Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik
mengacu pada hubungan antara outpun dan input yang digunakan untuk memproduksi output.
Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk
memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Barr, et al. (1999) membedakan konsep efisiensi ke dalam 2 kategori, yaitu productive
efficiencydan economic efficiency. Productive efficiency mengukur perbadingan tingkat input
terhadap tingkat output. Untuk menjadi efisien sebuah perusahaan harus memaksimalkan output
pada tingkat input tertentu atau meminimalkan input untuk tingkat output tertentu. Sementara
itu, economic efficiencymengandung pengertian yang lebih luas dari pada productive efficiency.
Konsep ini mencakup pengertian pemilihan yang optimal dari tingkat dan kombinasi (levels and
mixes) input dan output berdasarkan reaksi terhadap harga-harga pasar. Untuk menjadi efisien,
sebuah perusahaan harus berusaha mengoptimalkan pencapaian sasaran ekonomis (economic
goal), seperti minimalisasi biaya atau maksimalisasi keuntungan. Dalam hal ini, economic
efficiency menghendaki tercapainya productive efficiency danallocative efficiency. Dari uraian ini
dapat dilihat bahwa Barr et al. mengemukakan tiga konsep efisiensi, yaitu productive
efficiency, allocative efficiency, dan economic efficiency.
B. Perbedaan antara technical dan allocative efficiency
2007 2008
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Bahan yang digunakan (dalam satuan pon) 1.200.000 1.428.571
(Tampilan 15-11) Profil tahun 2007 adalah (3, 0,100) dan profil tahun 2008 adalah (4,
0,105). Dengan membandingakan profil kedua tahun tersebut, dapat dilihat bahwa produktivitas
tenaga kerja dan bahan meningkat (dari 3 menjadi 4 untuk tenaga kerja dan dari 0,100 menjadi
0,105 untuk bahan). Perbandingan profil ini menyediakan cukup informasi sehingga manajer
dapat menyimpulkan proses perakitan baru secara nyata telah memperbaiki produktivitas secara
keseluruhan. Namun nilai peningkatan produktivitas ini tidak diungkapkan oleh rasio-rasio.
Pada beberapa kasus, analisis profil tidak mampu memberikan indikasi yang jelas
mengenai apakah perubahan produktivitas membawa hasil yang baik atau buruk. Data Ladd
Lighting diubah untuk memungkinkan terjadinya trade-off diantara dua input. Seluruh data sama,
kecuali untuk bahan yang digunakan pada tahun 2008. Misalkan, bahan yang digunakan pada
tahun 2008 adalah 1.700.000 pon.
2007 2008
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Bahan yang digunakan (dalam satuan pon) 1.200.000 1.700.000
Profil produktivitas pada tahun 2007 masih tetap (3, 0,100), tetapi berubah menjadi (4,
0,088) pada tahun 2008. Produktivitas tenaga kerja meningkat dari 3 menjadi 4, tetapi
produktivitas bahan menurun dari 0,100 menjadi 0,088. Produktivtas dari kedua ukuran telah
menciptakan trade-off. Meskipun analisis profil mampu menunjukkan adanya trade-off, analisis
profil tidak mampu mengungkapkan apakah trade-off tersebut baik atau buruk. Jika pengaruh
ekonomis dari perubahan produktiviras adalah positif, maka trade-off adalah baik. Jika tidak,
maka perubahan produktivitas harus dipandang buruk. Penilaian trade-off akan memungkinkan
untuk menilai pengaruh ekonomis dari keputusan mengubah proses perakitan.
Tampilan 15-11
b
Tenaga kerja: 150.000/37.500; bahan baku: 150.000/1.428.571
Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode berjalan
dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu.
PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode dasar
Untuk mengilustrasikan aplikasi aturan keterkaitan dengan laba, contoh trade-off
input digunakan, dengan menambahkan informasi biaya.
b
Tenaga kerja: 150.000/37.500; bahan baku: 150.000/1.700.000
2007 2008
Jumlah mesin yang diproduksi 120.000 150.000
Jam tenaga kerja yang digunakan 40.000 37.500
Bahan yang digunakan (dalam satuan pon) 1.200.000 1.700.000
Harga jual per unit (mesin) $50 $48
Upah tenaga kerja per jam $11 $12
Biaya bahan per pon $2 $3
Output periode berjalan (tahun 2008) adalah 150.000 mesin. Dari tampilan diatas, rasio
produktivitas periode dasar untuk tenaga kerja dan bahan masing-masing adalah 3 dan 0,100.
Dengan informasi tersebut, jumlah setiap input untuk keadaan tanpa perubahan produktivitas
dapat dihitung sebagai berikut
PQ (tenaga kerja) = 150.000/3 = 50.000 jam
PQ (bahan baku) = 150.000/0,100 = 1.500.000 pon
PQ memperlihatkan jumlah input tenaga kerja dan bahan yang seharusnya digunakan
pada tahun 2008 dengan asumsi tidak ada perubahan produktivitas. Jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan, dihitung dengan mengalihkan jumlah setiap input (PQ) dengan harga
periode berjalan (P) dan menjumlahkannya.
Biaya input aktual diperoleh dengan mengalihkan jumlah input aktual AQ dengan harga
berjalan setiap input (P) dan menjumlahkannya.
Biaya tenaga kerja (37.500 x $12) $ 450.000
Biaya bahan baku (1.700.000 x $3) 5.100.000
Total biaya periode berjalan $ 5.550.000
Akhirnya, pengaruh produktivitas terhadap laba dihitung dengan mengurangkan total
biaya berjalan dari total biaya PQ.
Pengaruh terkait dengan laba = Total biaya PQ Total biaya periode berjalan
= $5.100.000 - $5.550.000
= $450.000 penurunan laba
Perhitungan pengaruh terkait dengan laba mengungkapkan pengaruh bersih perubahan
proses tidak menguntungkan. Laba turun sebesar $450.000 karena perubahan produktivitas.
Pengaruh produktivitas yang terkait dengan laba dapat dihitung untuk satu jenis input. Ukuran
terkait dengan laba memperlihatkan pengaruh pengukuran parsial maupun pengaruh pengukuran
total. Ukuran produktivitas total terkait dengan laba merupakan penjumlahan dari setiap ukuran
parsial. Sifat ini membuat ukuran terkait dengan laba ideal untuk menilai trade-off.
E. Peranan Pengukuran Produktivitas dalam menilai activity improvement
1. Peruasahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan
produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber daya itu.
2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran
produktivitas, baik dalam perencanaan jangaka pendek maupun jangka panjang.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara
memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.
4. Perencanaan target produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan
informasi pengukuran tingkat produktifitas sekarang.
5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat
kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada di antara tingkat produktivitas yang
direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur, dalam hal ini pengukuran produktivitas akan
memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang
terjadi, sehingga korektif dapat diambil.
6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam
membandingkat tingkat produktivitas di antara organisasi perusahaan industry sejenis serta
bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasionalmaupun global.
7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang
berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan tersebut.
8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya
peningkatan produktivitas terus-menerus.
9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk
menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari
waktu ke waktu.
10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat
dalam mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan terus-menerus yang
dilakukan perusahaan.
11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk secara terus-
menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan
lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan
produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakn oleh mereka.
12. Aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara
raisonal, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.
Daftar Pustaka
Hansen, Don R Dan Mowen,maryannem.2009.akuntansi manajeria.penerbit:selemba
empat,Jakarta.
http://dramli.wordpress.com/2009/02/28/bab-2-disertasi/
http://bany-banysastra.blogspot.com/2012_08_01_archive.html
http://www.scribd.com/doc/16733299/Konsep -Produktivitas