Anda di halaman 1dari 40

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RS. KELUARGA SEHAT III SEMARANG

TAHUN 2023-2027

RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT III SEMARANG

JL. PURI ANJASMORO G1/28 SEMARANG (50144)


ii
PENGANTAR

Rencana Strategis (RENSTRA) menggambarkan keputusan organisasi tentang

arah dan prioritas strategis organisasi yang diperlukan agar mampu mencapai target

kinerja yang berkelanjutan (Allison, 2005). RS. Keluarga Sehat III Semarang sebagai

organisasi publik sangat membutuhkan Rencana Strategi (RENSTRA) atau disebut juga

dengan nama Rencana Strategi Bisnis (RENSTRA) mengingat :

1. Sebagai RS yang baru beroperasional, KSH membutuhkan arah kebijakan serta

strategi yang jelas dalam merintis usaha perumahsakitan di wilayah dengan

kompetisi yang ketat

2. Strategi yang tepat akan menentukan pencapaian target kinerja sesuai visi misi

yang ditetapkan

3. RS. Keluarga Sehat III Semarang mempunyai keterbatasan sumber daya (SDM,

finansial dan non finansial/sarana dan prasarana).

Rencana Strategis Bisnis (RENSTRA) harus dapat mengakomodasi

perkembangan dan perubahan lingkungan eksternal serta kondisi internal RS. Keluarga

Sehat III Semarang. Untuk itu dokumen RENSTRA memuat perencanaan yang

merupakan arah dan kebijakan untuk lima tahun ke depan (tahun 2023-2027). Rencana

Strategis Bisnis (RENSTRA) RS. Keluarga Sehat III Semarang disusun dalam kondisi

Rumah Sakit sedang dalam persiapan operasional.

Dalam dokumen ini dituangkan beberapa pokok materi yang meliputi : visi dan misi,

analisis situasi, penyusunan peta strategi, penetapan key performance indicators,

perumusan program strategis, perumusan aspek manajemen risiko, proyeksi finansial dan

pengesahannya.

Adanya tuntutan ke depan RS. Keluarga Sehat III Semarang agar menjadi rumah

sakit rujukan dengan pelayanan yang mengutamakan keselamatan pasien hulu hilir dan

mengembangkan budaya keselamatan di lingkungan rumah sakit, maka RS. Keluarga

Sehat III Semarang akan dikembangkan semaksimal mungkin dalam pelayanan

kesehatan komprehensif yang berbasis digital hospital.

Mengingat tahun 2023 ini adalah tahun pertama operasional RS. Keluarga Sehat III
iii
iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................... Error! Bookmark not defined.


PENGANTAR .......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN ........................................................................................... 3
2.1 VISI ............................................................................................................................. 3
2.2 MISI ........................................................................................................................... 3
2.3 TUJUAN .................................................................................................................... 3
2.4 MOTTO ..................................................................................................................... 4
2.5 CORPORATE VALUE ................................................................................................... 4
2.6 BUDAYA KERJA .......................................................................................................... 4
BAB III GAMBARAN UMUM ................................................................................................ 5
3.1 STATUS RUMAH SAKIT ............................................................................................. 5
3.2 STRUKTUR ORGANISASI RS. KELUARGA SEHAT III SEMARANG ................................. 6
3.3 PRODUK LAYANAN RS.............................................................................................. 6
BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN......................................................................................... 11
4.1 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL ......................................................................... 11
4.2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL ....................................................................... 19
4.3 KONDISI YANG DIHARAPKAN ................................................................................. 21
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN .......................................................................... 22
BAB VI TARGET KINERJA ................................................................................................... 28
6.1 Target Kinerja Pelayanan ....................................................................................... 28
6.2 Target Kinerja Keuangan........................................................................................ 28
6.3 Target Kunjungan .................................................................................................. 28
BAB VII PROGRAM KERJA ................................................................................................ 29
BAB VIII RENCANA MONITORING EVALUASI ..................................................................... 32
BAB IX PENUTUP ................................................................ Error! Bookmark not defined.

v
BAB I
PENDAHULUAN

Tahun 2023 adalah tahun pertama RS. Keluarga Sehat III Semarang beroperasi

sebagai Rumah Sakit baru di Kota Semarang. Untuk mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat, dituntut performance yang tidak sekedar biasa-biasa saja. RS. Keluarga

Sehat III Semarang harus menonjolkan keunggulan yang ikonik, menawarkan

kenyamanan serta standar pelayanan yang tinggi untuk mewujudkan keselamatan pasien

serta kepuasan pelanggan.

Hal ini diwujudkan dengan adanya gedung yang representif, tata ruang yang

modern, elegan, cosy & homey, serta penyediaan alat kesehatan yang modern di tunjang

pelayanan berbasis digital yang menjamin kemudahan, transparansi serta ketepatan

pelayanan.

Harapan kita adalah dengan performance sebaik mungkin RS Keluarga Sehat III

Semarang segera mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Renstra RS. Keluarga Sehat III Semarang tahun 2023-2027 disusun dengan

pertimbangan rasional dengan memperhatikan masukan dari stakeholder dan berbagai

pihak yang mempunyai kepedulian terhadap KSH Group.

Pada tahun pertama yaitu tahun 2023, RS. Keluarga Sehat III Semarang belum

dapat melaksanakan pelayanan JKN karena belum terakreditasi. Hal ini berpengaruh

terhadap penetapan target kinerja di tahun 2023.

Mulai tahun 2024, kita berharap RS Keluarga Sehat III Semarang sudah dapat melayani

peserta JKN yang diperkirakan akan menempati porsi yang cukup besar sebagai

pengguna jasa RS. Keluarga Sehat III Semarang.

Dalam perencanaan 5 tahun ke depan, RS. Keluarga Sehat III Semarang akan

membangun super tim yang solid dan tangguh serta visioner meliputi seluruh civitas

hospitalia. Peningkatan kapasitas SDM menjadi salah satu prioritas untuk pengembangan

Rumah Sakit ke depan.

Prioritas lain adalah menggali potensi produk layanan yang diharapkan dapat

1
menarik pengguna jasa layanan Rumah Sakit termasuk segmen non JKN, antara lain

produk unggulan Rumah Sakit ini yaitu bedah plastik.

Langkah-langkah strategis disusun dengan mengacu visi-misi Rumah Sakit serta

ditindaklanjuti dengan melakukan monitoring-evaluasi secara berkesinambungan. Strategi

yang akan dilaksanakan meliputi, antara lain :

1. Mengupayakan terwujudnya super tim yang solid, handal dan visioner

2. Menggali potensi berupa produk layanan yang menarik dan dibutuhkan oleh

pengguna jasa layanan Rumah Sakit dari segala segmen pasar.

3. Memanfaatkan teknologi digital sebagai salah satu kekuatan organisasi dalam

mencapai kepuasan pelanggan baik eksternal maupun internal

4. Melakukan monitoring evaluasi secara berkala dengan tidak menutup

kemungkinan untuk melakukan perbaikan strategi melalui kebijakan stakeholder.

2
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 VISI

“Menjadi andalan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan


rumah sakit yang unggul dalam penerapan digital health.”

2.2 MISI
1. Mewujudkan pelayanan yang berfokus pada customer experience
dengan layanan yang mengutamakan service excellence.

2. Mewujudkan pelayanan berkualitas yang mengutamakan keselamatan


pasien dengan penerapan digital health.

3. Mewujudkan budaya kerja yang professional, humanis, sesuai regulasi


yang berlaku.

4. Mewujudkan susteinabilitas dan pengembangan RS melalui kendali mutu


dan kendali biaya.

2.3 TUJUAN
2.3.1 Tujuan Umum

1. Menyelenggarakan pelayanan RS dengan standar kualitas pelayanan


medis tertinggi oleh human capital yang kompeten, kapabel, trampil dan
berkualitas

2. Menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada keselamatan yang


efisien dan efektif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital
kekinian fokus pada kecenderungan penyakit kaum milenial dan penyakit
degenerate, termasuk sembilan layanan prioritas bidang kesehatan

3. Menyelenggarakan pelayanan yang holistik, humanis dan berempati


untuk kepuasan pasien dan pelanggan yang melebihi harapan

4. Menyelenggarakan manajemen yang terukur dan terstruktur dengan


digitalisasi sistem informasi RS untuk menghasilkan kinerja positif bagi
human capital, stake holder maupun tujuan pengembangan pelayanan di
masa depan

3
2.3.2 Tujuan Khusus

Menyelenggarakan pelayanan RS yang befokus pada pasien,


mengutamakan keselamatan pasien, kualitas pelayanan medis prima, holistic,
humanis, efisien dan efektif dengan memanfaatkan teknologi digital kekinian
berbasis artifisial intelligence 4.0 untuk kepuasan pasien yang maksimal.

2.4 MOTTO
Keluarga Sehat Hospital For Your Personal Health, Safety and Wellness
Artinya : Keluarga Sehat Hospital diselengggarakan untuk meningkatkan
kesehatan, keselamatan dan kebugaran diri pribadi konsumen pelangganya.

2.5 CORPORATE VALUE

S : Service Excellent
P : Patient Safety
I : Intensive Care & Cure
R : Responsibility
I : Integrity
T : Trust
S : Simple Solution

2.6 BUDAYA KERJA


a. Mulailah dengan berdoa
b. Bekerja dengan niat mengabdi sesama
c. Berpenampilan rapi, bersikap santun dan ramah
d. Junjung tinggi kejujuran
e. Layani pelanggan dengan sepenuh hati
f. Bangun kerja sama tim
g. Kebanggaan pada tempat kita bekerja
h. Ciptakan lingkungan pekerjaan yang nyaman
i. RS Keluarga Sehat III Semarang sebagai pilihan karir dan masa depan
j. Disiplin mulai dari diri kita sendiri
k. Bangkitkan terus motivasi kerja
l. SDM sebagai mitra dan sumber daya paling penting
m. SDM sebagai Marketer
n. Akhiri kerja hari ini dengan ungkapan syukur

4
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 STATUS RUMAH SAKIT


1. Status : Rumah Sakit Swasta
2. Kelas : Kelas C
3. Badan Usaha : Perseroan Terbatas
4. Nama : RS. Keluarga Sehat III Semarang
5. Pemilik : PT. Keluarga Sehat Sampurna
6. Lokasi : Jl. Puri Anjasmoro G1 / 28 Semarang (50144)
7. Komunikasi : Telp : 024 76437111, +62858 9066 1111 (Hunting)
Ambulance emergency : 08980991111
E-mail : info@ksh.semarang.com
Website : www.ksh.co.id;
Facebook : RS. KELUARGA SEHAT III SEMARANG
8. Kapasitas T.T : 148 TT (awal operasional : 100 TT)
9. Luas Lahan : ± 30.000 m2
10.Luas Bangunan : 15.736 m2

5
3.2 STRUKTUR ORGANISASI RS. KELUARGA SEHAT III SEMARANG

3.3 PRODUK LAYANAN RS.

3.3.1 Emergency

a. Ambulance Emergency
RS. Keluarga Sehat III Semarang menyiapkan ambulance
emergency khusus yang diperlengkapi dengan peralatan untuk
penanganan kedaruratan medik di TKP pra RS. Keluarga Sehat III
Semarang, misalnya: defibrilator (DC shock), ventilator mobile, patient
monitor, resuscitator, terapi oksigen, suction pump, scrop stretcher

b. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

IGD RS. Keluarga Sehat III Semarang telah disiapkan dengan


matang dan baik dari segi SDM, alat medik serta tata ruang yang telah
diatur, sehingga mampu menjamin alur penanganan pasien dapat
6
berjalan dengan baik, efektif serta menjamin tindakan life living dapat
berjalan dengan cepat namun tetap menjaga aspek estetika serta
kenyamanan penggunanya

3.3.2 Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan memiliki dokter spesialis lengkap, ruang


poliklinik regular dan eksekutif dilengkapi dengan fasilitas antrian digital
guna mempermudahkan pasien. Tindakan tindakan diagnostik
dilaksanakan di Pusat Diagnostik, dengan fasilitas canggih , tenaga
medis profesional, tata ruang yang membuat nyaman.

3.3.3 Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan Rawat Inap RS Keluarga Sehat III Semarang


memberikan suasana yang nyaman, tenang dan mengutamakan privasi
baik single beded maupun multi beded. Ruang perawatan akan di
dukung kualitas pelayanan yang prima dan mengutamakan patient safety
diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan kesehatan pasien.

3.3.4 Rawat intensif

a. ICU
Seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran dan tuntutan kebutuhan
kesehatan masyarakat akan layanan perawatan intensif yang lebih
spesifik, rencana RS. Keluarga Sehat III Semarang akan
mengembangkan layanan Critical Care / ICU Tertier (Tertinggi).

Seluruh fasilitas ruang perawatan intensif ini dilengkapi dengan


fasilitas central patient monitor & CCTV, gas medis yang terdiri dari O2,
Vaccum Central dan Air Pressure Central untuk mengoperasikan
Ventilator (alat bantu pernapasan) dan kelengkapan ICU Pendant.

b. PICU

Merupakan unit perawatan intensive untuk merawat anak anak


yang memerlukan pengobatan dan perawatan intensif guna mencegah
dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.

c. NICU

Merupakan unit perawatan intensive untuk bayi baru lahir yang


memerlukan perawatan khusus ditujukan terutama untuk merawat bayi
dengan riwayat persalinan prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah
serta bayi yang mengalami kesulitan selama proses persalinan yang
7
menunjukkan tanda tanda mengkhawatirkan dalam beberapa hari pertama
kehidupan.

Ruang ini dilengkapi dengan fasilitas khusus untuk neonatus seperti


bedside monitor dan ventilator khusus neonatus yaitu bubble C-Pep

3.3.5 Pelayanan Persalinan Emergency & Komprehensif

Pelayanan emergency dan komprehensif RS Keluarga Sehat III


Semarang dilengkapi dengan ruang resusitasi yang berfungsi sebagai tempat
penerimaan pasien obstetrik (kebidanan) dan bayi.

3.3.6 Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi

Merupakan fasilitas rawat inap khusus disediakan untuk memberikan


pelayanan kesehatan bagi semua bayi baru lahir (usia 9-28 hari) dengan resiko
tinggi. Ruangan ini terbagi menjadi dua yaitu ruang infeksi dan ruang non
infeksi dengan fasilitas penunjang medis yang lengkap. Pemisahan ruangan
dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi cross infection atau infeksi
nosokomial.

3.3.7 Penunjang Medik

a) Instalasi Farmasi
Pelayanan farmasi 24 jam siap melayani kebutuhan akan obat - obatan
secara lengkap untuk menunjang pelayanan rumah sakit. Didukung oleh staf
profesional untuk memberikan pelayanan yang berfokus pada keselamatan
pasien.
b) Radiologi
Dilengkapi dengan peralatan canggih seperti MRI I,5 Tesla-Helium Free,
Digital Radiography, C Arm Radiography Fluoroscopy, CT- Scan 128 slices,
USG 3D/4D, USG Doppler, Digital Paranomic untuk menghasilkan hasil yang
berkualitas, tepat,akurat dalam waktu yang singkat. Kelebihan penggunaan
teknologi canggih ini adalah penggunaan dosis radiasi yang minimal sesuai
dengan kebutuhan sehingga aman bagi pasien dan hasil dapat disimpan dalam
format digital.

Radiology Information system yang terintegrasi memberikan kemudahan


akses hasil pemeriksaan secara real time sehingga membantu dokter
memutuskan diagnosa dan penanganan yang tepat dan akurat.

8
c) Laboratorium
Pelayanan laboratorium 24 jam sebagai pusat diagnostik membantu
pada tenaga medis profesional untuk mengambil tindakan cepat dan tepat
dalam penanganan pasien.
Sistem informasi laboratorium yang berintegrasi memudahkan tenaga
medis profesional untuk mengakses hasil laboratorium lebih mudah dan cepat.

3.3.8 Pelayanan Catherization Laboratory (Cath Lab)

Pelayanan yang dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung dan angiografi


untuk menenjang diagnostik penyakt jantung dan pembuluh darah. Dan selanjutnya
dilakukan intervensi sesuai indikasi.

3.3.9 Pelayanan di Instalasi Bedah Sentral

Didesign khusus berstandar Internasional, menggunakan dinding/plafon


metal anti-bactery dari teknologi “Sandwich Panel”, HVAC (Heather,
Ventilation, Air Conditioning), ultra clear filter standar ISO class 7 HEPA
filter,Automatic Harmetic Door “ Touchless Sensor”, lantai vinvyl anti station
automatic dengan air RO dan UV yang steril, pass box dan un-interupter power
supply sinus type. Didukung teknologi canggih seperti C-arm, endourologi
laser, ESWL, Fakoemulsifikasi serta peralatan lainnya sesuai dengan standar

3.3.10 Rehabilitasi Medik

Pelayanan Rehabilitasi Medis RS Keluarga Sehat III Semarang hadir


dengan peralatan lengkap dan staf profesional yang ramah dan penuh
perhatian.
Fasilitas dan pelayanan :
a) Fisioterapi
 Fisioterapi anak & geriatri : Pijat bayi, terapi gangguan tumbuh
kembang,gangguan lansia
 Fisioterapi bedah tulang dan rhematik
 Fisioterapi syaraf : Terapi stroke, gangguan syaraf dan kelumpuhan
 Fisioterapi gangguan pernafasan & jantung
 Fisioterapi cidera olahraga
b) Terapi wicara
Membantu pasien mengatasi gangguan bicara (wicara) dan kognitif
guna mengembalikan kemampuan mereka untuk berkomunikasi
c) Okupasi terapi
Membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari sendiri, seperti makan,
berpakaian, dan mandi

9
3.3.11 Hemodialisa

Unit Hemodialisa dilengkapi peralatan yang modern dan canggih dengan


dokter spesialis penyakit dalam yang menangani hemodialisa sehingga
diharapkan memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan harapan pasien

3.3.12 Pelayanan Unggulan

a. Bedah plastic

b. Health Tourism

10
BAB IV
ANALISIS LINGKUNGAN

4.1 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Dalam mengukur kinerja rumah sakit digunakan beberapa indikator yang


dapat mewakili penilaian pada masing-masing perspektif balance scorecard.
Analisis lingkungan internal digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan
yang ada dalam RS. Keluarga Sehat III Semarang sehingga perencanaan
masa yang akan datang dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.

4.1.1 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Untuk mencapai mutu layanan yang memuaskan konsumen, dibutuhkan


upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya pelayanan baik dari aspek
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, sistem dan prosedur.
Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ini terdapat beberapa
aspek yang dinilai, yaitu:
a. Ketersediaan sumber daya manusia

Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia di RS. Keluarga Sehat III


Semarang menggunakan metode Analisa Beban Kerja Kesehatan atau
disingkat ABK Kesehatan, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Hal
ini juga selaras dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit pasal 11
yang menyatakan bahwa jumlah dan kualifikasi sumber daya manusia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan hasil analisis beban
kerja, kebutuhan dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit.

Metode analisa beban kerja kesehatan merupakan metode untuk


menganalisa kebutuhan SDMK di Rumah Sakit di wilayah pemerintah daerah.
Metode ini menghasilkan ketersediaan kebutuhan dan kesenjangan dan
jumlah SDMK Rumah Sakit yang tersedia. Kemudian dilakukan analisis
kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan setiap jenis SDMK di Rumah
Sakit berdasarkan ABK Kesehatan.
Berdasarkan metode analisa beban kerja kesehatan, dapat diketahui
adanya kesenjangan antara ketersediaan SDMK dan kebutuhan berdasar
beban kerja.

11
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Pada Awal Operasional 2023

No Jabatan
Jumlah Tenaga Yang Tersedia
1 Spesialis Dalam 2
2 Spesialis Anak 3
3 Spesialis Obs Gyn 3
4 Spesialis Rehabilitasi Medik 1
5 Spesialis Pathologi Klinik 1
6 Spesialis Kulit dan Kelamin 1
7 Spesialis Anestesi 2
8 Spesialis Radiologi 2
9 Spesialis Mata 1
10 Spesialis Bedah 1
11 Spesialis Orthopaedi & 1
Traumatologi
12 Spesialis Saraf 1
13 Spesialis THT-KL 1
14 Spesialis Paru 0
15 Dokter Umum 8
16 Dokter Gigi 1
17 Dokter Gigi Sp. Periodonsia 0
18 Dokter Gigi Sp. Ortodonsia 0
19 Apoteker 4
20 Asisten Apoteker 12

12
No Jabatan Jumlah Tenaga Yang Tersedia

21 Perawat 61
22 Perawat Gigi 1
23 Bidan 11
24 Penata Anestesi 2
25 Asisten Penata Anestesi 0
26 Perekam Medis 2
27 Nutrisionis 1
28 Radiografer 4
29 Analis Kesehatan 6
30 Fisioterapis 2
31 Terapi Wicara 0
32 Okupasi Terapi 0
33 Tehnik Elektromedik 1
34 Tehnik Sipil (ME) 0
35 Arsitektur Gedung 0
36 Sanitarian 1
37 CSSD 2
38 Binatu RS 4
39 Petugas halaman 3
40 Fisikawan Medis 0
41 Administrator Kesehatan 0
42 Pranata Komputer 1
43 Programer Komputer 3
44 Akuntansi 2
45 Penyusun Rencana Kegiatan 0
& Anggaran
46 Analis Tata Usaha 1
47 Pranata barang 2
48 Psikolog Klinis 0
49 Pengelola Program Gizi 12
50 Non Medis / Administrasi 12
Jumlah 179

13
b. Pengembangan sumber daya manusia

Persentase mitra RS. Keluarga Sehat III Semarang yang mengikuti


pendidikan dan pelatihan. Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat
pengembangan kompetensi karyawan yaitu melalui keikutsertaan karyawan
fungsional (tenaga medis, tenaga paramedis keperawatan dan tenaga
paramedis non keperawatan) dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan baik
yang dilaksanakan oleh intern rumah sakit maupun oleh pihak lain. Persentase
mitra fungsional yang mengikuti pendidikan dan pelatihan dihitung dengan
membandingkan jumlah karyawan fungsional yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan dengan jumlah seluruh karyawan fungsional.

Tabel 4.2
Tentang biaya pendidikan dan pelatihan serta jumlah karyawan
fungsional yang mengikuti pendidikan dan pelatihan tahun 2023-2027
adalah sebagai berikut:

Jumlah Karyawan
Tahun Biaya Prosentase
Karyawan Peserta
Diklat (%)
(orang) Diklat
(Rp)
(orang)
2023 27.000.000 272 27 10%

2024 27.000.000 272 27 10%

2025 30.000.000 299 30 10%

2026 32.000.000 326 32 10%

2027 35.000.000 353 35 10%

c. Pengembangan sarana dan Prasarana

1. Peralatan medis
Kecukupan peralatan medis merupakan salah satu faktor penting yang
harus disediakan oleh rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada
konsumen. Pengembangan dan pemeliharaan peralatan medis dapat
diidentifikasi melalui kelengkapan alat, kondisi alat serta jumlah alat yang
telah dikalibrasi. Dalam standar penyelenggaraan rumah sakit yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, telah ditentukan jenis-jenis
14
peralatan medis yang harus tersedia bagi rumah sakit kelas C seperti halnya
RS. Keluarga Sehat III Semarang.

2. Ruang perawatan
Selain ketersediaan sumber daya manusia dan peralatan medis
yang memadai, faktor lain yang tidak kalah penting adalah ketersediaan
ruang perawatan yang digunakan untuk melayani pasien rawat inap.
Sesuai dengan standar penyelenggaraan rumah sakit yang diterbitkan
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, untuk
rumah sakit tipe C jumlah tempat tidur yang ada kurang dari 200 TT atau
sebantyak 100 TT dengan rincian sebagai berikut :
No. Kelas Kapasitas Awal
Operasional

1 Kelas Standar 67 42

2 Kelas I 22 20

3 Kelas VIP 5 5

4 Junior Suite 4 4
5 Suite Room 3 3

6 Ruang Isolasi dan ICU Isolasi 12 10


7 ICU (VIP dan non-VIP) 12 6

8 HCU 4 4

9 NICU 8 2
10 PICU 4 2

11 Kamar Bayi 7 2
Total 148 TT 100 TT

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa RS Keluarga Sehat III


Semarang memiliki 100 TT pada awal operasionalnya.

4.1.2 Perspektif Proses Bisnis Internal

Pengukuran kinerja melalui perspektif bisnis internal digunakan untuk


mengetahui kemampuan rumah sakit memberikan pelayanan kepada
konsumen dari segi aspek teknis yang merupakan kegiatan utama dari
rumah sakit yaitu kualitas pelayanan medis. Perspektif proses bisnis internal
dapat dilihat dari dua hal yaitu kualitas fisik/quality of places dan kualitas
layanan/quality of services.

15
a. Kualitas fisik/quality of places

Kualitas fisik menggambarkan tingkat kenyamanan seorang pasien


dalam masa rawat inap. Secara keseluruhan gambaran kenyamanan
sebenarnya diukur dengan ketersediaan sarana prasarana fisik rumah sakit
yang kondisinya baik, namun sehubungan dengan tidak tersedianya alat ukur
yang memadai maka kualitas fisik diwakili dengan indikator yang berkaitan
dengan sarana prasarana yang tersedia dan pasien yaitu Bed Occupancy
Rate/BOR, Bed Turn Over/BTO, dan Turn Over Interval/TOI.

 Bed Occupancy Rate/BOR


BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu, indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. BOR
dihitung dengan membandingkan antara jumlah hari perawatan
dengan jumlah tempat tidur yang tersedia dalam periode waktu
tertentu. Nilai BOR dalam standar nasional yaitu 60% - 85%.

 Bed Turn Over / BTO


BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode atau berapa kali tempat tidur dipakai dalam periode waktu
tertentu. BTO dihitung dengan membandingkan jumlah pasien
keluar (hidup dan mati) dengan jumlah tempat tidur. Nilai BTO RS
dalam standar nasional yaitu 40 – 50 kali.

 Turn Over Interval/TOI


TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari satu pasien ke pasien berikutnya. Nilai TOI RS. Keluarga
Sehat III Semarang berfluktuasi dalam periode tahun 2018-2020
dengan nilai rata-rata 2,1 hari, nilai rata-rata tersebut berada dalam
standar nasional yaitu 1 – 3 hari.

b. Kualitas layanan/quality of services


Kualitas layanan menunjukkan sampai sejauh mana rumah sakit dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada konsumennya,
pengukuran kualitas layanan menggunakan indikator-indikator yang secara
langsung menunjukkan kualitas layanan medis yang diberikan. Hal ini dapat
dianalisis dari data GDR, NDR, dan AVLOS.

 Gross Death Rate/GDR


GDR atau angka kematian kasar adalah indikator untuk
menilai angka kematian secara keseluruhan yang terjadi baik
sebelum atau sesudah 48 jam lamanya pasien dirawat untuk
1.000 pasien keluar. GDR dihitung dengan membandingkan
jumlah pasien mati seluruhnya dengan jumlah pasien keluar
16
(hidup dan mati). Angka standar nasional GDR adalah ≤
45‰, artinya terdapat kurang dari 45 pasien yang mati per
1.000 pasien keluar < 48 Jam.

 Net Death Rate/NDR


NDR atau angka kematian bersih adalah indikator untuk menilai
angka kematian setelah pasien dirawat lebih dari 48 jam untuk
1.000 pasien keluar. NDR dihitung dengan membandingkan jumlah
pasien mati setelah mendapat perawatan lebih dari 48 jam dengan
jumlah pasien keluar (hidup dan mati). Angka standar nasional
NDR adalah ≤ 25 ‰, artinya terdapat kurang dari 25 pasien
mati setelah mendapatkan perawatan lebih dari 48 jam per 1.000
pasien keluar.

4.1.3 Perspektif Pelanggan

Pengukuran kinerja dari perspektif pelanggan dimaksudkan untuk


memperoleh gambaran mengenai kemampuan rumah sakit dalam
mendapatkan pelanggan/konsumen. Perilaku konsumen RS. Keluarga Sehat
III Semarang tersebut digambarkan dalam indikator-indikator sebagai berikut :

a. Perkembangan pasien baru/customer aquisition, digunakan untuk


mengukur perkembangan pasien baru yang menggunakan jasa layanan
yang disediakan oleh rumah sakit. Customer aquisition diukur dengan
membandingkan jumlah pasien baru dengan jumlah seluruh pasien pada
tahun yang bersangkutan.

b. Kunjungan pasien lama/customer loyalty, digunakan untuk mengukur


besarnya pasien lama yang melakukan kunjungan ulang untuk
mendapatkan pelayanan sekaligus menggambarkan kemampuan rumah
sakit dalam mempertahankan pasien lama tersebut. Customer loyalty
diukur dengan membandingkan jumlah pasien lama yang melakukan
kunjungan ulang dengan jumlah seluruh pasien pada tahun yang
bersangkutan.

c. Tingkat keluhan/complain rate, digunakan untuk mengetahui tingkat


keluhan atas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Complain rate
diukur dengan melihat kecenderungan peningkatan atau penurunan
jumlah keluhan dalam periode tahun tertentu.

Berkaitan dengan keluhan konsumen, RS. Keluarga Sehat III


Semarang terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Guna menampung
keluhan terhadap kualitas layanan yang diberikan, terdapat media yang
digunakan untuk menampung keluhan konsumen, antara lain:

 Buku Laporan Perawat


17
 Kotak Saran
 Indeks Kepuasan Pelanggan
 Survey Kepuasan Pelanggan

4.1.4 Perspektif Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan rumah sakit baik dari
sisi pendapatan maupun pembiayaan (belanja), dalam mengukur kinerja dari
sudut pandang perspektif keuangan, digunakan beberapa indikator sebagai
berikut :

1) Sales Growth Rate/SGR


Indikator SGR digunakan untuk mengukur kemampuan rumah sakit
menghasilkan pendapatan fungsional (pendapatan usaha) dari jasa layanan
kesehatan yang diberikan kepada konsumen.

2) Cost Recovery Ratio/CRR

Indikator CRR digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi


pendapatan fungsional rumah sakit terhadap biaya operasional rumah sakit.
Formula CRR dihitung dengan membandingkan realisasi pendapatan
fungsional dengan biaya operasional yang terdiri dari biaya layanan serta
biaya administrasi dan umum. Kondisi ideal adalah ketika pendapatan
fungsional mampu menutup seluruh biaya operasional.

3) Tingkat Kemandirian Keuangan/TKK

Indikator TKK digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi


pendapatan fungsional rumah sakit terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh rumah sakit. Formula TKK dihitung dengan membandingkan realisasi
pendapatan fungsional dengan total biaya yaitu biaya operasional (biaya
layanan serta biaya administrasi dan umum) serta biaya pembelian aset
(belanja modal). Nilai TKK menunjukkan seberapa besar pendapatan
fungsional mampu menutup total biaya yang dikeluarkan.

Berdasarkan analisis lingkungan internal dengan menggunakan indikator-


indikator dalam masing-masing perspektif, akan dapat diidentifikasi kekuatan yang
dimiliki oleh RS. Keluarga Sehat III Semarang yaitu dari perspektif proses bisnis
internal dan perspektif pelanggan.

Di samping hal tersebut di atas, dapat juga diidentifikasi kelemahan yang ada
pada RS. Keluarga Sehat III Semarang yaitu dari sudut pandang perspektif yang
lain.

18
4.2 ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk menilai pengaruh yang berasal


dari lingkungan luar RS. Keluarga Sehat III Semarang terhadap keberadaan rumah
sakit, dengan analisis ini akan diidentifikasi ancaman dan peluang berdasarkan
kondisi yang ada. Unsur- unsur yang dinilai dalam analisis lingkungan eksternal
adalah :
4.2.1 Kebutuhan terhadap penyedia layanan kesehatan

Unsur ini menggambarkan kebutuhan masyarakat terhadap tersedianya


jasa layanan kesehatan serta hal-hal yang mempengaruhi pemenuhan atas
kebutuhan tersebut.

Indikator-indikator yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan Jumlah Penduduk.

Pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan merupakan hak seluruh warga


negara Indonesia, untuk itu pemerintah melalui program-program kesehatan
menyediakan media untuk memenuhi kebutuhan tersebut, contohnya adalah
asuransi kesehatan untuk pegawai negeri sipil, jaminan sosial tenaga kerja untuk
pekerja dari sektor swasta serta jamkesda (pengguna SKTM) untuk kalangan
masyarakat kurang mampu. Seiring perkembangan jumlah penduduk, maka
permintaan (demand) terhadap pemenuhan layanan kesehatan akan meningkat
pula. Secara umum kondisi ini merupakan potensi bagi RS. Keluarga Sehat III
Semarang untuk menambah konsumennya dalam meningkatkan pendapatan rumah
sakit.

b. FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) Sebagai Sumber Rujukan

Di wilayah Kota Semarang yang terdiri dari 1 6 kecamatan meliputi dan


177 kelurahan, terdapat 10 puskesmas rawat inap, 27 puskesmas rawat jalan dan
264 klinik yang merupakan sumber rujukan utama apabila pasien tidak dapat
ditangani oleh FKTP yang bersangkutan.

c. Kondisi Pesaing

RS. Keluarga Sehat III Semarang bukan satu-satunya penyedia jasa


pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Kota Semarang, terdapat beberapa
rumah sakit baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun pihak swasta. Rumah-sakit
tersebut juga menyediakan jasa layanan kesehatan yang relatif sama sehingga
masyarakat memiliki beberapa alternatif pilihan lokasi yang dituju untuk pemenuhan
kebutuhan mereka terhadap jasa layanan kesehatan.
19
Penilaian kondisi persaingan rumah sakit adalah sebagai berikut :

PARAMETER KSH COLUMBIA RS PANTI RS RS RS


PENILAIAN ASIA WILASA TELOGOREJO ELIZABETH BARU

Tangible Asset
- Bangunan 5 4 3 4 3
- Alat 5 5 3 5 5
- Modal 5 5 4 5 4
- Persediaan
Intangible Asset
- Brand Image 4 4 5 5 5
Organizational Capabilities
- Kualitas SDM 5 5 4 5 5
- Kuantitas SDM 5 5 5 5 5
- SIM 5 4 4 4 4
-Tim Manajemen 4 3 4 3 3
TOTAL 38 35 27 36 34

4.2.2 Manajemen Perubahan

Indikator ini menggambarkan responsibilitas penyedia jasa pelayanan kesehatan


dalam mengikuti perkembangan dari luar organisasi yang mempengaruhi
kemampuan dalam menyediakan jasa layanan kesehatan.

Unsur-unsur yang dinilai adalah :

 Kemampuan Rumah Sakit Dalam Mengikuti Perkembangan Teknologi Dan


Akses Untuk Mendapatkan Teknologi Tersebut.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan


yang pesat seiring dengan ditemukannya teknologi maupun peralatan tertentu,
demikian pula dengan dunia kesehatan. Bukan hal yang mudah bagi rumah
sakit untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi di dunia kesehatan
karena membutuhkan perencanaan yang akurat dan biaya yang besar.
Subsidi dari pemerintah daerah di satu sisi merupakan sumber pembiayaan
yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, tetapi di sisi lain penggunaannya
tidak fleksibel karena mengikuti peraturan mengenai keuangan daerah.

 Tuntutan Masyarakat Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan

20
Peningkatan pengetahuan dan taraf hidup masyarakat serta gerakan
reformasi yang berkembang pesat, berdampak kepada cara penilaian masyarakat
atas mutu layanan yang diterimanya. Masyarakat menuntut pelayanan prima
dengan kualitas mutu yang baik terutama dalam hal layanan kesehatan yang
menjadi hak setiap warga negara. Hal itu menjadi tantangan bagi penyedia jasa
layanan kesehatan terutama rumah sakit pemerintah sebagai ujung tombak dalam
penyediaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Kondisi ini merupakan
peluang sekaligus tantangan bagi RS. Keluarga Sehat III Semarang untuk
memberikan pelayanan dengan kualitas sesuai tuntutan masyarakat.

 Tingkat Kebebasan Usaha Dalam Penyedia Jasa Pelayanan Kesehatan

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan akan


berpengaruh terhadap persaingan usaha layanan kesehatan. Hal ini didukung
dengan kebebasan usaha dalam pelayanan kesehatan (rumah sakit dan bentuk
lain) serta pendukung lainnya seperti apotik.
Sehubungan dengan kondisi Rumah Sakit KSH III Semarang baru
beroperasional maka untuk analisis lingkungan Eksternal dan Internal baru dapat
dilaksanakan secara lengkap setelah Rumah Sakit beroperasi pada periode
tertentu, sehingga dapat ditentukan langkah- langkah strategis yang sesuai dengan
hasil analisis.
4.3 KONDISI YANG DIHARAPKAN
Dengan melihat analisa seperti tersebut diatas maka secara umum kondisi
yang diinginkan pada waktu yang akan datang adalah sebagai berikut:

1. Tercapainya profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan dan latihan yang


diikuti dengan pencapaian mutu dan kualitas pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat di RS. Keluarga Sehat III Semarang.
2. Peningkatan kualitas pelayanan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
sarana prasarana medis non medis dan penunjang pelayanan kesehatan.
3. Mengupayakan peningkatan upaya – upaya pelayanan melalui kebijakan –
kebijakan operasional pelayanan yang menjamin pelayanan prima di rumah sakit.
4. Melakukan kerjasama dengan pihak penjamin biaya kesehatan baik BPJS
Kesehatan maupun asuransi kesehatan yang lain untuk meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di RS. Keluarga Sehat III
Semarang.
5. Melakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama baik di
wilayah Kota Semarang maupun di wilayah sekitar untuk melakukan rujukan
pasien ke RS. Keluarga Sehat III Semarang.

21
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Dalam menentukan strategi serta arah kebijakan, perlu dipertimbangkan kekuatan,


kelemahan, tantangan, serta peluang yang dimiliki oleh Rumah Sakit Keluarga Sehat III
Semarang (Analisa SWOT).
Analisis SWOT merupakan upaya untuk mempresentasikan factor-faktor eksternal
yang dinilai tidak sepenuhnya bisa dikendalikan dan bahkan mungkin diuar kendali RS.
Keluarga Sehat III Semarang dan faktor-faktor internal yang sepenuhnya dapat
dikendalikan oleh RS. Keluarga Sehat III Semarang dalam mewujudkan visi
organisasinya. Faktor eksternal representasikan dalam analisis SWOT melalui
OPPORTUNITIES dan THREATS, sedangkan faktor-faktor internal direpresentasikan
melalui STRENGTHS dan WEAKNESSES. Berikut ini disajikan analisis faktor eksternal
dan internal yang dinilai faktor-faktor OPPORTUNITIES dan THREATS serta
STRENGTHS dan WEAKNESSES dalam mewujudkan visi periode 2023-2027

KEKUATAN
 Komitmen yang tinggi dari seluruh stakeholder dan civitas hospitalia
 Dukungan pendanaan yang cukup kuat dari pemilik
 Adanya sumber daya yang memadai termasuk SDM yang handal
 Branding KSH Grup yang cukup baik di masyarakat

KELEMAHAN
 Baru mulai beroperasional
 Belum terakreditasi

PELUANG
 Iklim investasi yang mendukung di Pemerintah Kota Semarang
 Program JKN yang hampir mencapai universal coverage di Kota Semarang
 Ketersediaan tenaga dokter spesialis dan sub spesialis ditunjang dengan adanya
Institusi Pendidikan Kedokteran di Kota Semarang

22
ANCAMAN
 Peraturan / regulasi yang terus berubah secara cepat
 Pertumbuhan yang pesat bisnis perumahsakitan di Kota Semarang dan
sekitarnya
 Kebijakan lokal pemerintah daerah sekitar tentang pengaturan akses rumah
sakit rujukan, khususnya bagi peserta JKN

TANTANGAN
Tantangan Strategis yang dihadapkan oleh RS. Keluarga Sehat III Semarang
dalam mewujudkan Visi dan Misi adalah sebagai berikut :
1. Mampu mewujudkan peningkatan utilisasi pelayanan Rumah Sakit yang
signifikan seiring dengan berjalannya waktu.
2. Mampu mewujudkan FINTECH (Financial Technology)
3. Mampu mewujudkan kepuasan stakeholder
4. Mampu mewujudkan pelayanan yang komprehensif dan dapat menjamin
keselamatan pasien hulu hilir
5. Mampu mewujudkan kendali mutu dan kemudahan biaya dengan indikator
yang terukur
6. Mampu mewujudkan kemudahan akses pelayanan dengan indikator yang
terukur
7. Mampu mewujudkan inovasi produk layanan unggulan yang ditunjang alat
medis kekinian sesuai trend kebutuhan masyarakat.
8. Mampu mewujudkan sistem digital terintegrasi untuk menunjang
kecepatan, ketepatan ketelitian dalam pelayanan dan administrasi.
9. Mampu mewujudkan pengembangan pelayanan berbasis digital
10. Mampu mewujudkan Budaya Keselamatan dan Budaya Lean Hospital di
semua unit
11. Mampu mewujudkan super tim yang handal, solid, visioner
12. Mampu mewujudkan sistem pengukuran kinerja (Key Performance
Indicator) terukur dan terpadu berbasis digital

23
13. Mampu mewujudkan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
berkesinambungan.

HARAPAN DAN KEKHAWATIRAN


Suatu Rencana Strategis organisasi memberikan panduan arah kebijakan dan

strategi organisasi dalam waktu lima tahun mendatang. Hal ini sangat tergantung pada

dinamika tuntuan stakeholders kunci terhadap keberadaan institusi public tersebut.

Kondisi ini juga berlaku bagi RS. Keluarga Sehat III Semarang dalam mewujudkan visi dan

misi. Kemampuan mengidentifikasi harapan dan kekhawatiran stakeholders kunci

merupakan salah satu tahap kritis awal dalam menentukan arah kebijakan dan strategi

pengelolaan RS. Keluarga Sehat III Semarang tahun-tahun mendatang. Untuk

kepentingan ini, berikut akan disajikan informasi tentang proyeksi tuntutan stakeholders

kunci RS. Keluarga Sehat III Semarang pada kurun waktu 2023-2027.

Harapan dan kekhawatiran ini bisa dijadikan pemacu kinerja agar strategi selama

lima tahun kedepan dapat mewujudkan harapan stakeholder dan bisa mengantisipasi

kekhawatiran – kekhawatiran yang ada sehingga kepuasaan stakeholder dapat terwujud.

Tabel 5.1
Harapan dan Kekhawatiran Stakeholders inti terhadap RS. Keluarga Sehat III
Semarang.
No. Komponen Harapan Kekhawatiran
Stakeholder

1. Segera terakreditasi 1. Akreditasi terhambat


2. Segera bekerja sama dengan BPJS 2. Belum bisa bekerja sama
1. PT. Keluarga Kesehatan dengan BPJS Kesehatan
Sehat Sampurna 3. Layanan unggulan mendapat 3. Layanan unggulan belum
respon positif dari masyarakat direspon masyarakat
4. Kendali mutu – kendali biaya 4. Kendali Mutu – Kendali Biaya
5. Lean manajemen di semua unit belum optimal
6. Rumah Sakit dijalankan oleh 5. Masih terjadi inefisiensi dalam
supertim yang bisa diandalkan manajemen
6. Supertim belum optimal

24
2. Pasien 1. Pelayanan tepat waktu 1. Waktu tunggu lama
2. Komunikasi interaktif dengan 2. Komunikasi yang kurang dari
pasien dokter maupun petugas
3. Aksessibilitas pelayanan mudah 3. Terbatasnya akses
4. Sarana dan fasilitas umum yang pelayanan di RS
baik 4. Kurangnya ketersediaan
5. Kelengkapan sarana medis sarana dan fasilitas umum
5. Pelayanan yang tidak
tersedia di KSH

1. Peningkatan kesejahteraan 1. Kenaikan kesejahteraan tiap


2. Kesempatan peningkatan tahun
3. Staf kompetensi berkesinambungan 2. Kurangnya kesempatan
3. Dukungan sarana dan prasarana untuk pelatihan kompetensi
yang kekinian 3. Tidak tersedianya sarana
4. Kejelasan jenjang karir dan prasarana kekinian
4. Sistem jenjang karir.

4. Pihak Ketiga Pembayaran tepat waktu dengan Ketidakpastian pembayaran


administrasi yang mudah tepat waktu.

STRATEGI
Dengan mengoptimalkan kekuatan, peluang dan untuk menjawab tantangan yang
ada serta dengan mempertimbangkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi, maka
disusun strategi sebagai berikut :
1. Menerapkan standar pelayanan sesuai dengan standar akreditasi rumah
sakit sejak awal operasional
2. Membangun budaya pelayanan yang berfokus pada keselamatan pasien
3. Menggali potensi pasar dengan produk inovatif layanan yang menarik
dan banyak dibutuhkan masyarakat
4. Melakukan kerjasama dengan pihak penjamin biaya kesehatan termasuk
asuransi kesehatan non BPJS Kesehatan
5. Meningkatkan kompetensi mitra dengan pendidikan pelatihan
berkelanjutan

25
6. Memanfaatkan teknologi informasi dalam setiap jenis pelayanan untuk
mewujudkan digital health

ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan yang ditempuh guna mewujudkan visi misi Rumah sakit
Keluarga Sehat III Semarang adalah :
1. Mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan
pelayanan yang terbaik melalui :
 Peningkatan kapasitas SDM berkesinambungan,
 Menyediakan alat kesehatan modern sesuai perkembangan teknologi
kesehatan
 Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mewujudkan
digital health serta financial technology
2. Membangun jejaring pelayanan seluas mungkin baik dalam lingkup KSH
Grup maupun di luar KSH Group
3. Mendukung sepenuhnya upaya inovatif dalam penyediaan jasa layanan

UPAYA PENGEMBANGAN
Adapun upaya pengembangan yang akan dilakukan selama 5 tahun
ke depan adalah sebagai berikut :
1. Mencapai status terakreditasi sesegera mungkin setelah beroperasional
2. Menambah kapasitas tempat tidur serta kapasitas pelayanan Hemodialisa
dengan pembangunan tower ke 2
3. Mengembangkan pelayanan unggulan bedah plastik dengan menyediakan
sarana prasarana yang modern, canggih didukung SDM dokter spesialis
yang kharismatik.
4. Mengembangkan Health Tourism dengan mengoptimalkan sumber daya
yang dimiliki rumah sakit dipadukan dengan potensi pariwisata di Kota
Semarang dan sekitarnya.
5. Melaksankan program nasional di bidang kesehatan sesuai standar yang
ditentukan oleh Kementerian Kesehatan, meliputi :

26
 Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak
 Menurunkan angka kesakitan Tuberculosis
 Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS
 Penurunan prevalensi stunting dan wasting
 Pelayanan KB rumah sakit

6. Mewujudkan Digital Health dalam semua aspek pelayanan di Rumah Sakit


Keluarga Sehat III Semarang dengan mengikuti perkembangan teknologi
informasi terkini.
7. Melakukan kegiatan penanganan keluhan secara komprehensif guna
mewujudkan kepuasan pelanggan (good patient experience).

RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM UNGGULAN

Tahun 2023 : Pelayanan Bedah Plastik


Pelayanan Kateterisasi Jantung
Pelayanan Bedah Syaraf
Tahun 2024 : Pain Management Center;
Pelayanan Kemoterapi
Tahun 2025 : Pelayanan Urologi (ESWL)

Tahun 2026 : Pelayanan Radioterapi


Tahun 2027 : Pelayanan Radioterapi

27
BAB VI
TARGET KINERJA

Pada awal operasional Rumah Sakit Keluarga Sehat III Semarang ditetapkan
target kinerja selama 5 tahun ke depan dengan catatan akan dilakukan evaluasi setiap
akhir tahun sebagai bahan pertimbangan untuk dilakukan penyesuaian target pada tahun
berikutnya sesuai dengan tren pencapaian target pada tahun yang sudah berjalan.

6.1 Target Kinerja Pelayanan

Urusan, Indikator Target


No. Satuan Nasional
Kinerja 2023 2024 2025 2026 2027
BOR (Bed Occupation
1. %
Rate) 30 35 40 50 60 60-85%
2. Av-LOS (Length of Stay) hari 4 4 4 4 4 6 - 4 hari
3. TOI (Turn Over Interval) hari 9 7,4 6 4 2,6 1 - 3 hari
4. BTO (Bed Turn Over) kali 27 31,9 36,5 45,6 54,7 40 - 50 kali
5. GDR (Gross Death Rate) ‰ 20 20 20 19 19 ≤ 45 ‰
6. NDR (Nett Death Rate) ‰ 15 15 15 14 14 ≤ 25‰

6.2 Target Kinerja Keuangan

0 1 2 3 4

2023 2024 2025 2026 2027


Outpatient 11,177.95 44,711.8 61,048.3 76,820.6 79,896.6

Inpatient 17,084.125 68,336.5 72,133.4 90,920.3 102,139.3

Emergency & Medical Check Up 1,325.375 5,301.5 7,013.2 8,498.3 10,298.0

6.3 Target Kunjungan

Target
Jenis
No. Satuan
Kunjungan 2023 2024 2025 2026 2027
1. Rawat Inap Orang 1368 3193 3650 4562 5475
2. Rawat Jalan Orang 15000 45000 60000 75000 90000

28
BAB VII
PROGRAM KERJA

7.1 Tahun 2023

No Kegiatan Waktu Biaya

1. Pendampingan Juli - Agustus Rp. 20.000.000


Akreditasi oleh
Lembaga Yang
ditunjuk

2. Survei Akreditasi September Rp. 40.000.000

3. Pelatihan Menyesuaikan Rp. 30.000.000


Hemodialisa bagi Penyelenggara
Dokter Spesialis,
Dokter dan Perawat

4. Kerja Sama dengan Desember Rp. 0


BPJS Kesehatan

5. Monev Januari - Desember Rp. 0

7.2 Tahun 2024

No Kegiatan Waktu Biaya

1. Pelatihan Menyesuaikan Rp. 20.000.000


Kemoterapi Bagi Penyelenggara
Dokter dan Perawat

2. Pengadaan Alat Januari Rp. 1.000.000.000


Untuk Pelayanan
Pain Management
Center

3. Monev Januari - Desember Rp. 0

29
7.3 Tahun 2025

No Kegiatan Waktu Biaya

1. Pembangunan Tower Januari - Desember Rp. 100.000.000.000


ke 2

2. Penambahan Desember Rp. 40.000.000


Kapasitas
Hemodialisa

3. Penambahan Desember Rp. 2.000.000.000


Kapasitas Tempat
Tidur Menjadi 250 TT

4. KSO ESWL Desember Rp. 0

5. Monev Januari - Desember Rp. 0

7.4 Tahun 2026

No Kegiatan Waktu Biaya

1. Rekrutmen Mitra Januari - Februari Rp. 20.000.000


2. Pengembangan Januari Rp. 2.000.000.000
Pelayanan Fisioterapi
Komprehensif

3. Diklat Tenaga Menyesuaikan Rp. 100.000.000


Kesehatan Penyelenggara

4. Diklat Tenaga Non Menyesuaikan Rp. 50.000.000


Kesehatan Penyelenggara

5. Monev Januari - Desember Rp. 0

30
7.7 Tahun 2027

No Kegiatan Waktu Biaya

1. Pengadaan Alkes Januari Rp. 2.000.000.000


Pelayanan Bedah
Saraf

2. Diklat Tenaga Menyesuaikan Rp. 100.000.000


Kesehatan Penyelenggara

3. Diklat Tenaga Non Menyesuaikan Rp. 50.000.000


Kesehatan Penyelenggara
4. Monev Januari – Desember Rp. 0

31
BAB VIII
RENCANA MONITORING EVALUASI
Pengendalian adalah suatu sistem untuk memonitor dan mengevaluasi (monev)
apakah strategi dan implementasinya sudah berjalan dengan baik. Jenis pengendalian
ada empat (4) yaitu :
1. Pengendalian Asumsi.
Pengendalian asumsi dirancang untuk memeriksa secara sistematik apakah
asumsi yang mendasari strategi masih berlaku.
2. Pengendalian Implementasi.
Pengendalian implementasi dirancang untuk menilai apakah strategi
keseluruhan perlu diubah dengan melihat hasil dari berbagai Tindakan yang
mengimplementasikan strategi total.
3. Pengawasan Strategik.
Pengawasan strategik dirancang untuk memantau beragam peristiwa di dalam
dan di luar perusahaan yang mungkin akan mempengaruhi jalannya strategi RS.
4. Pengendalian Khusus.
Pengendalian khusus adalah pemikiran kembali terhadap strategi perusahaan
secara menyeluruh dan mendalam akibat adanya perubahan yang mendadak
dan tidak terduga.

Pengendalian manajemen (management control) adalah suatu proses di mana


manajemen menggerakkan seluruh individu dalam organisasi untuk memastikan bahwa
mereka memahami dan telah bertindak sesuai dengan strategi perusahaan dan
penjabaran strategi tersebut. Disini pengendalian strategis memberikan andil bagi
pengendalian manajemen agar aktivitas operasional terhubung dengan strategi bisnis.

Karakteristik pengendalian yang baik (good control) adalah suatu sistem


pengendalian yang berorientasi ke depan, objective driven, dan tidak selalu harus
ekonomis. Suatu sistem pengendalian juga harus mencakup sistem operasional yang
menyeluruh, goal congruence, bermuara ke perspektif keuangan, memiliki pola dan jadwal
yang jelas dan terintegrasi.

32
Obyek pengendalian dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu action control, results
control, dan personel / culture control.
Action control adalah bentuk pengendalian untuk menjamin bahwa setiap pegawai
melakukan (tidak melakukan) aktivitas tertentu yang dianggap bermanfaat (tidak
bermanfaat) bagi organisasi.
Results control adalah pengendalian yang lebih menekankan pada hasil akhir,
dengan mengesampingkan, melalui Tindakan apa sesuatu itu diperoleh.
Personel / culture control adalah bentuk pengendalian yang mengandalkan pada
kendali perilaku pegawai atau pengendalian sesama pegawai sesuai nilai-nilai, norma
atau budaya yang telah ada, yang ingin diciptakan dalam organisasi.
Ketiga jenis pengendalian itu digunakan secara Bersama-sama dalam suatu
organisasi dengan tingkat keketatan sesuai kondisi dan kebutuhan.
Manajer bekerja melalui orang-orang dalam organisasi dengan berbagai cara dan
Tindakan seperti : menyeleksi pegawai, melatihnya, menempatkan mereka pada posisi
yang tepat, memberdayakan dan mendisiplinkan mereka, memberikan saran-saran dan
petunjuk yang memadai, memecahkan masalah, menjamin bahwa lingkungan telah
bekerja dengan memuaskan, dan mengamati perilaku konsumen.
Untuk mendukung aktivitas tersebut, manajer memerlukan berbagai informasi,
yaitu : informal information, task control information, budget reports, budget signals, dan
non financial information.
Kombinasi dari berbagai jenis informasi tersebut kemudian digunakan untuk mendesain
sistem pengukuran kinerja (performance measurement system).

Langkah-langkah monitoring dan evaluasi dilakukan dengan jalan :


 Mempertimbangkan Past Performance RS.
 Menyediakan instrument sistem monitoring dan evaluasi :
 Informasi yang akurat dan dapat diandalkan tentang sejauh mana kemajuan
yang diperoleh
 Seperangkat alat atau metode untuk menilai biaya dan keuntungan yang
diperoleh dari suatu kegiatan.

Proses dasarnya pengendalian organisasi, maupun penerapannya atau apa saja yang

33
diawasi, meliputi tiga langkah yaitu :
(a) Menetapkan standar :
 Adanya ukuran keberhasilan yang jelas dan terukur maka identifikasi faktor-
faktor peluang dan ancaman yang dihadapi, kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki organisasi dan sasaran- sasaran monev yang hendak dicapai pada
akhir tahun business plan akan dapat dilakukan dengan mudah dan
terfokus.
 Ukuran keberhasilan yang diturukan dari pernyataan visi dan misi yang
dibingkaikan dalam empat perspektif Balanced Score Card akan digunakan
sebagai dasar dalam penetapan sasaran-sasaran RS pada akhir periode
perencanaan.
 Ukuran kinerja atau keberhasilan RS, sesuai dengan target BSC RS
(b) Mengukur prestasi berdasarkan standar tersebut, dan
(c) Memperbaiki serta mengoreksi penyimpanan yang tidak dikehendaki dari
standar dan perencanaan tersebut.

34
35

Anda mungkin juga menyukai