Anda di halaman 1dari 87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI
MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI


AKUNTANSI PADA PELAYANAN RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT UMUM VINA ESTETICA MEDAN

OLEH

NAMA : AULIA ZESENTA


NIM : 070522117
DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
2010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat Inap di Rumah

Sakit Umum Vina Estetica Medan adalah benar hasil karya sendiri dan judul

dimaksud diatas belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti mahasiswa lain

dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber dan data

informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas benar apa adanya.

Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima

sanksi yang diterapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 09 Juni 2010


Yang membuat peryataan

Aulia Zesenta
NIM. : 070522117

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi dari Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. Judul Skripsi ini adalah Analisis Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum

Vina Estetica Medan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan pikiran penulis, untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

semua pihak guna untuk pengembangan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen

Akuntansi, dan Ibu Dra.Mutia Ismail, MM.Ak , selaku Sekretaris

Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Syahelmi, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, memeriksa dan

melengkapi penulisan skripsi ini hingga selesai. Bapak Fahmi Natigor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nasution, SE, M.Acc, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Rustam,

M.Si, Ak selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan

saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Direktur Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan beserta seluruh Staff

yang telah membantu dan berkenan memberikan keterangan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di Fakultas Ekonomi Sumatera

Utara yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini dengan baik.

6. Seluruh Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah membantu penulis dalam hal penyelesaian administrasi

selama masa pendidikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Keluargaku tercinta : Ayahanda Mhd.Sapian, Ibunda Tima Sebayang,

Abangku Danny Juanda, Adikku Khaira Pauza.

8. Sahabat-sahabatku : Sri Novarianti Sembiring, SE., Nelly Afriani

Harahap SE., Maslinawati Tamba, Elmitha Oktarina Tarigan, SE.,

Berliana Saragih, SE., Marisa Theresia Sinaga, SE., dan seluruh teman-

teman lainnya di akuntansi ekstensi 2007, terima kasih buat bantuan,

motivasi, semangat, dukungan kepada penulis.

9. Semua teman-teman satu kost ku Kost 448A lantai 2, terutama Adik kost

ku Ayu Sofiana Eliadi dan Dita Pertiwi yang sudah meminjamkan Laptop

nya buat menyelesaikan skripsi ini dan lina, Senja Ayu, Risa, Nia, Kak

Yanti, Kak Lisa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10. Semua pihak, rekan, sahabat yang namanya tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, terima kasih atas dukungannya selama ini.

Medan, 09 Juni 2010


Penulis

Aulia Zesenta
NIM. : 070522117

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Dewasa ini perkembangan bisnis suatu perusahaan tergantung dari


kecanggihan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan kecakapan
sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi tersebut. Rumah sakit
adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan sekaligus suatu unit usaha baik
usaha pemerintah maupun swasta yang mempunyai dua peranan yaitu sebagai
lembaga sosial dan sebagai suatu unit badan usaha. Sistem informasi akuntansi
memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk menjalankan kegiatannya
dengan efisien dan efektif dan pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian
intern pada pelayanan rawat inap dirumah sakit tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data- data yang diperoleh kemudian
menguraikan dan menganalisa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat
digunakan dalam memecahkan masalah. Untuk memperoleh data yang diperlukan
penulis menggunakan metode deskriptif dan metode komperatif. Jenis data yang
digunakan adalah jenis data primer yaitu data yang belum diolah oleh pihak rumah
sakit dan data sekunder yang diperoleh dari data laporan rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi rumah sakit
yang telah diterapkan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur rumah
sakit maka dapat mencerminkan dan membantu pelaksanaan pengendalian
intern pada pelayanan rawat inap dan dalam memberikan pelayanan yang
baik pada pasien rawat inap.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Pengendalian Intern, Proses Pelayanan


Rawat Inap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Nowdays, the business development of company depend on the advanced


information technology awned by company and the skill of human resources
in apply the technology. Hospital is a health care institution in addition state
or private owned business unit with two role, i.e as social agent and as
business unit. Accounting information system provide the hospital with
easiness to do any activities efficiently and will increase the internal
controlling on the inpatient health service on the hospital.
Research method applied in this research is a descriptive method, i.e by
collecting the data and the data is processes and analyzed to have any information
used in problem solving. In order to collect the required data, the writer apply the
descriptive and comparative methode. The required data is a primary data, i.e data
has not yet processed by hospital and secondary from the hospital report.
The result or research show that organization structure of hospital had be
applied accurately based on the hospital procedure that depict and support
the implementation of internal control on the inpatient health service and in
provide the inpatient with qualified health care.

Keywords : Information system, Internal control, Inpatient health care


process

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI
Halaman

PERNYATAAN..................................................................................... i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................. v

ABSTRACT........................................................................................... vi

DAFTAR ISI.......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................ 3

C. Tujuan Penelitian................. 3

D. Manfaat Penelitian........................................................... 4

E. Kerangka Konseptual .. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi............................................ 6

B. Sistem Pengolahan Data Elektronik................................ 17

C. Struktur Pengendalian intern........................................... 22

D. Penelitian Terdahulu........................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Data . 30

B. Teknik Pengumpulan Data ... 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Metode Analisis Data.......................................................................31

D. Tempat dan Waktu Penelitian 31

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian...................................................................................32

1. Sejarah Singkat Perusahaan.................................................32

2. Ruang Lingkup Kegiatan Rumah Sakit Umum Vina

Estetica Medan..........................................................................34

3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas............................35

4. Sistem Pengolahan Data Elektonik 42

5. Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat

Inap di Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan 45

6. Pengendalian Intern Pada pelayanan Rawat Inap 56

B. Analisis Hasil Penelitian.................................................................58

1. Struktur Organisasi..................................................................58

2. Sistem Pengolahan Data Elektronik 60

3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Prosedur Pelayanan

Rawat Inap..................................................................................60

4. Pengendalian Intern Pada Pelayanan Rawat Inap 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.............................................................................................72

B. Saran..........................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................75

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Proses Sistem.......................................................................................7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Dewasa ini perkembangan bisnis suatu perusahaan tergantung dari


kecanggihan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan kecakapan
sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi tersebut. Rumah sakit
adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan sekaligus suatu unit usaha baik
usaha pemerintah maupun swasta yang mempunyai dua peranan yaitu sebagai
lembaga sosial dan sebagai suatu unit badan usaha. Sistem informasi akuntansi
memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk menjalankan kegiatannya
dengan efisien dan efektif dan pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian
intern pada pelayanan rawat inap dirumah sakit tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data- data yang diperoleh kemudian
menguraikan dan menganalisa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat
digunakan dalam memecahkan masalah. Untuk memperoleh data yang diperlukan
penulis menggunakan metode deskriptif dan metode komperatif. Jenis data yang
digunakan adalah jenis data primer yaitu data yang belum diolah oleh pihak rumah
sakit dan data sekunder yang diperoleh dari data laporan rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi rumah sakit
yang telah diterapkan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur rumah
sakit maka dapat mencerminkan dan membantu pelaksanaan pengendalian
intern pada pelayanan rawat inap dan dalam memberikan pelayanan yang
baik pada pasien rawat inap.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Pengendalian Intern, Proses Pelayanan


Rawat Inap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

Nowdays, the business development of company depend on the advanced


information technology awned by company and the skill of human resources
in apply the technology. Hospital is a health care institution in addition state
or private owned business unit with two role, i.e as social agent and as
business unit. Accounting information system provide the hospital with
easiness to do any activities efficiently and will increase the internal
controlling on the inpatient health service on the hospital.
Research method applied in this research is a descriptive method, i.e by
collecting the data and the data is processes and analyzed to have any information
used in problem solving. In order to collect the required data, the writer apply the
descriptive and comparative methode. The required data is a primary data, i.e data
has not yet processed by hospital and secondary from the hospital report.
The result or research show that organization structure of hospital had be
applied accurately based on the hospital procedure that depict and support
the implementation of internal control on the inpatient health service and in
provide the inpatient with qualified health care.

Keywords : Information system, Internal control, Inpatient health care


process

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan Rumah Sakit di era sekarang tidak terlepas dari perkembangan

ekonomi masyarakat . Hal ini tercermin pada perubahan fungsi klasik

Rumah Sakit yang pada awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat

penyembuhan saja terhadap pasien melalui rawat inap dan rawat jalan

bergeser ke pelayanan yang lebih komprehensif. Rumah Sakit adalah suatu

lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik

pemerintah maupun swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari waktu ke

waktu semakin lama akan semakin berkembang, baik dari segi kuantitas

maupun dari segi kualitas dan dilihat dari berbagai macam bentuk Rumah

Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh penjuru tanah air.

Seiring dengan perkembangan negara dan rakyat Indonesia, Rumah Sakit di

Indonesia pun semakin lama semakin berkembang. Perkembangan Rumah Sakit

tersebut bukan hanya penambahan jumlah staff karyawan dan jumlah Rumah

Sakit lainnya tetapi juga peningkatan pelayanan kesehatan yang menjadi lebih

lengkap dan memuaskan baik dari segi pelayanan maupun dari segi peralatan

rumah sakit. Rumah Sakit merupakan salah satu perusahaan jasa, dimana

perusahaan jasa ini adalah perusahaan jasa yang memasarkan produk tidak nyata

yang tidak dapat kita lihat atau raba melainkan hanya dapat kita rasakan saja. Jasa

adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda yang dapat ditawarkan oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


seseorang kepada orang lain atau suatu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik). Misalnya rumah sakit,

kantor pangacara, perusahaan teknik, perusahaan arsitektur.

Rumah Sakit merupakan suatu lembaga yang padat karya, padat modal dan

teknologi maupun padat waktu. Disebut padat karya karena Rumah Sakit bergerak

dibidang jasa yang melibatkan relatif banyak tenaga kerja, yaitu di bidang medis,

paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis. Padat

modal dan teknologi karena Rumah Sakit yang baik haruslah didukung dengan

investasi yang besar untuk mencakup pengadaan fasilitas pelayanan seperti gedung,

peralatan kedokteran yang canggih, obat-obatan yang cukup dan memadai, tenaga

dokter umum dan dokter ahli serta fasilitas penunjang lainnya (kendaraan,

peralatan rumah sakit dan lain-lain) sedangkan padat waktu dikarenakan rumah

sakit dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat berlangsung selama 24

jam sehari dan tidak mengenal adanya hari libur.

Rumah Sakit memiliki beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang juga

berfungsi sebagai sumber pendapatan. Salah satu pendapatan Rumah Sakit

yang cukup besar adalah pendapatan dari pelayanan rawat inap dimana

pelayanan rawat inap merupakan suatu pelayanan kesehatan bagi pasien yang

dinyatakan oleh dokter untuk dirawat inap pada suatu rumah sakit, agar pasien

tersebut memperoleh perawatan yang optimal sehingga pasien sembuh. Untuk

menjalankan kegiatannya Rumah Sakit memerlukan suatu sistem pengolahan

data informasi yang mendukungnya. Salah satu sistem yang dibutuhkan adalah

sistem informasi akuntansi. kesalahan yang sering terjadi yaitu dalam kesalahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pemasukan dan pencatatan data pasien dalam kegiatan prosedur dan sistem

pelayanan rawat inap. Dengan sistem informasi yang memadai diharapkan data

yang masuk maupun keluar dapat diproses dengan baik terutama pada kegiatan

rawat inap rumah sakit tersebut. Dimana dalam pelayanan rawat inap sistem

dan prosedur harus disusun sedemikian rupa sehingga terlihat langkah-langkah

yang jelas dari segenap aktivitas mulai dari prosedur pendaftaran pasien,

prosedur tindakan perawatan rawat inap sampai prosedur pasien pulang.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat suatu karya ilmiah

yang berjudul Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan

Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Sejauh mana pengaruh sistem informasi akuntansi dapat membantu

manajemen dalam mengendalikan pelayanan rawat inap?

2. Bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi pada pelayanan

rawat inap di Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk

mengetahui secara lebih mendalam mengenai penerapan sistem informasi

akuntansi dalam pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Vina Estetica

Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Untuk memperoleh pengetahuan mengenai sistem informasi

akuntansi yang diterapkan secara nyata di perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan dan saran bagi perusahaan untuk penyempurnaan

sistem informasi dalam meningkatkan pelayanan rawat inap.

3. Bagi Pihak Civitas Akademik

Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian diwaktu

yang akan datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


E. Kerangka Konseptual

Dalam pelayanan rawat inap dimulai dari pasien mendaftar, bagian rumah

sakit mencatat semua data pasien yang bertujuan untuk memudahkan

mengetahui keluarga pasien dan penagihan biaya perawatan pasien. Data-data

tersebut direkam atau dicatat sesuai dengan ketentuan termasuk catatan-

catatan pelayanan penerimaan pasien agar sesuai dengan sistem pencatatan

yang telah ditentukan dan semua laporan yang masuk dari bagaian-bagian di

rumah sakit menjadi laporan keuangan yang diperlukan oleh pihak manajemen

rumah sakit maupun pihak luar rumah sakit yang berkepentingan.

Rumah Sakit memberikan pelayanan perawatan sampai pasien sembuh,

pembayaran administrasi dan penyiapan faktur penagihan di buat pada saat

pasien pulang untuk merincikan biaya-biaya rawat inap pasien.

Rumah Sakit Umum Vina Estetica

Pendaftaran Pasien

Sistem Informasi Akuntansi

Rawat Inap

Pasien Pulang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat dimana kaitan yang erat

ini tercermin dalam pengunaan istilah informasi akuntansi yang menyangkut

semua kegiatan dan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. Akuntansi

sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan manfaat

bagi pemakai, agar informasi akuntansi dapat diolah secara baik, diperlukan

suatu mekanisme atau kegiatan yang baik pula. Sistem pengolahan yang baik

terdiri dari prosedur, metode atau cara dan teknik yang memungkinkan data ini

akan melibatkan manusia sebagai penunjang pencapaian tujuan.

Menurut Hall (2003 : 5) sistem adalah sekelompok dua atau lebih

komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau sub sistem yang

bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose) . Menurut

pengertian diatas jelaslah apa yang dimaksud dengan sistem yang pada

prinsipnya merupakan sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling

berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu input,

proses dan output dimana sistem tersebut harus terorganisasi, mempunyai

hubungan, berintegrasi/ berpadu dan terpusatnya tujuan-tujuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :

TUJUAN

Mekanisme
Pengendalian

Masuk Transformasi Keluaran


Input Proses Output

Gambar 2.1
Proses Sistem
Sumber : Hall : 2003

Sumberdaya input diubah menjadi sumberdaya output, dimana

sumberdaya mengalir dari elemen input, melalui elemen transformasi ke elemen

output. Suatu mekanisme pengendalian memantau proses transformasi untuk

menyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya. Mekanisme

pengendalian ini dihubungkan pada arus sumberdaya dangan memakai suatu

lingkaran umpan balik (feedback loup) yang mendapatkan informasi dari output

dan menyediakan informasi bagi mekanisme pengendalian. Sistem informasi

menerima output, disebut sebagai transaksi, yang kemudian dikonversi melalui

berbagai proses menjadi output informasi yang akan didistribusikan kepada

para pemakai informasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Hall ( 2003 : 8 ), ada sembilan karakteristik sistem adalah :

1). Sasaran
Semua sistem pasti mempunyai sasaran atau yang biasa disebut sebagai
tujuan dan biasanya sasaran suatu sistem berjumlah lebih dari satu,
sehingga sasaran menjadi alat untuk memotivasi yang mengarahkan
suatu sistem agar tidak melenceng ke sasaran/ tujuan yang lain.
2). Masukan Proses Keluaran
Suatu sistem memerlukan input atau masukan untuk diproses yang
akan menghasilkan output atau keluaran yang dibutuhkan para
pengguna sistem tersebut.
3). Lingkungan.
Dalam suatu lingkungan sistem mempunyai keterbatasan-keterbatasan
yang memisahkan sistem dengan lingkungannya. Terkadang batasan-
batasan tersebut sukar ditetapkan secara pasti atau sukar dilihat.
4). Jaringan Kerja Sistem
Jaringan kerja atau network akan terbentuk apabila suatu sistem
bergabung dengan sistem lainnya dengan kesamaan tingkat hirarki.
5). Subsistem
Semua sistem mengandung beberapa subsistem. Didalam sistem
tersebut subsistem menjalankan tugas-tugas tertentu yang
mengadung semua karakteristik dari satu sistem kompleks.
6). Saling Ketergantungan.
Suatu sistem karena memiliki subsistem-subsistem akan mengakibatkan
ketergantungan dan saling berkaitan sebagai suatu bagian yang terintegral.
7). Pengendalian
Dalam mencapai sasarannya suatu sistem diharapkan mampu
mengendalikan semua subsistemnya, pengendalian itu sendiri
merupakan suatu proses regulasi atau pengaturan oleh sistem untuk
mengoreksi setiap penyelewengan dari serangkaian langkah ke arah
sasaran yang telah ditetapkan.
8). Para Pengguna
Semua sistem pasti memiliki users atau para pengguna sistem yang
membutuhkan sistem tersebut.
9). Kendala.
Kendala-kendala suatu sistem dapat berupa batasan-batasan intern ataupun
ekstern yang akan menentukan kemampuan dari sistem tersebut.
Informasi adalah data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi dan saling

berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi atau informasi

merupakan data yang berguna bagi perusahaan untuk keputusan-keputusan bisnis/

perusahaan atau informasi merupakan suatu kumpulan informasi yang lebih luas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dan tersedia untuk mempermudah laporan ke pihak luar dan

mengkomunikasikan serta meningkatkan pengaturan atas pengambilan

keputusan dan mengontrol perusahaan.

Bahan dasar dalam pengambilan keputusan adalah informasi. Menurut

Bodnar (2000 : 5), ada beberapa karakteristik dari informasi, yaitu :

a). Relevan (relevan)


Informasi yang relevan adalah informasi yang memberikan nilai tambah
bagi pembuat keputusan berupa pengurangan tingkat ketidakpastian
atau penambahan pengetahuan atau nilai pembuat keputusa.
b). Akurat
Ketepatan informasi dan dapat diandalkan atau informasi yang bebas
dari kesalahan dan menggambarkan aktifitas atau kejadian perusahaan.
c). Lengkap (complete)
Informasi yang lengkap adalah informasi yang mencantumkan
seluruh informasi penting yang diperlukan oleh pembuat keputusan,
d). Tepat Waktu (real time)
Informasi telah tersedia saat dibutuhkan,
e). Dapat Dimengerti (understandable)
Informasi yang dapat dimengerti adalah informasi yang tidak
membingungkan penggunanya dan ditampilkan secara sederhana
sesuai dengan kebutuhan pembuat keputusan,
f). Dapat Diperiksa (verifiable)
Informasi dikatakan verifable adalah jika dua orang dengan kemampuan
yang sama dapat menghasilkan informasi yang sama secara independen.
Akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu defenisi dari

sudut pemakai dan dari sudut kegiatannya. Akuntansi dari sudut pemakai

adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan

suatu organisasi, sedangkan akuntansi dari sudut kegiatan adalah proses

pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan dan penganalisaan

data keuangan suatu organisasi/ perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan akuntansi adalah

menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak- pihak perusahaan baik itu

pihak dari dalam perusahaan (manajemen) maupun dari luar perusahaan

(pemengang saham, investor, pemeriksa pajak, kreditur). Menurut Mulyadi

(2001 : 3) unsur-unsur suatu akuntansi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. formulir atau dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya


transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena
dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam
(didokumentasikan) diatas kertas.
2. catatan merupakan buku-buku yang digunakan untuk melakukan
pencatatan transaksi yang terdiri dari :
a. jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan dan meringkas data
keuangan dan data lainnya
b. buku besar
Buku besar merupakan induk dari rekening-rekening yang
terkait, yang tercatat dalam jurnal
c. buku pembantu
Buku pembantu merupakan bagian dari buku besar yang terdiri
atas rekening-rekening tertentu secara terperinci atau khusus
3. laporan adalah hasil akhir proses akuntansi yang berupa laporan
keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi/ laba, perubahan
modal, laporan arus kas dan laporan harga pokok produksi.
Bagi pihak intern, antara lain setiap tingkat manajemen, informasi yang

dihasilkan akan digunakan dalam perencanaan, pengendalian operasi perusahaan

dan proses pengambilan keputusan. Sedangkan bagi pihak ekstern yaitu

pemerintah, investor, kreditur dan pihak lainnya, informasi keuangan yang berupa

laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai bahan analisis penetapan

pajak bagi pemerintah, keputusan investasi oleh investor dan lain-lain.

Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan

akuntansi sebagai suatu sistem akuntansi moderen. Perkembangan ini juga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengakibatkan adanya perubahaan beberapa istilah dan teknik yang

digunakan. Jika pemrosesan data akuntansi menjadi informasi dengan sistem

akuntansi, maka dewasa ini relevan dengan sebutan sistem informasi akuntansi

yang disebabkan oleh perkembangan ilmu akuntansi dengan penerapan

teknologi yang dapat merubah data menjadi informasi yang dibutuhkan setiap

perusahaan. Pengertian akuntansi menurut Hansen & Mowen dalam Fitriasari

2000 : 32-33, sistem akuntansi dijelaskan dengan pola umum yang sama (1)

bagian-bagian yang saling berhubungan, (2) proses, (3) tujuan . Bagian yang

saling berhubungan terdiri dari hal-hal seperti pemasaran dan penjualan,

piutang yang ditagih dan penerimaan tunai, persediaan, buku besar umum dan

akuntansi biaya. Proses terdiri dari hal-hal seperti pengumpulan, pencatatan,

pengikhtisaran dan pengolahan data.

Menurut Hansen & Mowen (2000 : 35 ) jenis-jenis sistem informasi adalah

sebagai berikut :

a. Sistem Pemrosesan Data electronic data processing (EDP)


Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pemrosesan
data transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah aplikasi
sistem informasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
b. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan
informasi bagi pengambilan keputusan para manager. SIM menyediakan
beragam informasi menyadari bahwa para manajer dalam organisasi
menggunakan dan membutuhkan informasi dalam pengambilan
keputusan sehingga sistem informasi berbasis komputer dapat
menyediakan informasi yang bersangkutan kepada para manajer.
c. Sistem Penunjang Keputusan decision support system (DSS)
Dalam sistem penunjang keputusan, data di proses ke dalam format
pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS
menyarankan penggunaan model-model keputusan dan database
khusus dan benar-benar terpisah dari sistem pemrosesan data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d. Sistem Ahli export system (ES)
Export system adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang
memanfaatkan pengetahuan tentang bidang aplikasi tertentu untuk
bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi para pemakainya.
e. Sistem Informasi Eksekutif - executive information system (EIS)
Sistem informasi eksekutif dibuat bagi kebutuhan informasi strategik
manajemen tingkat puncak.
f. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem berbasis komputer
yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi.
Sistem informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dimana sumber

daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data)

menjadi keluaran (Informal) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood dalam

Amir Abadi Yusuf 2000 : 1 dapat diartikan sebagai kumpulan sumber daya,

seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi

informasi yang dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan .

Menurut Romney dan Steinbart dalam Fitriasari 2004 : 3 menyatakan

bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu rangkaian yang terdiri dari

beberapa komponen yaitu orang orang, prosedur-prosedur data software dan

infrastruktur teknologi yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk

mancapai suatu tujuan . Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari :

1). orang orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan

berbagai fungsi.

2). prosedur prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang

dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data

tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

3). data tentang proses-proses bisnis organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4). intrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan

pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

a). Kegunaan

Sistem harus menghasilkan catatan yang tepat waktu dan relevan untuk

digunakan dalam pengambilan keputusan.

b). Ekonomis

Semua komponen sistem akuntansi harus menyumbang nilai manfaat

minimal bagi pengadaan sistem.

c). Kehandalan

Output atau laporan yang dihasilkan harus mempunyai tingkat ketelitian

tinggi dalam sistem, harus mampu bersaing secara efektif.

d). Pelayanan Pelanggan

Sistem harus memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada para

pelanggan.

e). Kapasitas

Kapasitas atau kemampuan harus memadai, untuk menangani prosedur-

prosedur operasi perusahaan.

f). Kesederhanaan

Sistem harus cukup sederhana atau simpel sehingga struktur operasinya

dapat dengan mudah dimengerti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


g). Fleksibilitas

Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan

kepentingan yang cukup beralasan dalam kondisi apapun pada saat

sistem beroperasi.

Menurut Hall (2001 : 18) ada tiga tujuan utama bagi sistem informasi

akuntansi, yaitu :

a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen. Pengurusan


merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber
daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan
informasi tentang kegunaan sumber daya ke para pemakai informasi
melalui laporan keuangan yang dibutuhkan.
b. Untuk mengambil keputusan manajemen. Sistem informasi akuntansi ini
akan memberikan informasi kepada para manajer yang mereka perlukan
untuk melakukan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan tersebut.
c. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem
informasi menyediakan informasi bagi personil operasi untuk membantu
mereka melakukan tugas mereka setiap hari secara efisien dan efektif.
Kebutuhan informasi yang semakin besar memerlukan perhatian yang

cukup besar dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan untuk para pemakai

informasi baik pihak intern maupun ekstern selalu dihadapakan pada situasi

ketidakpastian yaitu keadaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dan

kondisi yang selalu berubah. Berdasarkan tiga tujuan sistem informasi

akuntansi tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai

karakteristik dari suatu sistem informasi akuntansi, yaitu :

1. sistem informasi akuntansi merupakan suatu frame work yang

terintegrasi dan terorganisasi didalam suatu perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. melakukan kegiatan mulai dari mengumpulkan data, mencatat, mengklasifikasi,

memproses, menganalisa hingga menjadi informasi keuangan yang relevan dan

mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan.

3. informasi keuangan yang dihasilkan menggambarkan kegiatan

operasional dan manajemen perusahaan serta prestasi yang dicapai.

Dalam sistem informasi akuntansi terdiri atas elemen-elemen yang

terintegrasi dan terorganisasi dimana ada saling ketergantungan antara

elemen tersebut, oleh karena itu sistem informasi akuntansi akan berjalan

dengan baik apabila elemen-elemen bekerja sebagaimana mestinya. Elemen-

elemen sistem informasi akuntansi terdiri atas :

a. Pemakai Akhir (end user)

Pemakai akhir dibagi dalam dua kelompok umum eksternal dan internal.

Pemakai eksternal meliputi para kreditur, pemengang saham, investor

potensial, agen-agen pembuat peraturan, otorisasi pajak, para pemasok

dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen disetiap

tingkat organisasi juga personel operasi. Berlawanan dengan pelaporan

eksternal, organisasi memiliki cukup kebebasan dalam memenuhi

kebutuhan pemakai internal.

b. Sumber Data

Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari

sumber eksternal dan internal. Transaksi keuangan eksternal adalah pertukaran

ekonomis dengan entitas bisnis lainnya dan individu dari luar perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c. Pengumpulan Data

Merupakan tahap operasional pertama dalam sistem informasi.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang

memasuki sistem itu sah (valid).

d. Pemrosesan Data

Setelah data-data terkumpul maka perlu diproses untuk menghasilkan

informasi. Tugas dalam tahap pemrosesan data bervariasi dari yang

sederhana sampai yang kompleks.

e. Manajemen Database

Database organisasi merupakan tempat penyimpanan fisik data keuangan

dan non keuangan. Database dapat berupa filling cabinet atau sebuah disket

komputer. Tanpa memperhatikan bentuk fisik, dapat ditampilkan isinya

dalam hierarki logis. Tingkat-tingkat hierarki data : atribut, record dan file.

f. Penghasil Informasi

Penghasil informasi merupakan proses mengumpulkan, mengatur,

memformat dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi

dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, suatu

laporan yang terstruktur atau pesan di layar komputer.

g. Umpan Balik

Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem

sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat eksternal atau

internal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Sistem Pengolahan Data Elektronik

Sebagian besar perusahaan menggunakan komputer atau sarana elektronik

dalam pemrosesan data. Pemrosesan data elektronik adalah serangkaian

kegiatan secara elektronik yang terdiri dari proses pemasukan data (inputting),

proses penyimpanan data (storing), proses pengolahan data menjadi informasi

(Processing), proses pengeluaran (outputting), serta proses pengendalian atas

keempat proses sebelumnya (controlling). Dalam penerapan sistem informasi

akuntansi yang berbasis komputer dibutuhkan beberapa perangkat yang sangat

berhubungan dalam rangka pengolahan data sehingga dapat menjadi suatu

informasi dalam pengambilan keputusan. Sistem komputer adalah sebuah

kombinasi terintegrsi dari perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi,

sumber daya manusia, sumber daya informasi dan prosedur pemrosesan.

Adapun perangkat-perangkat dalam komputer adalah :

1. Jaringan Komunikasi

Jaringan komunikasi timbul jika suatu komputer berkomunikasi dengan

komputer yang lain. Wide Area Network (WAN) biasanya mencakup lebih dari

satu wilayah metropolitan. Local Area Network (LAN) mencakup wilayah kecil

seperti sebuah gedung atau kelompok gedung yang berdekatan satu sama lain.

2. Hardware (perangkat keras)

Hardware atau Perangkat keras komputer adalah komponen dasar yang

membentuk suatu sistem komputer dan peralatannya memungkinkan

komputer untuk melaksanakan tugasnya. Hardware dapat dikelompokkan ke

dalam lima komponen utama, yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Central Processing Unit (CPU)

CPU merupakan pusat dari komputer, mempunyai fungsi untuk

melakukan kegiatan-kegiatan aritmatika dan logika mengawasi

seluruh sistem Electronic Data Processing (EDP). CPU terdiri dari 3

(tiga) komponen yaitu :

- unit control, yang terdiri dari instruction interpreter (perintah

menterjemah), location control (lokasi perhitungan) dan arithmetic

register (salinan perintah yang sedang dijalankan).

- unit logika aritmatika (arithmetic logical unit), yang berfungsi

untuk melakukan kegiatan perhitungan dan logika seperti

penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

- memory, unit yang berfungsi untuk menyimpan data yang akan

diproses dan instruksi-instruksi untuk bagian lain dari CPU.

b. Input Equipment adalah alat untuk membaca data input dari sumber

data. Peralatan input mengubah data asal ke bentuk yang dapat

dipahami oleh komputer dan untuk diproses lebih lanjut.

Input equipment dapat berupa :

- keyboard

- mouse

c. Output Equipment adalah alat-alat menerima dari komputer (CPU)

dan mengubahnya kedalam bentuk yang dapat dibaca. Output ini

dapat dihasilkan dengan menggunakan :

- printer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


- visual display unit (monitor)

d. Computer Communication Equipment

Perangkat ini merupakan alat yang menghubungkan secara langsung

dengan CPU atau computer file secara online. Peralatan ini juga berfungsi

untuk mengirimkan data dari suatu lokasi ke lokasi lain, yang biasanya

digunakan dalam suatu lingkungan perusahaan yang menggunakan sistem

jaringan terbatas atau dikenal dengan nama Local Area Network(LAN).

e. Secondary Storage Devices

Merupakan kombinasi antara output atau disebut dengan Secondary

strorage divices adalah alat-alat yang digunakan untuk menyimpan

data input maupun output dari komputer. Kemampuan dari CPU

biasanya tidak mampu untuk menampung semua data yang diterima

maupun yang sudah diolahnya, sehingga perlu disimpan pada

secondary strorage, seperti magnetic disks, floopy disks.

3. Software (perangkat lunak)

Software ini biasanya terdiri dari program yang berfungsi untuk memberikan

instruksi pada komputer untuk melaksanakan kegiatan yang ada dalam program

itu sendiri dan dokumentasi yang merupakan catatan serta penjelasan atas program

yang sudah dibuat, agar program tersebut dipahami oleh pengguna dan pembaca

program. Perangkat lunak mempunyai 3 (tiga) kategori besar, yaitu :

a. Sistem operasional dan perluasan

b. Program aplikasi pemakai

c. Bahasa komputer (penerjemah)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Brainware (perangkat pelaksana)

Peranan manusia pemakaian sistem komputerisasi sangat diperlukan

karena komputer adalah suatu alat yang dapat menghasilkan sebuah

informasi. Individu sebagai pengolah data akuntansi menjadi informasi

memiliki peranan sebagai analisis dan perancang sistem, programmer,

operator komputer dan data pustaka serta informasi.

Secara umum tipe pengolahan data pada sistem informasi akuntansi

dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :

a. Batch Processing System

Pada sistem ini semua transaksi dikumpulkan dalam suatu tumpukan

tertentu yang dilakukan dari transaksi sehari, seminggu atau tergantung

pada volume transaksi atau pertimbangan-pertimbangan lainnya. Dengan

pengolahan data secara program batch ini efisien dapat ditingkatkan

terutama dalam hal berkaitan dengan penyiapan data dan pengolahan data

transaksi, terutama apabila pengolahan data yang menggunakan model

pengorganisasian sequential file, selain itu pengawasan terhadap pengolahan

data lebih terjamin. Dalam pengoperasian data pada sistem batch dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1). local batch processing

Semua data dikumpulkan secara berkelompok kemudian dikirim

langsung ke komputer untuk diproses kemudian laporan akan

dikirim kepada pengguna dan tidak ada peralatan komunikasi data.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2). remote batch processing

Dalam remote batch processing, sistem komunikasi data dipakai

untuk memproses data yang terjadi pada masing-masing yang

jauh dari pusat komputernya.

b. Real Time Processing

Transaksi atau data yang tersedia langsung diproses oleh komputer.

Transaksi yang merupakan alat masukan (input unit) juga dipakai sebagai

alat keluaran (output unit), dengan demikian data yang diproses akan selalu

up to date. Sebelum data diproses biasanya terlebih dahulu diadakan

pengecekan validitas, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya

kesalahan-kesalahan. Apabila transaksi tidak sah (invalid) maka pesan

terhadap kesalahan akan muncul di layar dan kesalahan akan dipakai

langsung oleh user.

Seperti halnya pada sistem manual, siklus pengolahan data akuntansi

dengan sistem komputerisasi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :

1). Data Collection

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pencatatan data dengan

menggunakan sumber-sumber yang ada seperti faktur penjualan,

kwitansi dan dokumen-dokumen lainnya. Selain itu juga dapat dicatat

langsung dan dimasukkan ke dalam program komputer pada saat

transaksi terjadi berdasarkan dokumen yang ada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2). Data Classification

Transaksi yang timbul dalam suatu waktu tertentu mungkin bervariasi

menurut kegiatan perusahaan, dimana transaksi tersebut dapat terjadi

berulang kali dan karenanya data tersebut perlu diklasifikasikan dengan

baik agar kesalahan yang timbul dapat dihindari guna mempersiapkan

data untuk diproses lebih lanjut.

3). Data Maintenance and Summarization

Setelah data selesai di klasifikasi dengan tepat dan benar, maka data

tersebut telah siap untuk dimasukkan kedalam sistem komputer untuk

diproses lebih lanjut.

4). Report Generation

Report generatian ini merupakan hasil transformasi data yang sudah diproses ke

dalam bentuk yang mudah digunakan dan dapat memberikan informasi bagi

pemakainya. Bentuk media yang sering digunakan dalam report generation

seperti laporan menurut langganan dan laporan salesman yang merupakan

dokumen perusahaan serta laporan laba rugi yang dipakai untuk menganalisa

dan sebagai dasar bagi manajemen untuk membuat keputusan.

C. Struktur Pengendalian Intern

Apabila struktur pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka akan

timbul kesalahan, ketidakakuratan serta kerugian yang cukup besar bagi

perusahaan. Seorang auditor mempunyai perhatian pada pengontrolan terhadap

sistem yang dirancang. Pengontrolan akan menjamin bahwa pemrosesan data

dilakukan secara akurat. Suatu sistem informasi juga mencakup pengendalian/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kontrol secara internal, antara lain sistem informasi akuntansi memberikan

dukungan atas pengamanan aktiva perusahaan melalui pencatatan aktiva

(misalnya persediaan obat-obatan) tersebut secara memadai sehingga sewaktu-

waktu dapat diperbandingkan dengan informasi yang diperoleh dari hasil

inventarisasi fisik (stock opname) rumah sakit. Dukungan juga dapat diberikan

melalui rekonsiliasi bank (bank reconcilition) yang akan mendeteksi kesalahan

karena jumlah uang kas di bank akan dibandingkan dengan jumlah kas di

perusahaan serta pemakaian sistem tata buku berpasangan (double entry

method) yang mengharuskan bahwa jumlah antara kolom debet dan kredit

harus sama. Penyusunan ini sangat membutuhkan kecermatan agar tidak

menimbulkan kesalahan yang menyebabkan perbedaan jumlah.

Menurut Mulyadi (2002 : 189) Pengendalian atas sistem biasanya ditentukan

berdasarkan ruang lingkup yang dipengaruhi oleh sistem tersebut. Oleh karena itu

pengendalian dibagi menjadi dua macam yaitu Pengendalian Umum (General

Controls) dan Pengendalian Aplikasi (Application Controls). Pengendalian umum

(general control) merupakan pengendalian atas sistem yang mempengaruhi semua

aplikasi komputer yang berada diperusahaan. Misalnya kebijakan, prosedur-

prosedur, prektek-praktek yang mencegah atau mendeteksi kesalahan atas semua

sistem akuntansi sedangkan pengendalian aplikasi (application control) merupakan

kebijakan-kebijakan, prosedur dan praktek-praktek yang berhubungan dengan

tugas-tugas khusus yang dilakukan oleh Electronic Data Processing .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Pengendalian Umum (General Control) :

Pengendalian umum sering melibatkan pengawasan terhadap

pengembangan modifikasi dan perawatan program-program komputer.

Pengawasan ini terdiri dari:

a. organizational and operation control, yang terbagi lagi menjadi

pemisahan tugas dan fungsi atas analisa sistem dan program,

pemakaian struktur organisasi, pengoperasian pusat data dan

pengendalian atas data dan perpustakaan,

b. aplication system development and maintenance controls, pengendalian ini

menjamin bahwa sistem dikembangkan dan dipelihara menurut

kebijakan perusahaan yang membutuhkan otorisasi formal dan

persetujuan. Untuk itu diperlukan dukungan dari para pemakai, sistem,

bagian akuntansi serta bagian auditor internal perusahaan, adanya

formal review dan otorisasi serta pengujian yang memadai atas berbagai

sistem baru sebelum dijalankan oleh pihak-pihak yang berwenang dan

dokumentasi yang memadai dari manual ke program files,

c. hardware controls, pengendalian ini disediakan oleh pabrik pembuat

komputer untuk mendeteksi dan mencegah kesalahan yang akan

mengakibatkan kekeliruan dalam pemrosesan data,

d. access controls, dalam mengakses keperangkat keras dan perangkat

lunak setiap pemakai menggunakan kode akses yang berbeda dan

tidak dapat mengakses kesemua program atau file, mereka hanya

dapat mengakses ke program atau files tertentu saja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. data centre operations controls, pengendalian ini antara lain menetapkan

duplikat file dari prosedur-prosedur penting, menyediakan asuransi atas

kerugian akibat bencana yang dapat merusak pusat data dan mendesain

alternatif-alternatif lokasi pemrosesan data.

2. Pengendalian Aplikasi (Application Control)

Pengendalian aplikasi berhubungan dengan tugas-tugas khusus yang

dilakukan oleh EDP dimana fungsi dari pengawasan aplikasi ini adalah

untuk memberi jaminan yang cukup bahwa pencatatan, pemrosesan dan

pelaporan data sudah dilaksanakan dengan benar.

Pengendalian aplikasi ini sering dikelompokkan menjadi :

a. pengawasan masukan (input control), yang merupakan pendesainan

pengendalian agar tercapai kecermatan, kelengkapan dan validitas data

yang diterima dengan menggunakan teknik-teknik control totals yaitu

rangkuman yang diambil dari semua transaksi didalam suatu batch, pass

word, check digits yaitu sebuah digit yang ditambahkan ke sebuah

account number, data validation yang mendeteksi kesalahan data ketika

data tersebut dimasukkan kesistem dan mencegah sistem memposting

data yang salah ke master file, serta prosedur memasukkan data secara

langsung dari sumbernya. Pengendalian masukan ini terdiri dari :

1). pengawasan dokumen sumber

Dalam sistem yang menggunakan dokumen sumber untuk memulai

transaksi harus dilakukan tindakan korektif yang cermat. Dokumen-

dokumen sumber harus diberi nomor melalui printer dengan nomor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


urut untuk setiap dokumen. Nomor dokumen sumber memungkinkan

perhitungan-perhitungan dokumen secara lebih akurat dan sekaligus

menjadi jejak audit untuk menelusuri transaksi melalui catatan-catatan

akuntansi. Dokumen sumber harus didistribusikan ke pemakai dan

digunakan secara berurutan. Hal ini memerlukan pengamanan fisik

yang memadai terhadap persediaan dokumen sumber.,

2). otorisasi yaitu pembatasan pengenalan transaksi atau kinerja

proses untuk individu-individu tertentu,

3). persetujuan transaksi untuk diproses setelah diidintifikasi,

4). penandaan yaitu pemberian tanda pada formulir atau dokumen

untuk menyetujui atau tidak menyetujui pemrosesan lanjutan,

5) pembatalan yaitu mengidentifikasikan dokumen-dokumen sumber

dan transaksi untuk mencegah penggunaan ulang setelah

digunakan sesuai fungsinya,

6). pemberian password yaitu otorisasi untuk memungkinkan akses ke data

atau pemrosesan dengan cara memberikan kode-kode yang hanya

diketahui oleh orang yaitu otorisasi untuk memungkinkan akses ke data

atau pemrosesan dengan cara memberikan kode-kode yang hanya

diketahui oleh orang yang diberi hak untuk mengotorisasi.

b. pengawasan pemrosesan (processing controls), merupakan pengendalian

untuk memberikan keyakinan bahwa pengolahan data sudah dilakukan

dengan akurat dan sesuai dengan aplikasi yang diinginkan antara lain

dilakukan dengan cara check sequence atau pemerikasan atas serangkaian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pemrosesan data sehingga data dapat diproses secara teratur.

Pengendalian pemrosesan mencakup hal-hal sebagai berikut :

1). control run-to-run yaitu mengunakan angka-angka batch untuk

mengawasi batch seakan-akan ia bergerak dari satu prosedur yang

terprogram (run) ke prosedur program lainnya. Run-to-Run

adalah pemanfaatan pengendali total keluaran yang berasal dari

suatu proses sebagai pengendali total masukan bagi proses

selanjutnya. Pengendali total digunakan sebagai penghubung

dalam rantai untuk mengaitkan satu proses dengan lainnya dalam

urutan proses selama satu periode usaha,

2). penyajian saldo, yaitu pengujian kesamaan antara nilai-nilai dari

dua pos yang ekuivalen atau satu pos dengan total pengendalian,

3). pemadanan yaitu memadankan pos-pos dengan pos-pos yang lain

yang diterima dari sumber yang independen untuk mengendalikan

pemrosesan transaksi,

4). koreksi kekeliruan secara otomatis yaitu koreksi kesalahan otomatis

atau transaksi atau catatan yang melanggar pengendalian efektif.

c. pengendalian keluaran (output controls), pengawasan keluaran memastikan

bahwa output sistem tidak hilang, tidak salah arah dan hak pribadi (privasi)

tidak dilanggar. Eksposur untuk jenis ini dapat menimbulkan gangguan

serius bagi kegiatan operasi dan membuat perusahaan rugi dari sudut

keuangan. Pengendalian keluaran ini direncanakan untuk menjamin

ketelitian hasil dari data yang diproses dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk menjamin bahwa keluaran itu hanya diterima oleh pihak yang

berhak, keluaran (output) yang merupakan produk dari pengolahan

data dapat disajikan dalam bentuk laporan yang dicetak dengan alat

cetak (printer).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


D. Penelitian Terdahulu

No Nama Penelitian Judul Hasil Penelitian

1 Roswitha Bukit Evaluasi Atas Penerapan Penerapan Sistem


(2004) Sistem Informasi Informasi Akuntansi
Akuntansi Dalam pada Pelayanan Rawat
Meningkatkan Efesiensi Inap di Rumah Sakit
Pada Pelayanan Rawat Umum Bina Kasih
Inap di Rumah Sakit Medan di laksanakan
Umum Bina Kasih Medan dengan cara manual
dan komputerisasi.
2 Redha Fajar Penerapan Komputerisasi Penerapan
Sulaiman (EDP) dalam Sistem komputerisasi cukup
(2003) Informasi Akuntansi Pada efesien dan efektif
PT. Inalum Kuala Tanjung dalam sistem informasi
akuntansi, penerapan
komputerisasi telah
mendorong
pengawasan intern
yang efektif bagi
perusahaan untuk
menghindari
penyimpangan dan
mendorong tercapainya
tujuan perusahaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penulisan penelitian ini adalah :

a. data primer, yaitu data yang belum diolah perusahaan, seperti hasil

wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan orang yang

berhubungan langsung dengan perusahaan tersebut.

b. data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan dan data

perusahaan, seperti struktur organisasi, sejarah ringkas perusahaan,

dan data lain yang terkait dengan penelitian.

B. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara, yaitu dilakukan dengan cara tanya jawab secara

langsung dengan pihak perusahaan khususnya pada bagian yang

berkaitan dengan penelitian.

b. Dokumentasi, yaitu melalui pencatatan dan pengkopian atas data-

data dari Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan misalnya struktur

organisasi dan uraian jabatan serta data pendukung lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menganalisa data yang diperoleh dengan

menggunakan dua cara, yaitu

a. Metode Deskriptif, yaitu metode penganalisan data dimana data

dikumpulkan, disusun, diintepretasikan, dianalisis sehingga

memberikan keterangan bagi perumusan masalah yang di hadapi.

b. Metode Komperatif, yaitu metode dengan menggunakan data data yang

diperoleh dari objek penelitian dengan teori yang diperoleh dari

perkuliahaan sehingga dapat diketahui gambaran penyimpangan dan

membuat kesimpulan yang sebenarnya dari masalah yang telah diteliti.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Vina Estetica Medan yang beralamat

di Jl. Iskandar Muda No.119 Medan dan waktu penelitian dimulai bulan

Maret 2010 sampai dengan selesai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Rumah Sakit Umum Vina Estetica terletak di Jl. Iskandar Muda 119,

Medan. Rumah Sakit ini dikelola oleh yayasan Rumah Sakit Cory Medan.

Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang selalu bertambah maka

dirasakan ada kekurangan sarana pelayanan kesehatan di kota Medan pada

umumnya. Kebutuhan pelayanan tersebut terutama kebutuhan pelayanan

bedah plastik ( untuk kecantikan baik akibat cacat bawaan atau karena

kecelakaan ) yang oleh sebahagian masyarakat Sumatera Utara/Medan

dicari bahkan sampai ke luar negeri seperti penang dan singapura.

Berdasarkan keadaan ini maka pada tanggal 21 April 1993 didirikan

sebuah yayasan yang diberi nama Rumah Sakit Cory. Yayasan ini kemudian

menjadi induk dari Rumah Sakit khusus kulit dan bedah plastik Vina

Estetica. Seperti diterangkan di atas bahwa lokasi dimana Rumah Sakit

Umum Vina Estetica terletak di suatu lokasi yang bernilai strategis karena

mudah dicapai dari segala penjuru kota. Sebagai landasan hukum

beroperasinya rumah sakit ini adalah surat izin dari Kepala Dinas

Kesehatan propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 440/10373/xi/1995.

Sistem operasionil rumah sakit ini dimulai dengan masa uji coba sejak

Januari 1996 bersamaan dengan penyelesaian pembangunan sarana fisik berupa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


gedung, peralatan kesehatan secara umum dan peralatan khusus bedah plastik

dll. Pada tanggal 17 Maret 1996 diresmikan oleh Bapak Walikotamadya Medan

dengan penanda tanganan prasasti di rumah sakit ini. Pada awalnya ketika

rumah sakit ini diresmikan fasilitas yang tersedia antara lain : (a) Poliklinik

Bedah Plastik, (b) Kamar bedah untuk operasi kecil, (c) kamar bedah untuk

operasi besar, (d) ruang perawatan untuk rawat inap ( VIP, Kelas I, II dan III )

serta (e). Ruang penunjang untuk 9 staff, laboratorium, EKG dan lain-lain.

Di dalam perkembangannya sampai dengan 1997 ditemukan bahwa

pihak rumah sakit memerlukan pengembangan strategis ke arah pelayanan

kesehatan rumah sakit umum. Pengembangan ini memerlukan penambahan

fasilitas peralatan kesehatan khusus dan alat-alat bedah umum lainnya.

pengembangan ini ditandai dengan penonjolan kegiatan pelayanan khusus

lainnya yaitu khusus bedah tumor dan THT. Pada tahun 1998 diadakan

penambahan/peningkatan sarana dan prasarana khusus bedah dengan : (a)

penambahan poliklinik, (b) penambahan kamar bedah , (c) penambahan

ruangan penunjang seperti kamar bersalin, ruang rontgen, ruang laboratorium,

apotik, ruangan pimpinan dan staff dan fasilitas-fasilitas penunjang lain.

Peningkatan pelayanan terus berlangsung sampai dengan tahun 2001

dimana semua persyaratan fisik suatu rumah sakit umum terselesaikan. Sesuai

dengan pemenuhan persyaratan tersebut pihak rumah sakit kemudian

mengajukan permohonan surat izin Rumah Sakit Umum Vina Estetica kepada

pihak pemerintah. Pada tanggal 14 Agustus 2001 telah dikeluarkan surat izin

Rumah Sakit Umum Vina Estetica No. RA.01.03.8.4048 oleh Kanwil Depkes Pro

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sumatera Utara di Medan. Surat izin ini juga diikuti oleh terjadinya perbaikan

akte notaris Andreas Ngikut Meliala SH tanggal 24 Oktober 2002 yang merubah

Rumah Sakit Umum Vina Estetica sebagai Rumah Sakit Umum.

Peningkatan kegiatan pelayanan terus berlangsung meliputi bidang-

bidang pelayanan lain yang terkait seperti pelayanan apotik, pelayanan parkir

dan pelayanan administratif rumah sakit umum secara umum. Penambahan

personel dengan sendirinya tetap dilaksanakan baik secara kuantitas maupun

kualitas. Semua peningkatan tersebut ditujukan untuk memberikan kepuasan

pada pasien dengan pelayanan yang efektif dan efesien.

2. Ruang Lingkup Kegiatan Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan

Rumah Sakit Vina Estetica memberikan berbagai macam pelayanan

kesehatan antara lain :

a. rawat jalan

Bagian rawat jalan ini memberikan berbagai jenis pelayanan antara

lain Gawat Darurat, Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, Poliklinik

Spesialis yaitu Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan,

Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Anak, Poliklinik Penyakit Paru,

Poliklinik Syaraf, Poliklinik Bedah, Poliklinik THT, Poliklinik Mata,

Poliklinik Kulit dan Kelamin.

b. rawat inap

Pelayanan rawat inap dikelompokkan dalam ruangan ruangan rawat inap

mulai dari kelas III, kelas II, kelas I, VIP, dengan dilakukan pemisahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ruangan antara pasien laki-laki dan perempuan dan pengelompokan

khusus bedah dan non bedah dan ruang isolasi untuk penyakit menular.

c. pelayanan gawat darurat.

d. pelayanan penunjang yang mencakup laboratorium lengkap,

radiologi, farmasi dan apotik, rehabilitas serta nutrisi.

e. pelayanan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, MMR dan hepatitis A

dan B.

f. pelayanan ambulance selama 24 jam.

g. klinik gizi.

3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Semua organisasi ataupun perusahaan yang didirikan mempunyai misi

dan visi dalam mencapai tujuannya, dimana dalam pencapaian visi dan misi

tersebut tercermin dari sturktur organisasi dan uraian tugas. Struktur

organisasi tersebut haruslah disusun dengan baik beserta dengan uraian tugas-

tugasnya, hal ini menghindari adanya kesalahan dalam pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab di setiap bagian. Struktur organisasi dapat menggambarkan

bagian-bagian yang ada dalam perusahaan serta koordinasi antar bagian dan

pembagian tugas masing-masing sehingga tiap anggota dapat bekerja sama

antara satu dengan yang lainnya secara efektif dan efisien.

Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa dan

mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur

organisasi merupakan susunan dan hubungan antar komponen bagian-bagian dan

posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi merinci pembagian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas

berkaitan satu sama lain sampai tingkat tertentu, juga menunjukkan tingkat

spesialisasi dari aktivitas kerja.

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan, terdiri dari :

a. Direktur

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis

c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran

d. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

e. Komite Medis dan Staff Medis Fungsional

a. Direktur

Direktur merupakan pimpinan puncak dalam suatu perusahaan, dimana

seorang direktur mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijaksanaan

pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasi dan mengawasi

pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Direktur ini dibantu oleh 4 Wakil Direktur yaitu Wakil Direktur Pelayanan

Medis dan Penelitian, Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan, Wakil

Direktur Umum dan Keuangan, Komite Medis dan Staff Medis Fungsional.

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis

Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi 3 bidang, 8 instalasi yang

masing-masing bidang membawahi 3 Seksi. Tugas Wakil Direktur Pelayanan Medis

dan Penelitian Meliputi pengolahan pelayanan medis, asuhan dan pelayanan

keperawatan kepada instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Bedah,

Diagnostik Noninvasif dan pencitraan, Diagnostik Invasif dan Intervensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nonbedah, Rehabilitas Medis, serta kegiatan penelitian dan pengembangan

pada instalasi penelitian dan pengembangan.

Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh

kebutuhan Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Diagnostik

Noninvasif dan pencitraan, Diagnostik Invasif dan intervensi nonbedah serta

Rehabilitasi Medis. Bidang Keperawatan mempunyai tugas melakukan bimbingan

pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik keperawatan serta etika

dan mutu keperawatan. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas

mengkoordinasikan seluruh kebutuhan fasilitas dan kegiatan penelitian dan

pengembangan dibidang pelayanan medis, pelayanan penunjang dan keperawatan.

Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur Pelayanan Medis dan

Penelitian membawahi :

1). bidang pelayanan medis, terdiri dari :

a). seksi ketenagaan dan mutu pelayanan medis

b). seksi bangunan dan pemeliharaan fasilitas pelayanan medis

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil

Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian dalam bidang pelayanan medis,

yang meliputi perencanaan, pengkoordinasian, pengaturan pelaksanaan dan

pengaturan norma-norma serta pengawasan dibidang pelayanan medis.

2). bidang keperawatan, terdiri dari :

a). seksi asuhan dan profesi keperawatan

b). seksi logistik keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur

Pelayanan Medis dan Penelitian dibidang pelayanan dan merencanakan,

mengkoordinir, melaksanakan, membina dan mengawasi segala kegiatan yang

berkaitan dengan perawatan baik rawat inap maupun rawat jalan.

c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran

Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran, membawahi 6 instalasi, 2

bidang yang terdiri dari Bidang Penunjang Medis dan Pemasaran. Masing

masing bidang membawahi sebanyak banyaknya 2 seksi. Tugas Wakil Direktur

Penunjang Medis dan Pendidikan adalah membina dan mengelola pelayanan

penunjang medis pada Instalasi Radiologi, Patologi Klinik dan Bank Darah,

Farmasi dan Sterilisasi Sentral serta Gizi, Kardiologi Sosial serta kegiatan

pendidikan dan pelatihan pada Instalasi Pendidikan dan Pelatihan.

Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh

kebutuhan pelayanan penunjang medis pada Instalasi Radiologi, Patologi

Klinik dan Bank Darah, Farmasi dan Sterilisasi Sentral serta Gizi. Bidang

Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh

kebutuhan fasilitas dan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga serta

organisasi masyarakat. Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur

Penunjang Medis dan Pemasaran, membawahi :

1). Kepala Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membuat rancangan berupa iklan, brosur

dan memperkenalkan Rumah sakit baik berupa pelayanan rumah sakit serta

pelayanan dari Dokter-dokter yang profesional kepada masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2). Kepala Instalasi Farmasi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil

Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan

keperluan baik untuk operasional pelayanan rumah sakit maupun untuk

kebutuhan pasien.

3). Kepala Instalasi Radiologi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil

Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan alat-

alat dan sumber daya untuk menunjang dan mendukung terapi yang

dilakukan oleh Dokter-dokter melalui bidang Radiologi.

4). Kepala Instalasi Laboratorium

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil

Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan alat-

alat dan sumber daya untuk menunjang dan mendukung terapi yang

dilakukan oleh Dokter-dokter malalui bidang Laboratorium.

5). Kepala Instalasi Gizi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur

Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan, mengatur,

menyediakan kebutuhan konsumsi Pasien baik makanan utama maupun

makanan tambahan yang diperlukan oleh pasien, Dokter dan perawat.

d. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi 3 Bagian yang meliputi

Bagian Sekretariat dan Personalia, Bagian Perencanaan dan Rekam Medis, Bagian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Keuangan dan 2 Instalasi yang terdiri dari Pengelolaan Data Elektronik dan

Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

mempunyai tugas mengelola kegiatan kesekretariatan dan Personalia,

perencanaan dan rekam medis, informasi keuangan, pengelolaan data

elektronik dan pemeliharaan sarana rumah sakit.

Bagian Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan

ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan dan perlengkapan. Bagian

Perencanaan dan Rekam Medis mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

kegiatan perencanaan, rekam medis, pengumpulan dan pengolahan data,

penyusunan laporan, publikasi dan pelayanan informasi. Bagian Keuangan

mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan rumah sakit.

Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur Umum dan keuangan,

membawahi :

1). Bagian Sekretariat dan Personalia, terdiri dari :

a). Sub Bagian Tata Usaha

b). Sub Bagian Kepegawaian

c). Sub Bagian Pengelolahan Data Elektronik

d). Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur

Umum dan Keuangan, yaitu bagian sekretariat dan Personalia bertugas

merencanakan, mengatur, melaksanakan kegiatan-kegiatan dan mengkoordinir

kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan kesekretariatan, ketatausahaan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


administrasi kepegawaian, pembinaan, pelatihan dan pengembangan

personil serta program dan pelaporan.

2). Bagian Perencanaan dan Rekam Medis, terdiri dari :

a). Sub Bagian Perencanaan

b). Sub Bagian Penyusunan dan Pengelolaan Rekam

Medis c). Sub Bagian Laporan dan Pelayanan Informasi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil

Direktur Umum dan Keuangan dalam bidang perencanaan, pelaksanaan,

koordinasi dan pengawasan dibidang administrasi pasien dan rekam medis

maupun dalam kegiatan pemasukan data.

3). Bagian Keuangan, terdiri dari :

a). Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan verifikasi.

b). Sub Bagian Pembendaharaan.

c). Sub Bagian Akuntansi dan Tata Rekening.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil

Direktur Umum dan Keuangan, dimana bidang keuangan berfungsi

merencanakan, mengatur, melaksanakan, mengkoordinir dan mengawasi

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keuangan yang meliputi

penganggaran, pembendaharaan, pembukuan dan akuntansi keuangan.

e. Komite Medis dan Staff Medis Fungsional

1). Komite Medis adalah wadah nonstruktural yang beranggotakan

Ketua Staff Medis Fungsional yang ada di Rumah Sakit Umum Vina

Estetica Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2). Pembentukan Komite Medis ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan

Medik atas usulan Direktur dan mempunyai masa kerja 3 tahun.

3). Komite Medis mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standard

pelayanan dan memantau pelaksanaanya serta melaksanakan

pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota Staff

Medis Fungsional serta menggembangkan program pelayanan,

pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.

4). Membuat standart terapi dan standard pelayanan di rumah sakit

sesuai dengan bidang keilmuan .

5). Komite Medis dan Staff Medis Fungsional ini beranggotakan Dokter-

dokter Spesialis dari berbagai disiplin ilmu.

4. Sistem Pengolahan Data Elektronik

Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan didalam pelaksanaan operasinya

menggunakan sistem informasi akuntansi secara komputerisasi terpadu yang

menghubungkan tiap departemen dengan menempatkan terminal-terminal

ditiap bagian yang diperlukan. Program ini dimulai sejak berdirinya Rumah

Sakit Umum Vina Estetica dimana program ini memang khusus dirancang

untuk memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit. Program ini dapat

dijalankan secara Multi User dengan data yang saling terintegrasi antar

program satu dengan yang lainnya dan tidak bersifat statis karena masih

dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Program aplikasi yang digunakan saat ini antara lain :

a. outpatient management, yaitu suatu aplikasi rawat jalan yang

disediakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan yang ada pada

instalasi rawat jalan, meliputi perjanjian pasien, pendaftaran

pasien, pencatatan tindakan atau pelayanan rumah sakit yag

diberikan pada pasien sampai dengan pencatatan pembayaran

biaya pemeriksaan dari pasien.

b. inpatient management, yaitu suatu aplikasi rawat inap yang merupakan

perluasan dari aplikasi outpatient management dengan penambahan

fasilitas pencatatan penerimaan, pemulangan dan perpindahan pasien.

c. appoinment record tracking, yaitu aplikasi yang menangani proses

perjanjian perawatan atau konsultasi antara pasien dengan pihak

rumah sakit, baik pasien baru maupun pasien lama.

d. medical recordtTracking, yaitu suatu aplikasi yang digunakan

untuk mencatat administratif penyimpanan dokumen status

pasien berikut dengan pergerakannya.

e. pharmacy management, yaitu suatu aplikasi manajemen farmasi

yang digunakan untuk menangani pencatatan seluruh transaksi

yang ada dibidang farmasi.

f. inventory management, yaitu suatu aplikasi yang melakukan

pencatatan seluruh transaksi kegiatan inventori, khususnya untuk

pencatatan barang-barang inventori yang habis dipakai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


g. general managemnet, yaitu suatu aplikasi manajemen seluruh

pembukuan keuangan yang digunakan untuk menangani seluruh

kegiatan pembukuan keuangan yang mana datanya mencakup seluruh

kegiatan dari bagian-bagian yang ada di rumah sakit. Kegiatan

pembukuan tersebut termasuk pula dalam membuat anggaran.

h. payroll dan personel, yaitu suatu aplikasi pengajian dan

kepegawaian yang disediakan untuk menangani masalah

administrasi yang ada dibidang kepegawaian.

i. counter collections, yaitu suatu modul pengumpulan pembayaran

yang disediakan untuk kebutuhan pengaturan pengumpulan hasil

pembayaran pasien yang terjadi pada beberapa terminal

pembayaran dari lokasi/ departemen yang berbeda dan harus

sudah didaftarkan sebelumnya.

j. user report writer, yaitu suatu aplikasi program laporan untuk

penggunaan yang digunakan dalam memberikan keleluasaan bagi

pengguna aplikasi membuat laporan-laporan yang berdasarkan data

yang ada dalam komputer dengan bentuk dan isi laporan sesuai

dengan yang digunakan.

Data yang ada didalam tempat penyimpanan data komputer didapat

dari hasil transaksi atau kegiatan yang dicatat pada aplikasi-aplikasi yang

digunakan, misalnya :

Outpatient Management/ Rawat Jalan

Inpatient Management/ Rawat Inap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Appoinment Scheduling/ Perjanjian

Medical Record Tracking/ Rekan Medis

Pharmacy Management/ Farmasi

Inventory Management/ Inventory

General Ledger/ Buku Besar Pembukuan

Payroll dan Personal/ Kepegawaian

5. Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat inap di Rumah Sakit

Umum Vina Estetica Medan

Pasien yang mendapat pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Vina

Estetica Medan dapat dikelompokkan dalam :

a. pasien umum, yaitu pasien pribadi dan pasien perusahaan non

pelanggan atau jaminan.

b. pasien JPKMM ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin ),

yaitu pasien yang biaya perawatannya ditanggung oleh Pemerintah.

c. pasien perusahaan, yaitu pasien yang biaya perawatannya sampai dengan

jumlah tertentu ditanggung oleh perusahaan yang telah mengikat perjanjian

dengan PT. Jamsostek dimana PT. Jamsostek mengadakan kerjasama

dengan Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan.

d. pasien Askes, yaitu pasien yang biaya perawatannya sampai jumlah

tertentu di tanggung oleh PT. Askes.

Terdapat tiga alternatif agar seorang pasien tersebut dapat dirawat inap di

Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan, yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1). melalui poliklinik umum

Pasien datang ke loket pendaftaran unit rawat jalan yang terletak

dilantai I, selanjutnya pasien menuju poli yang telah didaftarkan untuk

diperiksa. Setelah diperiksa oleh dokter yang bersangkutan dan hasil

pemeriksaan tersebut menunjukan pasien tersebut perlu dirawat inap

maka dokter yang bersangkutan akan membuat surat pengantar rawat

inap untuk pasien. Dengan membawa surat pengantar rawat inap

tersebut pasien mendaftarkan diri melalui bagian pendaftaran pasien,

2). melalui Unit Gawat Darurat

Pasien yang masuk ke unit gawat darurat adalah pasien yang membutuhkan

pertolongan/ penanganan pengobatan. Jika pasien harus dirawat inap maka

dokter jaga akan membuat surat pengantar rawat inap,

3). pasien rujukan dari puskesmas atau rumah sakit lain

Pasien yang termasuk dalam kategori ini dapat segera mendaftarkan diri

pada penerimaan pasien rawat inap dengan membawa surat pengatar rawat

inap atau surat rujukan dari puskesmas atau dari rumah sakit lainnya.

Sebelum pendaftaran diterima, petugas bagian penerimaan pasien atau

bagian penerimaan pasien meminta pasien atau keluarga yang mewakili

pasien untuk melengkapi syarat-syarat dengan kategori :

a). pasien umum

Pasien umum diharuskan membayar panjar uang perawatan pada

waktu masuk.

b). pasien JPKMM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


c). pasien perusahaan jaminan

Pasien diwajibkan membawa surat jaminan dari perusahaan. Surat

jaminan perusahaan harus diserahkan pada saat pasien dirawat inap.

e). pasien Askes

Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh pasien askes untuk

dirawat inap adalah menyertakan surat keterangan peserta Askes

serta surat Rujukan dari Puskesmas. Pasien Askes berhak

mendapatkan perawatan sesuai dengan kategori pasien.

Pada umumnya Sistem Informasi Akuntansi pada unit rawat inap di Rumah

Sakit Umum Vina Estetica mencakup prosedur-prosedur sebagai berikut :

A. Prosedur Pendaftaran/ Registrasi

Proses pendaftaran pasien pada Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan

dimulai melalui pendaftaran yang terletak dilantai I. Pasien yang akan

dirawat di Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan ini berasal dari

beberapa alternatif, yaitu :

1). pasien datang sendiri, yaitu pasien ini datang sendiri ke bagian

pendaftaran rawat inap. Pasien terlebih dahulu mengambil nomor

urut pelayanan pada tempat/ loket yang telah disediakan,

2). pasien dari Unit Gawat Darurat, pasien yang berasal dari unit rawat jalan/

poliklinik dan masuk sebagai pasien rawat inap atas perintah dokter,

3). pasien rujukan dari rumah sakit lain, yaitu pasien yang mendaftarkan

diri pada bagian penerimaan pasien dengan membawa surat pengantar

rawat atau surat rujukan dari puskesmas atau rumah sakit lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Saat pendaftaran, bagi pasien baru diwajibkan mengisi formulir

pendaftaran. Dalam formulir tersebut pasien akan mengisi data diri pasien yang

merupakan informasi awal yang dibutuhkan oleh pihak rumah sakit, yaitu :

- nama pasien, alamat tempat tinggal dan identitas lain yang

berhubungan dengan pasien,

- umur, jenis kelamin, dan tempat tanggal lahir,

- pekerjaan.

- informasi penanggung, kepada siapa biaya perawatan pasien ditagih,

- nama dan alamat keluarga, sahabat dekat atau alamat lain yang

dapat dihubungi apabila pasien dalam keadaan darurat.

Pasien atau anggota keluarga dapat melakukan pemesanan tempat tidur melalui

telepon dan hanya berlaku 1 x 24 jam, apabila pada hari atau jam yang telah

disepakati pasien tersebut tidak datang maka pemesanan dibatalkan. Pemesanan

juga dapat dilakukan langsung datang ke loket admisi di lantai dasar.

Untuk selanjutnya unit-unit yang terkait dalam pelaksanaan prosedur ini

adalah :

a). bagian admisi

Pertama-tama memberikan lembar identitas untuk diisi oleh pasien. Mengisi

dan mengirimkan lembar penerimaan pasien ke bagian medical record.

Khusus untuk pasien lama yaitu pasien yang sudah pernah diregistrasi cukup

memberikan kartu identitas pasien sehingga petugas dapat memanggil data

yang sudah ada dikomputer dan memeriksa apakah pasien tersebut masuk

kedalam daftar outstanding visit amount, yaitu daftar pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang telah mendapat jasa pelayanan namun belum melunasi

tagihannya. Jika pasien itu belum melunasinya maka ia tidak akan

mendapat pelayanan kesehatan sebelum tagihan dibayar. Untuk pasien

rujukan petugas akan mencatat nama dokter dan rumah sakit,

puskesmas atau klinik yang mengirimnya.

Apabila pasien tersebut bukan pasien umum melainkan dari karyawan

perusahaan langganan, maka pasien tersebut wajib membawa kartu

pengenal pagawai, surat pengantar dari perusahaan serta surat jaminan dari

perusahaan tersebut. Jika pasien adalah peserta asuransi wajib membawa

kartu peserta asuransi dan surat jaminan dari perusahaan asuransi tersebut.

Selanjutnya petugas akan memeriksa surat-surat yang diperlukan dan

menentukan jenis-jenis pelayanan yang berhak didapatkan oleh pasien

tersebut seperti besarnya tarif kelas, dokter-dokter yang bersangkutan,

jumlah uang jaminan yang harus dibayar dan lain-lain. Uang jaminan wajib

dibayarkan pada saat pendaftaran oleh pasien umum. Petugas admisi

kemudian memasukkan data pasien kedalam komputer, memberikan nomor

pendaftaran dan pemesanan ruangan. Petugas admisi juga mencatat

pemesanan ruang dan memberitahukan ruang perawatan untuk

menyiapkan ruang inap dan membuatkan label pasien (untuk pasien baru)

di komputer yang berisikan nama pasien, nomor pendaftaran pasien, jenis

kelamin dan tanggal lahirnya. b). kasir

Kasir menerima pembayaran uang jaminan. Pasien atau keluarganya dapat

memilih apakah pembayaran biaya pembuatan kartu dan biaya UGD (kecuali

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk pasien yang berasal dari unit rawat jalan dan pasien rujukan)

dikumpulkan bersama-sama dengan jumlah biaya perawatan lainnya dan

dibayarkan pada saat keluar dari rumah sakit atau langsung dibayar bersamaan

dengan pembayaran uang jaminan. Uang jaminan dari pasien tersebut tidak

harus berupa uang cash namun dapat juga berupa surat-surat berharga ataupun

barang-barang berharga lainnya.

c). bagian rekam medis

Menerima dan menandatangani lembar penerimaan pasien untuk

dimasukkan kedalam Map Status Pasien/ Rekam Medis (RM). Untuk pasien

baru dibuatkan kartu identias pasien. Kemudian CM beserta kartu identitas

pasien tersebut diserahkan ke perawat yang mendampingi pasien.

Untuk pasien yang langsung membutuhkan tindakan (treadment) atau yang

datang ke rumah sakit melalui unit gawat darurat maka anggota keluarga dapat

melakukan registrasi dibagian UGD kemudian apabila pasien diharuskan

menjalani operasi yang berarti pasien tersebut harus mendapat pelayanan

rawat inap maka petugas admisi akan merubahnya menjadi rawat inap dan

prosedur lainnya dilakukan seperti yang diatas. Bagian UGD akan mencatat

pembebanan jasa yang telah diberikan ke debtor voucer atau slip kredit rawat

inap. Perawat mencatat semua pelayanan yang telah diberikan ke lembar

pelayanan dalam map CM pasien. Selanjutnya pasien dibawa ke ruang rawat

inap untuk beristirahat atau mendapat pelayanan kesehatan lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


B. Prosedur Pelayanan dan Pembebanan

Setelah mendapat informasi pemesanan ruangan dari bagian admisi perawat

menyiapkan ruangan yang telah dipesan tersebut. Ketika pasien datang, perawat

akan memeriksa RM dan membantu dokter dalam melakukan tindakan-tindakan

yang diperlukan. Pasien dikenakan pembebanan atas dasar pelayanan medis dan

penunjang medis, antara lain biaya ruangan perawatan, biaya tindakan dokter,

biaya perlengkapan, biaya dokter visit/ konsul bersama, biaya obat-obatan, unit

laboratorium, unit rodiologi, elektrobiomedical, dan lain-lain.

Pembebanan biaya ruangan perawatan, biaya tindakan dokter dan biaya

perlengkapan dilakukan pada saat pasien pulang. Setelah ada pemberitahuan dari

bagian perawatan bahwa Dokter sudah mengizinkan pasien berobat jalan, bagian

billing akan memasukkan tanggal pasien pulang ke dalam komputer. Komputer

yang menyimpan file pasien tersebut secara otomatis akan menghitung lamanya

pasien menginap dan total biaya sewa ruangan berdasarkan kode ruangan dan

tanggal masuk yang dimasukkan oleh bagian billing. Batas waktu perhitungan satu

hari menginap adalah setiap jam 12.00, sehingga pasien harus segera

mengkonfirmasikan kepulangannya sebelum jam tersebut karena bila lewat walau

sedetik akan dihitung satu hari berikutnya oleh komputer.

Atas permintaan dokter, perawat juga menyiapkan formulir permintaan unit-

unit penunjang medis antara lain laboratorium, farmasi/ slip resep dari dokter

untuk mendapatkan obat-obatan dari apotik dan pelayanan medis yang mencakup

pembedahan dan non bedah. Masing masing rangkap 2, yang kegunaanya lembar I

untuk arsip unit penunjang dimana selama pelayanan diterima sedangkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lembar II untuk arsip map Rekam Medis. Perawat membawa pasien ke unit

pelayanan medik ataupun penunjang medis, contohnya ke Radiologi untuk

mendapatkan foto Rontgen. Petugas order entry akan menerima formulir

permintaan pelayanan dan memasukkan nomor RM pasien dan semua tindakan

yang diberikan kedata pasien di komputer setelah pasien mendapat tindakan.

Perawat juga mencatat semua tindakan medis atas pasien ke RM dan biaya-biaya

atas tindakan tersebut dicatat ke debtor voucher atau slip kredit rawat inap.

Pertugas yang mengorder entry ini dapat melakukan tugasnya pada masing-

masing terminal antara lain terminal ruang administrasi laboratorium dan

terminal ruang administrasi radiologi serta terminal apotik/ minishop.

Sedangkan order entry pasien gawat darurat dilakukan di terminal unit gawat

darurat. Selain itu juga ditempatkan di seluruh lantai ruang perawatan yaitu lt.

II, III dan Poliklinik. Hasil laboratorium, Radiologi dan obat-obatan dari apotik

dan lain-lainya akan diantarkan oleh petugas yang berfungsi sebagai

transporter, jadi perawat tidak perlu naik-turun lantai perawatan untuk

mengambil hasil tersebut. Dengan kata lain perawat tersebut dapat lebih

terkonsentrasi pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Setiap hari semua slip pembebanan (debtor voucher) yang berisi daftar

pelayanan yang telah diterima pasien tersebut dikumpulkan di bagian billing

dan dipisahkan menurut nama pasien kemudian di input ke komputer oleh

petugas secara batch sehingga diketahui berapa jumlah tagihan untuk pasien

tersebut. Apabila ada pasien yang ingin pindah ruangan/ kelas, perawat akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


memberitahukan petugas admisi sehingga data pasien di komputer seperti

kelas ruang perawatan dan hak-hak lainnya akan disesuaikan menurut

keinginan pasien. C. Prosedur Penagihan dan Pembayaran

Pasien rawat inap yang sudah diizinkan untuk berobat jalan artinya sudah

boleh pulang maka perawat akan menginformasikan kepulangan pasien tersebut ke

bagian admisi. Bagian admisi menyiapkan surat pemulangan pasien (rangkap

3) dengan pendistrubusian sebagai berikut, lembar pertama untuk pasien,

lembar kedua untuk billing dan lembar ke tiga untuk Rekam Medis. Bagian

billing memeriksa file di debtor voucher. Apabila ada kesalahan/ kekurangan

maka dilakukan perbaikan/ penambahan setelah menelepon unit yang

bersangkut. Kemudian dikeluarkan Inpatient Bill sebanyak tiga rangkap dan

nama pasien akan dipindahkan ke layar kasir kedalam daftar outstanding

visit. Inpantient Bill merupakan daftar yang memuat semua tindakan dan

biaya yang harus dibayar oleh pasien.

Berdasarkan nomor RM atau dengan menuliskan nama passien pada Enter Visit

Payment, kasir akan mendapatkan data dan jumlah tagihan pasien tersebut. Kasir

memeriksa jumlah biaya keseluruhan menurut slip dari pasien dan menocokkan

dengan data di komputer, menurut pembayaran lalu menyerahkan Inpantient Bill

dan kwitansi pada pasien tersebut. Untuk pasien umum atau pasien cash maka

pasien tersebut akan mendapat lembar pertama dari Inpantient Bill dan kwitansi,

lalu lembar kedua dari masing-masing slip tersebut dipegang oleh kasir dan lembar

ketiganya untuk arsip bagian keuangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pasien diperbolehkan pulang/ keluar dari rumah sakit oleh perawat setelah

menunjukkan bukti pembayaran yang telah dicap oleh kasir dan telah mendapat

persetujuan pulang dari bagian admisi. Untuk pasien tidak bayar tunai dapat

langsung pulang tanpa membayar ke kasir karena bagian billing akan mengirim

bukti tagihan yaitu lembar pertama dari Inpantient Bill dan kwitansi ke perusahaan

atau asuransi yang menanggung pasien tersebut. Kemudian setelah bagian billing

menerima bukti transfer pembayaran dari perusahaan penanggung atau

perusahaan asuransi maka bukti tersebut diserahkan ke kasir.

Setelah semua biaya perawatan dibayarkan maka komputer akan

menghapus nama pasien dari daftar outstanding visit. Namun apabila pasien

belum membayar atau sudah pulang namun belum melunasi tagihannya

maka nama pasien tersebut akan tetap ada dalam nama daftar di layar

outstanding visit sehingga sewaktu-waktu dapat ditagih pada kunjungan

berikutnya atau tidak dibayar oleh perusahaan penanggung maka kasir akan

meminta bagian admisi untuk memasukkan pasien ke dalam black list

sehingga pasien tersebut akan ditolak pada kunjungan selanjutnya sampai

pasien atau perusahaan penanggung menyelesaikan pembayarannya.

Rumah Sakit Umum Vina Estetica menetapkan kebijakan penagihan

dalam tiga bentuk penagihan, yaitu :

1). penagihan pada saat pasien masih dirawat

Penagihan dilakukan baik kepada pasien maupun pada perusahaan

penanggung apabila biaya perawatan hampir mencapai jumlah jaminan yang

telah dibayar. Hal ini biasanya terjadi selama tiga hari sekali sampai dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sebulan sekali. Bagian billing akan membuat Intern Bill yang memuat

jumlah tagihan sampai dengan saat dibuatnya tagihan tersbut lalu proses

selanjutnya sama seperti prosedur penagihan dan pembayaran diatas.

2). penagihan saat pasien akan pulang dari rumah sakit

Prosedur yang dipakai juga sama dengan yang telah dijelaskan pada

prosedur penagihan dan pembayaran, hanya saja bagian billing akan

membuat final bill yang memuat secara terperinci semua biaya pelayanan

kesehatan yang telah diterima pasien mulai dari pasien mendaftar sampai

dengan keluar dari rumah sakit,

3). penagihan setelah pasien pulang dari rumah sakit

Terkadang ada pasien yang tidak mampu melunasi tagihannya oleh karena

alasan-alasan tertentu, maka dibuatkan surat perjanjian antara kasir dengan

pasien atau perusahaan penanggung diatas materai dengan dua lampiran untuk

didistribusikan kepada pasien dan bagian billing. Surat perjanjian tersebut

berisi jaminan baik berupa surat sertifikat tanah dan lain-lain yang

memperbolehkan pasien tersebut pulang dan pelunasan tagihannya dapat

dilakukan sesuai dengan tanggal batas waktu yang telah ditentukan. Apabila

pada tanggal jatuh tempo tersebut pasien atau perusahaan penanggung belum

melunasi, maka petugas billing akan mendatangi pasien atau langsung menyita

jaminan yang tertera pada surat perjanjian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Pengendalian Intern Pada Pelayanan Rawat Inap

Proses komputerisasi sistem pengolahan data pada Rumah Sakit Umum

Vina Estetica memerlukan diadakannya suatu sistem pengendalian intern.

Pengendalian intern itu meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Pengendalian Umum, yang dapat dikategorikan menjadi :

1). pengendalian organisasi dan operasi (Organizational and Operation

Controls)

Pengendalian ini mencakup pemisahan tuigas antara departemen

EDP dengan para pemakai. Pada rumah sakit umum Vina Estetica

hal tersebut terlaksana dengan baik kerena pengendalian atas

proses pengolahan secara elektronik hanya dilakukan oleh bagian

MIS/ Satuan Pengembangan dan Pemasaran (SPP).

2). pengendalian atas pengembangan sistem yang diterapkan dan

pemeliharaan (Applications system Development and Maintenance

Controls)

Adanya kerjasama dengan pihak luar (konsultan) rumah sakit

guna menerapkan dan mengembangkan sistem aplikasi yang

sudah diterapkan.

3). pengendalian akses ke sistem (Access Control)

Pihak rumah sakit telah membuat suatu kebijakan bahwa tidak

semua orang dapat menggakses ke komputer, hal ini disebabkan

karena hanya petugas order entry dan pihak-pihak tertentu yang

memiliki password saja yang dapat melakukannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4). pengendalian pengoperasian pusat data (Data center operation

control) Rumah Sakit Umum Vina Estetica ini telah melakukan

duplikasi atas file sistem dan prosedur prosedur yang penting

serta telah mengasuransikan perangkat EDP nya dari kemungkian

bencana yang dapat merugikan.

b. Pengendalian Aplikasi, yang terdiri dari :

1). pengendalian masukan (input control)

Semua formulir atau dokumen yang digunakan diberi nomor. Dimana

pada penggunaan formulir ini harus ada tandatangan sebagai pihak

otorisasi. Misalnya pada formulir resep atau permintaan obat harus

ditandatangani oleh dokter yang berwenang serta diberi penomoran

oleh bagian apotik. Petugas order entry memeriksa dokumen sebelum di

input ke komputer kemudian menandatangani dokumen tersebut.

2). pengendalian pemrosesan (Processing controls)

Data yang sudah diinput kekomputer tidak dapat diubah lagi oleh

petugas order entry karena hanya pihak-pihak otorisasi tertentu

saja yang dapat mengubahnya dengan penggunaan password.

3). pengendalian keluaran (Output controls)

Dalam pengendalian ini diperlukan adanya kecermatan, dimana

bagian billing membandingkan antara data yang sudah tersimpan

dengan file/ dokumen. Apabila sudah cocok atau sesuai maka

dibuatkan inpati bill yang kemudian dikirim kebagian kasir.

B. Analisis Hasil Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu deskripsi yang menjelaskan otoritas

serta tanggungjawab tiap-tiap bagian didalam suatu organisasi atau perusahaan.

Penggunaan struktur organisasi pada tiap-tiap perusahaan tentu berbeda-beda

tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri. Namun yang menjadi dasar

adalah struktur tersebut harus bersifat fleksibel terhadap adanya kemungkinan

perubahan baik yang menyangkut pengembangan perusahaan maupun perubahan

lainnya yang berasal dari faktor-faktor lingkungan diluar dan dalam perusahaan.

Hal lain yang cukup penting adalah struktur tersebut harus menunjukkan

pemisahan fungsi, batas-batas otoritas dan tanggung jawab yang jelas untuk tiap-

tiap bagian. Keadaan tersebut harus diterapkan dengan mencegah terjadinya

penyalahgunaan wewenang, pelaksanaan tugas yang telah dilakukan serta

pencampuran diantara fungsi-fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan.

Berdasarkan pengamatan maka penulis memperhatikan beberapa hal

yang tercakup didalam struktur organisasi. Untuk lebih jelas akan dibahas

seperti dibawah ini :

1. penetapan uraian tugas

Didalam penyusunan struktur organisasi, harus diperhatikan bahwa struktur

tersebut akan menunjukkan uraian tugas (job description) masing-masing

bagian secara jelas yang mencakup pembagian tugas, pendelegasian wewenang,

pertanggungjawaban dan pengawasan atas manajemen organisasi tersebut.

Kemudian hasil penyusunan tersebut diotorisasi oleh pihak yang berwenang,

biasanya oleh Dewan Direksi, yang kemudian didistribusikan atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dikomunikasikan kepada semua bagian didalam organisasi tersebut agar

tiap-tiap bagian mengerti akan tanggung jawab terhadap ruang lingkup

kerjanya, 2. pemisahan tanggung jawab dan fungsi

Pengendalian intern atas struktur organisasi menuntut adanya pemisahaan fungsi

dan tanggungjawab untuk kegiatan yang berhubungan. Hal tersebut berguna untuk

mencegah kekeliruan dan penggelapan. Penulis melihat suatu kelemahan adanya

penggabungan kasir dengan petugas entry pada satu orang. Walaupun dengan alasan

kekurangan namun penggabungan fungsi tersebut akan menimbulkan peluang-peluang

terjadinya penyalagunaan dan penggelapan aktiva rumah sakit. Hal ini dapat terjadi

karena didalam ruangan itu tidak adanya petugas yang mengawasi jalannya kegiatan

tersebut. Sehingga memungkinkan kasir dapat mengeluarkan aktiva untuk kepentingan

pribadi dan menyesuaikan catatannya untuk menghilangkan tanggungjawab. Maka

sebaiknya perlu dipisahkan bagian kasir dengan order entry dengan penambahan

personil tanpa merekrut karyawan dari luar rumah sakit agar dapat menghemat biaya

untuk penambahan personil tersebut dan memperkecil hal-hal yant tidak diinginkan

dapat terjadi,

3. satuan pengawasan intern

Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) sangatlan diperlukan didalam suatu

organisasi yang modren. Bagian ini berfungsi untuk mengawasi dan

mengevaluasi kegiatan-kegiatan rumah sakit setiap hari. Dari hasil evaluasi

tersebut diharapkan didapat saran perbaikan yang pada akhirnya berguna

untuk meningkatkan efektifitas dan keefisiensian kegiatan rumah sakit.

2. Sistem Pengolahan Data Elektronik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sistem informasi akuntansi

dalam pelayanan rawat inap pada rumah sakit umum Vina Estetica telah

terkomputerisasi. Pelaksanaan pengolahan data masih dilakukan dengan dua cara

sekaligus yaitu manual dan elektronik. Sistem pengolahan data elektornik ini telah

didukung oleh perangkat keras (hardware) yang memadai. Sebuah central

processing unit (CPU) yang memiliki kapasitas memori yang besar dan waktu

pemrosesan data yang relatif cepat, penempatan memori yang besar dan

penempatan teminal input. Output pada bagian terkait (user) yang terjalin dalan

suatu jaringan komunikasi dengan sistem Local Area Network (LAN) pada setiap

lantai perawatan sangat membantu mempercepat pemrosesan sebuah transaksi.

Petugas EDP ditempatkan di setiap lantai perawatan sebagai petugas penata

rekening untuk mempermudah tugas dalam setiap transaksi.

3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Prosedur Pelayanan Rawat Inap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di Rumah Sakit Umum

Vina Estetica Medan, dengan mewawancarai kepala bagian dan karyawan yang

berkaitan dengan pelayanan rawat inap dan mengamati langsung prosedur

pelayanan rawat inap dari proses pendaftran pasien, proses tindakan perawatan

sampai dengan proses pasien pulang. Pada suatu rumah sakit yang besar dan

modern pelayanan rawat inap merupakan suatu kegiatan yang rumit dan kompleks

karena meliputi berbagai bagian sarana dan prasarana rumah sakit. Proses

administrasi, informasi, para personil atau sumber daya manusia yang terlibat,

mesin mesin dan teknologi yang mendukungnya merupakan contoh kerumitan dan

kompleksitas kegiatan rawat inap. Hal tersebut dapat membingungkan para

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


personil rumah sakit dan juga para pasien. Untuk itulah diperlukan suatu prosedur

pelayanan rawat inap yang baku sebagai pegangan masing-masing pihak dalam

melaksanakan tugasnya dan bersifat fleksibel agar dapat dilakukan penyesuaian

atas perubahan-perubahan tanpa mengganti keseluruhan prosedur.

Rumah sakit tidak dapat dipisahkan dari pelayanan rawat inap yang

mendukung operasional manajemen rumah sakit. Pelayanan rumah sakit ini

berkaitan dengan bagian-bagian lain di rumah sakit dalam memberikan

pelayanannya kepada pasien yang sedang dirawat dalam ruang perawatan

rawat inap. Kegiatan pelayanan rawat inap meliputi kegiatan-kegiatan : a).

penerimaan pasien.

Proses pendaftaran ini dimulai dari tempat pendaftran dari pasien.

Tempat penerimaan pasien adalah tempat penerimaan pasien yang akan

berobat jalan maupun yang akan dirawat inap dirumah sakit.Seiring

dengan kemajuan teknologi, cara pembayaran biaya atau jaminan rawat

inap dapat dilakukan dengan tunai, kartu kredit, transfer bank, pihak

asuransi dan jaminan perusahaan,

b). pelayanan medis.

Pelayanan penunjang medis merupakan sarana pendukung rumah sakit dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan penunjang medis

membutuhkan investasi yang besar dikarenakan alat-alat yang digunakan

sangat mahal. Dengan adanya pelayanan penunjang medis rumah sakit akan

memberikan banyak keuntungan bagi pihak rumah sakit dan memudahkan

dokter untuk lebih cepat menemukan penyakit pasien kemudian segera

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dilakukan tindakan perawatan dan pemulihan kesehatan pasien.

Pelayanan penunjang medis berupa pelayanan laboratorium, farmasi,

gizi, sterilisasi, diagnostik, radiologi dan lain-lain,

c). pelayanan perawatan

Pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat diwarnai oleh pelayanan

keperawatan oleh tenaga perawat rumah sakit. Kualitas pelayanan

keperawatan ditandai dengan pelaksanaan asuhan keperawatan secara

profesional sebagai titik sentral pelayanan keperawatan. Pelayanan

keperawatan di rumah sakit adalah satu jenis pelayanan profesional yang

diselenggarakan oleh rumah sakit untuk melayani kebutuhan pasien

diorganisir dalam pelayanan rawat inap,

d). pelayanan obat

Instalasi farmasi rumah sakit juga berperan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan kepada pasien melalui cara distribusi obat yang

membuat pasien merasa dilayani dengan biaya yang relatif murah.

e). pelayanan makanan

Pelayanan makanan tidak dapat dipisahkan dari ruang perawatan

karena makanan yang disediakan oleh rumah sakit juga merupakan

dukungan terhadap pemulihan kesehatan pasien yang dirawat.

f). pelayanan administrasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pelayanan administrasi rumah sakit meliputi administrasi keuangan dan

administrasi non keuangan, yang penting bagi rumah sakit dapat

mendapatkan data mengenai pasien, jumlah pendapatan dan piutang rumah

sakit. Kegiatan-kegiatan pelayanan rawat inap ini saling berkaitan satu

sama lain dan akan menghasilkan informasi mengenai status pasien yang

sedang dirawat inap. Informasi ini akan diolah dalam sistem informasi

akuntansi menjadi informasi yang diperlukan pihak manajemen dalam

pengambilan perencanaan dan pengendalian manajemen rumah sakit.

Sistem informasi akuntansi rawat inap meliputi struktur:.

1). prosedur pendaftaran pasien

Tempat pendaftaran terletak di lantai dasar. Rumah Sakit Umum Vina

Estetica Medan ini memberikan kemudahan bagi calon pasien dalam

melakukan pemesanan ruang perawatan, antara lain dapat dilakukan dengan

cara pemesanan melalui telepon, hal ini sangat membantu calon pasien karena

calon pasien tersebut tidak perlu mengantri dan tidak butuh banyak waktu

dalam pelayanan pemesanan ruang perawatan sehingga sisa waktu yang lain

dapat digunakan dalam mempersiapkan segala sesuatu, misalnya mengurus

persyaratan administrasi, uang untuk membayar biaya perawatan dan

sebagainya. Pada saat pendaftaran para pasien maupun Rumah Sakit Umum

Vina Estetica Medan mendapatkan beberapa keuntungan, antara lain :

(a). tempat pendaftaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tempat atau loket pendaftaran terbagi dua yaitu untuk pasien rawat

jalan dan pasien rawat inap. Dimana ditiap-tiap loket mempunyai sebuah

komputer dan petugas-petugas , hal ini dilakukan guna pencegahan

adanya antrian yang panjang. Dengan pencegahan antrian ini maka

calon pasien dapat segera mendapat pelayanan Rumah Sakit.

(b). nomor pendaftaran

Para pasien yang telah mendaftar akan mendapat nomor pendaftaran.

Penggunaan nomor ini sangat berguna bagi pasien sebagai nomor

identitasnya di rumah sakit sehingga dapat membantu kelancaran

pemberian tindakan-tindakan perawatan terhadap pasien itu sendiri.

Bagi pihak rumah sakit, nomor ini dapat membantu mengetahui jumlah

pasien dalam tahun tertentu, perkembangan pasien , besarnya biaya

perawatan dan informasi-informasi lainnya.

(c). pembebanan biaya pemeriksaan

Pasien dapat melakukan pendaftraan di bagian UGD dan mendapat perawatan

serta pemeriksaan atas kondisinya. Untuk pasien rujukan dari rumah sakit lain

atau dari dokter diluar rumah sakit, tidak perlu membayar biaya pemeriksaan

dirumah sakit atau dokter yang mengirimnya, sedangkan untuk pemeriksaan

ini akan dikenakan biaya yang dapat langsung dibayar oleh pasien ke kasir atau

dikumpulkan bersama-sama dengan biaya selama pasien dirawat.

2). Prosedur Pelayanan Dan Pembebanan (Service and Order)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Setelah bagian tertentu menginformasikan pasien baru kepada perawat,

buku status atau RM pasien tersebut akan diperiksa guna mengetahui kondisi

pasien dan tindakan apa saja yang telah diberikan serta perawatan-perawatan

lainnya yang harus diberikan. Catatan medis merupakan sekumpulan data

medis seseorang dimulai dari saat ia dirawat sampai selesai atau dengan kata

lain merupakan dokumen pengalaman sakit penderita selama berada dalam

perawatan dokter, sebaliknya dokumen ini merupakan dokumen resmi suatu

unit pelayanan kesehatan untuk pertanggung jawaban pelayanan perawatan

terutama di rumah sakit yang dibuat secara kronologis mencakup keterangan

tentang siapa, apa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana seorang penderita

memperoleh pelayanan medis di suatu unit pelayanan kesehatan.

3). Prosedur Penagihan dan Pembayaran

Prosedur penagihan pasien atau billing secara umum diartikan sebagai tagihan

yang berisi data transaksi yang dilakukan terhadap pasien baik berupa dana

pelayanan pelayanan, obat-obatan, tindakan perawatan maupun rincian tagihan.

Penagihan atau billing adalah nilai suatu pelayanan rumah sakit dengan sejumlah

uang ketika rumah sakit memberikan jasa pelayanannya kepada pasien. Penagihan

atau billing adalah salah satu kegiatan pokok rumah sakit dalam upaya

meningkatkan pendapatan fungsional rumah sakit agar tercipta biaya perawatan

yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki rumah sakit tanpa

menaikkan tarif pelayanan. Perbaikan mekanisme administrasi keuangan sangat

diperlukan khususnya pencatatan, pengolahan transaksi harian secara terpadu,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lengkap, akurat dan tepat waktu yang dapat mendukung dalam peningkatan mutu

pelayanan administrasi keuangan dan akhirnya meningkatkan kepuasan pasien.

Penyiapan faktur penagihan dibuat pada saat pasien akan pulang setelah pasien

mendapat persetujuan dari dokter, maka perawat kemudian meminta petugas

administrasi perawatan menggentri semua biaya yang menyangkut pasien tersebut

sebelum keluarga pasien yang bersangkutan mendatangi bagian kasir untuk

melakukan pembayaran biaya perawatan. Kemudian bagian administrasi

perawatan akan mengentri/ mengecek kedalam komputer rincian biaya biaya

pasien selama dirawat di rumah sakit, seperti biaya sewa kamar, biaya tindakan dan

jasa perawatan, obat-obatan dari bagian farmasi dan dari laboratorium. Setelah

rincian biaya lengkap petugas administrasi perawatan menghubungi perawat

bahwa bill dinyatakan selesai dan perawat dapat menyerahkan bill tersebut kepada

pasien, kemudian keluarga pasien melakukan pembayaran di kasir. Kwitansi

pembayaran terdiri dari 4 rangkap, yaitu : lembar asli untuk pasien, lembar merah

untuk bagian keuangan, lembar biru untuk administrasi perawatan dan lembar

hijau untuk sub bagian akuntansi dan tata rekening.

Untuk pasies askes, bagian administrasi perawatan membuat rincian biaya

perawatan rawat inap pasien askes mencetak dan menandatangani kartu pasien

pulang. Kemudian tagihan dibuat dan diserahkan ke Sub Bagian Perbendaharaan.

Untuk pasien jaminan perusahaan, bagian administrasi perawatan membuat

rincian biaya perawatan, mencetak dan menandatangani di kartu pasien pulang

kemudian tagihan dibuat dan diserahkan ke sub bagian verifikasi untuk dimasukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dalam buku piutang perusahaan yang mengikat kontrak dengan rumah sakit

umum Vina Estetica.

Pemisahan fungsi atau bagian dalam menangani penagihan itu sudah efektif.

Dengan adanya pemisahan fungsi atau bagian ini dapat memperkecil kemungkian

tunggakan dari perusahaan jaminan baik askes maupun perusahaan langganan

karena adanya pengawasan dari bagian yang berwenang terhadap penagihan

tersebut. Setelah pasien melunasi pembayaran biaya perawatan rawat inap,

keluarga pasien yang bersangkutan menyerahkan kwitansi pembayaran ke petugas

bagian perawatan. Kemudian petugas ruangan memasukan rincian tagihan dari

tagihan tata rekening ke dalam buku pasien pulang.

4). Pengendalian Intern Pada Pelayanan Rawat Inap

Sistem informasi akuntansi di Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan

dikelola dengan menggunakan komputer terpusat yaitu melalui bagian EDP

yaitu Elektronik Data Processing. Walaupun dalam pelaksanaanya belum

sepenuhnya menggunakan sistem komputerisasi karena keterbatasan

keterampilan karyawan dalam mengoperasikan komputer. Sistem

komputerisasi dirancang dengan sistem Local Area Network (LAN) dengan

menempatkan terminal input dan output pada setiap bagian.

Tugas dan wewenang dari bagian EDP adalah :

a. mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Pengolahan Data Elektronik.

b. memelihara dan mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras.

c. melakukan kegiatan Perencanaan program aplikasi komputer,

pelaporan, pengamanan data atau informasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d. melakukan pengawasan atas transaksi yang dibebankan pada pasein

melalui komputer pusat.

Sistem pengolahan data elektronik ini didukung oleh perangkat keras

(hardware) yang cukup memadai. Sebuah Central Prosessing Unit (CPU) yang

memiliki kapasitas yang cukup besar dan waktu pemrosesan data yang relatif

cepat. Setiap bagian ditempatkan terminal input atau output pada bagian

terkait (user) yang terjalin dalam suatu jaringan komunikasi dengan sistem

Local Area Network (LAN). Dengan diterapkannya sistem komputerisasi ini

dapat mengendalikan kesalahan pembebanan biaya perawatan pasien

khususnya pasien rawat inap. Kesalahan pembebanan biaya rawat inap ini

dapat mempengaruhi penilaian pasien terhadap pelayanan yang diberikan

pihak rumah sakit dan juga bagi rumah sakit sendiri dapat mengakibatkan

kerugian karena tidak dibayarnya tindakan perawatan yang telah dilakukan.

Proses komputerisasi sistem pengolahan data pada Rumah Sakit Umum Vina

Estetica Medan memerlukan adanya suatu sistem pengendalian intern.

Pengendalian intern ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

1). pengendalian umum, yaitu :

a). pengendalian organisasi dan operasi, pengendalian ini mencakup

pemisahan tugas antara bagian pemrosesan data elektronik dengan

para pemakai.

b). pengendalian atas pengembangan sistem yang diterapkan dan

pengendalian pemeliharaan yaitu dengan adanya kerjasama Rumah

Sakit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Umum Vina Estetica Medan dengan pihak luar dengan tujuan untuk

meningkatkan kinerja rumah sakit.

c). pengendalian Askes ke sistem, dalam hal ini rumah sakit telah

membuat kebijakan bahwa tidak semua orang dapat mengakses ke

komputer. Hal tersebut dikarenakan hanya pihak-pihak tertentu yang

mempunyai password saja yang dapat melakukannya.

d). pengendalian pengoperasian pusat data, dalam hal ini Rumah Sakit

Umum Vina Estetica Medan telah melakukan duplikasi atas data file

sistem dan prosedur-prosedur yang penting serta mengasuransikan

peralatan EDP nya dari kemungkinan bencana yang merugikan.

2). pengendalian aplikasi, yaitu :

a). pengendalian masukan, semua formulir atau dokumen yang

digunakan diberi nomor. Adanya otorisasi dalam penggunaan

dokumen. Contohnya pada formulir resep atau yang harus

ditandatangani oleh dokter yang berwenang serta diberi nomor oleh

bagian apotik. Petugas order entry memeriksa dokumen sebelum di

input ke komputer kemudian menandatangani dokumen tersebut.

b). pengendalian pemrosesan, data yang sudah diinput ke komputer tidak

dapat diubah oleh bagian lain karena hanya pihak-pihak tertentu yang

berwenang saja yang dapat mengubah dengan menggunakan password.

c). pengendalian keluaran, pada pengendalian ini misalnya bagian billing

melakukan perbandingan antara data pasien yang tersimpan dengan slip

atau dokumen yang diterima. Apabila cocok maka dibuatkan bill yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kemudian dikirim kebagian kasir sebagai dasar penetapan jumlah

tagihan untuk pasien.

Pengendalian intern di Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan cukup

memadai karena telah menerapkan hampir semua prosedur pengendalian

intern yang efektif. Prosedur-prosedur tersebut adalah :

(1).personel yang kompeten dan perputaran tugas

Pihak manajemen rumah sakit telah menerapkan pelatihan yang memadai

kepada para pegawai didalam melakukan tugas secara efisien dan efektif.

Selain itu didalam suatu divisi juga dilakukan perputaran personel dari satu

tugas ke tugas yang lain. Hal ini untuk mencegah penyelewengan yang

terjadi. Para karyawan juga diberikan kesempatan untuk mengambil cuti

untuk beristirahat dan tugas sementara dapat diisi oleh karyawan lainnya.

(2).pemberian tanggung jawab

Para karyawan rumah sakit telah mengetahui tugas dan tanggung jawab

masing-masing, sehingga setiap karyawan diharapkan dapat melakukan

tugas dan tanggung jawab yang telah ditentukan.

(3).pemisahan tanggung jawab untuk operasi yang berhubungan

Pemisahan tanggung jawab telah terlaksana dengan baik. Contohnya

dalam prosedur penagihan dan pembayaran biaya perawatan dimana

terdapat batas-batas tanggung jawab,yaitu bagian Kasir, Billing dan

bagian lain yang terkait dalam pembayaran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4). pembuktian dan sarana pengamanan

Prosedur ini telah dilaksanakan oleh rumah sakit antara lain dengan

menggunakan dokumen-dokumen bernomor serta laporan harian kasir

sehingga dapat dilakukan pengendalian atas dokumen-dokumen yang

beredar serta pengendalian atas jumlah uang yang beredar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis diatas, maka penulis membuat kesimpulan

sebagai berikut :

1. pengaruh dari diterapkannya Sistem Informasi Akuntansi yang

dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Vina Estetica ternyata sangat

membantu proses kerja dari Rumah Sakit Umum Vina Estetica Medan

terbukti mulai penginputan data pasien, pembebanan biaya perawatan

kepada pasien yang bersangkutan berdasarkan pemakaian alat-alat

kesehatan, obat-obatan serta pemeriksaan penunjang diagnostik (USG

Radiologi, EKG dan Laboratorium) serta pembebanan biaya honor Dokter

dan biaya administrasi lainnya menjadi terlaksana dengan baik tanpa

terjadi kesalahan-kesalahan seperti sebelum diterapkannya Sistem

Informasi Akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi juga sangat membantu

manajemen dalam hal pelaporan data jumlah pasien secara keseluruhan

(rawat inap dan rawat jalan) serta dalam pencarian data pasien yang sudah

pernah berobat sebagai pasien rawat jalan maupun rawat inap yang mana

sebelumnya sangat sukar untuk mendapatkan informasi yang cepat dan

akurat. Sistem Informasi Akuntansi juga sangat membantu manajemen

dalam merencanakan pemenuhan kebutuhan operasional Rumah Sakit

sesuai dengan jumlah pasien serta membantu manajemen untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengevaluasi operasional secara keseluruhan secara benar yang di

dukung oleh informasi yang dapat diandalkan,

2. penerapan Sistem Informasi Akuntansi pada pel;ayanan rawat inap di

Rumah sakit Umum Vina Estetica dilaksanakan dengan dua cara yaitu

dengan cara komputerisasi dan dengan cara manual, dimana pengelolaan

data dilaksanakan dengan sistem komputerisasi terpusat yaitu melalui

Elektronic Data Processing (EDP) yang terjalin dalam suatu jaringan Local

Area Network (LAN). Walaupun penerapan sistem informasi ini belum

cukup baik atau sempurna tetapi dengan adanya sistem secara

komputerisasi ini dapat memperkecil kesalahan pembebanan, pemrosesan

transaksi keuangan pasien, terutama dalam memberikan pelayanan kepada

pasien dalam proses administrasi pasien sehingga mempermudah pasien

untuk mendapatkan suatu informasi yang diperlukan baik bagi pihak

manajemen rumah sakit maupun bagi pasien.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis ingin memberikan saran, yaitu :

1. dibutuhkan adanya suatu pelatihan kepada para pegawai dalam

menggunakan perangkat komputer sehingga dapat membantu dan

mempercepat proses pelayananan administrasi kepada pasien dan

keluarganya,

2. struktur organisasi yang ada sebaiknya juga dilengkapi dengan uraian

tugas. Dengan adanya uraian tugas dalam bentuk tertulis, terperinci dan

mencakup seluruh bagian yang terkait dirumah sakit ini yang kemudian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


didistrubusikan ke seluruh bagian sehingga dapat dipakai sebagai pedoman

dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari. Prosedur prosedur

administrasi dan keuangan pada pelayanan kesehatan untuk pasien

rawat inap dan rawat jalan perlu segera dibuat secara tertulis seperti

prosedur medis yang telah ada dan telah dilaksanakan agar efektifitas

dan efisiensi kerja bertambah baik.

3. Diperlukan adanya penambahan perangkat komputer untuk

menggantikan komputer yang sudah rusak sehingga pegawai dapat

dengan mudah memasukan data pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Candra Yoga, 2003, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi


Kedua, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

Anthony, Robert N, 2001, Management Control System, Terjemahan Tjakrawala,


F,X, Kurniawan, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Bodnar, George H., William S. Hopwood, 2000, Sistem Informasi Akuntansi,

Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hall, James A, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan Oleh Amir


Abadi Yususf, Edisi Pertama, Jilid II, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen,Don R Dan Moryanne M. Mowen, 2000, Manajemen Biaya, Terjemahan


Dewi Fitriasari, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat,


Jakarta

Romney, Marshall B., Paul J. Steinbart, 2004, Sistem Informasi Akuntansi,


Terjemahan Dewi Fitriasari Dan Denny Aenos Kwary, Edisi Sembilan,
Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Sabarguna, H.Boy S., 2004, Manajemen Keuangan Rumah Sakit, Cetakan


Kedua, Kosarium, Yogyakarta

Soemarso S.R. 2002, Akuntansi Suatu Pengantar , Penerbit Salemba Empat,


Jakarta

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, cetakan


pertama, Alfabeta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai