DAFTAR ISI................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM RS BUDI AGUNG PALU ................................................5
2.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................5
2.2 FILOSOFI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU...................................................6
2.3 SEJARAH PELAYANAN RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU..............................6
2.4 DATA-DATA PERKEMBANGAN :.......................................................................7
2.5 SARANA DAN PRASARANA...............................................................................9
2.6 KETENAGAAN................................................................................................12
2.7 TUGAS POKOK DAN FUNGSI..........................................................................13
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS.................................................14
3.1 VISI :...............................................................................................................14
3.2 MISI :.............................................................................................................14
3.3 FALSAFAH :.....................................................................................................14
3.4 TUJUAN..........................................................................................................14
3.5 MOTTO...........................................................................................................14
3.6 NILAI – NILAI DASAR......................................................................................14
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RS. BUDI AGUNG PALU.......................................17
4.1 STRUKTUR ORGANISASI................................Error! Bookmark not defined.
4.2 KETERANGAN DAN PENGERTIAN...................................................................14
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA RS. BUDI AGUNG PALU ....................17
BAB VI URAIAN JABATAN.......................................................................................18
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA...........................................................................19
7.1 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN PENGURUS YAYASAN PELAYANAN
KESEHATAN BALA KESELAMATAN (YPKBK) DAN YAYASAN .........................19
7.2 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN WAKIL DIREKTUR.......................19
7.3 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN KOMITE(MEDIK, KEPERAWATAN DAN PPI)
......................................................................................................................19
7.4 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN SATUAN PEMERIKSA INTERNAL (SPI)
......................................................................................................................20
7.5 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN STAF MEDIS.....................20
7.6 HUBUNGAN KERJA ANTARA KABAG KABID DENGAN JAJARAN DIBAWAHNYA20
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL....................................21
8.1 POLA KETENAGAAN......................................................................................21
8.2 KUALIFIKASI PERSONIL..................................................................................26
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI.................................................................................30
BAB X PERTEMUAN – RAPAT.................................................................................31
10.1 KEUANGAN RS................................................................................................
10.2 KEPEGAWAIAN RS..........................................................................................
10.3 BIAYA RS.....................................................Error! Bookmark not defined.
BAB XI PELAPORAN................................................................................................34
1
11.1 PELAPORAN INTERNAL................................................................................34
11.2 PELAPORAN EKSTERNAL..............................................................................35
BAB I
2
PENDAHULUAN
Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu organisasi
yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat. Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah
pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka mendapatkan
dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat
menampung masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat
melayani mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan
kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk menutupi biaya operasional mereka
meskipun tidak meninggalkan unsur sosial sama sekali. Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit
swasta itu memunculkan persaingan baru dalam industri jasa di bidang pelayanan
kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit swasta berupaya memperlengkapi pelayanan mereka
dengan peralatan kesehatan yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan
profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna jasanya
(pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai perusahaan jasa yaitu
perusahaan yang memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat membutuhkan jasa
dari perusahaan tersebut. Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah
sakit berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi
nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa dibatasi
oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit.
Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada
perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa
penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3
Manajemen RS Budi Agung Palu mempunyai kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai
perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai.
Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, agar
dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan aktifitas dan
tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam perusahaan, yang meliputi
pemberian tugas tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan
kepada individu- individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas
tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya, langkah
berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh
manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus selalu mengadakan pendekatan dan
perbaikan yang diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja
dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran yang
jelas apa yang akan dituju, memberikan petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan
apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai
tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan
selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang
sudah ditentukan, hal ini penting untuk menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan.
Dalam mengadakan pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya
yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi
masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya penyimpangan yang terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, Direktur, komite, instalasi dan
bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja ini akan menjadi bahan evaluasi dengan
indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
dasar yang merupakan urusan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolok ukur pelayanan minimum yang
diberikan kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif
dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau
manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat oleh unit-unit yang terkait
4
dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja bulanan. Evaluasi dari laporan akan
dilakukan implementasi guna perubahan menuju arah yang lebih baik.
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU
5
Agung Palu pada awalnya adalah Klinik Bersalin, tapi dengan berjalannya waktu, maka RS
Budi Agung Palu harus mampu pula bersaing dengan rumah sakit lain dan mampu pula
menghadapi Tantangan Era Globalisasi.
Pada era Globalisasi Rumah Sakit diharapkan dapat mengikuti Perkembangan diantara
perkembangan Teknologi dan Meningkatkan pelayanan terhadap customer (pasien) dengan
lebih memperhatikan nilai kepuasan,
Dalam memberikan pelayanan ini pun harus sesuai dengan prosedur karena pada era
globalisasi ini, semua tindakan dapat menimbulkan tuntutan Malpraktek. Oleh karena itu
RS. Budi Agung harus mempelajarai kekuatan & kelemahan serta tantangan dan peluang
yang ada untuk mencapai sasaran meningkatkan kunjungan dan BOR rumah sakit, maka RS.
Budi Agung harus membuat renstra yang tetap berfokus kepada visi dan misi Rumah Sakit
Budi Agung Palu .
RS Budi Agung Palu terletak di Jalan Maluku No.44 Palu, Kelurahan Lolu Selatan,
Kecamatan Palu Timur, Kota Palu 94112, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Telpon 0451
421 360 , 422 460, 422 355 Fax : 0451 424 145 , email : rsbudiagungpalu@gmail.com , yang
berdiri di atas lahan seluas lebih dari 16.955 M2
Pekerjaan perluasan bagunan Rumah Sakit Budi Agung Palu secara bertahap
dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dana yang tersedia. Beberapa data-data dan
pengembangan bangunan dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Nomor Kode RS : 7271095
2. Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Budi Agung Palu
3. Jenis Rumah Sakit : Swasta
4. Kelas Rumah Sakit : Kelas C
5. Nama Direktur : dr. Ida Bagus Yadnya Putra
6. Penyelenggara : Yayasan
7. Alamat / Lokasi RS : Jl. Maluku No. 44 Palu
7.1 Kab/Kota : Palu
7.2 Kode Pos : 94112
7.3 Telp : (0451) 421360 - 422460 - 423355
7.4 Fax : (0451) 424145
6
7.5 Email : rsbudiagungpalu@gmail.com
8. Luas Rumah Sakit
8.1 Tanah : 16.955 M2
8.2 Bangunan : 8.750 M2
9. Surat izin / penetapan
9.1 Nomor : 91200063034050001
9.2 Tanggal : 15 Februari 2022
9.3 Oleh : DPMPTSP Kota Palu
9.4 Sifat : Perpanjangan
9.5 Masa berlaku s/d tahun: 15 Februari 2027
10. Penyelanggara Rumah Sakit
10.1 Nama : Yayasan Budi Agung Palu
10.2 Status : Yayasan
11. Akreditasi Rumah Sakit
11.1 Penetapan : 5 Pelayanan
11.2 Status : Paripurna
11.3 Tanggal Akreditasi : 20 Maret 2019
7
– 1 Ruang fisiotherapi ( 2 TT)
– 1 Ruang kelas III untuk pria ( 6 TT)
– 1 Ruang kelas III untuk wanita ( 6 TT)
Untuk memenuhi standar sebagai rumah sakit ketua yayasan melangkapi sarana
dan prasarana rumah sakit di antaranya membangun ruang praktek
dokter/poliklinik serta menambah peralatan rumah sakit yang canggih di
sesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit
3. Tahun 1990, tepatnya tanggal 18 agustus 1990 klinik bersalin mulai menempati gedung
baru yang terletak disebelah bangunan lama dengan kapasitas sebanyak 9 TT yang
terdiri dari :
– 2 Ruang VIP Utama ( masing – masing 1 TT)
– 1 Ruang Kelas I ( 1 TT)
– 1 Ruang kelas II ( 2 TT)
– 1 Ruang kelas III ( 4 TT)
Untuk ruang bersalin di fungsikan sebagai
– Ruang Gawat darurat dengan 3 TT
– Ruang ICU dengan 4 TT
– 5 Ruang Utama masing – masing 1 TT
4. Tahun 1994, dengan meningkatnya permintaan kamar VIP serta pelayanan dengan
menggunakan peralatan yang lebih maju/canggih maka pada tahun 1994 di bangun 6
ruang VIP dengan fasilitas kamar yang lengkap dan penambahan ruang operasi
5. Tahun 2002 di adakan perubahan/renovasi dan sekaligus penambahan kamar , 2 kamar
VIP dan 3 kamar kelas I
6. Tahun 2005, dengan meningkatnya permintaan kamar maka pada tahun 2005, RS Budi
Agung melakukan penambahan kamar yaitu 2 kamar sweet room, 6 kamar VIP A, 10
kamar VIP B , 1 kamar kelas I, (Bima I) , 2 kamar VIP ( Bima II dan III )
7. Tahun 2011, penambahan 10 kamar VIP ( Kresna ) dan RS Budi Agung menambah
beberapa peralatan untuk rehabilitasi Medis, seperti EEG, TREADMILL, 2 PANTIEN
MONITER, ALAT – ALAT LABORATORIUM, DC SHOCK
Dan sampai saat ini RS Budi Agung yang mempunyai kelas Tipe C dengan Kapasitas TT
sebanyak 96 Bed yang terdiri dari 82 bed perawatan umum dan 14 bed kamar bersalin
yang di dukung oleh dokter umum dan 56 dokter spesialis serta 238 karyawan medis
dan non medis , RS budi agung juga melaksanakan perluasan ruangan UGD dan ICU
serta ICCU dengan membangun bangunan baru , serta bangunan VIP dengan kapasitas
10 kamar
8
8. Tahun 2012, RS Budi Agung semakin berkembang dengan memberikan pelayanan
penderita rawat inap, sehingga di harapkan bisa memilki kamar menjadi 106 kamar dan
kapasitas 136 TT. Melaksanakan pula perluasan :
– Renovasi perawatan anak
– Renovasi bagian informasi kamar bersalin
– Renovasi bagian eksterior depan RS Budi Agung
1. Tanah
Lokasi RS Budi Agung Palu berada di area pusat kota Palu yang tempatnya terletak atau
berkedudukan di jalan Budi Agung No.1 Palu. Lokasi RS. Budi Agung cukup strategis
oleh karena ditunjang dengan kemudahan akses menuju rumah sakit serta dapat
dijangkau oleh masyarakat dalam kota maupun dari luar kota Palu.
RS Budi Agung Palu memiliki luas tanah yang cukup besar yaitu dengan ukuran luas
tanah 14.675 M2.
2. Bangunan
Bagunan RS Budi Agung Palu yang didirikan sejak tanggal 20 Maret 1973 sampai dengan
saat ini memiliki luas Bangunan 8.162 M2. Tampak depan dari bangunan RS Budi Agung
terdiri dari bangu nan 2 lantai, untuk pelayanan administrasi dan poliklinik serta IGD.
Kemudian bangunan-bangunan lainnya masih merupakan bangunan sejak berdirinya
yang mengalami renovasi-renovasi untuk mempertahankan fisik bangunannya.
3. Lahan Parkir
RS Budi Agung Palu memiliki area pakir yang cukup luas ± 5.840 M2. Lahan parkir ini
dipandang masih cukup memadai untuk menampung sejumlah kendaraan milik pasien
dan atau keluarga serta tamu lainnya yang berkunjung untuk urusan yang berkaitan
dengan rumah sakit.
9
Instalasi Pengolahan Air Limbah di RS Budi Agung Palu ini, beroperasi berdasarkan
surat ijin Badan Lingkungan Hidup Kota Palu Nomor: 503/16.72/05/I.PLC/VII/2020.
Surat ijin ini berlaku selama 5(lima) tahun terhitung mulai tanggal 16 JULI sampai 16
JULI 2025.
5. Listrik
Penyediaan tenaga listrik disuplay oleh gardu PLN yang berkekuatan 500 KVA dengan
izin SLO operasional dan SLO instalasi dari konsultan listrik yang telah ditunjuk langsung
oleh kementrian ESDM (Enenrgi dan Sumber Daya Mineral) dan dibackup oleh mesin
diesel merek Perkins + Stamford berkekuatan 500 KVA dengan panel otomatis dan
memiliki SLO genset dari konsultan yang ditunjuk langsung oleh kementrian ESDM dan
izin operasional dari perijinan terpadu satu pintu Provinsi Sulawei Tengah.
6. Air
Sumber utama penyediaan air bersih untuk kebutuhan di RS Budi Agung Palu adalah air
sumur gali/bor, dan didukung dengan air PDAM sebagai cadangan. untuk menjamin
kualitas air yang digunakan maka rumah sakit melakukan pemeriksaan bakteriologis Air
secara berkala ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Palu. Disamping itu
RS Budi Agung Palu juga menyediakan beberapa tandon persediaan air di beberapa titik
startegis, yang diharapkan dapat mensuplai kebutuhan operasional rutin rumah sakit
7. Penangkal Petir
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER-02/MEN/1989
tentang Pemasangan dan Pengawasan Instalasi Penyalur Petir maka RS. Budi Agung
Palu telah menyempurnakan penggunaan Instalasi Penyalur Petir Elektrostatis
KURN.R.100 pada Bulan Juli 2018 dengan surat keterangan Dinas Tenaga Kerja Nomor:
560/0178/Bid.PHI.Was dengan perpanjangan setiap tahun dengan perpanjangan
terakhir sampai dengan Bulan Mei 2023. Istalasi Penyalur Petir di RS Budi Agung Palu
dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Jenis/Merek/Type : Elektrostatik / KUR R-100
b. Tahun pembuatan /Pemansangan : 2018
c. Tinggi Bangunan : 14,62 Meter
d. Tinggi Penerima dari atas bangunan : 11 M
e. Asal Negara Pembuat : Indonesia
f. Jumlah Pembuai :3
10
Sarana dan prasarana non medis berupa peralatan perkantoran dan alat lainnya yang
menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Budi Agung Palu, tercatat dalam buku
daftar inventaris alat non medis dan kami lampirkan dalam buku profil ini.
Jumlah tempat tidur pasien yang tersedia saat ini di Rumah Sakit Budi Agung Palu
adalah 149 tempat tidur. Komposisi total jumlah tempat tidur pasien berdasarkan kelas
perawatan dapat dijabarkan dalam tabel berikut ini:
11
Jumlah 149 100%
Dapat di sampaikan pula sebagai informasi bahwa khusus untuk tenaga medis, Rumah
Sakit Budi Agung juga memiliki tenaga medis dokter spesialis dan subspesialis, yang bekerja
paruh waktu dan memberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Budi Agung. Jumlah total
dokter spesialis dan subspesialis tersebut adalah 31 orang dokter.
12
2.8 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Tugas pokok Rumah Sakit Budi Agung Palu adalah memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan menyeluruh serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Fungsi RS. Budi Agung Palu adalah :
1. Menyelenggarakan kegiatan serta upaya dalam bidang pelayanan kesehatan
2. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan SDM, sarana dan prasarana penunjang Rumah
Sakit
3. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan,latihan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dibidang kesehatan yang berkaitan dengan pengembangan manajemen dan
peningkatan pelayanan Rumah sakit
4. Menyelenggarakan kegiatan sosial kemanusiaan di bidang kesehatan kepada
masyarakat marginal.
13
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS
3.1 VISI :
Menjadi Rumah Sakit yang memberikan pelayanan prima dan berkualitas
3.2 MISI :
1. Menyelenggarakan pelayanan Kepada Masyarakat secara tepat, cepat dan akurat
2. Meningkatkan sarana dan prasarana sehingga pelayanan masyarakat sesuai standar
prosedur operasional
3. Membantu program pemerintah dalam pelayanan kesehatan di bidang sosial
3.3 FALSAFAH :
“Melayani dengan senang hati”
3.6 MOTTO
“Senyum, sapa, segar, simpati, serius, sukses”
14
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT BUDI
AGUNG PALU
4.1 STRUKTUR ORGANISASi
17
4.2 KETERANGAN DAN PENGERTIAN
4.2.1 Pejabat Struktural
a. Direktur adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Budi Agung Palu yang diangkat oleh
Yayasan Budi Agung Palu
b. Kepala Bidang/Bagian adalah pejabat yang membantu Direktur sesuai Bagian masing-
masing, terdiri dari 5 (lima) Pelayanan yaitu ; Bagian Pelayan Medis, Bagian Penunjang
Medis, Bagian Keperawatan, Bagian Umum dan Adminstrasi, Bagian Accounting dan
Keuangan.
c. Kepala Bidang Pelayan Medis adalah pejabat yang membantu Direktur dalam mengelola
Pelayanan Medis meliputi : Instalasi gawat darurat, Instalasi kamar bersalin, ICU, ICCU,
Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap.
d. Kepala Bagian Penunjuang Pelayanan Medis adalah pejabat yang membantu Direktur
dalam mengelola, mengawasi dan mengendalikan Instalasi Laboraturium, Instalasi
Radiologi, Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, dan Rekam Medis.
e. Kepala Bagian Perawatan adalah pejabat yang membantu Direktur untuk dalam
mengelola pelayanan keperawatan yang meliputi Seksi Pelayanan Keperawatan dan Seksi
Asuhan Keperawatan.
f. Kepala Bagian Umum dan Administrasi adalah Pejabat Pembantu yang membantu
direktur dalam mengelola, mengawasi, dan mengendalikan Unit Sub. Bagian Diklat, Sub.
Bagian IPSRS, Sub. Bagian HUMAS, dan Sub. Bagian Teknologi dan Informasi (IT).
g. Kepala Bagian Accounting dan Keuangan adalah pejabat yang membantu Direktur untuk
membantu mengelola, mengawasi dan mengendalikan Unit Sub. Bagian Keuangan dan
Sub.Bagian Akuntansi.
h. Kepala Ruangan Pelayanan adalah pejabat yang membantu Kepala Bidang/ Bagian, yang
terdiri dari tenaga yang memiliki fungsi tertentu sebagai tenaga yang mengkordinir unit
pelayanan dibawah kepala bidang yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi
pelayanan maupun pendukung operasional rumah sakit.
i. Berikut ini adalah nama-nama Instalasi, Ruangan, Unit dan Sub unit yang ada di RS. Budi
Agung Palu :
a) Instalasi Gawat Darurat
b) Instslasi Rawat Jalan
c) Instslasi Bedah Sentral
d) Instalasi Farmasi
e) Instalasi Laboratorium
f) Instalasi Radiologi
g) Instalasi Gizi
h) Instalasi Pemeliharaan Sarana
i) Sub. Bagian Diklat
j) Unit Sekretaris
k) Sub. Bagian Akuntansi
l) Sub. Bagian Keuangan
m) Sub. Bagian Humas
14
n) Sub. Bagian IPSRS
o) Penanggung Jawab Sanitasi
p) Penanggung Jawab Alat Medik
q) Penanggung Jawab Ambulans
r) Penanggung Jawab Kelistrikan
s) Penanggung Jawab Kebersihan
t) Penanggung Jawab O2/ Taman
u) Penanggung Jawab Keamanan
v) Penanggung Jawab Laundry
15
c. Kelompok Staf Medis Saraf
d. Kelompok Staf Medis Kulit dan Kelamin
e. Kelompok Staf Medis Bedah
f. Kelompok Staf Medis Penyakit Kandungan
g. Kelompok Staf Medis Anestiologi
h. Kelompok Staf Medis THT
i. Kelompok Staf Medis Gigi dan Mulut
j. Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam dan Kardiologi
H. Kelompok Terapi Farmasi adalah perangkat rumah sakit yang terdiri dari dokter yang
bekerja dibidang medis, apteker penanngung jawab, dan apoteker pembantu serta
perawat yang bergabung dikomite keperawatan dan disetiap pelayanan perawatan.
I. Komite PMKT adalah kelompok yang bertanggung jawab dalam peningkatan mutu
pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab langsung kepada direktur.
16
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
RS. BUDI AGUNG PALU
(TERLAMPIR)
17
BAB VI
URAIAN JABATAN
18
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
7.1 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN PENGURUS YAYASAN BUDI AGUNG
PALU
Direktur adalah pemimpin tertinggi dari RS Budi Agung Palu Pengelolaan Rumah Sakit
dilakukan oleh Direktur. Dalam menjalankan tugasnya Direktur bertanggung jawab kepada
Pengurus Yayasan Budi agung Palu. Yayasan Budi Agung Palu melakukan pembinaan dan
pengawasan dalam pengelolaan Rumah Sakit dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan
pelayanan untuk tercapainya visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.
Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur dan pembinaan
serta pengawasan dari Pengurus Yayasan Budi Agung Palu. sehingga dalam
pertanggungjawaban tugas dan kewajiban antara Pengelola dan Pengurus adalah bersifat
tanggung renteng.
Mengambil tindakan atas nama Yayasan jika dalam hubungan tenaga kesehatan dan
pasien terjadi penyimpangan/ pelanggaran moral, etika profesi, hokum dan jika terjadi hal
tersebut maka harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Yayasan.
7.2 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN KEPALA BIDAN DAN KEPALA BAGIAN
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Direktur dapat memberikan kewenangan yang ada
padanya kepada Kepala Bidang/ Bagian sesuai dengan bidfang dan bagian masing-masing.
Para Kepala BIdang/ Bagian berhak dan berwenang bertindak atas nama Direktur setelah
mendapat persetujuan dari Direktur dan secara admisntrasi selalu memberikan tembusan
surat kepada direktur.
Apabila Direktur berhalangan tetap menjalankan pekerjaannya atau apabila jabatan itu
terluang dan penggantinya belum memangku jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut
dipangku oleh salah seorang yang ditunjuk sementara oleh Pengurus Yayasan Budi Agung
Palu
Apabila Direktur dan semua Kepala Bidang/ Bagian berhalangan tetap melakukan
pekerjaannya atau jabatan Direktur terjadi kekosongan maka, sementara pengelolaan
Rumah Sakit dijalankan oleh Pengurus Yayasan Budi Agung Palu yang berprofesi sebagai
dokter, Dalam keadaan Direktur berhalangan sementara untuk menjalankan tugas maka,
Direktur menunjuk salah satu Kepala Bidang/Bagian Untuk menggantikan tugasnya sebagai
Pelaksana tugas harian direktur selama direktur tidak berada ditempat dengan cara
memberikan surat kuasa kepada kepala Bidang/Bagian.
7.3 KOORDINASI ANTARA DIREKTUR DENGAN KOMITE (MEDIK, KEPERAWATAN DAN PPI)
Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit Budi
Agung Palu. Ketua Komite diangkat dan ditetapkan oleh Direktur. Perangkat komite yang
lain diangkat dan ditetapkan oleh Direktur setelah mendapat rekomendasi dari Ketua
Komite. Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite memberikan laporan secara tertulis dalam
bentuk rekomendasi.
19
7.4 HUBUNGAN KERJA ANTARA DIREKTUR DENGAN SATUAN PEMERIKSA INTERNAL (SPI)
Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
RS Budi Agung Palu. Tugas pokok Satuan Pemeriksan Internal adalah melaksanakan
pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit agar
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam, Satuan Pemeriksaan
Internal berfungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b. Merancang dan melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan pengendalian intern.
c. Melakukan identifikasi risiko.
d. Mencegah terjadinya penyimpangan.
e. Memberikan konsultasi pengendalian intern.
Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas disampaikan kepada
Direlktur dalam bentuk rekomendasi.
20
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
21
dengan pola pengembangan yang berbeda di masing-masing unit pelayanan. Teknik yang
dimaksudkan meliputi :
1. Mudah dilakukan, menggunakan data yang sudah dikumpulkan dan sudah tersedia
2. Mudah digunakan, hasil perhitungan dapat berkontribusi pada kebijakan staffing di
pelayanan kesehatan
3. Komprehensif, hasilnya dapat diterima oleh manajemen, misalnya yang berhubungan
dengan keuangan
4. Realistis, hasilnya tidak membebani budgeting dan alokasi sumber daya.
22
kerja jabatan akan bergantung kepada ada tidaknya perubahan target dari program yang
ditetapkan oleh unit kerjanya. Khususnya faktor klien meliputi :
a. Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
b. Tipe klien sesuai dengan penyakitnya, usia, maupun faktor
spesifik
c. Jumlah klien dan fluktuasinya
d. Keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi
kesehatannya
e. Harapan klien dan keluarganya.
2. Perubahan fungsi-fungsi
Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi unit kerja. Perubahan fungsi unit kerja
memiliki kecenderungan mempengaruhi bentuk kelembagaan. Dengan adanya perubahan
fungsi unit berarti juga mempengaruhi peta jabatan.
3. Perubahan komposisi karyawan
Komposisi karyawan dapat digambarkan dalam penempatan karyawan dalam jabatan
mengikuti peta jabatan yang ada. Perubahan komposisi karyawan berarti perubahan pula
penempatannya, baik karena pensiun, promosi, mutasi, tingkat pendidikan dan pengalaman
karyawan, kelangkaan tenaga spesialis, kebijakan pengaturan dinas atau karena hal lain.
Perubahan komposisi karyawan merupakan perubahan jumlah karyawan dalam formasi.
4. Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi
Perubahan lain yang mempengaruhi organisasi dapat berupa peningkatan mutu
pelayanan, perubahan kebijakan pembinaan dan pengembangan, misalnya pengalihan
pencapaian program dari swakelola menjadi pelimpahan pekerjaan kepada pihak ketiga.
Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi pula kepada jumlah beban kerja.
5. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada :
a. Tipe dan lokasi RS
b. Lay out ruang keperawatan
c. Fasilitas dan juknis pelayanan yang diberikan
d. Kelengkapan peralatan medik, diagnostik
e. Pelayanan penunjang dari unit lain
f. Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah, dll.
Dari beberapa indicator atau metode penghitungan pola ketenagaan yang ada, Bagian
SDM akan menggunakan beberapa metode dalam pengaturan pelaksanaan kerja di Unit-
unit kerja terkait. Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan kerja di RS Budi Agung
Palu dilakukan dengan metode work-load analysis dan khusus profesi perawat,
penghitungan pola ketenagaan sudah mempunyai standar yang telah ditentukan dari
beberapa standar yang ada. Penghitungan pola ketenagaan Keperawatan mengadopsi dari
Peraturan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, meliputi :
DEPKES 2005
1. Pengelompokan unit kerja di Rumah Sakit
23
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang
ada di rumah sakit.Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di Rumah Sakit
sebagai berikut:
a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak/ perinatal
c. Rawat inap intensif
d. Gawat darurat (IGD)
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan (factor koreksi) dengan:
1.1.1.5.1.1. Hari Libur / Cuti / Hari besar (Loss day)
24
Loss day:
Contoh Kasus:
NO Katogori # Rata-rata jml Jumlah jam Jumlah jam
pasien/hari * perawatan/hari perawatan/hari
(cxd)
a b C d e
1 Askep minimal 7 2 14
(minimal care)
2 Askep sedang 7 3,08 21,56
3 Askep agak berat 11 4,15 45,65
4 Askep maksimal 1 6,16 61,16
Jumlah 26 87,37
Keterangan:
#: Uraian penjelasan terlampir
25
*: berdasarkan penelitian di luar negri
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
1.2.1.1.1. Hari libur/cuti/hari besar (loss day):
1.2.1.1.1. Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non keperawatan (non- nursing
jobs)
seperti contohnya:membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan , kebersihan
alat-alat makanpasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan
Jumlah tenaga: tenaga yg tersedia + factor koreksi 15,9 + 3,9 = 19,8 (dibulatkan 20
perawat/ bidan) Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan dalam contoh kasus diatas adalah
sebanyak 20 Orang
2. Kamar Operasi
a. Dikamar Operasi
Dasar perhitungan tenaga di kamar operasi
1. Jumlah dan jenis operasi
2. Jumlah kamar operasi
3. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja
4. Tugas perawat di kamar operasi : instrumentator,perawat sirkulasi (orang per tim)
5. Ketergantungan pasien
Operasi besar : 5jam / 1 Operasi
Operasi sedang : 2jam / 1 Operasi
Operasi kecil : 1jam / 1 Operasi
26
Contoh Kasus
Dalam suatu RS terdapat 30 operasi per hari, dengan perincian:
Operasi besar 6 orang
Operasi sedang 15 orang
Operasi keil 9 orang
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di kamar operasi untuk contoh kasus diatas
adalah 20 orang
b. Di Ruang penerimaan dan RR
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit
Ketergantungan pasien di RR : 1 Jam
Contoh:
Rata – rata jumlah pasien / hari =50
Jumlah jam perawatan = 4 jam
Jam efektif / hari = 7 jam
4.Critical Care
Contoh :
Rata- rata jumlah pasien /hari=10
Jumlah jam perawatan / hari =12
Jadi kebutuhan tenaga perawat di critical care:
27
Org
5. Rawat jalan
Contoh
Rata-rata jumlah pasien 1 hari = 100
Jumlah jam perawatan 1 hari =15 menit
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan:
Contoh:
a. Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala 1 s/d
4=4jam/pasien
b. Jam kerja efektif bidan 7jam / hari
c. Rata – rata jumlah pasien setiap hari = 10 pasien
28
b. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2-4 jam sekali
c. Terpasang folley chateter. Intake out put dicatat
d. Terpasang infus
e. Pengobatan lebih dari sekali
f. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4. Perawatan maksimal (total), kriteria :
a. Segala aktifitas diberikan oleh perawat
b. Posisi diatur.Observasi tanda- tanda vital setiap 2 jam.
c. Makan memerlukan NGT.Terapi intravena
d. Penggunaan suction
e. Gelisah/ disorentasi
CARA PERHITUNGANKEBUTUHAN
TENAGA PERAWAT/ BIDAN
Metode perhitungan kebutuhan perawat/ bidan yang dapat digunakanuntuk
menghitungjumlahkebutuhanperawat/ bidan di rumah sakit Budi Agung Paluadalahsebagai
berikut:
Menurutstandartenagakeperawatandirumahsakit (depkes,2005), SDM Keperawatan/
bidandi rumah sakitdikelompokandalambeberapaunit kerja,yaitu:
1. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan perpasien per hari
a. Unit rawat nginap selama 24 jam
1) Penyakit dalam : 3,5 Jam
2) Bedah :4 Jam
3) Pasien intensiv : 10 jam
4) Pasien Kebidanan : 2,5 Jam
5) Anak : 4,5 Jam
b. Unit rawat jalan
Jam perawatan perpasien : 0,5 jam
c. Kamar operasi
1) Operasi besar : 5 jam
2) Operasi sedang : 2 jam
3) Operasi kecil : 1 jam
d. Kamar bersalin mencakup kala 1-4 rata-rata : 4jam
2. Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun (LOSS DAY)
a. Jumlah hari minggu 52 hari
b. Libur nasional 14 hari
29
c. Cuti tahunan 12 hari
3. Jumlah jam kerja efektif per shif 7 jam
4. Rata-Rata Pasien perhari
30
PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
JANUARI 2023
PERAWATAN
1. PERAWATAN I
Jumlah pasien rata-rata / hari = 25 orang
Pasien penyakit dalam = 20 X 3,5 = 70
Pasien bedah =4X4 = 16
Pasien anak =1 x 4,5 =4,5
90,5
= = 12,9
= x12,9
= 3,5
Faktor koreksi 25 % = x 25
=4,1
2. PERAWATAN III
Jumlah pasien rata-rata / hari = 29 orang
Pasien penyakit dalam =( ) = 70
Pasien bedah =( ) = 24
31
Pasien anak =3 x4,5 = 13,3
107,5
Jumlah jam perawatan = 107,5
= =15.3
Faktor koreksi 25 % = X 25
= 4,85
3. Perawatan V
Jumlah pasien rata-rata pasien anak / hari = 20 x 4,5= 90
Jumlah jam perawatan = 90 jam
Jam kerja efektif = 7 Jam
= = 12,85
= 3,5
4. ICU
32
Jumlah pasien rata-rata / hari = 4 orang
Jumlah jam perawatan / hari = 12 jam
Jam kerja efektif =
= = 6,9
Loss day =
=
= 1,9
Faktor koreksi 25 % =
=
= 2,2
Tenaga yang di butuhkan =
= 11+1 karu
Jadi tenaga kerja yang di butuhkan di perawatan ICU adalah 12 orang
5. IBS (OK)
a. Kamar Oprasi
Tingkat ketergantungan pasien (Dinkes, 2005)
a) Operasi besar : 5 jam/operasi
b) Operasi sedang : 2 jam/operasi
c) Operasi kecil : 1 jam/operasi
d) Jumlah kerja efektif perhari : 7 jam
Rumus Perhitungan:
=
= 5,57+1
=6,67 ~ 7
Jadi jumlah tenaga keperwatan yang dibutuhkan di kamar operasi adalah 7 orang
b. Ruang Penerimaan dan RR
Ketergantungan pasien di ruang Penerimaan : 25 menit
Ketergantungan pasien di RR : 1 jam
Jadi,
=
=
= 0,71 ~ 1
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang di butuhkan di ruang penerimaan dan RR
adan 1 orang
(Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi di persiapakan oleh
CSSD)
Jadi jumlah yang dibutuhkan di ruang IBS: 7 + 1 = 8 orang, ditambah dengan 1 karu,
total kebutuhan tenaga adalah 9 orang
6. POLIKLINIK
Rata-rata jumlah pasien perhari : 175 orang
Jumlah jam perawatn perhari : 15 menit
Factor koreksi : 15%
=
= +
= +0.9
=7.15(7)
Jadi, tenaga yang dibutuhkan di poliklinik adalah 7 orang
34
7. INSTALASI GAWAT DARURAT
a. Rawat inap:
Jumlah pasien rata-rata / hari = 30 orang
Jumlah rata-rata jam perawatan / hari = 4 jam
Jumlah jam efektif = 7 jam
8. Kebidanan
a. Ruang Nifas
Rata-rata pasien nifas perhari :7
Jumlah jam perawatan : 2,5 jam.
Total waktu perawatan : (7 x 2,5) = 17,5
=
= 0,68
35
Faktor koreksi 25% =
= 0,8
Tenaga yang dibutuhkan:
= 2,5 + 0,68 + 0,8
= 3,9~ 4
Jadi, tenaga yang dibutuhkan di ruang nifas adalah 4 orang
b. Ruang Bayi
Rata-rata pasien bayi perhari :6
Total waktu perawatan Pasien bayi : (6 x 4,5 jam) = 27 jam
=
= 1,2
Tenaga yang dibutuhkan:
= 4,5 + 1,2
= 5,7~ 6
Jadi, tenaga yang dibutuhkan di ruang bayi 6 orang
c. Kamar Bersalin
Rata- rata pasien melahirkan 4 orang.
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d IV = 4 jam/
pasien.
Jadi, total waktu yang dibutukan adalah: 4 x 4jam = 16 jam
36
total = 15 tenaga +PONEK 4 tenga =19 tenaga
37
REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN TENAGA PERAWAT
KUALIFIKASI PENDIDIKAN
N UNIT S.Ke DII D4 DIII JUMLA STANDA KEKURANGA
O p Ns I Ke KE H YANG R N
Ke b B ADA
p
1 PERAWATA 6 12 18 22 4
NI
2 PERAWATA 6 14 20 25 5
N3
3 PERAWATA 9 6 15 21 6
N5
4 IGD 9 7 16 23 7
5 ICU 1 9 10 12 2
6 OK 4 4 1 9 9 -
7 POLIK 2 5 7 7 -
8 BERSALIN 1 1 6 6 14 15 1
PONEK 0 4 4
9 IPCN 1 1 1 -
10 EEG 1 1 1 -
11 RADIOLOGI 1 1 1 -
12 KABID KEP 1 1 1 -
13 CASE 1 1 1
MANAGER
JUMLAH 40 61 6 7 114 143 29
14
BAB VIII
EVALUASI KETENAGAAN DI BAGIAN KEPERAWATANRS. Budi Agung Palu
TAHUN 2023
7.1 PENDAHULUAN
Sebagai ujung tombak pelayanan di Rumah Sakit, Bagian keperawatan harus di
organisir dengan baik, baik secara kualitas maupun secara kuantitas berdasarkan
standar Ketenagaan yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit, sehingga pelayanan
keperawatan benar-benar dapat diberikan secara optimal dengan didukung oleh SDM
keperawatan yang memadai.
Evaluasi ketenagaan di bagian keperawatan penting dilaksanakan agar bagian
Keperawatan dapat mengetahui apakah jumlah ketenagaan yang tersedia di rumah
sakit saat ini Telah memenuhi kebutuhan sesuai dengan standar ketenagaan yang ada.
Selain itu evaluasi ini dapat berguna sebagai pedoman perencanaan kebutuhan tenaga
tahun berikutnya. Sehingga pada akhirnya diharapkan pelayanan perawatan kepada
pasien dapat terlaksana dengan lancar dengan SDM yang mencukupi
7.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui kecukupan tenaga berdasarakan standar ketenagaan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit
2. Sebagai bahan perencanaan tenaga tahun berikutnya
7.3 PENANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab pelaksanaan evaluasi ketenagaan adalah : kepala Bidang
Keperawatan
7.4 PELAKSANAAN
Evaluasi dilaksanakan setahun sekali : pada bulan januari 2023
7.5 EVALUASI
Berdasarkan standar ketenagaan yang telah ditetapkan serta realisasi jumlah perawat
yang ada di bagian keperawatan maka dapat disimpulkan bahwa :
Secara umum ketenagaan di bagian keperawatan belum memenuhi standar yang
telah ditetapkan
Dari segi jumlah tenaga keperawatan Secara umum masih ada kekurangan jumlah
tenaga sebanyak 24perawat dan 5 Bidan dari standar ketenagaan yang telah
ditetapkan
Rata-rata di seluruh ruang keperawatan masih mengalami kekurangan tenaga,
maka askep belum sepenuhnya dapat dilakukan tapi tetap diusahakan semaksimal
mungkin sesuai prioritas.
18
2. Mengalokasikan tenaga keperawatan yang baru / masih orientasi di ruang
keperawatan yang masih kurang sekali tenaganya yaitu di ruang perawatan V,
Perawatan 3 dan IGD
3. Mengajukan permintaan penambahan tenaga khusus untuk Kebidanan perawatan
V Perawatan 3 dan IGD
4. Menindaklanjuti peningkatan kualitas SDM melalui program diklat khususnya
bagi perawat di ruang khusus dimana masih banyak perawat yang belum
bersertifikat sesuai dengan spesifikasi pelayanan di ruangan (IGD, ICU, dan IBS).
19
20
21
22
23
24
25
26
27
8.2 KUALIFIKASI PERSONIL
29
4 Mampu melaksanakan dan memahami
asuhan keperawatan pasien dalam proses
pembiusan dan pembedahan.
24 Perawat Asisten dan 1 Pendidikan S1 Kep, D3 Keperawatan
Instrument Kamar Operasi 2 Mengikuti pelatihan BLS, ECG.
3 Pernah mengikuti pendidikan tindakan
keperawatan di kamar operasi
4 Pernah mengikuti masa orientasi
dibidangnya 3-6 bulan.
25 Radiografer 1 D3 Radiologi / D3 ATRO
2 Diutamakan mempunyai sertifikat PPR
3 Mempunyai pengalaman di bidang radiologi
2 tahun.
26 Apoteker 1 S1 dan Apoteker/ S2 Menejemen Obat
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
27 Asistan Apoteker 1 D3 Farmasi / SPK Asisten Apoteker
2 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
28 Analis Medis 1 D3 Analis / Poltekes Analis
2 Mempunyai sertifikat Phlebotomi
3 Mempunyai pengalaman di bidangnya 0 s/d
2 tahun.
29 Administrasi Analis Medis 1 SMA/SMK/sederajat
30 Fisioterapis 1 D3 Fisioterapi/ Rehabilitasi Medis
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
31 Gizi 1 S1/D3 Gizi Klinik
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 2
tahun.
32 Dapur 1 SMK Tata Boga
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun.
33 Rekam Medis 1 D2/D3/D4 Perekam Medis Rumah Sakit
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 0 s/d
2 tahun.
34 Marketing 1 S1 /D3/SLTA segala jurusan
2 Mempunyai pengalaman di bidangnya 3
tahun
3 Ulet, cekatan, tanggap.
30
2 Menguasai system pengolahan Laundry
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun.
36 Security 1 SMA/Sederajat
2 Mempunyai postur tubuh yang ideal, sehat
rohani dan jasmani
3 Pengalaman di bidangnya 2 tahun
4 Pernah mengikuti pelatihan keamanan.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Pengertian Orientasi adalah usaha membantu para pekerja agar mengenali secara baik
dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan ingkungan dan iklim bisnis RS,
memahami dan bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan RS sehari-
hari, mengetahui dan memahami berbagai aspek teknis pekerjaan maupun jabatannya,
sehingga dapat bekerja secara efektif, efisien dan produktif.
31
BAB X
PERTEMUAN - RAPAT
Untuk dapat mengelola dan menjalankan organisasi RS maka diperlukan wadah
pertemuan atau rapat untuk dapat membahas dan mendiskusikan segala sesuatu yang
terkait dengan pelayanan. Sesuai dengan peraturan internal rumah sakit (hospitals byLaw)
secara resmi rapat di RS dikenal dengan sitilah , yang terdiri dari ;
1. Keuangan RS
2. Personalia RS
3. Biaya RS
Direktur harus melaporkan susunan tiap-tiap berikut dengan namanya kepada
Pengurus Yayasan untuk mendapatkan pengesahan.
10.1 Keuangan RS
Pemimpin Rapat Keuangan adalah Direktur Rumah Sakit. Rapat keuangan dihadiri
oleh Yayasan Yayasan.
Anggota Keuangan terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Kepala Bagian Keuangan/Program
f. Bidang Umum
g. Kepala Instalasi Farmasi
h. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sarana
i. Kepala Instalasi Gizi
Mekanisme dan tata cara rapat adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling lambat 3
hari sebelum tanggal Rapat Keuangan.
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Keuangan kepada para Anggota Keuangan dan
Yayasan Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat Keuangan.
c. Sekretaris menyampaikan hasil Keuangan kepada para anggota Keuangan dan Yayasan
paling lambat 3 hari setelah Rapat Keuangan dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Yayasan untuk membicarakan terlebih dahulu
mengenai agenda Rapat Keuangan.
e. Hasil Rapat Keuangan diketahui dan ditandatangani oleh Yayasan.
f. Rapat Keuangan diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.
32
termasuk kesepakatan dengan pihak ketiga baik baru maupun perpanjangan kesepakatan
sesuai dengan kewenangan Unit usaha.
b. Melanjutkan permohonan perbaikan bangunan unit usaha ke Pengurus Pusat.
c. Memberikan keputusan atas pengeluaran sejumlah uang sesuai dengan kewenangan Unit
Usaha.
d. Mengawasi dan mengevaluasi keuangan Unit Usaha.
10.3 Personalia RS
Pemimpin Rapat Personalia adalah Direktur Rumah Sakit. Rapat Personalia dihadiri
oleh Yayasan dan atau Pengurus lainnya.
Anggota Personalia terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Bidang PSDM
10.4 Mekanisme dan tata cara Rapat kepegawaian RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling lambat 3
hari sebelum tanggal Rapat Personalia
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Personalia kepada para Anggota Personalia dan
Yayasan paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat Personalia.
c. Sekretaris menyampaikan bahan rapat Personalia kepada para anggota Personalia dan
Yayasan paling lambat 3 hari setelah Rapat Personalia dilaksanakan .
d. Direktur dapat berkoordinasi dengan Yayasan untuk membicarakan terlebih dahulu
mengenai agenda Rapat Personalia.
e. Hasil Rapat Personalia diketahui dan ditandatangani oleh Yayasan.
f. Rapat Personalia diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan.
10.4 Biaya RS
Pemimpin Rapat Biaya RS adalah Kepala Bidang Keuangan/Program. Rapat Biaya
dihadiri oleh Direktur dan Yayasan Yayasan.
Anggota Biaya terdiri dari:
a. Yayasan
b. Direktur
c. Ka.SPI
d. Bidang Keperawatan
e. Kepala Bagian Keuangan/Program
33
f. Akuntansi Pembukuan
g. Penagihan/Klaim
h. Bidang Umum
i. Kepala Instalasi Farmasi
j. Kepala Instalasi Pemeliharaan dan Sarana
k. Kepala Instalasi Gizi
10.5 Mekanisme dan tata cara Rapat Biaya RS adalah sebagai berikut ;
a. Sekretaris memberikan undangan kepada para anggota dan Yayasan paling lambat 3
hari sebelum tanggal Rapat Biaya
b. Sekretaris memberikan agenda Rapat Biaya kepada para Anggota Biaya dan Yayasan
paling lambat 2 hari sebelum tanggal Rapat Biaya .
c. Sekretaris menyampaikan hasil Biaya kepada para anggota Biaya dan Yayasan paling
lambat 3 hari setelah Rapat Biaya dilaksanakan.
d. Rapat Biaya RS diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam seminggu.
Selain ketiga jenis rapat di atas maka secara operasional juga terdapat rapat-rapat
lain yang secara rutin dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh direktur
rumah sakit.
34
10 Rapat PMKP PIC PMKP, Perangkat PMKP Setiap Rabu Minggu
dan Jajaran Direksi ke-4
11 Rapat Tim Terpadu PIC TIM TERPADU, Setiap Jumat dan
Perangkat TIM dan Jajaran Sabtu
Direksi
12 Rapat SPI Para Kabag, Kabid dan Setiap Kamis Minggu
Jajaran Direksi ke-2
13 Rapat Jajaran Para Kabid, Ka. Inst dan Setiap Senin
Manajemen Karu
BAB XI
PELAPORAN
35
c. Laporan Ketenagaan dari Kepala Bidang PSDM.
d. Laporan Kegiatan dari Kepala Unit Marketing.
e. Laporan Kinerja Rumah Sakit dari Bidang Umum
36
22. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian Kesehatan – Jakarta.
23. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan Jakarta.
24. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke Direktorat Jendral Bina
Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI Jakarta.
25. Laporan Kinerja RS ke Yayasan Budi Agung Palu.
PENUTUP
37