Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GAYA KEPEMIMPINAN STRATEGIS

Oleh Kelompok 4 :

Dosen Pengampu : Ns.Dian Dwiana,S.Kep.,M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa
memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Manusia selalu berinteraksi
dengan sesama serta dengan lingkungannya. Oleh karena itu segala bentuk
kebudayaan, tatanan hidup, dan system kemasyarakatan terbentuk dari
hasil interaksi dan benturan kepentingan antara manusia yang satu dengan
manusia lainnya.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah
kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan
bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam
kebersamaan. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan manusia yang harmonis antar anggota
kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan
hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan.
Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia
Secara naluriah, pada setiap kelompok akan selalu ada pemimpinnya, yang
muncul secara alamiah maupun melalui proses pengisian yang modelnya
disepakati bersama oleh para anggota kelompok. Untuk itulah dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa
pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.
Masalah kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana seorang pemimpin dapat
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Untuk memilih seorang
pemimpin yang baik dan efektif tentu ada kriteria-kriteria tertentu.
Perkembangan model-model kepemimpinan di masyarakat juga beragam.
Setiap model kepemimpinan memiliki karakteristik yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan strategis ?
2. Apa jenis-jenis teori kepemimpinan
3. Apa saja indikator yang digunakan untuk mengukur
4. apakah seorang individu bisa dikatakan seorang pemimpin strategis
?
5. Bagaimana karasteristik pemimpin strategis ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi kepemimpinan strategis.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis teori kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui indikator yang digunakan untuk mengukur
apakah seorang individu bisa dikatakan seorang pemimpin
strategis.
4. Untuk mengetahui karasteristik pemimpin strategis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian kepemimpinan strategis


Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:346) kepemimpinan
adalah proses mengarahkan, menginstruksikan, atau mempengaruhi
oranglain atau organisasi untuk melaksanakan suatu tugas atau tujuan
organisasi.
Selanjutnya lebih detail lagi menurut Hill dan Jones (2013:4)
kepemimpinan stratejik adalah penciptaan keunggulan bersaing yang
dilakukan oleh manajemen yang efektif melalui proses pembuatan strategi.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemimpinan Strategik adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mengarahkan, mengelola suatu organisasi dan juga individu lain tanpa
adanya paksaan melalui visi dan misi yang berdampak bagi suatu
kelangsungan hidup organisasi.
B. Karakteristik Kepemimpinan Strategis

Kepemimpinan strategis memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang,


dari paparan Yukl dalam Ricky Rafael (2017:16) melalui temuan empirisnya
dikemukakan beberapa karakteristik perilaku pemimpin strategis yakni:

Berani mengambil tindakan tegas terutama disaat menghadapi krisis


Memiliki kompetensi melakukan perubahan yang tahan lama
Tahu apa yang dilakukan dan mampu mengendalikan peristiwa/situasi
Menghargai kinerja yang baik namun tidak menyalahkan kondisi eksternal
karena kinerja yang buruk.
C. Indikator Kepemimpinan
Stratejik Menurut Hitt, et all dalam Ricky Rafael (2017:41) mengusulkan
ada lima komponen indikator kepemimpinan strategis yang efektif yaitu:

Menentukan arah strategis Menentukan kemana arah strategis instansi


dengan mengembangkan visi jangka panjang instansi.
Mengelola Sumber Daya Perkembangan, memelihara, dan menggali lebih
jauh sumber daya yang dimiliki oleh instansi agar dapat mengoptimalkan
kinerja instansi
Mempertahankan Budaya Organisasi Seorang pemimpin yang baik harus
dapat mengembangkan dan memelihara budaya yang dimiliki dalam suatu
instansi. Seperti menghilangkan budaya yang buruk di instansi.
Menekankan Etika Etika berfungsi untuk mengatur tindakan dan perilaku
karyawan berdasarkan aturan-aturan yang ada.
Kontrol Organisasi Pengendalian strategi bertujuan untuk mencapai hasil
yang diinginkan oleh instansi.

D. Tipe Strategis

Ada empat tipe strategi yang dapat digunakan pada berbagai tingkatan perusahaan
dan bisnis yaitu:

Strategi Pertumbuhan.
Strategi ini berusaha meningkatkan ukuran perusahaan dan
ekspansi operasi perusahaan. Strategi ini sangat dikenal karena hampir
semua industri atau perusahaan yang menginginkan adanya pertumbuhan
dalam kehidupan usahanya dalam jangka panjang. Pertumbuhan usaha
dapat terjadi dengan beberapa cara seperti:
Berkembang secara internal melalui konsentrasi, yaitu menggunakan
kekuatan yang ada untuk memperbaharui dan meningkatkan produktifitas,
tanpa menanggung resiko yang besar. (pengembangan pasar,
pengembangan produk dan inovasi).
Diversifikasi, melakukan akuisisi bisnis baru yang berhubungan atau tidak
dengan bisnisnya atau melakukan investasi spekulasi yang baru.(integrasi
vertikal, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat dan kemitraan).
Strategi Pengurangan.
Dapat disebut sebagai strategi pertahanan, dengan mengurangi
skala operasi untuk kepentingan efisiensi dan meningkatkan kinerja.
Strategi pertahanan dapat dilakukan dengan cara seperti:
Kembali pada bisnis inti dengan menjual unit bisnis lain yang tidak
berhubungan dengan bisnis intinya pada awal program diversifikasi,
Menurunkan ukuran dengan mengurangi biaya dan restrukturisasi untuk
mengembangkan operasi yang efisien.
Pelepasan dengan menjual bagian organisasi untuk memotong biaya.
Likuidasi, menutup operasi dengan menjual asset operasi yang sudah
bangkrut.
Strategi Stabilitas.
Strategi dengan tetap menjalankan kegiatan pada saat ini dengan
mengurangi tekanan untuk pertumbuhan dan tanpa komitmen pada
beberapa perubahan operasi utama. Strategi untuk organisasi yang dapat
melakukan kegiatan dengan sangat baik dalam menghadapi lingkungan,
resiko rendah yang dapat dihadapi dan melakukan konsolidasi yang
diperlukan dengan strategi-strategi yang terlibat.
Strategi Kombinasi
Dalam waktu yang sama melakukan kombinasi dari beberapa
strategi, untuk menghadapi perubahan lingkungan yang dinamis dengan
tingkat persaingan tinggi, dimana kondisi perusahaan beroperasi secara
kompleks.

E. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Tipe Otokratik
Tipe pemimpin otokratik adalah tipe pemimpin yang
memperlakukan organisasi yang dipimpinnya sebagai milik
pribadi. Sehingga hanya kemauannya sajalah yang harus
berlangsung dan kurang mau memperhatikan kritik dari
bawahannya. Ia berfikir bahwa mereka yang dipimpin itu
sematamata bawahannya. Oleh sebab itu, biasanya ia tertutup
terhadap kritik, saran dan pendapat orang lain. ia beranggapan
bahwa seolah-olah pikiran dan pendapatnyalah yang paling benar,
karena itu harus dilaksanakan dan dipatuhi secara mutlak
Tipe Paternalistik
Kepemimpinan paternalistik adalah model kepemimpinan
yang mana pemimpin menganggap orang yang dipimpin tidak
pernah dewasa, karenanya ia jarang memberikan kesempatan
kepada yang dipimpinnya untuk mengembangkan daya kreasi,
inisiatif dan mengambil keputusan dalam bidang tugas yang
dibebankan kepadanya. Kepemimpinan model ini lebih
menonjolkan figur, dan biasanya jika figurnya wafat, maka
organisasi akan menjadi stagnan, mundur atau runtuh. Tipe
pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat
yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris
Tipe Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik adalah suatu kemampuan untuk
menggerakan orang lain dengan mendayagunakan kelebihan atau
keistimewaan dalam sifat kepribadian yang dimiliki oleh seorang
pemimpin
Tipe Laissez Faire
Pola kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari pola
kepemimpinan otokrasi. Perilaku yang dominan dalam
kepemimpinan ini adalah perilaku kompromi Pemimpin dalam
pola kepemimpinan ini berkedudukan sebagai symbol atau
perlambang organisasi. Kepemimpinan dijalankan dengan
memberikan kebebasan kepada semua anggota organisasi dalam
menetapkan keputusan dan pelaksanaannya menurut kehendak
masing-masing. Kepemimpinan ini juga disebut kepemimpinan
bebas kendali.
Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis adalah sebuah model
kepemimpinan yang mana pemimpinnya berusaha mensinkronkan
antara kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentinagn dan
tujuan orang yang dipimpinannya. Pemimpin model ini biasanya
lebih mengutamakan kerjasama. Ia lebih terbuka, mau dikritik dan
menerima pendapat dari orang lain. Dalam mengambil keputusan
dan kebijaksanaan lebih mengutamakan musyawarah

F. Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Strategis

Kelebihan
Mendorong semua orang yang terlibat untuk selalu berpikir kritis dan
objektif.

Mendorong kontribusi aktif dan sense of belonging yang kuat dari setiap
anggotanya.

Mencegah dan mengurangi risiko konflik.

Menggiatkan kolaborasi antar-departemen.

Menguatkan komitmen kerja dan loyalitas setiap anggotanya.

Alur komunikasi yang jelas di seluruh bagian organisasi.

Kekurangan
Tidak benar-benar dapat memprediksi masa depan dan semua
kemungkinan terburuknya.
Terlalu fokus pada masa depan; tidak benar-benar mengatasi masalah yang saat
ini sedang ada di depan mata.

Tidak begitu fleksibel. Jika ada satu aspek dalam strateginya ada yang perlu
diubah atau dikoreksi sambil jalan, hal tersebut dapat memengaruhi keseluruhan
organisasi.

Berpotensi mengucurkan biaya tambahan, terutama jika strategi tidak berjalan


sesuai yang diharapkan.

G. Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan yang berkembang selama ini ingin mengetahui


bagaimana terjadinya keefektifan kepemimpinan dalam organisasi. Sehingga
berbagai hasil penelitian menemukan teori bahwa kepemimpinan dapat dilihat dari
pribadi pemimpin, perilaku pemimpin, situasi budaya organisasi, hubungan
pemimpin dengan yang dipimpin dan hubungan pemimpin dengan tugas-
tugasnya.

Teori Genetis
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin besar (great leader)
dilahirkan, bukan dibuat (leader are born, and not made).29 Penganut teori
ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan terbentuk dengan
sendirinya karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam
keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan
menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah
menetapkan ia menjadi pemimpin. Mitos ini berbahaya bagi
perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandang pantas
menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkan
sebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin
tidak memiliki kesempatan menjadi pemimpin.
Teori Sosial
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin-pemimpin itu harus
disiapkan dan dibentuk, Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are
born and not made”, maka penganut-penganut sosial mengatakan
sebaliknya yaitu “Leaders are made and not born”. Penganut penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin
apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
Teori Ekologis Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori
genetis dan teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa
seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu
lahirnya telah memiliki bakat bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut
bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu
Teori Kontingensi
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori
Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat
bahwa, ada tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan
seseorang menjadi pemimpin atau tidak, yaitu: (1) Bakat kepemimpinan
yang dimilikinya; (2) Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang
pernah diperolehnya; dan (3) Kegiatan sendiri untuk mengembangkan
bakat kepemimpinan tersebut.
BAB III

ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal :
Implementasi rencana strategis pelayanan keperawatan dalam perspektif
kepemimpinan kepala ruangan berbasis budaya organisasi di rumah swasta

Nama Jurnal : journal caring nursing

Volume dan Nomor : Volume 2 Nomor 2

Tahun Publikasi : Oktober 2018

Penulis Jurnal : M. Saubari Azhar N., Wahyudin, Machli Riyadi

Nama Instansi : Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Analisis
A. Judul jurnal : judul jurnal sudah sesuai terdiri dari 12 kata
menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal dan rata tengah,judul
sudah mencakup kata kunci yang sesuai.untuk naskah judul bahasa
indonesia juga di tulis dalam bahasa inggris dan diletakan setelah judul
bahasa indonesia
B. Nama Penulis : nama penulis sudah sesuai tidak ditulis gelar akademik
dan dicetak tebal.
C. Abstrak : penulisan abstrak sesuai aturan tidak melebihi 200
kata.abstrak ditulis dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris.kata
kunci di tulis dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris dengan 3 kata
kunci.
D. Pendahuluan : Kepemimpinan sebagai salah satu indikator kualitas
sumber daya manusia dalam hubungannya dengan hubungan antar
manusia merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu
organisasi seperti rumah sakit. Banyaknya rumah sakit yang berdiri
membuat kepemimpinan sebagai salah satu indikator kualitas tersebut
dihadapkan pada tantangan persaingan dengan rumah sakit lain yang
juga menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat, baik
rumah sakit milik pemerintah maupun milik swasta. Persaingan
tersebut menuntut rumah sakit harus memiliki keunggulan kompetitif
untuk dapat menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan. Kemampuan dalam menciptakan
keunggulan kompetitif ini pada akhirnya membuat tantangan rumah
sakit untuk mempunyai rencana strategis yang lebih baik. Rencana
strategis yang secara teknis kurang sempurna jika diimplementasikan
dengan baik, maka akan didapat hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan rencana strategis yang sempurna namun hanya di atas kertas.
Hal ini didukung sebuah hasil penelitian pada 31 industri manufaktur
dimana hasilnya menunjukkan bahwa kinerja yang diperoleh
perusahaan tidak sekedar ditentukan oleh rencana strategis yang
dimiliki, namun lebih disebabkan karena efektivitas perusahaan dalam
mengimplementasikan rencana strategis tersebut.
Analisis : pendahuluan ditulis menjorok kedalam,di dalam
pendahuluan sudah sesuai ditulis dengan bahasa dan istilah yang baku.
E. Tujuan Penelitian : tidak tertulis dalam jurnal tujuan dari penelitian
yang dilakukan.
F. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan studi kualitatif dengan
pendekatan etnografi untuk mengeksplorasi implementasi rencana
strategis pelayanan keperawatan dalam perspektif kepemimpinan
kepala ruangan berbasis budaya organisasi pada salah satu Rumah
Sakit di Kalimantan. Pengambilan data menggunakan indepth
interview, observasi, dan dokumentasi.
Analisis : metode penelitian sudah sesuai berisi tentang cara penelitian
dilakukan dengan studi kualitatif.
G. Hasil Penelitian :pada hasil penelitian ini yang berfokus pada
implementasi rencana strategis, budaya organisasi, dan kepemimpinan
kepala ruangan prosedur. Fokus ini terbagi lagi menjadi subfokus
personalia, strategi atau metode, penataan staff, pengarahan, gaya
kepemimpinan, nilai, asumsi, artefak, dan ritual implementasi rencana
strategis pelayanan keperawatan.
Analisis : hasil penelitian secara keseluruhan sudah menjawab
masalah pada penelitian yang dilakukan secara jelas dan
logis.ditambah dengan penggunaan footnote meningkatkan
pemahaman pembaca dalam membedakan yang mana hasil tulisan
penulis dan kutipan.
H. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan Jurnal :
 jurnal sudah menggunakan abstrak 2 bahasa yaitu bahasa
indonesia dan bahasa inggris sehingga dapat digunakan sebagai
rujukan internasional
2. Kelemahan Jurnal :
 Didalam abstrak juga tidak dijelaskan tujuan dari penelitian ini

I. Kesimpulan : kesimpulan sudah sesuai menyimpulkan hasil dari


penelitian
J. Daftar Pustaka : sumber rujukan dari daftar pustaka terbitan 10 tahun
terakhir,referensi menggunakan sumber primer berupa artikel jurnal
ilmiah.penulisan mengikuti kaidah APA.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang bertanggung
jawab untuk menciptakan harmoni antara tuntutan lingkungan
ekstrenal organisasi dengan visi, misi, strategi dan implementasi
organisasi. Selain itu kepemimpinan strategis merupakan
kepemimpinan yang diperlukan pada kondisi yang kompleks dalam
suatu organisasi. Ada beberapa teori kepemimpinan yaitu Teori Great
Man, Teori Perilaku Kepemimpinan, Kepemimpinan Situsional, Teori
Kepemimpian Kontingensi dan Transaksional, dan Kepemimpinan
Transpormatif.Ada enam indiktator seorang dikatakan pemimpin
strategis, yaitu memiliki visi, memiliki kemandirian dalam memimpin,
memiliki kemampuan memotivasi dan menginspirasi orang lain,
memiliki kemampuan untuk memberdayakan tim dan orang lain,
memiliki kemampuan untuk bisa mempengaruhi orang lain sekaligus
menjalin kolaborasi, dan memiliki kreativitas dan semangat inovasi .
B. SARAN
Setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Akan sangat
menguntungkan jika kita mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan
dalam diri kita sehingga kita mampu menjadi pemimpin yang strategis.

Anda mungkin juga menyukai