Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih dan maha
penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “MOTIVASI DAN KEPRIBADIAN” ini baik.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahnwa masih banyak kekurangan yang
ada dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya . oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalahini.
Akhir kata kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca. Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan memberikan dampak yang baik
bagi kehidupannya. Tingginya motivasi tersebut akan mengubah perilakunya, untuk
menggapai cita-cita dan menjalani hidup dengan lebih baik. Oleh karena itu, setiap
orang sangat membutuhkan motivasi untuk dirinya sendiri. Hal ini, agar Anda tidak
mudah putus asa dan merasa down. Serta dapat cepat bangkit saat mengalami
kegagalan.
Tidak ada dua manusia yang persis sama dalam sifat atau kepribadiannya,
masing-masing memiliki karakteristik yang unik yang berbeda satu sama lain, inilah
yang disebut sebagai kepribadian manusia. Selain berbeda satu sama lain, manusia juga
4
memiliki kesamaan satu dengan yang lainnya. Kita bisa menggolongkan berbagai
kepribadian atau karakterisitik manusia berdasarkan kesamaan karakteristiknya
sehingga adanya pengelompokan kepribadian. Memahami kepribadian konsumen
adalah penting bagi pemasar karena kepribadian bisa terkait dengan perilaku konsumen.
Perbedaan dalam kepribadian akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih atau
membeli produk, karena konsumen akan membeli barang yang sesuai dengan
kepribadiannya. Singkatnya, pemahaman terhadap kepribadian sangat bermanfaat bagi
pemasar, karena kepribadian dapat dijadikan dasar dalam melakukan pemangsaan pasar
(market segmentation).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian motivasi
2. Jenis-Jenis motivasi
3. Model motivasi
4. Teori motivasi
5. Motivasi dan strategi pemasaran
6. Pengertian kepribadian
7. Karakteristik kepribadian
8. Teori kepribadian
9. Gaya hidup (LifeStyle)
10. Kepribadian dan Perilaku Konsumen
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Arti Motivasi. Ketika Anda merasa lapar atau haus, maka Anda akan segera
mencari makanan atau minuman untuk menghilangkan rasa lapar dan haus tersebut.
Lapar dan haus adalah kondisi fisik seseorang yang menyebabkan ia membutuhkan
makanan dan minuman untuk menghilangkan rasa lapar dan haus tersebut. Rasa
lapar dan haus mendorong seseorang intuk mencari makanan dan minuman.
Dorongan tersebut disebut sebagai motivasi.
6
2. Jenis – jenis motivasi
Motivasi dibagi menjadi dua jenis. Lalu, apa sajalakah jenis-jenis motivasi
tersebut? Simaklah penjelasan di bawah ini:
Pertama adalah motivasi Internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam
diri setiap individu. Motivasi tersebut tumbuh dari dalam tanpa adanya
pengararuh dari orang lain.
Kedua adalah motivasi eksternal. Kebalikannya dari motivasi internal,
motivasi ekternal berasal dari luar individu itu sendiri. Artinya bahwa,
motivasi ini timbul akibat adanya rangasangan atau pengaruh dari orang
lain, maupun hal yang berasal dari luar dirinya
3. Model Motivasi
Dari gambar diatas Stimulus atau rangsangan (misalnya rasa lapar) akan
menyebabkan pengenalan kebutuhan (need recognition). Rangsangan tersebut
bisa datang dari dalam diri seseorang (kondis fisiologis). Rangsangan terjadi
karena adanya gap antara apa yang dirasakan dengan apa yang scharusnya
dirasakan. Gap inilah yang mengakibatkan adanya rasa lapar dan haus, sehingga
konsumen merasakan adanya pengenalan kebutuhan akan makanan dan minuman
(need recognition: unfulfilled needs, wanis, and desires).
7
macam. Pertama, konsumen akan mencari informasi mengenai produk, merek,
atau toko. Kedua, konsumen mungkin akan berbicara kepada teman, saudara, atau
mendatangi toko. Ketiga, konsumen mungkin membeli produk atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Tindakan tersebut akan menyebabkan tercapainya
tujuan konsumen atau terpenuhinya kebutuhan konsumen (goal or need
fulfillment) atau konsumen memperoleh insentif (incentive objects atau consumer
incentives). Insentif bisa berbentuk produk, jasa, dan informasi yang dipandang
bisa memenuhi kebutuhan konsumen.
Kebutuhan
Tujuan (Goals)
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa perilaku (tindakan) adalah
berorientasi tujuan (goal oriented behavior). Artinya, untuk memenuhi
kebutuhannya, seorang konsumen harus memiliki tujuan akan tindakannya.
Tujuan adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan ada karena adanya
kebutuhan. Tujuan dibedakan ke dalam tujuan generik (generic goals), yaitu
kategori umum dari tujuan yang dipandang sebagai cara untuk memenuhi
kebutuhan.
8
4. Teori Motivasi
a. Teori Maslow Teori Maslow beranggapan bahwa individu akan mempunyai
perilaku untuk mendorong kehidupannya, dalam rangka memenuhi segala
kebutuhan hidup. Individu cenderung akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan pertamanya. Kemudian ia akan memenuhi kebutuhan kedua, ketiga
dan seterusnya. Hal tersebut akan terus terjadi, untuk memenuhi prioritas-
prioritas dalam hidupnya.
b. Teori Keadilan Adam Smith telah mengembangkan teori ini. Ia
mengemukakan bahwa dalam teori temuannya ini terdapat 4 komponen utama,
yaitu outcome, input, equity in equity dan comparison person. Outcome berarti
segala sesuatu yang menghasilkan, contohnya adalah upah, bonus atau pun
promosi jabatan. Maka, biasanya seseorang akan termotivasi untuk
mendapatkan outcome tersebut. Input adalah sebuah penghargaan yang
didapatkan untuk menunjang kinerjanya. Sementara equity in equity adalah
perbandingan antara input dan outcome karyawan satu dengan lainnya.
Terakhir yaitu comparison person adalah kesempatan seorang individu dalam
menjadi seorang karyawan dalam perusahaan atau organisasi tertentu.
c. Teori Harapan Seperti namanya, teori ini dikembangkan berdasarkan harapan-
harapan individu untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya.
Sehingga, individu yang memiliki harapan pasti akan bekerja keras untuk
mewujudkannya.
d. Teori Motivasi Prestasi Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh
Hasibuan. Ia mengemukakan bahwa di dalam diri seorang karyawan pastilah
memiliki energi potensial-potensial. Energi potensial tersebut dapat
dikeluarkan oleh setiap individu, berdasarkan besarnya dorongan yang ada di
dalam dirinya. Sehingga, energi tersebut dapat menghasilkan harapan, prestasi
juga keberhasilan dalam menjalani pekerjaan.
5. Motivasi dan Strategi Pemasaran
Setelah kita memahami arti motivasi dan kebutuhan dan bagaimana
pentingnya dalam mempengaruhi perilaku seseorang maka kita perlu mengetahui
bagaimna teori-teori motivasi tersebut bisa dimanfaatkan dalam strategi pemasaran.
9
Dua aplikasi penting dari teori motivasi adalah (1) segmentasi dan (2) positioing.
1) Segmentasi
Para pemasar bisa menggunakan teori motivasi Maslow atau
hierarki kebutuhan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar.
Produk atau jasa yang dipasarkan bisa diarahkan untuk target pasar
berdasarkan tingkat kebbutuhan konsumen. Ini bisa dilakukan dengan
membuat iklan yang berisi pesan mengenai kebutuhan konsumen yang
bisa dipenuhi oleh produk atau jasa yang akan dipasarkan. Mobil sedan
mewah seperti Jguar, BMW, Mercedez, Lexus, dan sebagainya
diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki kebutuhan akan ego dan
aktualisasi diri, bukan untuk memenuhi kebutuhan dasar akan transportasi.
2) Positioning
Hierarki kebutuhan dari Maslow juga bisa dimanfaatkan untuk
melakukan positioning produk atau jasa. Positioning adalah citra produk
atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci dari positioning adalah
persepsi konsumen terhadap produk atau jasa. Produsen mungkin
menginginkan produknya atau mereknya sebagai produk yang unik
dibenak konsumen, yang berbeda dari produk pesaingnya.
10
B. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
11
2. Karakteristik Kepribadian
Dari beberapa definisi mengenai kepribadian yang telah dikemukakan
dapat pula disimpulkan beberapa karakteristik dari kepribadian, seperti
dikemukakan berikut ini.
1) Kepribadian Menggambarkan Perbedaan Individu
Kepribadian menunjukkan karakteristik yang terdalam pada diri
manusia, yang merupakan gabungan dari banyak faktor yang unik. Karena
itu, tidak ada dua manusia yang memiliki kesamaan dalam satu
karakteristik, tetapi pada karakteristik lainnya mungkin berbeda. Misalnya,
dua kakak-beradik mungkin memiliki kesamaan dalam hal sifat ramah
terhadap orang lain. Namun dalam karakteristik lainnya, misalnya dalam
kesabaran menyelesaikan suatu pekerjaan, keduanya sangat berbeda. Si
kakak mungkin memiliki kehati-hatian dan ketelitian dalam suatu
pekerjaan, sehingga sangat sabar dalam menyelesaikan pekerjaan
Sebaliknya, si adik adalah selalu ingin cepat selesai dalam melakukan
suatu sehingga sering kali kehati-hatian dan ketelitian tidak dipedulikan.
Prinsipnya, tidak penyabar.
Kepribadian yang berbeda bisa diamati dengan perilakunya yang
berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Karena itu, suatu sifat
manusia bisa dianggap sebagai suatu kepribadian jika sifat tersebut telah
menyebabkan ia berperilaku yang berbeda dengan perilaku orang lain. Jika
perilaku seseorang telah bisa menggambarkan perbedaan dengan orang
lain, maka ia telah memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang
tersebut.
2) Kepribadian Menunjukkan Konsistensi dan Berlangsung Lama
Karakteristik individu telah terbentuk sejak masa kecil dan telah
mempengaruhi perilaku individu tersebut secara konsisten dalam waktu
yang relatif lama. Kepribadian cenderung bersifat permanen dan sulit
berubah. Suatu sifat manusia disebut sebagai suatu kepribadian jika sifat
tersebut telah menyebabkan perilaku orang tersebut konsisten sepanjang
waktu. Ia adalah penyabar. Sifat penyabar telah menjadi kepribadiannya,
12
karena perilakunya selalu konsisten menunjukkan bahwa ia adalah
penyabar. Karena itu, pemasar tidak bisa mengubah kepribadian
konsumen agar sesuai dengan produk yang mereka hasilkan. Namun,
pemasar dapat mengidentifikasi karakteristik apa pada diri konsumen yang
mempengaruhinya dalam membeli suatu produk.
3) Kepribadian Dapat Berubah
Kepribadian bersifat permanen dan konsisten, namun bukan berarti
bisa berubah. Situasi bisa menyebabkan seseorang mengubah
kepribadiannya. Seorang anak yang tumbuh menjadi usia dewasa mungkin
akan memiliki sifat yang berbeda dengan ketika ia masih kecil. Misalnya,
ketika ia masih duduk di Sekolah Menengah Pertama dikenal sebagai anak
yang sangat pemarah dan cepat emosional, namun ketika ia duduk di
Sekolah Menengah Umum, sifat pemarahnya mulai berkurang.
3. Teori Kepribadian
Teori kepribadian akan dibahas pada bagian ini. Ada tiga teori kepribadian
yang utama, yaitu (1) Teori Kepribadian Freud, (2) Teori Kepribadian Neo-Freud,
(3) Ciri (Trait Theory). Ketiga teori tersebut dianggap banyak dipakai sebagai
landasan teori dalam studi hubungan antara perilaku konsumen dan kepribadian.
Id
Id adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang
mendorong munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu
seks. Id menggambarkan naluri manusia yang secara biologis membutuhkan
13
makanan, minuman, dan seks. Manusia akan secara alami memenuhi
kebutuhan tersebut untuk menghindari tensi dan mencari kepuasan sesegera
mungkin. Inilah yang disebut bahwa unsur Id akan melakukan prinsip
kepuasan (pleasure principle atau immediate satisfaction).
Superego
Ego
Unsur ketiga dari kepribadian adalah Ego, yang merupakan unsur yang
bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego berfungsi menjadi penengah
antara Id dan Superego. Ego berusaha menyeimbangkan apa yang ingin
dipenuhi oleh Id dan apa yang dituntut oleh Superego agar sesuai dengan
14
norma sosial. Ego bekerja dengan prinsip realitas (reality principle), yaitu ia
berusaha agar manusia dapat memenuhi kebutuhan fisiologisnya tetapi sesuai
dengan aturan baik dan buruk menurut masyarakat. Misalnya, seorang pemuda
menikahi seorang gadis sesuai dengan aturan agama dan kepercayaan yang
dianutnya dan memenuhi persyaratan yang undang-undang dan peraturan
pemerintah Republik Indonesia, maka ego pemuda dan pemudi tersebut telah
berfungsi dengan baik.
Schiffman dan Kanuk (2010) mengutip pendapat para peneliti yang
menggunakan teori Freud dalam studi perilaku konsumen dengan mengatakan
bahwa motivasi (human drive) manusia sebagian besar tidak disadari,
sehingga konsumen sering kali tidak nyadari atau tidak tahu alasan
sesungguhnya mereka membeli suatu produk. Karena itu apa yang dibeli dan
apa yang dikonsumsi oleh konsumen merupakan gambaran dari kepribadian
konsumen tersebut. Pakaian, kendaraan, aksesoris yang konsumen pakai
adalah memperlihatkan kepribadian dari konsumen tersebut.
15
Superego. Superego yang kuat pada pemerhati iklan mendorong mereka
mempertimbangkan norma-norma dan etika, serta nilai-nilai agama sebagai
landasan perilakunya, karena itu mereka sangat tidak setuju dengan iklan-iklan
yang menonjolkansual tersebut.
c. Teori Neo-Freud (Teori Sosial Psikologi)
Teori ini merupakan kombinasi dari sosial dan psikologi. Teori ini
menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam
memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Teori Neo-Freud menyatakan bahwa
hubungan sosial adalah faktor dominan dalam pembentukan dan
pengembangan kepribadian manusia. Para tokoh teori sosial psikologi
adalah Alfred Adler, Karen Horney, Harry Stack Sullivan, dan Fromm.
16
dirinya (tension), seperti rasa khawatir (anxiety). Horney juga membahas
rasa khawatir tersebut pada diri manusia sebagai dampak dari hubungan
antara orang tua dan anak, dan individu selalu ingin mengatasi masalah
khawatir tersebut.
17
Dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku
seseorang, yaitu bagaimana gaya hidup, menggunakan uangnya, dan
memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian.
Kepribadian lebih menggambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri
manusia. Sering juga disebut sebagai cara seseorang berpikir, merasa, dan
berpersepsi. Walaupun kedua konsep tersebut berbeda, namun gaya hidup dan
kepribadian saling berhubungan. Kepribadian mereflesikan karakteristik internal
dari konsumen, gaya hidup menggambarkan manifestasi eksternal dari
karakteristik tersebut, yaitu perilaku seseorang. Seorang konsumen yang memiliki
kepribadian pemberani mungkin lebih menyukai kegiatan atau hobi yang
menantang alam, sementara seseorang yang kurang pemberani mungkin lebih
memilih kegiatan yang resiko nya lebih kecil, seperti bermain bulu tangkis.
Gaya hidup sering kali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini
dari seseorang (activities, interests, and opinions). Gaya hidup seseorang biasanya
tidak permanen dan cepat berubah. Misalnya, seseorang baru saja dipromosikan
menjadi direktur sebuah perusahaan ternama. Jabatan baru tersebut menuntutnya
harus berpakaian yang sesuai dengan jabatannya. Ia mungkin lebih sering
menggunakan dasi dan jas, lebih sering makan direstoran bersama kliennya, yang
sebelumnya jarang ia lakukan. Intinya gaya hidup akan mengubah pola konsumsi
seseorang.
18
konsumen. Kuesioner dikembangkan untuk bisa mengukur atau
mengidentifikasikan kepribadian ciri tunggal (single trait personality test).
Beberapa kepribadian ciri yang khusus dikembangkan untuk kepentingan studi
perilaku konsumen dapat dijelaskan berikut (Schiffman dan Katuk, 2000, hal.
100-105).
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi manusia, selalu dari motif bawaan dari lahir tidak selalu timbul dengan
sendirinya, tetapi motivasi ditimbulkan, diperkembangkan dan diperkuat makin kuat motivasi
seseorang, makin kuat pula usahanya untuk mencapai tujuan yang akan dicapainya, motivasi
berkembang sesuai dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya,
semakin luas dan semakin sadar orang akan tujuan yang hendak dicapainya, akan semakin kuat
pula motivasi untuk mencapainya.
Memahami kepribadian konsumen adalah penting bagi pemasar. Karena kepribadian bisa
terkait dengan perilaku konsumen. Perbedaan dalam kepribadian konsumen akan mempengaruhi
perilakunya dalam memilih atau membeli produk, karena konsumen akan membeli barang yang
sesuai dangan kepribadiannya.
Untuk itu penting produsen untuk memahami kepribadian atau perilaku konsumen agar
dapat menciptakan suatu produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Karena
produk atau jasa yang sesuai dengan kepribadian suatu konsumen akan menjadi motivasi atau
daya tarik bagi konsumen untuk membelinya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sumarwan, Ujang. 2017. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam pemasaran.
Ghalia Indonesia:Bogor
Kusumawijaya, I. K. (2008). Personality Traits : The Mediating Role Of Self Efficacy To
Improve Entrepreneurial Intention. Advances In Social Science, education and Humanities
Research, 226(Icss), 1499-1506
21