Kebutuhan akan manajer yang efektif menjadi dasar apakah organisasi dapat mencapai
tujuan baik atau tidak. Dalam hal ini salah satunya dibutuhkan kompetensi dibidang
komunikasi, jelaskan ini pada jenjang kepemimpinan (puncak,menengah,bawah) dijenjang
mana kompetensi ini paling di butuhkan
Bagaimana cara komunikasi pemimpin kepada bawahan ketika harus menghadapi masalah
yang bersinggungan dengan prinsip pribadinya sendiri, disini semisal seorang pemimpin yang
berpegang teguh tidak melakukan KKN di perusahaannya dihadapkan pada suatu kondisi
bawahannya melakukan tindakan tersebut ?.
Sebagai seorang pemimpin orang tersebut harus bijak, tegas, netral dan emosinya harus
stabil. Apa yang dapat dilakukan pemimpin untuk dapat menerapkan hal-hal tersebut dengan
profesional?
Apakah perbedaan dari kepemimpinan otoriter atau demokratis? Lalu dalam sebuah
organisasi gaya kepemimpinan apa yang lebih cocok antara otoriter atau demokratis?
Perbedaan
1. Kepemimpinan otoriter atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau
kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin ber
tindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada di tangan
pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi
musyawarah karena bagi seorang diktator tidak menghendaki adanya perbedaan
dan pastinya suka dg memaksakan kehendaknya. Dengan kepemimpinan diktator
semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan ada di tangan
pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dpt juga brubah sesuai dg
suasana hati pemimpin. Tipe kepemimpinan otoriter jika di terapkan sekarang
mungkin kurang relevan, namun jika kita lihat lagi menurut gaya kepemimpinan
situasional tipe kepemimpinan ini bisa di terapkan terhadap anggota atau bawahan
dengan tingkat kematangan rendah yaitu ketika seorang pemimpin menghadapi
bawahan yang belum bisa atau belum menguasai hampir semua bidang yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya sebagai
indikator, hubungan dengan bawahannya bukan sebagai majikan terhadap
pembantunya, melainkan sebagai saudara tua diantara temen-teman sekerjanya.
Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi bawahannya agar bekerja
secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-
usahanya, selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, serta
mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya. Tipe
kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting
dalam organisasi. Tipe ini diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung
dan penyelamat dari perilaku yang ingin memajukan dan mengembangkan
organisasi. Di samping itu, diwujudkan juga melalui perilaku pimpinan sebagai
pelaksana. Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin yang demokratis mau
menerima bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga
kritik-kritik yang dapat membangun dari para bawahan yang diterimanya sebagai
umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan
berikutnya.
Lebih cocok gaya kepemimpinan yang demokratis karena kita berorganisasi bukan hanya
mencari laba semata melainkan guna mensejahterakan karywan dan juga dalam
berorganisasi sangat perlu menyelesaikan sesuatu dengan musyawarah agar semua
keputusan yang diambil adil, karena organisasi yang baik adalag organisasi yang bersifat
kekeluargaan dan tipe kempemimpinan demokratis yang cocok
3. Pendekatan Situasional
4. Pendekatan Krisis