaruh yang lebih memperbesar return yang diperoleh
menggunakan biaya tetap yang lebih kecil. Oleh karena itu, manajer
keuangan dalam tugasnya sangat berhubungan dengan keputusan dalam
bidang operating dan financing, haruslah mempertimbangakan segala
sesuatu yang akan mempengaruhi total resiko tersebut, dan sangat
penting sekali bagi seorang manajer keuangan untuk mengetahui akibat
dari resiko ini atas pola “risk return” perusahaan.

Contoh dalam bisnis:


Keputusan investasi yang menyangkut masa depan bersifat tidak pasti
sehingga didalamnya menggambarkan unsur resiko. Agar investasi
memberikan hasil yang efektif maka investor harus mau menilai
pendapatan atau resiko yang terkandung dalam alternatif investasi yang
direncanakan. Umumnya resiko ada pada stiap investasi. Besar kecilnya
resiko tergantung pada jenis investasinya tersebut.

3. BEP berguna ketika menghitung jumlah produksi ketika kita ingin


memperoleh laba tertentu. Perhitungan BEP disini sangat penting
dalammenentukan target laba yang ingin dicapai oleh usaha. Bila sumsi
dasar salah satunya mengalami perubahan, maka akan berpengaruh pada
posisi titik impas, sehingga perubahan tersebut akan berpengaruh juga

19-NAILA NAHDIA AFIANI 4


terhadap laba perusahaan. Jika BEP = 0 artinya posisi ini netral,
perusahaan tidak untung dan tidak rugi dan apabilaperusahaan beroperasi
diatas BEP maka perusahaan akan mendapat laba.

Contoh dalam bisnis:


Dalam menghadapi tahun 2020 PT Dirgantara Indoensia telah melakukan
pengingkatan volume penjualan, peningkatan ini diperkirakan 25% dari
rencana penjualan tahun 2019, dan kenaikan harga pesawat 10%.
Disamping itu akibat pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak,
sehingga PT Dirgntara Indonesia teah menemukan biaya produksi (biaya
tetap dan biaya variabel) naik sebesar 15%. Dengan kenaikan volume
penjualan 25% dan biaya produksi (biaya tetap dan biaya variabel) 15%,
mampu meningkatkan laba pertahun dari Rp 1.447.023.251.927,- pada
tahun 2019 menjadi Rp 3.347.470.165.939,- pada tahun 2020.

4. Perbedaan antara Operating Leverage dan Financial Leverage


 Operating Leverage
 Pengertian
Operating leverage timbulkarena operating cost yang
digunakan didalam perusahaan untuk menghasilkan income.
Menurut penjelasan fixed operating cost tidak berubah dengan
adannya perubahan volume penjualan. Maka dapat disimpulkan,
Operating Leverage adalah kemempuan perusahaan didalam
menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh
dari perubahan volume penjualan terhadap earning before
interest and taxes (EBIT).
 Ilustrasi operating leverage

Gambar tersebut menyajikan grafik breakeven point dengan


menggunakan data dari contoh yang sudah diberikan harga jual
per unit, P, Rp 100, variabel operating cost, V, Rp 50, dan fixed
operating cost, F, Rp 25.000.
Dari gambar tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa
peningkatan volume penjualan dari 1.000 unit menjadi 1.500 unit
(X1 ke X2 akan mengubah tingkat EBIT dari Rp 25.000 menjadi
Rp 50.000 (EBIT 1 ke EBIT 2). Dengan perkataan lain,
peningkatan volume penjualan sebesar 50% (1.000 menjadi 1.500
unit) akan menyebabkan tingkat EBIT naik sebesar 100% (Rp

19-NAILA NAHDIA AFIANI 5


25.000 menjadi Rp 50.000). data yang terhubung dengan gambar
tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.

Dengan menggunakan titik penjualan pada 1.000 unit dapat


dilihat dari pengaruh dari kenaikan / penurunan sebesar 50%
terhadap EBIT.
Kasus 1 : peningkatan penjualan sebesar 50% (1.000-1.500)
menyebabkan kenaikan EBIT sebesar 100% (Rp 25.000-Rp
50.000).
Kasus 2 : penurunan penjualan sebesar sebesar 50%
(1.000-1.500) menyebabkan penurunan EBIT sebesar 100%
(Rp 25.000-Rp 50.000).

Dua kasus yang diilustrasikan diatas menunjukkan bahwa


operating leverage bekerja dua arah dan operating leverage
timbul karena adannya fixed operating cost. Peningkatan
penjualan meningkatkan EBIT jauh lebih besar, dan begitu pula
sebaliknya.
 Pengukuran tingkat operating leverage (DOL)
Tingkat operating leverage/degree of operating leverage
(DOL) dapat diukur dengan menggunakan formula sebagai
berikut.
prosentase perubahan EBIT
DOL =
prosentase perubahan penjualan

+ 100 %
Kasus 1 = =2
+ 50 %

−100 %
Kasus 1 = =2
−50 %

Oleh karena perubahan dalam kasus 1 dan 2 diatas lebih


besar dari 1 maka berarti dalamhal ini terdapat operating leverage.
Cara lain untuk menghitung tingkat/degree of leverage adalah
dengan mengumpamakan X sebagai tingkat penjualan semua
atau dasar dalam mengadakan perhitungan. Dengan demikian
akan didapatkan persamaan sebagai berikut:

19-NAILA NAHDIA AFIANI 6


X (P−V )
DOL pada tingkat penjualan X =
X ( P−V )−F

Apabila data diatas dimasukkan ke dalam rumus diatas, maka


akan didapatkan hasil sebagai berikut:

1.000( Rp 100−Rp 50)


DOL pada tingkat penjualan X =
1.000 ( Rp 100−Rp 50 )−Rp 25

 Fixed operating cost dan operating leverage


Adannya perubahan didalam fixed operating akan sangat
mempengaruhi operating leverage. Sebagai contoh misalkan saja
perusahaan seperti contoh diatas berhasil menurunkan variabel
operating costnya menjadi Rp 50 menjadi Rp 45 akan tetapi untuk
itu perusahaan harus memperbesar fixed operating costnya dari
Rp 25.000 menjadi Rp 30.000.
Dari tabel diatas menggambarkan pengaruh peningkatan
fixed operating cost terhadap operating leverage. Sekalipun EBIT
pada tingkat penjualan 1.000 unit tetap sama dengan EBIT
sebelum ada perubahan fixed operating cost yaitu Rp 25.000
tetapi dengan adannya penurunan variabel operating cost dan
peningkatan fixed operating cost maka akan mengakibatkan DOL
menjadi lebih besar.

DOL pada tingkat penjualan 1000 =


1.000( Rp 100−Rp 45)
1.000 ( Rp 100−Rp 45 )−Rp30.000

Rp 55.000
DOL pada tingkat penjualan 1000 =
Rp 25.000

DOL pada tingkat penjualan 1000 = 2,2

Dengan perbandingan DOL sesudah ada peningkatan fixed


operating cost (2,2) dengan DOL sebelum adannya perubahan
fixed operating cost (2,0) dapatlah disimpulkan fixed operating

19-NAILA NAHDIA AFIANI 7


cost relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan variabel
operating cost maka DOL pun semakin tinggi.
Catatan: apabila data jumlah penjualan yang tersedia hanya
dalam rupiah (bukan unit) maka DOL dapat dicari dengan formula
sebagai berikut:

S−TV
DOL pada jumlah penjualan (Rp) =
S−TV −F
S = sales revenue
TV = total variabel operating cost
F = fixed operating cost

 Resiko operating
“Operating Risk” dimaksudkan dengan suatu keadaaan
dimana perusahaan tidak mampu menutup operating costnya.
Dengan meningkatnya fixed operating cost maka penjualan pun
harus ditingkatkan agar bisa menutup semua operating cost.
Dengan perkataan lain, meningkatnya fixed operating cost akan
menyebabkan tingkat BEP pun bertambah besar.
BEP merupakan suatu alat yang sangat baik
didalampengukuran operating risk. Semakin tinggi BEP, semakin
besar operating risk. Tetapi tingginya operating risk ini akan
diimbangi dengan tingginya DOL, dimana hal ini
berartikeuntungan yang diperoleh semakin besar karena
prosentase peningkatan EBIT yang semakin besar dibandingkatn
prosentase pengingkatan volume penjualan.
Seorang manajer keuanga haruslah menentukan tingkat
operating risk yang dapat diterima oleh perusahaan. Manajer
harus mempertimbangakan keuntungan dan kerugian dari
operating risk di satu pihak dengan operating leverage yang besar
di pihak lain.

 Financial Leverage
 Pengertian
“Financial Leverage” timbul karena ada kewajiban finansial
yang sifatnya tetap dan harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Kewajiban finansial ini tetap ini tidak berubah dengan berubahnya
tingkat EBIT, dan harus dibayar berapa besarpun tingkat EBIT
yang dicapai oleh perusahaan.

19-NAILA NAHDIA AFIANI 8


dari tabel tersebut dapat dilhat adanya 2 kewajiban finansial
yang sifatnya tetap, yaitu: (1) bunga atas utang, dan (2) deviden
untuk saham preferen. Finansial leverage berkenaan dengan
tingkat EBIT dalam hubungannya dengan saham yang tersedia
bagi pemegang saham biasa.
Di dalam analisa finansial leverage diasumsikan bahwa
deviden untuk pemegang saham preferen selalu dibayar setiap
periode. Asumsi ini perlu karena tujuan utama dari finansial
leverage untuk mengetahui berapa jumlah uang yang
sesungguhnya tersedia bagi pemegang saham biasa setelah
bunga dan deviden untuk pemegang saham preferen dibayar.
Financial Leverage didefinisikan sebagai kemempuan
perusahaan dalam menggunakan kewajiban finansial yang
sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT
terdapat pendapatan per lembar saham biasa. Eps atau
pendapatan per lembar saham biasa ini lebih umum digunakan
daripada pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa,
karena eps ini mengukur tingkat return untuk setiap lembar
sahamnya. Pajak, bunga, dan deviden adalah faktor yang
menyebabkan berkurang income dari saham biasa, tetapi pajak
bukan kewajiban fiannasial yang tetap karena jumlah dari pajak ini
berubah dengan perubahan EBIT. Oleh karena itu jumlah
pembayaran pajak ini tidak mempenyai pengaruh langsung
terhadap finansial leverage perusahaan.
 Ilustrasi financial leverage
Perusahaan “Jangi Maras” mengharapkan EBIT sebesar Rp
1.000.000. disamping itu modal pinjaman obligasi sebesar Rp
4.000.000 dengan unga 5% per tahun, dan saham preferen 600
lembar dengan deviden Rp 400/lembar saham. Saham biasa
1.000 lembar, bunga atas obligasi Rp 200.000 (5% x Rp
4.000.000) dan deviden saham preferen Rp 240.000 (600 x Rp
400)

19-NAILA NAHDIA AFIANI 9


Dari tabel tersebut menggambarkan EBIT dari tingkat yang
berbeda-beda; 600.000; 1.000.000; dan 1.400.000

Kasus 1 : peningkatan EBIT sebesar 40% (1.000.000-


1.400.000) menyebabkan kenaikan eps sebesar 100% (Rp
240-Rp 480).
Kasus 2 : penurunan EBIT sebesar sebesar 40%
(1.000.000-600.000) menyebabkan penurunan eps sebesar
100% (Rp 240-Rp 0).

Dari tabel tampak bahwa finansial leverage bergerak 2 arah


dan fianancial leverage timbul karna ada kewajiban finansial
perusahaan yang sifatnya tetap.
Pengaruh dari fianancial leverage menyebabkan peningkatan
eps yang jauh lebih besar dibandingkan peningkatan EBIT, dan
begitu pula sebaliknya.

 Pengukuran tingkat financial leverage (DFL)


Pengukuran tingkat Degree of Finansial Leverage (DFL)
sebgai berikut.
prosentase perubahan eps
DFL =
prosentase perubahan EBIT

+ 100 %
Kasus 1 = = 2,5
+ 40 %

−100 %
Kasus 1 = = 2,5
−40 %

Semakin tinggi hasil yang diperoleh dari persamaan tersebut akan


semakin besar DFL. DFL juga dapat diitung secara langsung
sebagai berikut.

EBIT
DFL untuk tingkat EBIT tertentu =
EBIT−i−PD /(1−0)

19-NAILA NAHDIA AFIANI 10


PD = deviden saham preferen
t = tingkat pajak
i = bunga

 Resiko finansial
Resiko finansial yang dimaksudkan disini adalah suatu
keadaan dimana perusahaan tidak mampu menutup biaya
fiannsialnya. Di dalam analisa financial leverage dikemukakan
bahwa beban finansial meningkta, maka EBIT harus diperbesar
ntuk menutup kenaikan biaya tersebut. Dapat dikatakan
meningkatnya finansial leverage akan meningkatkan resiko yang
ditanggung oleh perusahaan karena kenaikan beban finansial
akan memkasa perusahaan untuk mempertahankan tingkat EBIT
yang lebih besar.

5. Berikut faktor yang menyebabkan Business Risk


a. Perubahan Permintaan
Semakin stabil permintaan produk suatu perusahaan, semakin rendah
business risk nya.
b. Perubahan Harga
Semakin stabil harga jual produk suatu perusahaan, semakin rendah
business risk nya.
c. Biaya Produksi
Perusahaan yang biaya produksi (misal bahan baku) nya fluktuatif,
akan semakin tinggi business risk nya.
d. Kemampuan mengubah harga terhadap perubahan baya produksi
Ada perusahaan yang lebih mudah/mungkin untuk menaikkan harga
jual produknya jika terjadi perubahan biaya produksi, dibandingkan
perusahaan lain. Perusahaan ini dikatakan memiliki business risk yang
lebih rendah.
e. Kemampuan untuk meghasilkan produk baru dalam waktu singkat
dan biaya rendah
Perusahaan bertekologi tinggi seperti perusahaan IT dan farmasi harus
mampu beradaptasi dengan lingkungan busnis yang selalu dituntut
untuk menghasilkan produk baru. Lingkungan bisnis dimana produknya
mudah obsolete dikatakan memiliki business risk yang tinggi.
f. Fluktuasi nilai tukar
Perusahaan yang mata uangnya penjualan berbeda dengan biaya
produksinya akan menghadapi resiko nilai tukar yang akan
meningkatkan business risk yang tinggi.
g. Operating leverage
Jika sebagian biaya produksi tidak dapat diubah mengikuti permintaan
(fixed cost), maka perusahaan tersebut menghadapi business risk
yang lebih besar. Faktor ini disebut operating leverage.

6. Diket :
 Pinjaman obligasi : Rp 1.200.000
 Bunga obligasi : 8%
 Saham preferen : 1.500 lbr
 Deviden : Rp 50 /lbr

19-NAILA NAHDIA AFIANI 11


 Saham biasa : 4.000 lbr
 Pajak : 40%

Dit :
 Hitunglah pendapatan per lembar saham biasa atau EPS untuk
masing-masing tingkat laba sebelum bunga dan pajak di bawah ini:
a. Rp 368.000,-
b. Rp 400.060,-
c. Rp 435.000,-

Jawab :
 Bunga atas obligasi yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebesar
Rp 96.000 (8% x Rp 1.200.000)
 Deviden saham preferen Rp 75.000 (1500 x Rp 50)

EPS pada tingkat EBIT yang berbeda


               
EBIT Rp 368.000   Rp 400.060   Rp 435.000
   
Less: Interest (I) -Rp 96.000   -Rp 96.000   -Rp 96.000
   
Earning before taxes Rp 272.000   Rp 304.060   Rp 339.000
   
Less: taxes 40% (T) -Rp 108.800   -Rp 121.624   -Rp135.600
   
Earning after taxes (EAT) Rp 163.200   Rp 182.436   Rp 203.400
   
Less: Prefered Stock
-Rp 75.000   -Rp 75.000   -Rp 75.000
  Deviden  
Earning available for Rp 88.200   Rp 107.436   Rp 128.400
   

  common stockholders            
(EAC)          
   
Earning per share (eps) Rp 88.200   Rp 107.436   Rp 128.400
   
    4000   4000   4000  
               
    Rp 22,05 /share Rp 26,859 /share Rp 32,1/share
               

7. Diket :
 EBIT : Rp 4.500.000
 I : Rp 1.500.000
 Saham biasa : 150.000 lbr
 Pajak : 40%

Dit :

19-NAILA NAHDIA AFIANI 12


 hitunglah tingkat financial leverage perusahaan

Jawab :
EBIT
 DFL untuk tingkat EBIT tertentu = PD
EBIT−i−( )
1−t

=
Rp 4.500 .000
0
Rp 4.500.000−Rp1.500 .000−( )
1−40 %

= 1,5
8. Diket :
 Saham biasa : 400.000 lbr
 Pinjaman Obligasi : Rp 1.000.000
 Pajak : 40%

Dit :
a. Kalau diketahui tingkat bunga untuk pinjaman obligasi adalah
sebesar 8%, berapakah financial breakeven point dari perusahaan
tersebut?
b. Hitunglah financial breakeven point, jika diketahui bahwa tingkat
bunga atas pinjaman obligasi naik menjadi 10%.
c. Dengan menggunakan perhitungan dalam point b di atas, juga
diketahui bahwa perusahaan memiliki 1.000 lembar saham preferen
yang beredar dengan deviden sebesar Rp 75 /saham. Berapakah
financial breakeven point perusahaan tersebut?
d. Deviden saham preferen yang dibayar dalain point c di atas, ternyata
Rp 65,-/saham. Berapakah financial breakeven point-nya?

Jawab :
a. Bunga obligasi = 8% x Rp 1.000.000 = Rp
80.000

Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) =
1−t

Rp 0
= + Rp 80.000
1−0,04

= Rp 80.000

b. Bunga obligasi =10%xRp1.000.000 = Rp


100.000

Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) =
1−t

19-NAILA NAHDIA AFIANI 13


Rp 0
= + Rp 100.000
1−0,04

= Rp 100.000

c. Prefered Devident =1.000 lbr x Rp 75 = Rp 75.000

Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) = +i
1−t

Rp 75.000
= + Rp 100.000
1−0,04

= Rp 125.000+Rp 100.000
= Rp 225.000

d. Prefered Devident =1.000 lbr x Rp 65 = Rp 65.000

Prefered Divident
Financial Breakeven Point (BEP) = +i
1−t

Rp 65.000
= + Rp 100.000
1−0,04

= Rp 108.333+Rp 100.000
= Rp 208.333
9. Diket:
EBIT = Rp 4.500.000
I = Rp 1.500.000
Saham Biasa = 150.000
Pajak = 40%

Dit:
a. Hitunglah degree of financial leverage.
b. Dengan menggunakan axis EBIT-eps, buatlah gambar financing plan
perusahaan ini.

Jawab:
EBIT
a. DFL pada x = PD
EBIT−i−( )
1−T

Rp 4.500 .000
= 0
Rp 4.500.000−Rp1.500 .000−( )
1−0,4

19-NAILA NAHDIA AFIANI 14


Rp 4.500.000
=
Rp3.000 .000

= 1,5

Jadi, DFL perusahaan sebesar 1,5

b.
       
  EBIT Rp4.500.000  
  Less: Interest (I) -Rp1.500.000  
  Earning before taxes Rp3.000.000  
  Less: taxes 40% (T) -Rp1.200.000  
  Earning after taxes (EAT) Rp1.800.000  
  Less: Prefered Stock Deviden Rp0  
  Earning available for Rp1.800.000  
  common stockholders    
  (EAC)    
  Earning per share (eps) Rp1.800.000  
    150.000  
       
    Rp 12 /share
       

Fianancing Plan
16
14
12
10
8
EPS

6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
4.500.000
EBIT

10.
a. DFL dari masing-masing dinancial plan
 Sebelum tambahan modal (Misal EBIT -40%)

i = 6% x Rp 100.000 = Rp 6.000

19-NAILA NAHDIA AFIANI 15


EBIT
DFL pada EBIT Rp 18.000 = PD
EBIT−i−( )
1−t

Rp 18.000
= 0
Rp 18.000−Rp 6.000−( )
1−0,4

Rp 18.000
=
Rp 12.000

= 1,5

 Setelah ada tambahan modal


I = 6% x Rp 100.000 = Rp 6.000
= 6% x Rp 20.000 = Rp 1.200

EBIT
DFL pada EBIT Rp 18.000 = PD
EBIT−i−( )
1−t

=
Rp30.000
0
Rp 30.000−(Rp 6.000+ Rp1.200)−( )
1−0,4

Rp 30.000
=
Rp 22.800

= 1,32

b. Gambar financial plan dalam axis EBIT –es


       
  EBIT Rp 10.000  
  Less: Interest (I) -Rp 6.000  
  Earning before taxes Rp 4.000  
  Less: taxes 40% (T) -Rp 1.600  
  Earning after taxes (EAT) Rp 2.400  
  Less: Prefered Stock Deviden Rp -  
  Earning available for Rp 2.400  
  common stockholders    
  (EAC)    
  Earning per share (eps) Rp 2.400  
    10.000  

19-NAILA NAHDIA AFIANI 16


       
    Rp 0,24/share
       

       
  EBIT Rp 30.000  
  Less: Interest (I) -Rp 7.200  
  Earning before taxes Rp 22.800  
  Less: taxes 40% (T) -Rp 9.120  
  Earning after taxes (EAT) Rp 13.680  
  Less: Prefered Stock Deviden Rp -  
  Earning available for Rp 13.680  
  common stockholders    
  (EAC)    
  Earning per share (eps) Rp 13.680  
    11.000  
       
    Rp 1,24/share
       

c. Dari hasil analisis perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan


bahwa tingkat EBIT Rp 30.000 memberikan EPS yang lebih besar
dibandingkan tingkat EPS Rp 10.000
11.
a. Hitunglah tingkat BEP
F
BEP = X =
P−V

Rp 200.000
X =
Rp 230−Rp180

Rp 200.000
X =
Rp 50

X = 4.000 unit

b. Hitunglah tingkat financial BEP


F
BEP = X =
1−V / P

Rp 200.000
X =
1−Rp180 /Rp 230

X = 920.000

19-NAILA NAHDIA AFIANI 17


12. .
a. Hitung besar EBIT, jika produk terjual 2.000 unit
EBIT = (P x X) – (V x X) – F
= (Rp 50.000xRp2.000)–(Rp30.000xRp2.000)–Rp 30.000.000
= (Rp 100.000.000)–(Rp 60.000.000)–(Rp 30.000.000)
= Rp 10.000.000

b. Hitung besar EBIT, jika produk terjual 3.000 unit


EBIT = (P x X) – (V x X) – F
= (Rp50.000xRp3.000)–(Rp30.000xRp 3.000)–Rp 30.000.000
= (Rp 150.000.000)–(Rp 90.000.000)–(Rp 30.000.000)
= Rp 30.000.000

c. Hitung besar EBIT, jika produk terjual 4.000 unit


EBIT = (P x X) – (V x X) – F
= (Rp50.000xRp4.000)–(Rp30.000xRp 4.000)–Rp 30.000.000
= (Rp 200.000.000)–(Rp 120.000.000)–(Rp 30.000.000)
= Rp 50.000.000

d. Hitung besar DOL, jika produk terjual 2.000 unit


X ( P−V )
DOL =
X ( P−V )−F

2000( Rp 50.000−Rp 30.000)


=
2000 ( Rp 50.000−Rp 30.000 )−Rp 30. 000.000

2000( Rp 20.000)
=
2000 ( Rp 20.000 )−Rp 30. 000.000

Rp 40.000.000
=
Rp10.000 .000

=4

e. Hitung besar DOL, jika produk terjual 3.000 unit


X ( P−V )
DOL =
X ( P−V )−F

3000( Rp 50.000−Rp 30.000)


=
3000 ( Rp 50.000−Rp 30.000 )−Rp 30. 000.000

3000( Rp 20.000)
=
3000 ( Rp 20.000 )−Rp 30. 000.000

Rp 60.000 .000
=
Rp 30.000 .000

19-NAILA NAHDIA AFIANI 18


=2

f. Hitung besar DOL, jika produk terjual 4.000 unit


X ( P−V )
DOL =
X ( P−V )−F

4000 (Rp 50.000−Rp 30.000)


=
4000 ( Rp50.000−Rp30.000 )−Rp30.000 .000

4000 ( Rp20.000)
=
4000 ( Rp20.000 )−Rp30.000 .000

Rp 80.000 .000
=
Rp50.000 .000

= 1,6

13. .
a. Laba per lembar saham
       
  EBIT Rp 150.000.000  
  Less: Interest (I) -Rp 2.500.000  
  Earning before taxes Rp 147.500.000  
  Less: taxes 40% (T) -Rp 51.625.000  
  Earning after taxes (EAT) Rp 95.875.000  
  Less: Prefered Stock Deviden Rp -  
  Earning available for Rp 95.875.000  
  common stockholders    
  (EAC)    
  Earning per share (eps) Rp 95.875.000  
    5.000.000  
       
    Rp 19,175/share
       

b. Menghitung DFL
EBIT
DFL pada X = PD
EBIT−i−( )
1−t

Rp 150.000.000
= 0
Rp 150.000 .000−Rp 2.500 .000−( )
1−0,35

19-NAILA NAHDIA AFIANI 19


Rp 150.000 .000
=
Rp 147.500 .000

= 1,02
Jadi, DFL perusahaan sebesar 1,02

c. Peningkatan eps
       
  EBIT Rp 225.000.000  
  Less: Interest (I) -Rp 2.500.000  
  Earning before taxes Rp 222.500.000  
  Less: taxes 40% (T) -Rp 77.875.000  
  Earning after taxes (EAT) Rp 144.625.000  
  Less: Prefered Stock Deviden Rp -  
  Earning available for Rp 144.625.000  
  common stockholders    
  (EAC)    
  Earning per share (eps) Rp 144.625.000  
    5.000.000  
       
    Rp 28,925/share
       

14. .
a. Dari data tersebut, jika jumlah lembar saham yang beredar 10 juta
lembar, hitunglah DOL, DFL, DTL

S−TV
 DOL =
S−TV −F

Rp 500.000 .000−Rp 240.000.000


=
Rp 500.000 .000−Rp 240.000 .000−Rp 130.000.000

Rp 260.000 .000
=
Rp 130.000 .000

=2

EBIT
 DFL (dlm jtaan) = EBIT−i−( PD )
1−t

19-NAILA NAHDIA AFIANI 20


Rp 130
= 0
Rp 130−30−( )
1−0,35

Rp 130
=
Rp 100

= 1,3

 DTL = DOL x DFL


= 2 x 1,3
= 2,6

b. Jika penjualan naik 20%, hitunglah laba setelah pajak yang baru.

Penjualan bersih Rp 600.000.000


Biaya Variabel Rp 240.000.000
Pendapatan sebelum biaya tetap dan biaya Rp 360.000.000
vaiabel
Biaya Tetap Rp 130.000.000
EBIT Rp 230.000.000
Beban Bunga Rp 30.000.000
Laba sebelum pajak Rp 200.000.000
Pajak 35% Rp 70.000.000
Laba setelah pajak Rp 130.000.000

c. Adanya investasi mengakibatkan peningkatan biaya tetap menjadi Rp


260 juta, dan menurunkan biaya variabel menjasi Rp 120 juta pada
tingkat penjualan seperti sekarang ini. Investasi tersebut dibiayai
dengan obligasi dengan beban bunga akan meningkat menjadi Rp 50
juta. Namun jika investasi tersebut dipenuhi dengan modal sendiri
perusahaan harus mengeluarkan 1 juta saham baru. Jika faktor lain
tetap, berapa besarnya laba per lembar saham dan degree of
combined leverage.
(Dalam jutaan)
Penjualan bersih Rp 600
Biaya Variabel Rp 120
Pendapatan sebelum biaya tetap dan biaya Rp 480
vaiabel
Biaya Tetap Rp 260
EBIT Rp 220
Beban Bunga Rp 50
Laba sebelum pajak Rp 170
Pajak 35% Rp 59,50
Laba setelah pajak Rp 110,50

       

19-NAILA NAHDIA AFIANI 21


  EBIT Rp 220.000.000  
  Less: Interest (I) -Rp 50.000.000  
  Earning before taxes Rp 170.000.000  
  Less: taxes 40% (T) -Rp 59.500.000  
  Earning after taxes (EAT) Rp 110.500.000  
  Less: Prefered Stock Deviden Rp -  
  Earning available for Rp 110.500.000  
  common stockholders    
  (EAC)    
  Earning per share (eps) Rp 110.500.000  
    10.000.000  
       
    Rp 11,05/share
       

S−TV
 DOL =
S−TV −F

Rp 600.000 .000−Rp 120.000 .000


=
Rp 6 00.000 .000−Rp 1 40.000 .000−Rp 130.000 .000

Rp 48 0.000.000
=
Rp35 0.000 .000

= 1,37

EBIT
 DFL (dlm jtaan) = EBIT−i−( PD )
1−t

Rp 22 0
= 0
Rp 22 0−Rp 5 0−( )
1−0,35

Rp22 0
=
Rp 17 0

= 1,29

 DCL = DOL x DFL


= 1,37 x 1,29
= 1,7673

19-NAILA NAHDIA AFIANI 22

Anda mungkin juga menyukai