Anda di halaman 1dari 12

MEDIA DAN REAGENSIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ELLEN BENEDIKTA TELAUMBANUA

KELAS : 1A

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


ANALISIS KESEHATAN
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena semata-mata atas
berkat rahmat dan karunianya salah satu tugas mata kuliah K3 (Kesehatan dan
keselamatan kerja) ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun isi dari makalah ini membahas tentang bahaya kecelakaan di


laboratorium kimia.Mungkin makalah ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami memohon segala kritik dan saran yang
membangun tentang makalah ini agar kedepannya makalah ini menjadi lebih baik
dari sebelumnya dan dapat berguna bagi kami dan pembaca nantinya.

Medan, 18 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

C. Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II DASAR TEORI ................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB III PEMBAHASAN ..............................................................Error! Bookmark not defined.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ....................................................................Error! Bookmark not defined.

B. Saran...............................................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan
percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari kemungkinan bahaya dari berbagai
jenis bahan kimia dan peralatan yang ada di dalamnya. Karena itu diperlukan pemahaman dan
kesadaran terhadap bahaya di laboratorium.Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita
luka serta kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian ataupun kecelakaan di
laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu mengikuti prosedur kerja yang aman
di laboratorium.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi Praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses
Praktikum secara menyeluruh.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kecelakaan kerja bisa terjadi di laboratorium kimia ?
2. Bagaimana penanganan bila terjadi kecelakaan kerja di laboratorium kimia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kecelakaan kerja yang pernah terjadi d laboratorium kimia
2. Untuk mengetahui penanganan kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium kimia

BAB II
ISI

Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat


terjadi karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan
kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan cara
bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan didalam
laboratorium.

a) Sikap dan tingkah laku para pekerja


Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat
pelindung diri, menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan, sikap dan tingkah laku
demikian sering dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium.
Dalam dunia pendidikan, hal demikian sering terjadi pada praktikum-praktikum mahasiswa
tingkat pertama dan kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi.

b) Keadaan yang tidak aman


Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan
gas hidrogen sulfida, asam sianida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak aman
kerena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau
lingkungan. Keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, lemari asam atau
sistem pengaman gas (scrubber) tidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga merupakan
suatu keadaan yang tidak aman, seperti pemanasan eter atau asaton dengan api terbuka atau
melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.

c) Supervisor (pengawas)
Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan oleh
pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat penting
pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang
timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.

A. JENIS-JENIS BAHAYA DI LABORATORIUM


1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti
amonia, karbon monoksida, benzena, kloroform dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal
ataupun dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila
zat racun tertelan, terkontaminasi dengan kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di laboratorium
harus lah menggunakan pelindung pernafasan ( masker), pelindung mata ( kaca mata khusus),
pelindung tangan ( sarung tangan) dan pelindung tubuh ( jas Lab)

2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium.
hidroksida, gas C1 dan sebagainya.Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran
pernafasan dan mata.

3. Kebakaran dan luka bakar


Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya
oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman
menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakarannya.

Kebakaran di lab dapat di kelompokkan menjadi :


 Kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan
air yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menyelimuti bahan dari oksigen.
 Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk
mengisolasi bahan dari oksigen.
 Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon
(CF3Br).
 Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan
menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat,
dan amonium fosfat. Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan
halon.

4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:

Asam – asam kuat :H2SO4, HNC3, HCL clan HF

Basa- basa kuat : Naoh , KOH

Asam dan baa lemah : Ch3COOh , ( COOH)2 NH4 OH

Lain- lain : H2 O2 pekat, brom cair, dan lain-lain

Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini. Pada saat
mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol.
Mengambil zat tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.

5. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran lingkungun.
Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun
dapat di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar bensin dan
gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar.
B. SUMBER-SUMBER BAHAYA DALAM LABORATORIUM KIMIA
1) Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan dan
penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplusif, dan sebagai
nya.
2) Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan
sebagai nya
3) Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya.

C. BAHAN-BAHAN KIMIA DAN CARA PCNANGGULANGANNYA


Untuk memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia, bahan-bahan kimia yang
berbahaya dapat di kategori kan sebagai berikut :

A) Bahan -- Bahan Kimia Beracun Atau Toksik (Toxic Subtances)


Pada dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan
sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium,
bahan- bahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni:
1) Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada kesalahan memipet dengan
mulut atau makan dan minum dalam lab.
2) Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol, paration, dan asam sianida atau
HCN mudah terserap.
3) Melalui pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat pernafasan dan saluran ini
merupakan sebagian besar kasus keracunan yang terjadi. Gas- gas seperti sulfurdioksida
(S02) dan CL2 dapat mernberikan efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas
seperti HCN, CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat pernafasan akan segera
masuk dalam darah dan terdistribusi keseluruh organ- organ tubuh

B) Efek Akut Dan Kronis


Efek toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan kronis. Efek akut adalah
pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibat nya dapat di lihat atau di rasakan dalam waktu
pendek contoh nya keracunan fenol dapat menyebab kan diare dan keracunan gas co dapat
menimbulkan hilang kesadaran atau kematian dalam waktu pendek.
Kronis adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus
menerus dan efek nya baru dapat di rasakan dalam jangka panjang. Menghirup uap benzena dan
senyawa hidrokarbon terklorinasi (seperti kloroform, karbon tetraklorida ) dalam keadaan rendah
tetapi terus-menerus akan menimbulkan penyakit hati atau lever. Demikian pula uap timbal akan
menimbulkan kerusakan dalam darah.

D. BOHAN- BAHAN KIMIA KOROSIF / IRITANT


Bahan kimia dapat di kelompok kan sesuai dengan wujud zat yaitu :
a. Bahan korosif cair.
Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit, proses
kelarutan atau denakurasi protein pada kulit atau akibat gangguan kesetimbangan membran dan
tekanan osmosa pada kulit. Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak
dengan kulit. Asam sulfas pekat dapat menimbulkan luka yang sukar dipulihkan.
Contoh bahan korosif cair adalah
Asam mineral

Asam nitrat

Asam sulfas

Asam klorida

Asam fluorida

Asam fospat

Asam organik

Asam forniat

Asam asetat

Asam monokloro asetat

• Pelarut organik :
Petroleum, karbon disulfide

Hidrokarbon terklorinasi, terpentin

b. Bahan kimia korosif padat


Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung pada kelarutan zat pada
Wit yang lumbar. Sifat korosif dan pangs yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah
penyebab iritasi. Meskipun zat padat korosif kurang bahaya dibandingkan dengan bentuk cair,
tetapi larutan pekat dan dispersi zat padat dalam cair (slaty) mempunyai bahaya yang lebih besar.
Cara penanganan bahah kimia korosif padat mirip bentuk cairnya, yakni mencegah kontak dengan
bahan dengan cara memakai pelindung diri (sarung tangan, kaca mats, dsb)

c. Bahan korosi bentuk gas


Bentuk gas mcrupakan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bentuk padat dan
dalam bentuk cair karena yang diserang adalah saluran pernafasan. Kelarutan gas dalam
permukaan salaran yang Iembab atau lender menentukan bahaya gas tersebut disamping jenis zat.
Suatu contoh, gas amonia bila terhisap akan menyebabkan pembekakan pada bagian atas saluran
pernafasan yang mungkin dapat menimbulkan kematian. Hal ini berbeda dengan fosgen yang
meskipun sedikit dapat menimbulkan iritasi, tetapi dapat menyebabkan kecelakaan fatal arena
dapat merusak sel udara dalam paruparu. Gas klor mempunyai sifat bahaya diantara amonia clan
fosgen.
Jenis gas iretant dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang juga menentukan
daerah-daerah serangan pada alat pernafasan. Golongan tersebut adalah sebagai berikut :
Amat larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran pernafasan
Contoh : amonia, asam klorida, asam florida, formal dehid, asam asetat, sulful klorida,tionil klorida
dan sulfuril klorida.
Kelarutan sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam (bronchia) :
belerang oksida, klor, brom, arsentriklorida, fosfor triklorida dan fosfor penta klorida.
Kelarutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian. dalam : ozon, nitrogen.
Efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein, dikloroetilsulfida, diklorometileter,
kloropikrin dan, dimetil sulfat.
Kelompok terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan tiga kelompok yang yang
sebelumnya. Contoh aklorin dan dimetilsulfat sedikit larut dalm air, tatapi sangat iritant terhadap
mata dan saluran pernafasan.

E. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)


Meskipun kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia, tetapi laboratorium
kimia mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi nya kebakaran. Hal ini di sebab kan selain ada
nya penggunaan listrik dan pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia yang mudah
terbakar atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia sampai saat ini baru beberapa kali
terjadi kebakaran besar dalam laboratorium kimia. Tetapi kebakaran kecil menimbul kan
kepanikan dan kecelakan sering terjadi dalam lab kimia.
Untuk dapat menghindar kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di hayati proses terjadi
kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara penanggulangan kebakaran.
1. Proses kebakaran atau terjadi nya api
Banyak kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat menimbul kan kebakaran beberapa
kemungkinan tersebut kadang kala dapat di perkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadi
nya api yang di sebut segi tiga api.
Ada bahan yang mudah terbakar dengan oksigen, tetapi apabila suhu tidak cukup tinngi, maka api
atau proses kebakaran tidak akan terjadi. Dengan demikian pula pada bahan panas, tetapi bila
oksigen tidak cukup, api pun tidak akan terjadi dengan demikian, usaha untuk menghindar kan
terjadi nya api, pada prinsip nya menghindara kan salah satu dari unsur tersebut di atas.
2. Jenis- jenis bahan kimia yang mudah terbakar.
Kebanyakan bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium dapat di golong kan menjadi
tiga golongan yakni :
a. padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali, dll
tekanan yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah kebocoran yang akan
mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.

10. Bahan- bahan kimia radioaktif.


Bahan kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar kan radiasi sinar alfa, beta atau
gams zat radioaktif banyak di pakai dalam lab sebagai bahan untuk sintesis dan analisis. Dapat
pula di pakai dalam pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan daya tembus yang lcbih besar
dari pada sinar beta, lebih kuat dari pada sinar alfa. Sinar- sinar radiasi tersebut dapat mengganggu
atau merusak sel- sel tubuh.
Bahaya radiasi dapat pula berasal dari dalm tubuh. Hat ini terjadi karena masuk nya zat- zat
radioaktif lewat paru- paru (berupa cap atau debu ) mulut atu kulit. Dalam hal ini bahan pemancar
radiasi alfa dan beta adalah sudah cukup berbahaya, karena dapat beredar keseluruh tubuh lewat
peredaran darah atau beraklimulasi dengan organ- organ tertentu, bergantung pada jenis zat.

LABEL DAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA.


Cara penyimpanan bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta
kemungkinan interaksi antar bahan serta kondisi yang mempengaruhi nya. Tanpa memperhatikan
semua faktor tersebut dapat mengakibatkan kebakaran, ledakan, keracunan atau kombinasi di
antara kemungkinan ketiga akibat tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam bekerja dilaboratorium kimia, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah
ketelitian dan kewaspadaan karna kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang
segala resiko yang mungkin bisa saja terjadi. Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk
pendidikan, penelitian, pelayanan, uji mutu atau qualiti control.
Kecelakaan dapat disebahkan oleh :

1) Sikap dan tingkah laku para pekerja


2) Keadaan yang tidak aman
3) kurang pengawasan dari pihak pengawas (supervisor)

Banyak sekali jenis – jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium
kima adalah sebagai berikut :
 Keracunan
 Iritasi
 Kebakaran
 Luka bakar
 Luka kulit, dll

Keadaan yang aman dalam laboratorium, dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap
pekerja atau kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri. Selain itu, perlu pula dipahami
tentang alat pelindung diri serta cara penaggulangannya bila terjadi kecelakaan.

B. SARAN
Demi keselamatan individual maupun bersama maka sebelum bekerja didalam
laboratorium kimia, hendaklah terlebih dahulu memperhatikan hal–hal apa saja yang perlu
dilakukan kemudian jangan melalaikan tata tertib praktikum, karena apa–apa saja yang tertulis
pada tata tertib praktikum perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan balk, hal ini bertujuan untuk
mencegah kemungkinan–kemungkinan resiko atau bahaya yang bisa saja terjadi, karena mencegah
lebih balk dari pada. mengobati ". Dan dengan kehati-hatian serta pengetahuan akan teknik kerja
yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Imam Khasani, Soemanto. Keselamatan kerja dalam laborium kimia. Jakarta:PT Gramedia
Nazarudin & Afrida.2002. Penuntun Praktikum Kimia dasar. Unja

Anda mungkin juga menyukai