DAFTAR ISI................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RS WILLIAM BOOTH SURABAYA...................................6
2.1 LATAR BELAKANG............................................................................................6
2.2 VISI DAN MISI YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN..........6
2.3 FILOSOFI YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN..................7
2.4 SEJARAH PELAYANAN RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH...................................7
2.5 DATA-DATA PERKEMBANGAN :........................................................................9
2.6 SARANA DAN PRASARANA...............................................................................9
2.7 KETENAGAAN................................................................................................13
2.8 TUGAS POKOK DAN FUNGSI..........................................................................13
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS..................................................15
3.1 VISI :...............................................................................................................15
3.2 MISI :.............................................................................................................15
3.3 FALSAFAH :.....................................................................................................15
3.4 TUJUAN..........................................................................................................15
3.5 MOTTO...........................................................................................................16
3.6 NILAI – NILAI DASAR......................................................................................16
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS. WILLIAM BOOTH SURABAYA.........................17
4.1 STRUKTUR ORGANISASI................................................................................17
4.2 KETERANGAN DAN PENGERTIAN...................................................................18
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA RS. WILLIAM BOOTH SURABAYA.......22
BAB VI URAIAN JABATAN........................................................................................23
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA............................................................................24
7.1 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN DEWAN PENGURUS
YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN (YPKBK) DAN OPSIR
PEMBINA.......................................................................................................24
7.2 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN WAKIL DIREKTUR.......................24
7.3 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN KOMITE(MEDIK, KEPERAWATAN
DAN PPI)........................................................................................................24
7.4 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN SATUAN PEMERIKSA
INTERNAL (SPI)..............................................................................................25
7.5 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN STAF MEDIS......................25
7.6 HUBUNGAN KERJA ANTARA KABAG KABID DENGAN JAJARAN DIBAWAHNYA
......................................................................................................................26
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL....................................27
8.1 POLA KETENAGAAN......................................................................................27
8.2 KUALIFIKASI PERSONIL..................................................................................35
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI..................................................................................39
BAB X PERTEMUAN – RAPAT..................................................................................40
1
10.1 DEWAN KEUANGAN RS................................................................................40
10.2 DEWAN PERSONALIA RS..............................................................................41
10.3 DEWAN BIAYA RS..........................................................................................42
BAB XI PELAPORAN................................................................................................44
11.1 PELAPORAN INTERNAL................................................................................44
11.2 PELAPORAN EKSTERNAL..............................................................................44
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Manajemen RS William Booth Surabaya mempunyai kegiatan sebagai
berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat
tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan
perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam
perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu,
pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya,
langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus
dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus
selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk
menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai
dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran yang jelas apa yang
akan dituju, memberikan petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan
apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan
dicapai tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,
menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk
menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan
pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya yang
dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai
prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang
terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer, komite,
instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan
dievaluasi satu tahun sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja
Balanced Score Card. Balanced Score Card merupakan salah satu model
pengukuran kinerja gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan.
4
Pengukuran kinerja dengan Balanced Score Card diukur dari empat
prespektif yaitu:
1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.
2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal, contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan, contoh: peningkatan kemampuan pegawai
dengan diklat internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang
tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum
kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif
dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang
hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan,
proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring,
dicatat oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat
Kerja bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna
perubahan menuju arah yang lebih baik.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
RS WILLIAM BOOTH SURABAYA
2.2.2 Misi :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan melalui misi holistik kita ( tubuh jiwa
dan roh ) – menyelamatkan jiwa – jiwa, Menumbuhkan Para Orang Kudus
dan Melayani penderitaan manusia.
2. Bertanggung jawab untuk memberikan perhatian moral, etika, dan nilai
spiritual yang mengacu pada nilai kita, Intergritas, Kasih, dan Transformasi.
3. Bertanggung jawab untuk mengelola Sumber Daya Manusia dan fasilitas
dengan memperhatikan kualitas dan moralitas sesuai dengan moral kita.
4. Departemen Kesehatan kami kepada masyarakat tidak hanya dari aspek
Kuratif, tetapi juga dari preventif, promotif dan aspek rehabilitatif.
6
2.3 FILOSOFI YAYASAN PELAYANAN KESEHATAN BALA KESELAMATAN
” Hati Kepada Allah, Tangan Terulur Kepada Sesama ” : Hand to Man, Heart to
God
7
Sakit William Booth Surabaya kemudian dikuasai oleh Pemerintah Repoblik
Indonesia. Baru pada Tahun 1947 Rumah Sakit William Booth Surabaya
diserahkan kembali kepada Bala Keselamatan untuk dikelola sampai dengan saat
ini.
Pekerjaan perluasan bagunan Rumah Sakit William Booth Surabaya secara
bertahap dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dana yang tersedia. Beberapa data-
data dan pengembangan bangunan dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Nomor Kode RS : 3578031
2. Nama Rumah Sakit : RS. WILLIAM BOOTH SURABAYA
3. Jenis Rumah Sakit : RS. Umum
4. Kelas Rumah Sakit : TIPE C
5. Nama Direktur : dr. TB. Rijanto, DFM
6. Penyelenggara : Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan
7. Alamat / Lokasi RS : Jl. Diponegoro No.34 Surabaya
7.1 Kab/Kota : Surabaya
7.2 Kode Pos : 60241
7.3 Telp : (031) 5678917-18
7.4 Fax : (031) 5624868
7.5 Email : rs.williamnoothsurabaya@yahoo.co.id
8
2.5 DATA-DATA PERKEMBANGAN :
1. Tahun 1939, Dimulai perluasan bangunan untuk ruangan pembedahan,
perawatan anak dan asrama perawat.
2. Tahun 1971, bangunan untuk perawatan penyakit paru-paru diresmikan
3. Tahun 1974, Kamar Operasi, Laboratorium, Poliklinik dan bangunan Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) diresmikan.
4. Tahun 1982, bangunan Rontgen dan peralatannya di resmikan
penggunaannya.
5. Tahun 1984, Asrama siswa SPK berlantai tiga didirikan. Saat ini
penggunaannya difungsikan sebagai Sekolah AKPER William Booth.
6. Tahun 1985, Bangunan Laboratorium baru diresmikan penggunaannya.
7. Tahun 16 Januari 1988, Bangunan ICU/ICCU diresmikan penggunaannya.
8. Tanggal 01 Maret 1997, bangunan Unit Hemodialisis diresmikan
penggunaanya.
9. Tanggal 01 November 2014 RSWB menjadi privider BPJS KCU Surabaya
10. Tanggal 15 November 2015 Unit HD dengan kapasitas menjadi 6 unit mesin
11. Tanggal 2 Juli 2015 diresmikan Ruang Recover Room dengan 3 tempat tidur
12. Tanggal 2 Juli 2015 diresmikan Unit HD menjadi 14 mesin
1. Tanah
Lokasi RS William Booth Surabayaberada di area pusat kota Surabaya yang
tempatnya terletak atau berkedudukan di jalan raya Diponegoro Nomor 34
Surabaya. Lokasi RS William Booth Surabayaini cukup strategis oleh karena
9
ditunjang dengan kemudahan akses menuju rumah sakit serta dapat
dijangkau oleh masyarakat dalam kota maupun dari luar kota Surabaya.
RS William Booth Surabayamemiliki luas tanah yang cukup besar yaitu
dengan ukuran luas tanah 14.540 M2.
2. Bangunan
Bagunan RS William Booth Surabayayang didirikan sejak tanggal 03 Januari
1924 sampai dengan saat ini memiliki luas Bangunan 7.800 M2. Tampak
depan dari bangunan RS William Booth Surabayamemiliki ciri khas dan
keunikan tersendiri, oleh sebab bangunan ini bergaya Amsterdam School
dengan dominasi atap dan bukaan yang tinggi serta kubah sebagai penanda
ruang penerima (hall) dan ruang lonceng. Sehubungan dengan keunikan
tersebut maka bangunan RS William Booth Surabayaditetapkan sebagai
bangunan cagar budaya dengan surat keputusan Walikota Surabaya Nomor:
188.45/29/436.1.2/2011.
3. Lahan Parkir
RS William Booth Surabayamemiliki area pakir yang cukup luas ± 5.840 M2.
Lahan parkir ini dipandang masih cukup memadai untuk menampung
sejumlah kendaraan milik pasien dan atau keluarga serta tamu lainnya yang
berkunjung untuk urusan yang berkaitan dengan rumah sakit.
4. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
Pada tanggal 13 Juni 2005 RS William Booth Surabaya mulai membangun
sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah untuk kapasitas 180 tempat tidur
atau dengan debit air limbah maksimum 13 M3 per hari yang dilaksanakan
oleh CV. OSAKA BAGASKARA. Sistem pengolahan air limbah yang digunakan
adalah Biofilter dengan mutu hasil pengolahan sesuai SK Gubernur Jatim No.
61/1999.
Instalasi Pengolahan Air Limbah di RS William Booth Surabaya ini telah
dioperasionalkan sejak tanggal 24 November 2005 dengan surat ijin Dinas
Lingkungan Hidup Nomor: 660.31/1190/436.4.20/2005. Surat ijin ini telah
dibaharui kembali pada tanggal 18 Desember 2008 dengan Nomor:
660.31/572/436.6.3/2008 oleh Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
(BPLH) dan pada tanggal 25 April 2016 telah didapatkan surat ijin IPAL yang
baru dengan nomor 660.31/09/436.7.2/2016 untuk masa berlaku sampai
tahun 2019.
5. Listrik
Penyediaan arus listrik mempunyai ijin yang setiap tahun diperbaharui
dengan pembaharuan terakhir masa berlaku sampai dengan 15 Oktober
2016, untuk mendukung operasional alat elektrik medis dan penerangan di
rumah sakit bersumber pada aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara
(PLN) dengan total 407 KVA, namun demikian RS William Booth Surabaya
juga melengkapi penyediaan arus listrik dari dua unit motor diesel
pembangkit listrik (Genset) dengan total 225 KVA dengan ijin masa berlaku
sampai dengan Oktober 2017 yang sewaktu-waktu dapat digunakan apabila
10
PLN mengalami suatu gangguan atau pemadaman untuk sementara waktu
untuk mensuplai kebutuhan rutin harian sebesar 277 KVA.
6. Air
Sumber utama penyediaan air bersih untuk kebutuhan di RS William Booth
Surabaya adalah air PDAM dan untuk menjamin kualitas air yang digunakan
maka rumah sakit melakukan pemeriksaan bakteriologis Air PDAM secara
berkala ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Surabaya.
Disamping itu RS William Booth Surabaya juga menyediakan tandon
persediaan air PDAM dengan kapasitas 39,7 m 3, yang diharapkan dapat
mensuplai kebutuhan operasional rutin rumah sakit sebesar 45-72 m 3 per
hari.
7. Penangkal Petir
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER-
02/MEN/1989 tentang Pemasangan dan Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
maka RS William Booth Surabayatelah menyempurnakan penggunaan
Instalasi Penyalur Petir Elektrostatis KURN.R.85 pada Bulan April 2008
dengan surat ijin Dinas Tenaga Kerja Nomor: 566/259/IV/436.5.10/2008
dengan perpanjangan setiap tahun dengan perpanjangan terakhir sampai
dengan tanggal 09 September 2016. Istalasi Penyalur Petir di RS William
Booth Surabayadilaksanakan oleh CV. POLARITAS TEKNIK dengan spesifikasi
sebagai berikut :
a. Panjang Bangunan : 100 M
b. Lebar Bagunan : 100 M
c. Tinggi Bangunan : 10 M
d. Tinggi Penerima dari atas bangunan : 11 M
e. Jumlah Arde : 1 buah
f. Jumlah SPIT : 1 buah
g. Tahanan Sebaran : R1= 1,7 Ώ
11
Jumlah tempat tidur pasien yang tersedia saat ini di Rumah Sakit William
Booth adalah 144 tempat tidur. Komposisi total jumlah tempat tidur pasien
berdasarkan kelas perawatan dapat dijabarkan dalam tabel berikut ini:
12
2.7 KETENAGAAN
Jumlah total karyawan yang bekerja di Rumah Sakit William Booth yang
terdata sampai dengan Buln Mei 2011 adalah 339 Karyawan. Komposisi jumlah
tenaga berdasarkan jenis ketenagaan dan jenis pendidikan dapat dijabarkan
dalam tabel berikut ini :
13
2. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan SDM, sarana dan prasarana
penunjang Rumah Sakit
3. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan,latihan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan yang berkaitan dengan pengembangan
manajemen dan peningkatan pelayanan Rumah sakit
4. Menyelenggarakan kegiatan sosial kemanusiaan di bidang kesehatan kepada
masyarakat marginal.
14
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS
3.1 VISI :
Menjadi Penyelenggara layanan kesehatan yang bermutu, terbaik dan
terpercaya dalam meningkatkan kualitas hidup manusia secara holistik.
3.2 MISI :
1. Memberikan pelayanan yang professional, manusiawi, tepat waktu dan tepat
guna yang berfokus kepada kaidah keselamatan pasien sesuai dengan
standar pelayanan.
2. Membangun dan mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian
yang menunjang pelayanan kesehatan kepada pelanggan secara
berkesinambungan sesuai dengan perkembangan IPTEKDOK dan pelayanan
perumah sakitan.
3. Mengelola sumber daya manusia yang berintegritas tinggi dalam
memberikan pelayanan dengan memperhatikan nilai – nilai Etik, Moral,
Sosial dan Spiritual.
3.3 FALSAFAH :
1. Pelanggan sebagai titik pusat dari tujuan pelayanan dan pengembangan
sumber daya manusia
2. Kualitas pelayanan yang professional dan akuntabel dilaksanakan sebagai
implementasi dari pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam upaya
memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap pelayanan yang bermutu.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi berbagai
kendala dalam pelayanan dilaksanakan secara berkesinambungan.
4. Bekerja secara tim, selaras dan terkendali dalam segala situasi dan kondisi,
serta berkomitmen untuk mencapai visi dan misi rumah sakit.
5. Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan profesio-
nalisme.
3.4 TUJUAN
Berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat Indonesia melalui pelayanan
dibidang kesehatan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
yang sehat jasmani, sosial dan rohani.
15
3.5 MOTTO
“Melayani Dengan KASIH”.
16
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS. WILLIAM BOOTH SURABAYA
17
4.2 KETERANGAN DAN PENGERTIAN
4.2.1 Pejabat Struktural
a. Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS William Booth Surabaya
yang diangkat oleh Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan
b. Wakit direktur adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing – masing, yaitu;
Wakil Direktur Pelayanan dan Wakil Direktur Umum
c. Wakil Direktur Pelayanan membantu direktur dalam bidang pelayanan medis
dan keperawatan
d. Wakil Direktur Umum membantu direktur dalam bidang umum dan keuangan
e. Kepala Bidang adalah pejabat yang membantu Wadir Pelayanan sesuai bidang
masing-masing, terdiri dari 3 (tiga) bidang yaitu ; Bidang Pelayanan Medik,
Bidang Penunjang Medik dan Bidang Keperawata
f. Kepala Bidang Pelayanan Medik adalah pejabat yang membantu Wadir
Pelayanan untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan IGD,
Instalasi RAJAL, Instalasi Bedah dan Unit Hemodialisa
g. Kepala Bidang Penunjang Medik adalah pejabat yang membantu Wadir
Pelayanan untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan
Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Gizi dan Instalasi Rekam
Medik
h. Kepala Bidang Perawatan adalah pejabat yang membantu Wadir Pelayanan
untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di
rawat inap dan ICU
i. Kepala Bagian adalah pejabat yang membantu Wadir Umum sesuai cakupan
pekerjaan masing-masing, terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu ; Bagian PSDM,
Bagian Keuangan dan Bagian Penunjang Umum
j. Kepala Bagian PSDM adalah pejabat yang membantu Wadir Umum untuk
membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di PSDM,
DIKLAT, Sekretariat dan Payroll
k. Kepala Bagian Keuangan adalah pejabat yang membantu Wadir Umum untuk
membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan di Kasir,
Akuntasni dan Penagihan
l. Kepala Bagian Penunjang Umum adalah pejabat yang membantu Wadir
Umum untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan
pelayanan di Uni Pemeliharaan SARPRAS, Unit Logistik dan Unit Humas-
Marketing
m. Kepala Unit Kerja adalah pejabat yang membantu Kepala Bagian, yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas
satu atau lebih Sub Unit Kerja.
18
n. Kepala Bidang adalah pejabat yang membantu Wadir Pelayanan sesuai
cakupan pekerjaan masing-masing, terdiri dari 3 (tiga) bidang yaitu ; Bidang
Pelayanan Medik, Bidang Penunjang Medik dan Bidang Perawatan.
o. Kepala Bidang Pelayanan Medik adalah pejabat yang membantu Wadir
Pelayanan untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan
pelayanan di Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah,
Instalasi Rehab Medik dan Unit Hemodialisa
p. Kepala Bidang Penunjang Medik adalah pejabat yang membantu Wadir
Pelayanan untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan
pelayanan di Instalasi Farmasi, Instslasi Radiologi, Instslasi Laboratorium,
Instslasi Rekam Medik dan Instalasi Gizi
q. Kepala Bidang Perawatan adalah pejabat yang membantu Wadir Pelayanan
untuk membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan pelayanan ruang
rawat inap Nilam, ruang Topaz, ruang Mirah Delima, Ruang Ratna Cempaka
dan Ruang ICU
r. Kepala Ruangan adalah pejabat yang membantu Kepala Bidang, yang terdiri
dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit.
s. Berikut ini adalah nama-nama Instalasi, Ruangan, Unit dan Sub unit yang ada
di RS William Booth Surabaya :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instslasi Rawat Jalan
3. Instslasi Bedah
4. Instslasi Rehab Medik
5. Instalasi Farmasi
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Radiologi
8. Instalasi Gizi
9. Unit Diklat
10. Unit Pastoral
11. Unit Sekretariat
12. Unit Kasir
13. Unit Penagihan
14. Unit Akuntansi
15. Unit Pemeliharaan Sarana
16. Unit Logistik
17. Unit Humas dan Pemasaran
18. Sub-unit Linen dan Loundry
19. Sub-unit Cleaning service
20. Sub-unit Pest Control
21. Sub-unit Kendaran
19
22. Sub-unit Listrik, air, telepon dan Gas
23. Sup-unit Tehnik
24. Sub-unit elektromedik
25. Sub-unit Taman
26. Sub-unit Pembelian
27. Sub-unit asset
28. Sub-unit gudang
29. Sub-unit operator
30. Sub-unit parkir
31. Sub-unit sekuriti
32. Sub-unit customer care
20
g. Kelompok Staf Medik adalah perangkat rumah sakit yang terdiri dari kelompok
dokter kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan
fungsional sesuai dengan spesialisasi yang ada. Staf Medis (KSM) di RS William
Booth dikelompokkan menjadi 6 (enam) sebagai barikut ;
A. KSM Bedah ; Anastesi, Mata, THT – KL dan Penyakit Kulit dan Kelamin
B. KSM OBGYN KSM OBGYN)
C. KSM Anak
D. KSM Penyakit Dalam ; Jantung, Paru, Radiology dan Patologi Klinik
E. KSM Gigi dan Mulut
F. KSM Umum
21
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
RS. WILLIAM BOOTH SURABAYA
(TERLAMPIR)
22
BAB VI
URAIAN JABATAN
23
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
24
Direktur. Perangkat komite yang lain diangkat dan ditetapkan oleh Direktur
setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite. Dalam pelaksanaan tugasnya,
Komite memberikan laporan secara tertulis dalam bentuk rekomendasi.
25
7.6 HUBUNGAN KERJA ANTARA KABAG KABID DENGAN JAJARAN DIBAWAHNYA
Para Kabag Kabid mempunyai tugas melakukan monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut pelayanan sesuai dengan pembagian tugasnya, namun tidak
menutup kemungkinan bisa melakukan koordinasi diluar pembagian tugasnya
jika berkaitan sampai kepada jajaran dibawah masing-masing.
26
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
27
5. Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.
28
0 1 A p ril 2 0 1 2
Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat berupa peningkatan
mutu pelayanan, perubahan kebijakan pembinaan dan pengembangan, misalnya
pengalihan pencapaian program dari swakelola menjadi pelimpahan pekerjaan
kepada pihak ketiga. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi pula kepada
jumlah beban kerja.
5. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada :
KE
H &T
a. Tipe dan lokasi RS
AECNoAnG
b. Lay out ruang keperawatan
c. Fasilitas dan juknis pelayanan yang diberikan
suAlta
d. Kelengkapan peralatan medik, diagnostik
AN
e. Pelayanan penunjang dari unit lain
n t - W o rksh o p P O L A
f. Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah, dll.
Dari beberapa indicator atau metode penghitungan pola ketenagaan yang
ada, Bagian SDM akan menggunakan beberapa metode dalam pengaturan
pelaksanaan kerja di Unit-unit kerja terkait. Metode yang dipergunakan dalam
pelaksanaan kerja di RS William Booth Surabaya dilakukan dengan metode work-
load analysis dan khusus profesi perawat, penghitungan pola ketenagaan sudah
mempunyai standar yang telah ditentukan dari beberapa standar yang ada.
Penghitungan pola ketenagaan Keperawatan mengadopsi dari Peraturan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, meliputi :
29
0 1 A p ril 2 0 1 2
Kebutuhan staf keperawatan dasar adalah jumlah minimal dari tenaga
keperawatan pada setiap unit / bangsal / ruang sesuai kebijakan rumah sakit
dengan menentukan :
1. Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari
2. Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun
3. Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun : 365 – 86 = 279 hari
4. Jumlah minggu efektif = 279 : 7 = 39,8 minggu
5. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun : 39,8 minggu x 40 jam = 1.592 jam /
tahun.
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Penyakit Dalam 10 3,5 35
2 Bedah 8 4 32
3 Gawat 1 10 10
4 Anak 3 4,5 13,5
5 Kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93
30
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
No Jenis Perawatan
pasien/hr kerja
pasien/hari
1 Askep minimal 7 2 14
2 Askep Sedang 7 0,08 21,56
3 Askep Agak Berat 11 4,15 45,65
4 Askep Maksimal 1 6,16 6,16
Jumlah 26 87,37
31
Kamar Operasi
1. Dasar perhitungan tenaga
2. Jumlah dan jenis operasi
3. Jumlah kamar operasi
4. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam/hari)
5. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumen + sirkulasi)
6. Ketergantungan pasien :
a. Operasi Besar : 5 jam
b. Operasi sedang : 2 jam
c. Operasi kecil : 1 jam
7. Alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD
(Jml jam kep./ hr x Jml. Operasi ) x Jml. Prwt/tim + ( cadangan )
Jam kerja efektif/hr
Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1. Rata-rata jumlah pasien/ hari
2. Jumlah jam perawatan/ hari = 4 jam
Rata-rata jumlah pasien/ hari = 50 orang
1. Tenaga yang dibutuhkan = 50 x 4 = 28,57
7
2. Loss day = 78 x 28,57 = 7,98
279
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
28,57 + 7,98 = 36,55 = 37 orang.
32
0 1 A p ril 2 0 1 2
Critical Care
a. Jumlah perawatan/hari = 12 jam
b. Rata rata jumlah pasien/hari = 10 orang
1. Tenaga yang dibutuhkan 10 x 12 = 17,14
7
KE
H &T
2. Loss day 78 x 17,14 = 4,79
AECNoAnG
279
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan
suAlta
17,14 + 4,79 = 21,93 = 23 orang.
AN n t - W o rksh o p P O L A
Rawat Jalan
a. Jumlah perawatan/hari = 15 menit
b. Rata-rata jumlah pasien/hari = 100 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
100 x 15 = 3,57
7 x 60
2) Koreksi 15% = 15 x 3,57= 0,53
100
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= 3,57 + 0,53 = 4,10 = 4 orang.
Kamar Bersalin
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan
(Kala I s/d IV ) / pasien = 4 jam
b. Rata-Rata jumlah pasien/hari = 10 orang
1) Tenaga yang dibutuhkan
= 10 x 4 = 5,71
7
2) Loss day = 78 x 5,71 = 1,59
279
3) Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan :
= 5,71 + 1,59 = 7,3 = 7 orang.
33
Unit Kamar Bedah / Operasi
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml anggota tim x Jml OK + koreksi 25%
41 jml mg efektif x 40 jam
Kamar Bersalin
Jml jam perawat x 52 mg x 7 hr x jml kunj + koreksi 25%
mg efektif x 40 jam
34
8.2 KUALIFIKASI PERSONIL
No Jabatan / Fungsi Kualifikasi
1 Opsir Pembina Sesuai ketentuan yang ditetapkan Yayasan
2 Direktur S1.Plus
3 Kepala Satuan Pemeriksa
S1 / S2
Internal
4 Wakil DIrektur Umum S1 / S2
5 Wakil Direktur Pelayanan Dokter / Dokter Spesialis
6 Kepala Bidang Pelayanan Medis Dokter / S2
7 Kepala Bidang Penunjang
Dokter / S2
Medis
8 Kepala Bidang Keperawatan S1 Keperawatan, Ns.
9 Kepala Bagian SDM D3 / S1
10 S1 / /S2 Akuntansi / Manajemen
Kepala Bagian Keuangan Keuangan/D3
11 Kepala Bagian Penunjang
S1/D3
Umum
12 Kepala Unit SLTA/D3/S1
13 Kepala Ruangan 1 D3 / S1 Keperawatan
2 Mempunyai masa kerja lebih dari 5
tahun.
14 Dokter IGD 1 Pendidikan S1 Kedokteran Umum
2 Mengikuti pelatIihan ATLS, ACLS, EKG
3 Mempunyai pengalaman di UGD 3 tahun
4 Tanggap terhadap pelaksanaan pelayanan
Gawat Darurat
15 Perawat IGD 1 Pendidikan formal S1 Kep & DIII
Keperawatan
2 Mengikuti pelatihan BLS, PPGD, EKG
3 Mempunyai pengalaman kerja di UGD 1
thn
4 Mampu melaksanakan asuhan
keperawatan Gawat Darurat
16 Driver Ambulance 1 Mempunyai SIM A / B1
2 Mempunyai pengalaman dibidangnya 3
tahun.
3 Cepat, tanggap dan cekatan
4 Memiliki keahlian penanganan gawat
darurat.
17 Perawat Rawat Jalan 1 Pendidikan Formal SPK/D3 Keperawatan
35
2 Mengikuti pelatihan BLS, EKG
3 Mampu melaksanakan asuhan
keperawatan rawat jalan.
18 Kasir 1 Pendidikan minimal SMA/SMK akutansi
2 Menguasai komputer, khususnya
Microsoft Office
3 Menguasai sistem pembukuan dan
keuangan secara umum.
19 Perawat Rawat Inap Ruang ICU 1 Pendidikan formal S1 Kep. DIII
Keperawatan
2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG, Basic ICU,
ACLS
3 Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
ICU min 3-6 bulan
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan pasien kritis.
5 Mampu melaksanakan ketrampilan
Clinical care.
20 Perawat Rawat Inap Ruang 1 Pendidikan formal S1 Kep, DIII Kebidanan
Kebidanan / Perinatologi 2 Mengikuti pelatihan BLS, Resusitasi
Neonatus, NST, ECG
3 Mempunyai SIB, SIPB yang terintegrasi
4 Pernah mengikuti masa orientasi di Ruang
Perinatologi 2-3 bulan
5 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan kebidanan dan perawatan pasien
perinatologi.
21 Perawat Rawat Inap Ruang 1. Pendidikan formal S1 Kep, DIII
Anak Keperawatan
2. Mengikuti pelatihan BLS.
3. Pernah mengikuti masa orientasi di
Ruang Anak min 2-3 bulan
4. Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan dan keperawatan
anak
5. Memiliki rasa kasih sayang kepada anak.
22 Perawat Rawat Inap Ruang 1 Pendidikan formal S1 Kep, D3
Bedah Keperawatan
2 Mengikuti pelatihan BLS
3 Pernah mengikuti masa orientasi di ruang
bedah min 2-3 bulan
36
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan medical bedah.
23 Perawat Anestesi/ Kamr 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Operasi 2 Mengikuti pelatihan Anestesi, BLS, ECG.
3 Pernah mengikuti masa orientasi
dibidangnya 3-6 bulan.
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan pasien dalam proses
pembiusan dan pembedahan.
24 Perawat Asisten dan 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Instrument Kamar Operasi 2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG.
3 Pernah mengikuti pendidikan tindakan
keperawatan di kamar operasi
4 Pernah mengikuti masa orientasi
dibidangnya 3-6 bulan.
25 Radiografer 1 D3 Radiologi / D3 ATRO
2 Diutamakan mempunyai sertifikat PPR
3 Mempunyai pengalaman di bidang
radiologi 2 tahun.
26 Apoteker 1 S1 dan Apoteker
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
27 Asistan Apoteker 1 D3 Farmasi
2 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
28 Analis Medis 1 D3 Analis / Poltekes Analis
2 Mempunyai sertifikat Phlebotomi
3 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
29 Administrasi Analis Medis 1. SMA/SMK/sederajat
30 Fisioterapis 1 D3 Fisioterapi/ Rehabilitasi Medis
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
31 Gizi 1 D3 Gizi
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
32 Dapur 1 D1 / D3 Perhotelan
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
33 Rekam Medis 1 D3 Perekam Medis Rumah Sakit
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
37
34 Staf Engginering 1 S1 Sipil / Informatika
2 STM Mesin / Listrik
3 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
35 Marketing 1 S1 /D3/SLTA segala jurusan
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun
3 Ulet, cekatan, tanggap.
36 Laundry 1 SMA / Sederajat
2 Menguasai system pengolahan Laundry
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
37 Security 1 SMA/Sederajat
2 Mempunyai postur tubuh yang ideal,
sehat rohani dan jasmani
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun
4 Pernah mengikuti pelatihan keamanan.
38
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
39
BAB X
PERTEMUAN – RAPAT
40
f. Rapat Dewan Keuangan diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.
Mekanisme dan tata cara Rapat Dewan Personalia RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota Dewan dan Opsir
Pengurus paling lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Dewan Personalia
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Dewan Personalia kepada para Anggota
Dewan Personalia dan Opsir Pembina Yayasan paling lambat 2 hari sebelum
tanggal Rapat Dewan Personalia.
c. Sekretaris menyampaikan hasil Dewan Personalia kepada para anggota Dewan
Personalia dan Opsir Pembina Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat
Dewan Personalia dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Opsir Pembina Yayasan untuk
membicarakan terlebih dahulu mengenai agenda Rapat Dewan Personalia.
e. Hasil Rapat Dewan Personalia diketahui dan ditandatangani oleh Opsir
Pembina Yayasan.
f. Rapat Dewan Personalia diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan.
41
b. Merencanakan, mengevaluasi pengembangan karir karyawan.
c. Membicarakan masalah-masalah kepegawaian.
d. Menetapkan hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Rumah Sakit.
Mekanisme dan tata cara Rapat Dewan Biaya RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota Dewan dan Opsir
Pengurus paling lambat 3 hari sebelum tanggal Rapat Dewan Biaya
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Dewan Biaya kepada para Anggota
Dewan Biaya dan Opsir Pengurus Yayasan paling lambat 2 hari sebelum
tanggal Rapat Dewan Biaya .
c. Sekretaris menyampaikan hasil Dewan Biaya kepada para anggota Dewan
Biaya dan Opsir Pengurus Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Dewan
Biaya dilaksanakan .
d. Rapat Dewan Biaya RS diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.
Selain ketiga jenis rapat di atas maka secara operasional juga terdapat rapat-
rapat lain yang secara rutin dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
42
JENIS DAN JADWAL RAPAT, RS. William Booth Surabaya
No Jenis Rapat Peserta Jadwal
1 Rapat Anggaran Opsir Yayasan, Direktur, Nopember
Yayasan WDU
2 Rapat Kerja Yayasan Opsir Yayasan, Direktur, Februari
WDU, Kabid.Per, Kabag SDM
3 Rapat Anggaran RS Seluruh pejabat struktural September
4 Rapat Kerja RS Seluruh pejabat struktural Maret
5 Rapat Komite Medik Seluruh SMF, Perangkat KM Setiap Rabu Minggu
dan Jajaran Direksi ke-3
6 Rapat Komite Perawat , Perangkat Komita Setiap Rabu Minggu
Keperawatan dan Jajaran Direksi ke-2
7 Rapat Komite PPI PIC PPI, Perangkat PPI dan Setiap Rabu Minggu
Jajaran Direksi ke-1
8 Weekly Report Seluruh pejabat struktural Setiap hari Selasa
9 Morning Report Seluruh Pelaksna di Tempat Setiap Pagi
Kerja MAsing2
10 Rapat PMKP PIC PMKP, Perangkat PMKP Setiap Rabu Minggu
dan Jajaran Direksi ke-4
11 Rapat Tim Terpadu PIC TIM TERPADU, Setiap Jumat dan
Perangkat TIM dan Jajaran Sabtu
Direksi
12 Rapat SPI Para Kabag, Kabid dan Setiap Kamis Minggu
Jajaran Direksi ke-2
13 Rapat Jajaran Wadir Para Kabid, Ka. Inst dan Setiap Senin
Yan Karu
14 Rapat Jajaran Wadir Para Kabag dan Kanit Setiap Senin
Umum
43
BAB XI
PELAPORAN
44
11.2.2 Laporan BULANAN Eksternal Terdiri Dari :
a. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Surabaya
b. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Surabaya
c. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Surabaya
b. Laporan RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan -Jakarta.
c. Laporan RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
d. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian
Kesehatan – Jakarta.
e. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian
f. Kesehatan – Jakarta.
g. Laporan Jamkesda, Jamkeskot & SPM ke Dinas Kesehatan Kota Batu.
h. Laporan Klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
i. Laporan Kegiatan Rapat Dewan Keuangan dan Personalia ke Yayasan
Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan di Bandung
45
25. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan Jakarta.
26. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke Direktorat
Jendral Bina Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI Jakarta.
27. Laporan Pelayanan Medis RS. Baptis Batu ke Yayasan Rumah Sakit Baptis
Indonesia (YRSBI) – Jakarta.
28. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) – Dinas
Kesehatan Kota Batu.
29. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) – Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
30. Laporan tahunan kunjungan IGD dan IRJ untuk laporan pajak
31. Laporan Kinerja RS ke Yayasan Pelayanan Kesehatan Bala Keselamatan di
Bandung
46