Pengujian substantif yang mungkin dilakukan terhadap asersi-asersi saldo persediaan dan tujuan
audit atas saldo akun khusus yang berhubungan dengan asersi itu.
(ISA 330) 20. Prosedur Substantif yang berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan :
Prosedur substantif yang dilakuakn auditor harus mencakup prosedur audit berikut yang
berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan :
(a) Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang
melandasinya; dan
(b) Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selama
penyusunan laporan keuangan (Ref: Para. A52)
PROSEDUR AWAL
Salah Satu prosedur awal yang penting adalah menyangkut usaha untuk mendapatkan
pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna menetapkan konteks untuk
mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka penting
untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses pabrikasi. Dan
jika klien itu mcrupakan pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk serta
peran yang dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini.
PENGUJIAN RINCIAN TRANSAKSI
Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung dan penelusuran untuk
mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan.
Pengujian Ayat Jurnal atas Akun Persediaan
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian bertujuan
ganda selama melaksanakan pekerjaan interim.
Contoh vouching ayat jumal yang tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan
dokumen pendukung.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang dagang atan bahan baku ke faktur penjual,
laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barangjadi ke catatan biaya
pabrikasi dan laporan produksi.
Ayat jnrnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan
catatan penjualan.
Ayat jumal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan biaya
pabrikasi dan laporan produksi.
Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan
Tujuan dan sifat dari pengujian pisah-batas penjualan serta pembelian masing-masing
telah dijelaskan di bab sebelumnya, yaitu dalam hubungannya dengan audit atas saldo piutang
usaha dan hutang usaha.
MELAKSANAKAN PENGUJIAN
Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan.
Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label.
Menentukan label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah dikendalikan
dengan semestinya.
Melakukan pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas.
Mewaspadai wadah-wadah yang kosong yang mungkin ada.
Mewaspadai persediaan barang yang rusak dan usang.
Menilai kondisi umum persediaan.
Mengidentifikasi dokumen penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan.
Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat pergerakannya.
PERSEDIAAN YANG DITENTUKAN DENGAN SAMPEL STATISTIK
Perhitungan ini harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu auditor
harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan
kuantitas yang diperlukan.
(ISA 530) A4. Sampling audit - Perancangan Sampel
Sampling audit memungkinkan auditor untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti audit tentang
beberapa karakteristik unsur unsur yang dipilih untuk membentuk atau membantu dalam
menarik kesimpulan tentang populasi yang menjadi asal sampel tersebut. Sampling audit dapat
diterapkan dengan menggunakan pendekatan sampling secara statistik atau nonstatistik.
PENGAMATAN PERSEDIAAN AWAL
Auditor mungkin akan ditunjuk sesudah persediaan awal dihitung atau diminta untuk
memberikan laporan mengenai laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya.
Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh kepuasan audit
dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji transaksi persediaan
sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap persediaan.
DAMPAK TERHADAP LAPORAN AUDITOR
Apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan persediaan awal atau auditor
tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka auditor dilarang untuk mengeluarkan
laporan audit standar.
(ISA 315) 22. Pemantauan atas Pengendalian
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang aktivitas utama yang digunakan oleh
entitas untuk memantau pengendalian internal atas pelaporan keuangan, termasuk yang berkaitan
dengan aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit, dan bagaimana entitas melaksanakan
tindakan perbaikan terhadap defisiensi dalam pengendaliannya.
Penjelasan
Kelengkapan
Namun pengamatan tidak dapat memberikan bukti mengenai asersi hak dan kewajiban karena
barang yang ada di tangan mungkin disimpan menurut kontrak konsinyasi, atau untuk
kemudahan salah satu pelanggan yang sudah memegang hak milik
Pengujian Klerikalatas Akurasi Daftar Persediaan
Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar perhitungan
persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang dihitung.Harga
barang barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dolar
persediaan yang ada ditangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien untuk membuat setiap
ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai dengan
yang ada di tangan, auditor harus melakukan penujian klerikal tertentu untuk memastikan bahwa
daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik.
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam daftar
persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantias dengan harga per unit atas dasar
pengujian.
Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga pokok
maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan asersi penilaian
atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur penetapan harga yang
digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun tahun sebelumnya.
Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien harus
memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan harga yang
digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya, konsistensi penetapan
harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya dalam audit
yang berulang dan / atau laporan keungan sebelumnya.
Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yang memungkinkan dan
menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan kewajaran harga pokok
bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor biasanya akan :
Membandingkan harga pokok barang barang persediaan dengan catalog penjualan tahun
berjalan.
Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun
Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indicator
berubahnya kondisi pasar
Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan usang
serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan
JASA JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS PRODUKSI
Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh setiap
perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan profibilitas
dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah masalah seperti nilai realisasi bersih persediaan,
auditor harus memperhitungkan risiko bisnis klien, risiko adanya produk pengganti atau
perebutan pangsa pasar oleh pesaing, serta harus berbagi pengetahuan dan pemehaman tentang
hal ini dengan klien