Anda di halaman 1dari 66

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO


TAHUN 2019-2023

Jalan Diponegoro No. 50 Ponorogo


Telp. (0352) 481273 - 485928
www.rsumponorogo.com
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR .........................................................................................................................
........ ii

LEMBAR PERSETUJUAN
PENGESAHAN ....................................................................................... iii

DAFTAR
ISI ..........................................................................................................................................
....... iv

BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................
1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................


1

1.2 Landasan Hukum ......................................................................................................


4

1.3 Maksud dan Tujuan .................................................................................................


5

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................................


6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO ...............


7

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSUMP ........................................


7

2.2 Sumber Daya Manusia RSUMP ...........................................................................


22

2.3 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan ...............................................................


23

2.4 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan ................................................................


34

2.5 Gambaran Kinerja Sekretariat & SDM ............................................................


38

BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS ........................................................................


40

3.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Motto RSUMP ..............................................................


40

3.2 Telaah Visi dan Misi RSUMP................................................................................


40
3.3 Analisis SWOT ............................................................................................................
44

3.4 Penentuan Strategi RSUMP .................................................................................


49

BAB IV PROGRAM KERJA STRATEGIS....................................................................................


50

BAB VI PROYEKSI
FINANSIAL ................................................................................................... 73

6.1 Estimasi Pendapatan ..............................................................................................


73

6.2 Rencana Kebutuhan Anggaran...........................................................................


74

BAB VII
PENUTUP .............................................................................................................................
75

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam
upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipasif dan
berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa guna mendukung pembangunan
nasional.

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Bahwa kemampuan pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan sarana


pelayanan kesehatan tentunya sangat terbatas dan oleh karena itu perlu didukung oleh
kalangan swasta dan masyarakat, maka atas dasar itu Persyarikatan Muhammadiyah
harus dapat berperan serta dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan sehingga
menpercepat tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

RSU Muhammadiyah Ponorogo yang merupakan amal usaha bidang kesehatan


Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo Kota dan Pimpinan Cabang Aisyiyah
Ponorogo Kota adalah institusi pelayanan kesehatan bagi mayarakat milik Persyarikatan
Muhammadiyah. RSU Muhammadiyah Ponorogo membantu pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan sarana pelayanan kesehatan yang bermutu guna mewujudkan

1
masyarakat yang sehat sejahtera baik lahir maupun batin yang diridhoi oleh Allah SWT
sebagai unsur pelaksana dakwah amar makruf nahi mungkar.

RSU Muhammadiyah beralamat di Jalan Diponegoro Nomor 50 Kelurahan


Mangkujayan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63413. RSU
Muhammadiyah Ponorogo berdiri pada tanggal 16 Januari 1962 dengan izin nomor: UM
210/19/19Drh, yang diprakarsai oleh

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo Kota bagian Penolong


Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang selanjutnya menjadi Pembina Kesejahteraan Umat
(PKU) yang diketuai Almarhum Bapak A. Moein Siroj. Pada awal berdiri RSU
Muhammadiyah Ponorogo bernama Rumah Bersalin ‘Aisyiyah dan berubah nama
menjadi Rumah Sakit ‘Aisyiyah pada tanggal 31 Oktober 1997 dengan rekomendasi
dari Departemen Kesehatan Kabupaten Ponorogo Nomor: 698/kandep/YKM/X/1997
tentang peningkatan RB, BP, BKIA menjadi Rumah Sakit. Tertanggal 23 Mei 2002,
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ponorogo Kota diberikan “izin tetap” untuk
menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dengan nama Rumah Sakit ‘Aisyiyah
Diponegoro.

Perubahan nama rumah sakit menjadi RSU Muhammadiyah Ponorogo terjadi


pada awal tahun 2014 berdasarkan Akta Notaris dan PPAT Muhammad Ali Fauzi, S.H.
Nomor 261 Tanggal 23 Desember 2013. Pergantian nama tersebut merupakan salah
satu dari rangkaian pembenahan yang tengah dilakukan saat itu untuk pelayanan yang
lebih baik kepada masyarakat. Pergantian nama ini juga dimaksudkan agar masyarakat
Ponorogo lebih mudah mengingat rumah sakit. Perkembangan yang pesat dalam bidang
manajemen, teknologi, dan fasilitas pelayanan kesehatan mengantarkan RSU
Muhammadiyah Ponorogo lulus tingkat Paripurna

Bintang Lima Akreditasi Versi 2012, berdasarkan sertifikat akreditasi


KARSSERT/390/X/2016 pada tanggal 7 Oktober 2016.

Sarana prasarana yang dimiliki RSU Muhammadiyah Ponorogo memiliki kualitas


yang baik sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan
bermutu bagi masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Ponorogo dan sekitarnya.
Saat ini RSU Muhammadiyah Ponorogo memiliki daya tampung pelayanan rawat inap
dengan kapasitas 121 tempat tidur, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Bedah
Sentral (IBS), ICU/ICCU, pelayanan rawat jalan yang terdiri dari; Poli Umum, Poli

KIA, Poli Gigi, Poli Gizi, Poli Fisioterapi, Poli TB DOTS, dan Poli Spesialis (Kebidanan dan
Kandungan, Bedah, Anak, Penyakit Dalam, Neurologi, Paru, dan Orthopedi), serta
fasilitas penunjang yang terdiri dari; Pelayanan Laboratorium, Instalasi Farmasi, Instalasi
Gizi, Instalasi Radiologi/USG, dan Instalasi Rekam Medik.

Perbaikan dan pembenahan terus dilakukan oleh RSU Muhammadiyah


Ponorogo hingga pada awal tahun 2017 mendapatkan kepercayaan untuk menjadi
Rumah Sakit Trauma Center oleh BPJS ketenagakerjaan dimana setiap pesertanya dapat
menggunakan fasilitas kerjasama layanan ini jika terjadi kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja. Perbaikan dan pembenahan yang dilakukan RSU Muhammadiyah secara
berkesinambungan ini bertujuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, kompetitif, dan berfokus pada keselamatan pasien.

2
Kontinuitas perbaikan dan pembenahan pelayanan kesehatan di RSU
Muhammadiyah Ponorogo tentunya memerlukan langkah nyata untuk mewujudkan
cita-cita rumah sakit yakni tercapainya layanan profesional yang bermutu dan berfokus
pada keselamatan pasien, dilandasi ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan tugas
sesuai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Maka dari itu, berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, RSU Muhammadiyah
Ponorogo telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) RSU Muhammadiyah Ponorogo
Tahun 2019-2023.

Renstra RSU Muhammadiyah Ponorogo merupakan dokumen perencanaan yang


bersifat indikatif yang memuat program-program yang akan dilaksanakan dan telah
terintegrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu
menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategik di segala arah dengan tetap
berada dalam tatanan sistem, untuk diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran tahun 2019-2023.

Dalam perjalanan pelaksanaan program dan kegiatan muncul berbagai masalah,


tantangan, dan perubahan yang berkembang semakin besar dan semakin kompleks.
Oleh karena itu Renstra RSU Muhammadiyah Tahun 2019-2023 perlu diadakan
perubahan sesuai dengan keperluannya.

Penyusunan Renstra RSU Muhammadiyah Ponorogo dilakukan melalui beberapa


tahap dan lokakarya, yang dihadiri oleh jajaran Direksi serta anggota Tim Penyusunan
Rencana Strategis yang merupakan perwakilan dari satuan kerja yang ada di rumah sakit
yang selanjutnya ditetapkan oleh Direktur Utama RSU Muhammadiyah Ponorogo
menjadi Rencana Strategis RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2019-2023.

Renstra ini yang selanjutnya akan menjadi acuan dalam penyusunan rencana
program/kegiatan masing-masing unit di RSU Muhammadiyah Ponorogo dan rencana
anggaran RSU Muhammadiyah Ponorogo tahun 2019, 2020, 2021, 2022, dan 2023.

1.2 Landasan Hukum


Renstra RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2019-2023 disusun dengan
berlandaskan pada peraturan dan hukum yang tertulis. Adapun landasan hukum
penyusunan Renstra RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2019-2023 adalah sebagai
berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4421).
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063).
3
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072).
5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 84/MENKES/PER/II/1990 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 920/MEN.KES/PER/XII/1986
tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional.
9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
10. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
11. Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 4 huruf I.

12. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 4 ayat 1d.

13. Keputusan Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Pimpinan Pusat


Muhammadiyah No. 51/KEP/1.5/H/2005 tentang pedoman Penyelenggaraan
dan Pengelolaan Amal Usaha
Muhammadiyah dan Aisyiyah Bidang Kesehatan.

1.3 Maksud dan Tujuan


Penyusunan Renstra RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun 20192023 ini
dimaksudkan agar seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh RSU
Muhammadiyah Ponorogo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dapat terarah
dan fokus sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Adapun tujuan penyusunan Renstra RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun


2019-2023 adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman perencanaan yang konsisten dalam penyusunan rencana


program/kegiatan masing-masing unit di RSU Muhammadiyah Ponorogo.
2. Sebagai arahan dalam penyelenggaraan kegiatan, pengembangan, dan
pembinaan jajaran rumah sakit.

4
3. Sebagai acuan resmi bagi seluruh jajaran RSU Muhammadiyah Ponorogo dalam
menentukan prioritas program dan kegiatan tahunan yang akan dituangkan ke
dalam Rencana Kerja Tahunan di masingmasing unit.
4. Sebagai bahan evaluasi kinerja RSU Muhammadiyah Ponorogo.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Renstra RSU Muhammadiyah Ponorogo tahun 2019-2023
ini disusun sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Pelayanan RSU Muhammadiyah Ponorogo
BAB III Arah dan Prioritas Strategis
BAB IV Program Kerja Strategis
BAB V Analisa dan Mitigasi Risiko
BAB VI Proyeksi Finansial
BAB VII Penutup

5
BAB II GAMBARAN PELAYANAN RSU MUHAMMADIYAH PONOROGO

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi RSU Muhammadiyah


Ponorogo
RSU Muhammadiyah Ponorogo merupakan rumah sakit tipe C. Beradasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, pelayanan yang harus disediakan di rumah sakit
tipe C seperti RSU Muhammadiyah

Ponorogo, paling sedikit meliputi:


1. Pelayanan medis, yang terdiri atas:

2. Pelayanan kefarmasian

3. Pelayanan keperawatan dan kebidanan

4. Pelayanan penunjang klinik

5. Pelayanan penunjang nonklinik

6. Pelayanan rawat inap


RSU Muhammadiyah Ponorogo dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 memiliki
jajaran tenaga Sumber Daya Insani (SDI) yang mumpuni sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan di rumah sakit.

Pelayanan yang tersedia di RSU Muhammadiyah Ponorogo adalah sebagai


berikut:

1. Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam

2. Pelayanan Rawat Jalan

a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Gigi & Mulut
c. Klinik Fisioterapi
d. Klinik Gizi & Konsultasi Gizi
e. Klinik Kesehatan Ibu & Anak/KB (Pelayanan Imunisasi)
f. Klinik TB DOTS
g. Poliklinik Spesialis, terdiri dari:
(a) Klinik Obsgyn
(b) Klinik Anak
(c) Klinik Bedah Umum
(d) Klinik Bedah Tulang (Orthopedi)
6
(e) Klinik penyakit Dalam (Internis)
(f) Klinik Jantung dan Pembuluh Darah
(g) Klinik Paru
(h) Klinik Saraf
(i) Klinik Gigi Periodonsia
3. Pelayanan Penunjang Medis

a. Pelayanan Farmasi 24 jam


b. Pelayanan Laboratorium 24 jam
c. Pelayanan Radiologi
d. Pelayanan Gizi
4. Pelayanan Unggulan

a. Layanan Perawatan kaki Diabet


b. Wound Care (Perawatan Luka)
c. USG 4 Dimensi
d. Arthroplasty Pinggul
e. Klinik Nyeri Intervensi
5. Pelayanan Rawat Inap

a. RRI (Ruang Rawat Intensif)


b. Ruang Isolasi
c. Ruang Observasi
d. Ruang Perawatan Superior
e. Ruang Perawatan VIP (Standar)
f. Ruang Perawatan Kelas I
g. Ruang Perawatan Kelas II
h. Ruang Perawatan Kelas III
i. Ruang Perawatan Perinatologi

j. Ruang Perawatan ICU-ICCU

7
Gambar 1. Struktur Organisasi RSU Muhammadiyah Ponorogo

9
Direktur rumah sakit merupakan pihak yang mempunyai tanggung jawab
terbesar dalam susunan keorganisasian RSU Muhammadiyah
Ponorogo. Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai tugas dan fungsi sebagai
berikut:
1. Menyusun kebijakan dan program rumah sakit agar
penyelenggaraan rumah sakit dapat berjalan sesuai arah yang ditetapkan oleh
Persyarikatan Muhammadiyah dan peraturan perundangan yang berlaku;
2. Menyusun peraturan, standar prosedur operasional, dan mekanisme kerja di
lingkungan rumah sakit;
3. Mengorganisasikan, mengkoordinasikan, dan menggerakkan seluruh sumber
daya rumah sakit dalam rangka merealisasikan semua sasaran dan tujuan
rumah sakit secara efektif dan efisien;
4. Mengawasi, mengarahkan, mengendalikan, dan menilai pelaksanaan seluruh
kegiatan di rumah sakit agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan;
5. Membina dan memotivasi seluruh sumber daya manusia serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan untuk meningkatkan kinerja rumah sakit;
6. Melaksanakan kegiatan yang bersifat koordinasi dan konsultasi dengan rumah
sakit swasta maupun pemerintah, institusi kesehatan maupun dengan pemilik
rumah sakit atau yang mewakili;
7. Mengupayakan tersedianya sumber daya rumah sakit yang optimal
sesuai standar yang telah ditetapkan;
8. Mewakili rumah sakit dalam proses hukum di pengadilan;

9. Mengevaluasi dan melaporkan seluruh kegiatan rumah sakit kepada pemilik


maupun instasi kesehatan sesuai ketentuan; dan;
10. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
11. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Ponorogo Kota atau yang mewakili.
Dalam menjalankan tugasnya Direktur RSU
Muhammadiyah Ponorogo dibantu oleh wakil direktur, manajer-manajer, SPI, dan
komite medis dan keperawatan. Berikut merupakan uraian tugas masing-masing pejabat
struktural di RSU Muhammadiyah Ponorogo:

10
A. Wakil Direktur
Wakil Direktur RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:

1. Menetapkan bersama Direktur dalam usulan strategis untuk pengembangan


Rumah Sakit sesuai dengan ilmu pengetahuan, merancang sumber pendapatan
dan belanja Rumah Sakit dibantu jajaran manajemen.
2. Bersama Direktur, menterjemahkan keinginan dan perintah dari pemilik Rumah
Sakit serta mampu memadukan ide-ide pribadi yang akan menjadi operasional
Rumah Sakit ke depan.
3. Membuat laporan-laporan bersama direktur rutin pada pemilik dan membuat
laporan pertanggung jawaban setiap periode, yang periodenya ditentukan oleh
Rumah Sakit.
4. Menjalin komunikasi dan informasi dengan Direktur dan komite, tentang
perkembangan operasional Rumah Sakit setiap hari/minggu/bulan
5. Memantau kondisi operasional Rumah Sakit setiap hari berdasarkan laporan-
laporan harian semua bagian
6. Memimpin briefing, meeting dan rapat-rapat penting rutin jajaran
direksi

7. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan


pasien
8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Ponorogo Kota atau yang mewakili.
B. Manajer Umum
Manajer Umum RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kebutuhan dan kegiatan Bagian Umum agar kegiatan


operasional dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
2. Mengkoordinasikan penyusunan program rumah sakit agar program rumah sakit
dapat tersusun dengan baik dan lancar;
3. Mengusulkan rencana kebutuhan dan kegiatan Bagian Umum kepada Direktur
Rumah Sakit untuk mendapatkan persetujuan dan penetapan;

11
4. Membagi tugas dan memantau penyelesaian pekerjaan di Bagian Umum yang
meliputi kegiatan operasional di bidang rumah tangga dan pemeliharaan sarana
dan prasarana rumah sakit agar tercapai hasil kegiatan yang optimal;
5. Mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas bawahan dengan jalan
memberi petunjuk, arahan dan motivasi untuk meningkatkan etos kerja dan
disiplin kerja yang tinggi sehingga tercapai hasil kerja yang optimal;
6. Membuat telaah staf kepada direktur yang menyangkut berbagai permasalahan
yang timbul untuk mendapatkan keputusan lebih lanjut oleh Direktur Rumah
Sakit;
7. Membuat laporan pertanggungjawaban berdasarkan hasil evaluasi seluruh
kegiatan di Bagian umum kepada Direktur Rumah Sakit sebagai bahan kajian,
pemikiran, dan perbaikan dalam rangka pengembangan lebih lanjut;
8. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang timbul dibagian pemeliharaan
sarana dan prasarana dan kerumah tanggaan rumah sakit
9. Mengumpulkan dan menyusun rencana kebutuhan yang berkaitan sarana dan
prasarana dan kerumah tanggaan;
10. Mengumpulkan, menyusun dan mengkoordinasikan pelaksanaan alternatif
pemecahan atas masalah yang timbul dalam dalam kegiatan umum, kerumah
tanggaan dan pemeliharaan sarana serta prasarana rumah sakit;
11. Melakukan kordinasi dengan unit kerja lain yang terkait kerumah tanggan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana;
12. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kegiatan bagian umum
rumah sakit;
13. Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan
fasilitas dan alat pelayanan medis oleh unit kerja pengguna; dan
14. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan bidangnya.
C. Manajer Administrasi
Manajer Administrasi RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:

12
1. Menyusun rencana kebutuhan dan kegiatan Bagian Administrasi agar kegiatan
operasional dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
2. Mengkoordinasikan penyusunan program rumah sakit agar program rumah sakit
dapat tersusun dengan baik dan lancar;
3. Mengusulkan rencana kebutuhan dan kegiatan Bagian Administrasi kepada
Direktur Rumah Sakit untuk mendapatkan persetujuan dan penetapan;
4. Membagi tugas dan memantau penyelesaian pekerjaan di Bagian Administrasi
yang meliputi kegiatan operasional di bidang administrasi umum, administrasi
kepegawaian, tata laksana, hukum, hubungan masyarakat dan pemasaran,
pembinaan rohani dan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit agar
tercapai hasil kegiatan yang optimal;
5. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam proses hukum apabila terjadi masalah
hukum di rumah sakit agar menghasilkan penyelesaian yang baik dan adil;
6. Mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas bawahan dengan jalan
memberi petunjuk, arahan dan motivasi untuk meningkatkan
etos kerja dan disiplin kerja yang tinggi sehingga tercapai hasil kerja yang
optimal;

7. Merumuskan dan memantau sistem informasi manajemen rumah sakit agar


informasi rumah sakit dapat diperoleh dengan mudah, cepat, dan akurat sesuai
ketentuan yang berlaku dalam rangka pengembangan rumah sakit;
8. Membuat telaah staf kepada direktur yang menyangkut berbagai permasalahan
yang timbul untuk mendapatkan keputusan lebih lanjut oleh Direktur Rumah
Sakit;
9. Membuat laporan pertanggungjawaban berdasarkan hasil evaluasi seluruh
kegiatan di Bagian administrasi kepada Direktur Rumah Sakit sebagai bahan
kajian, pemikiran, dan perbaikan dalam rangka pengembangan lebih lanjut;
10. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang timbul dibagian administrasi
rumah sakit dan kepegawaian;
11. Mengumpulkan dan menyusun rencana kebutuhan yang berkaitan dengan
administrasi rumah sakit dan kepegawaian;

13
12. Mengumpulkan, menyusun dan mengkoordinasikan pelaksanaan alternatif
pemecahan atas masalah yang timbul dalam dalam kegiatan administrasi,
kepegawaian rumah sakit;
13. Melakukan kordinasi dengan unit kerja lain yang terkait administrasi rumah
sakit, kepegawaian;
14. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kegiatan administrasi
rumah sakit;
15. Melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan
fasilitas dan alat pelayanan medis oleh unit kerja pengguna; dan
16. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan Direktur Rumah
Sakit.
17. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan bidangnya.
D. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kebutuhan dan kegiatan Bagian Keuangan dan Program


sebagai acuan pelaksanaan kegiatan sehingga dapat berjalan dengan efektif dan
efisien;
2. Menyusun program kerja Bagian Keuangan dan Program agar
pelaksanaannya sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai;
3. Merumuskan dan memantau sistem informasi manajemen keuangan rumah
sakit agar Direktur Rumah Sakit dapat diperoleh informasi keuangan dengan
cepat dan akurat dalam rangka pengambilan keputusan;
4. Membuat telaah menyangkut berbagai permasalahan keuangan yang timbul
untuk mendapatkan keputusan lebih lanjut oleh Direktur Rumah Sakit;
5. Membuat laporan pertanggungjawaban berdasarkan hasil evaluasi seluruh
kegiatan di Bagian Keuangan dan Program kepada Direktur Rumah Sakit sebagai
bahan kajian, pemikiran, dan perbaikan dalam rangka pengembangan lebih
lanjut;

14
6. Melaksanakan dan mengkoordinasikan penyiapan data-data guna penyusunan
RAPB disertai analisa rasio keuangan secara lengkap;
7. Melaksanakan dan mengkoodinasikan penyusunan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja (RAPB), proyeksi keuangan dan nota keuangan,
Anggaran Pendapatan dan Belanja, laporan anggaran dan realisasi keuangan,
laporan keuangan rumah sakit, analisis rasio keuangan rumah sakit;
8. Mengatur pengadministrasian data-data akuntansi yang meliputi bukti-bukti
transaksi, buku-buku pencatatan dan buku-buku laporan dengan baik; membagi
tugas bawahan dan memantau terlaksananya kegiatan keuangan dengan baik
dan lancar, meliputi; penyusunan anggaran dan pendapatan, perbendaharaan,
pencatatan transaksi keuangan, akutansi keuangan, penyediaan informasi
keuangan yang akurat, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan;
9. Mengatur pengawasan dan pengendalian pelaksanaan keuangan
rumah sakit agar sesuai dengan RAPB yang telah ditetapkan;
10. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian barang inventaris rumah sakit;
11. Mengatur dan mengkoordinasikan administrasi pembayaran tunai pasien dan
penagihan piutang pasien dan rekanan secara periodik;
12. Mengatur dan mengawasi semua pengajuan pembayaran keuangan serta
meneliti kebenaran dan keabsahan berkas-berkasnya;
13. Mengkoordinir laporan kegiatan staf di bawahnya secara periodik sesuai dengan
administrasi pelaporan yang berlaku;
14. Merencanakan, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan Sistem Akuntansi
Rumah Sakit sesuai dengan sistem akuntansi dan prosedur yang sudah
ditentukan dan sesuai pula dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia;
15. Mengatur penyusunan dan pelaporan pajak Badan, perorangan, dan lain-lain
yang terkait dengan undang-undang perpajakan di Indonesia;
16. Mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas bawahan dengan jalan
memberi petunjuk, arahan dan motivasi untuk meningkatkan etos kerja dan
disiplin kerja yang tinggi sehingga tercapai hasil kerja yang optimal;
17. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Direktur Rumah sakit;

15
18. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu
dan
keselamatan pasien;
19. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan bidangnya.
E. Manajer Keperawatan
Manajer Keperawatan RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kebutuhan dan kegiatan layanan keperawatan


sebagai acuan pelaksanaan tugas agar dapat berjalan lancar;
2. Menyusun program kerja sebagai acuan pelaksanaan tugas layanan
keperawatan agar tercapai sesuai arah dan tujuan;
3. Membagi tugas bawahan dan memantau pelaksanaan kegiatan layanan
keperawatan rawat inap, layanan keperawatan rawat jalan, layanan
keperawatan gawat darurat, dan layanan keperawatan kamar bedah;
4. Mengkoordinasikan kegiatan layanan keperawatan melalui pertemuan dan
rapat rutin agar layanan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai standar;
5. Memberikan motivasi kepada staf untuk meningkatkan etos kerja dan
disiplin kerja staf;

6. Mengevaluasi kegiatan dan membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan


kepada pimpinan sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan kinerja
instalasi layanan keperawatan;
7. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang timbul di Bidang Keperawatan,
mengupayakan pemenuhan kebutuhan serta melaksanakan dan
mengkoordinasikan upaya-upaya pemecahan masalah layanan keperawatan;
8. Merencanakan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan upaya-upaya
pengendalian dan peningkatan mutu layanan keperawatan;
9. Merencanakan dan mengupayakan pengembangan layanan keperawatan sesuai
dengan tuntutan perkembangan dan pengembangan layanan keperawatan
rumah sakit;
10. Merencanakan, mengusulkan, mengkoordinasikan dan mengupayakan
pemenuhan kebutuhan fasilitas, sarana dan prasarana layanan keperawatan;

16
11. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang pendidikan, pelatihan
maupun pengembangan tenaga keperawatan;
12. Merencanakan pengembangan standar keahlian profesi sesuai dengan
kemajuan dibidang ilmu pengetahuan keperawatan maupun teknik
keperawatan.
13. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kegiatan pengabdian
masyarakat dan partisipasi program pemerintah yang terkait dengan layanan
kesehatan.
14. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kerja sama layanan
keperawatan.
15. Melaksanakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan
fasilitas, sarana dan prasarana layanan keperawatan oleh unit kerja;
16. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

17. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan bidangnya.
F. Manajer Pelayanan Medis
Manajer Pelayanan Medis RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kebutuhan dan kegiatan layanan medis sebagai acuan


pelaksanaan tugas agar dapat berjalan lancar;
2. Menyusun program kerja sebagai acuan pelaksanaan tugas layanan medis agar
tercapai sesuai arah dan tujuan;
3. Membagi tugas bawahan dan memantau pelaksanaan kegiatan layanan rawat
inap, layanan rawat jalan, layanan gawat darurat, dan layanan kamar bedah;
4. Mengkoordinasikan kegiatan layanan medis melalui pertemuan dan rapat rutin
agar layanan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai standar;
5. Memberikan motivasi kepada staf untuk meningkatkan etos kerja dan
disiplin kerja staf;

6. Mengevaluasi kegiatan dan membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan


kepada pimpinan sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan kinerja
instalasi layanan medis;

17
7. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang timbul di Bidang Pelayanan
Medis, mengupayakan pemenuhan kebutuhan serta melaksanakan dan
mengkoordinasikan upaya-upaya pemecahan masalah layanan medis;
8. Merencanakan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan upaya-upaya
pengendalian dan peningkatan mutu layanan medis;
9. Merencanakan dan mengupayakan pengembangan layanan medis sesuai
dengan tuntutan perkembangan dan pengembangan layanan medis rumah
sakit;
10. Merencanakan, mengusulkan, mengkoordinasikan dan mengupayakan
pemenuhan kebutuhan fasilitas, sarana dan prasarana layanan medis;
11. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang pendidikan, pelatihan
maupun pengembangan tenaga medis;
12. Merencanakan pengembangan standar keahlian profesi sesuai dengan
kemajuan dibidang ilmu pengetahuan kedokteran maupun teknik kedokteran.
13. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kegiatan pengabdian
masyarakat dan partisipasi program pemerintah yang terkait dengan layanan
kesehatan.
14. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kerja sama layanan
medis.
15. Melaksanakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan
fasilitas, sarana dan prasarana layanan medis oleh unit kerja;
16. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

17. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
18. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan bidangnya.
G. Manajer Penunjang Medis
Manajer Penunjang Medis RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kebutuhan dan kegiatan layanan penunjang medis sebagai


acuan pelaksanaan tugas agar dapat berjalan lancar;
2. Menyusun program kerja sebagai acuan pelaksanaan tugas layanan penunjang
medis agar tercapai sesuai arah dan tujuan;

18
3. Membagi tugas bawahan dan memantau pelaksanaan kegiatan layanan
radiologi, layanan laboratorium, layanan farmasi, dan layanan gizi;
4. Mengkoordinasikan kegiatan layanan penunjang medis melalui pertemuan dan
rapat rutin agar layanan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai standar;
5. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang timbul di Bidang Penunjang
Medis, mengupayakan pemenuhan kebutuhan serta melaksanakan dan
mengkoordinasikan upaya-upaya pemecahan masalah layanan penunjang
medis;
6. Merencanakan, melaksanakan, dan mengkoordinasikan upaya-upaya
pengendalian dan peningkatan mutu layanan penunjang medis;
7. Merencanakan dan mengupayakan pengembangan layanan penunjang medis
sesuai dengan tuntutan perkembangan dan pengembangan layanan penunjang
medis rumah sakit;
8. Merencanakan, mengusulkan, mengkoordinasikan dan mengupayakan
pemenuhan kebutuhan fasilitas, sarana dan prasarana layanan penunjang
medis;
9. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang pendidikan, pelatihan
maupun pengembangan tenaga penunjang medis;
10. Merencanakan pengembangan standar keahlian profesi sesuai dengan
kemajuan dibidang ilmu pengetahuan kedokteran maupun teknik kedokteran.
11. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kegiatan pengabdian
masyarakat dan partisipasi program pemerintah yang terkait dengan layanan
kesehatan.
12. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait tentang kerja sama layanan
penunjang medis.
13. Melaksanakan pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan
fasilitas, sarana dan prasarana layanan penunjang medis oleh unit kerja.
14. Memberikan motivasi kepada staf untuk meningkatkan etos kerja dan
disiplin kerja staf;
15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

16. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.

19
17. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan bidangnya.
H. Satuan Pengawas Intern (SPI)
Satuan Pengawas Intern (SPI) RSU Muhammadiyah Ponorogo mempunyai
uraian tugas sebagai berikut:

1. Memimpin dalam penyusunan program kerja Satuan Pengawas Intern Rumah


Sakit;
2. Memimpin dalam penyusunan prosedur operasional pelaksanaan pengendalian,
pemantauan dan evaluasi kegiatan layanan dan operasional rumah sakit;
3. Memimpin dalam pelaksanaan pengendalian, pemantauan dan
evaluasi kegiatan layanan dan operasional rumah sakit, yang meliputi:
• Kinerja sumber daya manusia;
• Kinerja pejabat struktural;
• Kesehatan keuangan rumah sakit;
• Efisiensi dalam pemakaian dan pemanfaatan bahan dan barang
kebutuhan rumah sakit;
4. Mengontrol pelaksanaan kewenangan jabatan;
5. Mengontrol proses pelaksanaan layanan dan kegiatan operasional rumah sakit
sehingga senantiasa sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan;
6. Melakukan kajian atas kebijakan dan prosedur yang berlaku;

7. Membantu direktur menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan


operasional rumah sakit;
8. Melakukan koordinasi dengan pejabat struktural setingkat kepala bagian dalam
melaksanakan pemantauan dan pembinaan;
9. Ikut berperan aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan bidangnya.

2.2 Sumber Daya Manusia RSU Muhammadiyah Ponorogo


Kualitas sumber daya manusia merupakan suatu aspek penting dalam sebuah
instansi rumah sakit. Hal tersebut dikarenakan rumah sakit merupakan instansi yang
erat kaitannya dengan hajat hidup orang banyak. Sumber daya manusia yang berkualitas
akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Maka dari itu
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat, RSU
Muhammadiyah Ponorogo membutuhkan tenaga kesehatan maupun non kesehatan
yang kompetensinya sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Berikut merupakan data

20
ketenagaan di RSU Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2019 berdasarkan tingkat
pendidikan karyawan.

Tabel 1. Data Karyawan RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2019


Karyawan
Karyawan
No Jenis Pendidikan Freelance & Jumlah
Organik
Mitra
1 S2 5 17 22
2 S1 (Kedokteran) 11 2 13
3 S1 Umum 10 0 10
4 S1 Nakes 6 0 6
5 D3 Keperawatan/S1 Kep 103 4 107
6 D3 Nakes 39 4 43
7 D3 Umum 7 0 7
8 Ners 3 0 3
9 SMF 13 0 13
SMA/SMK/STM/SMKK/ SPK/MA
10 85 2 87
11 SMP 1 0 1
12 SD 1 0 1
Jumlah 284 29 313

2.3 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan


Kinerja aspek pelayanan dinilai melalui pelayanan rawat jalan, rawat inap, IGD,
pelayanan operasi, pelayanan pasien BPJS Kesehatan, serta pelayanan penunjang seperti
laboratorium dan radiologi. 2.3.1 Pelayanan Rawat Jalan, IGD, dan Rawat Inap

Gambar 2. Tren Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2016-2019

21
Pada gambar di atas terlihat tren kunjungan rawat jalan di RSU Muhammadiyah
Ponorogo pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Kunjungan pasien rawat jalan pada
tahun 2018 cenderung lebih tinggi dibandingankan dengan kunjungan pasien rawat
jalan pada tahun sebelumnya. Terjadi fluktuasi kunjungan pasien rawat jalan setiap
bulannya pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Penurunan pasien pada tahun 2016
sampai dengan 2018 terjadi serentak pada bulan Juni dan November.

Gambar 3. Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan RSU Muhammadiyah Ponorogo


Tahun 2016-2018

Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan


6000
5000
5000 4262
3694
4000

3000

2000

1000

0
2016 2017 2018

Rata-Rata Kunjungan Rawat Jalan

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata


kunjungan per bulan pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Hal ini menunjukkan bahwa
pelayanan rawat jalan di RSU Muhammadiyah Ponorogo semakin meningkat dari tahun
ke tahun.

22
Gambar 4. Tren Kunjungan Rawat Inap RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun
2016-2018

Pada gambar di atas terlihat tren kunjungan rawat inap di RSU Muhammadiyah
Ponorogo pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Kunjungan pasien rawat inap pada
tahun 2018 cenderung lebih tinggi dibandingankan dengan kunjungan pasien rawat inap
pada dua tahun sebelumnya. Terjadi fluktuasi kunjungan pasien rawat inap setiap
bulannya pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Penurunan pasien pada tahun 2016
sampai dengan 2018 terjadi serentak pada bulan Februari dan Juni.

Gambar 5. Rata-Rata Kunjungan Rawat Inap RSU Muhammadiyah Ponorogo


Tahun 2016-2018

Rata-Rata Kunjungan Rawat Inap


800
774
780
760
740
719
720
700 685
680
660
640
2016 2017 2018

Rata-Rata Kunjungan Rawat Inap

23
Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-
rata kunjungan per bulan pada tahun 2016 sampai dengan

2018. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan rawat inap di


RSU Muhammadiyah Ponorogo semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar 6. Tren Kunjungan IGD RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun


20162018

Berdasarkan gambar di atas terlihat tren kunjungan IGD di RSU Muhammadiyah


Ponorogo pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Terjadi fluktuasi jumlah kunjungan
pasien ke IGD dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Penurunan jumlah kunjungan yang
cukup signifikan terjadi pada bulan Juni tahun 2016 yakni sejumlah 979 kunjungan,
dibandingkan dengan sebelumnya yakni sejumlah 1349 kunjungan.

24
Gambar 7. Rata-Rata Kunjungan IGD RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun
2016-2018

Rata-Rata Kunjungan IGD


1320
1300
1300

1280

1260
1240
1240 1226
1220

1200

1180
2016 2017 2018

Rata-Rata Kunjungan Rawat Inap

Pada gambar di atas dapat dilihat terjadi peningkatan rata-rata kunjungan IGD
per bulan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Dapat

disimpulkan bahwa pelayanan IGD di RSU Muhammadiyah Ponorogo meningkat dari


tahun ke tahun.

2.3.2 Pelayanan Operasi


Gambar 8. Tren Tindakan Operasi RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun
2016-2018

Gambar di atas menunjukkan tren tindakan operasi di RSU


Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

25
Terjadi fluktuasi jumlah tindakan operasi setiap bulannya pada tahun 20162018, namun
kecenderungan jumlah operasi tertinggi setiap bulannya ada pada tahun 2018.
Penurunan jumlah tindakan operasi cukup signifikan terjadi pada Agustus tahun 2017
dan pada bulan Juni tahun 2018.

Gambar 9. Rata-Rata Tindakan Operasi RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun


2016-2018

Rata-Rata Tindakan Operasi


250 226
204
200
164

150

100

50

0
2016 2017 2018

Rata-Rata Tindakan Operasi

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata


tindakan per bulan pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Hal ini menunjukkan bahwa
pelayanan operasi di RSU Muhammadiyah Ponorogo semakin meningkat dari tahun ke
tahun.

2.3.3 Pelayanan Pasien BPJS Kesehatan


RSU Muhammadiyah Ponorogo sejak tahun 2014 telah bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan. Dengan Pelayanan Non IUR, Pasien peserta BPJS Kesehatan tidak perlu
menambah biaya apapun selama sesuai hak kelas rawat di RSU Muhammadiyah
Ponorogo. Tren pelayanan pasien BPJS Kesehatan di RSU Muhammadiyah Ponorogo
tahun 2016-2018 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

26
Gambar 10. Tren Pelayanan Pasien BPJS Kesehatan RSU Muhammadiyah
Ponorogo Tahun 2016-2018

Pelayanan Pasien BPJS Kesehatan


30000
24642
25000

20000
15445
15000
10324
10000

5000 4991
3362 4003
0
2016 2017 2018

Rawat Jalan Rawat Inap

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah pasien BPJS
dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, baik dalam pelayanan rawat jalan maupun
rawat inap. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada pelayanan rawat jalan pada
tahun 2018 yakni sejumlah 24.642 pasien BPJS, dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yakni sejumlah 15.445 pasien BPJS.

2.3.4 Bed Occupancy Ratio (BOR)


Bed Occupancy Ratio (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara
60-85%. Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, di antaranya
semakin meningkatnya jumlah RS dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah
populasi yang mencari pelyanaan tidak terlalu tinggi (Depkes RI, 2005). Berikut
gambaran BOR di RSU Muhammadiyah Ponorogo selama tiga tahun terakhir.

27
Gambar 11. Tren BOR RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2016-2018

Pada gambar di atas terlihat tren Bed Occupancy Ratio (BOR) di RSU
Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Nilai BOR yang ideal
sesuai adalah 60-85%. Pada gambar di atas terlihat bahwa nilai BOR di RSU
Muhammadiyah Ponorogo sepanjang tahun 2016 hingga 2018 seringkali melebihi dari
nilai ideal BOR. Nilai BOR tertinggi adalah pada bulan April tahun 2018 yakni sebesar
93,9%, jauh melebihi dari nilai ideal BOR yang seharusnya.

Gambar 12. Rata-Rata BOR RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2016-2018

Rata-Rata Bed Occupancy Ratio


88 ,00% 86 ,67%

86 ,00%

84 ,00% 82,82%

82 ,00%
79 ,72%
80 ,00%

78 ,00%

76 ,00%
2016 2017 2018

Rata-Rata BOR

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rata-rata BOR per bulan pada tahun
2016 dan 2017 telah sesuai dengan nilai ideal BOR. Namun rata-rata nilai BOR pada
tahun 2018, yakni sebesar 86,67% melebihi nilai ideal BOR yang seharusnya 60%-85%.

28
2.3.5 Pelayanan Laboratorium dan Radiologi
Gambar 13. Tren Pelayanan Laboratorium RSU Muhammadiyah Ponorogo
Tahun 2016-2018

Berdasarkan gambar di atas terlihat tren pelayanan laboratorium selama tahun


2016 hingga tahun 2018. Pada tahun 2017 dan 2018 jumlah pelayanan laboratorium
cenderung stabil. Sedangkan fluktuasi yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2016.
Penurunan jumlah pelayanan terjadi cukup drastis pada bulan Maret tahun 2016 yakni
sejumlah 824 pelayanan, yang pada bulan sebelumnya sejumlah 1924 pelayanan
laboratorium.

29
Gambar 14. Rata-Rata Pelayanan Laboratorium RSU Muhammadiyah
Ponorogo Tahun 2016-2018

Rata-Rata Pelayanan Laboratorium


1450
1397
1400

1350

1300 1270
1248
1250

1200

1150
2016 2017 2018

Rata-Rata Pelayanan Laboratorium

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pelayanan laboratorium dari
tahun 2016 ke tahun 2017 menurun, kemudian meningkat lagi pada tahun 2018. Hal ini
menunjukkan fluktuasi jumlah pelayanan laboratorium di RSU Muhammadiyah
Ponorogo sepanjang tahun 2016 hingga tahun 2018.

Gambar 15. Tren Pelayanan Radiologi RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun


2016-2018

Gambar di atas menunjukkan tren pelayanan radiologi di RSU


Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

30
Terjadi fluktuasi jumlah pelayanan radiologi setiap bulannya pada tahun 2016-2018,
namun kecenderungan jumlah pelayanan tertinggi setiap bulannya ada pada tahun
2018. Penurunan jumlah pelayanan radiologi secara serentak terjadi pada bulan
Februari, Juni, dan September pada tahun 2016 hingga tahun 2018.

Gambar 16. Rata-Rata Pelayanan Radiologi RSU Muhammadiyah Ponorogo


Tahun 2016-2018

Rata-Rata Pelayanan Radiologi


700 633
567
600
510
500

400

300

200

100

0
2016 2017 2018

Rata-Rata Pelayanan Radiologi

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata


pelayanan per bulan pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Hal ini menunjukkan bahwa
pelayanan radiologi di RSU Muhammadiyah Ponorogo semakin meningkat dari tahun ke
tahun.

2.4 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan


Pada tabel di bawah ini akan dipaparkan mengenai rekapitulasi penerimaan
fungsional RSU Muhammadiyah Ponorogo tahun 2016-2018 berdasarkan sumber
penerimaan.

Tabel 2. Rekapitulasi Penerimaan Fungsional RSU Muhammadiyah Ponorogo


Tahun 2016-2018
No Jenis 2016 2017 2018
1 Rawat Inap Rp13.047.659.279 Rp 22.526.734.249 Rp 25.083.697.182
2 Penunjang Medis Rp18.435.171.486 Rp 19.927.975.376 Rp 21.718.746.042
3 IGD Rp 1 .088.192.050 Rp 1.119.142.350 Rp 1.296.414.655
4 Poli Spesialis Rp 2 .326.751.000 Rp 2.881.878.600 Rp 3.752.298.750
5 Lain-Lain Rp 2 .530.415.210 Rp 1.364.702.287 Rp 1.625.462.862
Total Rp 37.428.189.025 Rp 47.820.432.862 Rp 53.476.619.491

31
Gambar 17. Rekapitulasi Penerimaan Fungsional RSU Muhammadiyah
Ponorogo Tahun 2016-2018

Penerimaan Fungsional RSU Muhammadiyah


Ponorogo Tahun 2016-2018
Rp60.000.000.000

Rp50.000.000.000

Rp40.000.000.000

Rp30.000.000.000

Rp20.000.000.000

Rp10.000.000.000

Rp-
2016 2017 2018
Penerimaan Fungsional RSRp37.428.189.025Rp47.820.432.862Rp53.476.619.491

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa penerimaan fungsional RSU


Muhammadiyah Ponorogo meningkat dari tahun 2016 ke tahun 2018.

RSU Muhammadiyah Ponorogo dalam menjalankan kegiatan operasional rumah


sakit tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Berikut merupakan data
pendapatan dan pengeluaran RSU Muhammadiyah Ponorogo selama tiga tahun
terakhir.

Tabel 3. Data Pendapatan & Pengeluaran RSU Muhammadiyah Ponorogo


Tahun 2016-2018
Tahun Pendapatan Pengeluaran
2016 Rp 37.428.189.025 Rp 31.607.247.659
2017 Rp 47.820.432.862 Rp 38.954.112.845
2018 Rp 53.476.619.491 Rp 44.832.474.033
Jumlah Rp 138.725.241.378 Rp 115.393.834.537

Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan pendapatan


RSU Muhammadiyah Ponorogo dalam waktu tiga tahun terakhir, sejalan dengan
pengeluaran RSU Muhammadiyah Ponorogo yang semakin tahun juga semakin
meningkat.

32
Tabel 4. Pengeluaran Operasional Rumah Sakit
2016 2017 2018

Uraian
% % %
Alokasi Realisasi Realisasi Alokasi Realisasi Realisasi Alokasi Realisasi Realisasi
Biaya Konsumsi OK Rp 19.068.000 Rp 39.681.000 208 Rp 41.497.050 Rp 39.572.000 95 Rp 42.481.696 Rp 62.563.000 147
Biaya Kamar Obat Rp 10.682.705.237 Rp 10.518.819.805 98 Rp 13.495.953.094 Rp 11.261.588.713 83 Rp 12.629.112.175 Rp 12.158.727.141 96
Biaya Oksigen Rp 226.296.240 Rp 261.794.100 116 Rp 258.263.100 Rp 359.016.200 139 Rp 372.675.135 Rp 416.820.200 112
Biaya Pelayanan Medis Rp 17.360.000 Rp 38.350.000 221 Rp 19.670.000 Rp 20.220.000 103 Rp Rp 0
- -
Biaya Laboratorium Rp 1.653.714.001 Rp 1.540.147.772 93 Rp 1.769.158.062 Rp 1.591.936.984 90 Rp 1.671.675.348 Rp 1.568.917.967 94
Biaya BBM Rp 55.253.367 Rp 48.018.950 87 Rp 53.639.960 Rp 49.674.850 93 Rp 53.939.380 Rp 71.004.150 132
Biaya Cyto & Rujuk Rp 20.800.793 Rp 19.987.300 96 Rp 22.121.123 Rp 20.637.250 93 Rp 22.315.993 Rp 2 3.424.400 105
Biaya Radiologi Rp 380.422.259 Rp 311.043.543 82 Rp 349.362.264 Rp 312.719.389 90 Rp 344.311.862 Rp 1 31.808.575 38
Biaya Dapur Rp 964.821.618 Rp 775.704.850 80 Rp 848.519.190 Rp 834.235.800 98 Rp 908.459.090 Rp 8 97.673.750 99
Biaya Tindakan Medik Rp 3.334.022.916 Rp 3.146.299.569 94 Rp 8.444.239.469 Rp 8.449.522.693 100 Rp 9.328.783.302 Rp 10.828.751.472 116
Biaya Gaji Karyawan Rp 4.208.158.081 Rp 4.392.608.248 104 Rp 4.965.724.491 Rp 5.007.064.155 101 Rp 5.665.473.416 Rp 5 .332.935.501 94
Biaya Utilitas Rp 669.989.526 Rp 757.161.950 113 Rp 799.262.165 Rp 8 07.384.306 101 Rp 805.066.088 Rp 8 56.746.229 106
Biaya Perawatan Rp 183.096.403 Rp 627.005.900 342 Rp 253.855.082 Rp 229.803.150 91 Rp 243.413.229 Rp 2 78.500.250 114
Biaya Diklat & Perjalanan Dinas Rp 624.016.960 Rp 312.167.550 50 Rp 640.801.600 Rp 403.145.450 91 Rp 243.413.229 Rp 2 78.500.250 114
Biaya Administrasi Umum Rp 477.608.558 Rp 2.006.914.179 420 Rp 1.540.033.966 Rp 2 .754.592.280 179 Rp 1.229.202.534 Rp 3.712.063.800 302
Biaya Akreditasi Rp 350.000.000 Rp 233.774.000 67 Rp 150.000.000 Rp 4 3.105.050 29 Rp 72.000.000 Rp 6 2.296.500 87
Biaya Rumah Tangga Rp 655.237.060 Rp 1.021.405.976 156 Rp 655.237.060 Rp 953.443.076 146 Rp 1.003.939.817 Rp 1.083.750.349 108
Biaya Kesejahteraan Karyawan Rp 1.222.441.211 Rp 2.143.991.785 175 Rp 1.499.401.500 Rp 1.958.794.687 131 Rp 1.778.418.383 Rp 1 .919.585.535 108
Biaya Promosi Rp 337.755.500 Rp 285.236.401 84 Rp 384.630.035 Rp 140.776.600 37 Rp 271.268.500 Rp 2 91.459.650 107
Biaya Dakwah Muhammadiyah Rp 230.174.800 Rp 320.581.850 139 Rp 457.265.386 Rp 373.514.079 82 Rp 446.632.500 Rp 4 61.135.847 103

Biaya Kerugian Piutang Rp 1.462.146 Rp 536.935 37 Rp 563.782 Rp 0 Rp Rp 0


- - -
Biaya Direksi Rp 346.107.831 Rp 305.022.435 88 Rp 354.978.787 Rp 321.589.511 91 Rp 413.196.793 Rp 4 45.893.687 107
Biaya Cetak Kartu Pasien Rp 68.250.000 Rp 59.329.250 87 Rp 52.500.000 Rp 38.671.000 74 Rp 40.552.050 Rp 47.100.000 116
Biaya Tambahan Pasien Rp 250.035.333 Rp 471.766.300 189 Rp 472.048.500 Rp 859.629.500 182 Rp 897.975.225 Rp 8 33.191.600 93
Biaya Penyusutan Rp 1.080.858.519 Rp 1.279.509.940 118 Rp 1.338.065.238 Rp 1.575.969.631 118 Rp 1.615.185.291 Rp 1 .700.086.943 105
Total Rp 28.059.656.359 Rp 30.916.859.588 110 Rp 38.866.790.904 Rp38.406.606.354 99 Rp 40.099.491.036 Rp 43.462.936.796 108

37
Gambar 18. Pengeluaran Operasional RSU Muhammadiyah Ponorogo Tahun
2016-2018

Pengeluaran Operasional RSU Muhammadiyah


Ponorogo Tahun 2016-2018

Rp- 2016 2017 2018


Alokasi Rp28.059.656.359 Rp38.866.790.904 Rp40.099.491.036
Realisasi Rp30.916.859.588 Rp38.406.606.354 Rp43.462.936.796
Rp50.000.000.000
Rp45.000.000.000
Rp40.000.000.000
Rp35.000.000.000
Rp30.000.000.000
Rp25.000.000.000
Rp20.000.000.000

35
Rp15.000.000.000
Rp10.000.000.000
Rp5.000.000.000
Berdasarkan gambar di atas terlihat alokasi dan realisasi pengeluaran
operasional RSU Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Pada
tahun 2016 dan 2018 jumlah dana realisasi lebih besar dibandingkan dengan dana
alokasi. Sedangkan pada tahun 2017 dana alokasi lebih besar dibandingkan dana
realisasi.

2.5 Gambaran Kinerja Sekretariat & SDM


Pengembangan Sumber Daya Manuasia (SDM) di RSU Muhammadiyah
Ponorogo, dilakukan secara kontinuitas demi menjaga dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Capaian Bidang Sekretariat & SDM pada tahun
2018 adalah sebagai berikut:

A. Pengembangan SDM

1. Proses rekruitmen tenaga di RSU Muhammadiyah Ponorogo pada tahun 2018


adalah sebanyak 23 orang.
2. Penyusunan pola ketenagaan Sumber Daya Insani (SDI).

3. Pendokumentasian file kekaryawanan.

4. Program penggajian karyawan.


B. Pengembangan Pendidikan & Pelatihan (Diklat)

1. Sebanyak 143 karyawan dikirim untuk mengikuti pelatihan sesuai profesi dan
unit kerja serta kompetensi yang dibutuhkan RS.
2. Terlaksananya 7 pelatihan sesuai dengan tuntutan akreditasi yakni; APAR, BHD,
Cuci Tangan, Evakuasi, IHT Kegawatan Ponek, IHT Rawat Luka, IHT Snake Bite.
3. Menjalin kerjasama dengan fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah
Ponorogo sebagai lahan praktek keperawatan dan kebidanan.
4. Orientasi umum karyawan baru sebanyak 24 orang.

36
BAB III ARAH DAN PRIORITAS STRATEGI

3.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Motto RSU Muhammadiyah Ponorogo Visi
RSU Muhammadiyah Ponorogo
“Terwujudnya rumah sakit yang profesional dan bermutu serta menjunjung tinggi
keselamatan pasien sebagai sarana ibadah dan dakwah”
Misi RSU Muhammadiyah Ponorogo
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional dan Islami

2. Meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan, melalui pemenuhan


sarana-prasarana serta pengembangan dan kesejahteraan Sumber Daya Insani
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna melalui pendekatan
medis dan spiritual yang berfokus pada keselamatan pasien sekaligus sebagai
media dakwah amar ma’ruf nahi munkar
Tujuan RSU Muhammadiyah Ponorogo
Terwujudnya layanan profesional yang bermutu dan berfokus pada keselamatan pasien,
dilandasi ketaatan dan keikhlasan dalam menjalankan tugas sesuai Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah.

Motto RSU Muhammadiyah Ponorogo Mudah,


Nyaman, Islami

3.2 Telaah Visi dan Misi RSU Muhammadiyah Ponorogo


Visi RSU Muhammadiyah Ponorogo adalah “Terwujudnya rumah sakit yang
profesional dan bermutu serta menjunjung tinggi keselamatan pasien sebagai sarana
ibadah dan dakwah”, dalam mewujudkan visi tersebut disertai usaha-usaha yang
diuraikan dalam misi RSU Muhammadiyah Ponorogo. Di bawah ini akan dijabarkan
mengenai faktor penghambat dan pendorong dalam pencapaian visi dan misi RSU
Muhammadiyah sebagai berikut:

37
Tabel 5. Telaah Faktor Penghambat dan Pendorong Pencapaian Visi Misi
Visi: Terwujudnya rumah sakit yang profesional dan bermutu serta menjunjung tinggi keselamatan pasien sebagai sarana ibadah dan
dakwah
Faktor
No Misi Permasalahan
Penghambat Pendorong
Internal: Internal:
1. Mayoritas SDM RSU 1. Keuangan RS yang sehat
Muhammadiyah (hasil audit KAP)
Ponorogo masih baru 2. Akreditasi Paripurna
dan belum berpengalaman bintang lima dari KARS
Eksternal:
1. Keberadaan rumah Eksternal:
sakit umum lain di 1. Dipercaya oleh pihak ke-3
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Kualitas pelayanan kesehatan di
1. Ponorogo (BPJS) dan oleh
secara profesional dan Islami RSU Muhammadiyah Ponorogo 2. Perubahan kebijakan masyarakat tentang
kesehatan yang sangat konsistensi pelayanan
dinamis BPJS yang baik
3. Pengendalian klaim
biaya InaCBGs yang
semakin ketat serta
adanya audit BPK dan
audit tim BPJS
Internal: Internal:
Meningkatkan mutu pelayanan secara 1. Peralatan kesehatan 1. Perluasan lahan RS yang
berkesinambungan, melalui pemenuhan Pengembangan sarana-prasana yang kurang canggih strategis sehingga
2.
sarana-prasarana serta pengembangan rumah sakit dan SDI rumah sakit untuk beberapa bidang memberikan peluang
dan kesejahteraan Sumber Daya Insani medis untuk pengembangan
2. SIMRS belum bisa RS

Visi: Terwujudnya rumah sakit yang profesional dan bermutu serta menjunjung tinggi keselamatan pasien sebagai sarana ibadah dan
dakwah
No Misi Permasalahan Faktor

38
Penghambat Pendorong
dioperasikan dengan 2. Rumah sakit
maksimal mempunyai izin yang
3. Jumlah SDM medis dan sudah diperpanjang
non-medis yang belum hingga tahun 2020
memadai dari
bagianbagian tertentu Eksternal:
4. Bangunan dan fasilitas 1. Penambahan jumlah
kamar RSU tempat tidur (TT) di RS
Muhammadiyah akan meningkatkan
Ponorogo sudah kuno jumlah pasien rawat
dan kurang layak pakai inap yang berpengaruh
5. Belum adanya program
pada peningkatan
remunerasi karyawan
pendapatan RS
yang lebih menyeluruh
dan optimal

Eksternal:
1. Belum mempunyai
dokter keluarga &
klinik pratama/utama
yang sudah berjalan
sebagai gate
keeper/PPK I RS
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Internal: Internal:
Pelayanan kesehatan yang
3. yang paripurna melalui pendekatan medis 1. Respon time visite dokter 1. Penambahan fasilitas
berfokus pada pasien
dan spiritual yang berfokus pada dan pelayanan pelayanan penunjang

Visi: Terwujudnya rumah sakit yang profesional dan bermutu serta menjunjung tinggi keselamatan pasien sebagai sarana ibadah dan
dakwah
Faktor
No Misi Permasalahan
Penghambat Pendorong

39
keselamatan pasien sekaligus sebagai poli belum optimal di gedung baru
media dakwah amar ma’ruf nahi Eksternal: 2. Selisih tarif RS dengan
munkar 1. Kenaikan biaya akibat tarif InaCBGs selalu
inflasi masih cukup tinggi positif

Eksternal:
1. Pangsa pasar yang luas
serta letak yang strategis
sehingga berpeluang
mendapatkan customer
yang banyak
2. Peningkatan jumlah
pasien rawat jalan
dengan adanya
penambahan dokter
spesialis untuk penyakit
dalam dan paru
3. Networking (jaringan)
yang kuat antara RS
Muhammadiyah/Aisyiy
ah se-Jawa Timur

40
3.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah salah satu metoda analisa yang dilakukan dengan
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang secara sistematis dapat
menentukan status posisi rumah sakit saat ini. Adapun faktor internal meliputi strength
(kekuatan) dan weakness (kelemahan), serta faktor eksternal meliputi opportunity
(peluang) dan threat (ancaman) yang mempengaruhi perkembangan kinerja organisasi
(rumah sakit).

Berdasarkan telaah visi dan misi RSU Muhammadiyah Ponorogo di atas, maka
faktor-faktor penghambat dan pendorong atas permasalahan yang terjadi di rumah sakit
dapat diidentifikasi sebagai berikut.

Tabel 6. Identifikasi Faktor Penghambat dan Pendorong


Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
1. Perluasan lahan RS yang strategis 1. Mayoritas SDM RSU
sehingga memberikan peluang untuk Muhammadiyah Ponorogo masih
pengembangan RS baru dan belum berpengalaman
2. Keuangan RS yang sehat (hasil audit 2. Peralatan kesehatan yang kurang
KAP) canggih untuk beberapa bidang medis
3. Rumah sakit mempunyai izin yang 3. SIMRS belum bisa dioperasikan
sudah diperpanjang hingga tahun dengan maksimal
2020 4. Jumlah SDM medis dan non-medis
4. Penambahan fasilitas pelayanan yang belum memadai dari
penunjang di gedung baru bagianbagian tertentu
5. Akreditasi Paripurna bintang lima dari 5. Bangunan dan fasilitas kamar RSU
KARS Muhammadiyah Ponorogo sudah
6. Selisih tarif RS dengan tarif InaCBGs kuno dan kurang layak pakai
selalu positif 6. Belum adanya program remunerasi
karyawan yang lebih menyeluruh dan
optimal
7. Respon time visite dokter dan
pelayanan poli belum optimal

Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)


1. Dipercaya oleh pihak ke-3 (BPJS) dan 1. Keberadaan rumah sakit umum lain di
oleh masyarakat tentang konsistensi Ponorogo
pelayanan BPJS yang baik 2. Perubahan kebijakan kesehatan yang
sangat dinamis
2. Pangsa pasar yang luas serta letak yang 3. Kenaikan biaya akibat inflasi masih
strategis sehingga berpeluang cukup tinggi
mendapatkan customer yang banyak 4. Pengendalian klaim biaya InaCBGs
Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)

41
3. Penambahan jumlah tempat tidur (TT) yang semakin ketat serta adanya audit
di RS akan meningkatkan jumlah BPK dan audit tim BPJS
pasien rawat inap yang berpengaruh 5. Belum mempunyai dokter keluarga &
pada peningkatan pendapatan RS klinik pratama/utama yang sudah
4. Peningkatan jumlah pasien rawat jalan berjalan sebagai gate keeper/PPK I RS
dengan adanya penambahan dokter
spesialis untuk penyakit dalam dan
paru
5. Networking (jaringan) yang kuat antara
RS Muhammadiyah/Aisyiyah
se-Jawa Timur
3.4 Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan posisi total nilai peluang,
ancaman, kekuatan, dan kelemahan untuk mendapatkan posisi bersaing RSU
Muhammadiyah Ponorogo: 1. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Pada langkah ini diidentifikasi variabel yang berhubungan dengan


keberlangsungan organisasi atau perusahaan, mendukung programnya, maupun yang
mengancam programnya. Dari variabel yang telah ditentukan, lalu variabel akan
diklasifikasikan sesuai dengan varibel ini berasal. Apakah termasuk variabel yang datang
dari dalam rumah sakit yaitu variabel internal. Atau datang dari luar rumah sakit yaitu
variabel eksternal.

2. Menentukan bobot setiap variabel


Bobot adalah nilai pentingnya suatu variabel dalam sebuah organisasi. Total
bobot masing-masing analisa adalah 100 atau 1. Bobot biasanya ditentukan atas
kesepakatan dari para pengambil keputusan.

3. Keadaan riil setiap variabel


Penilaian yang diberikan untuk keadaan yang sudah berjalan atau keadaan
sebenarnya dalam organisasi atau perusahaan. Strengths (kekuatan) dan oportunity
(kesempatan) bernilai positif sedangkan weakness (kelemahan) dan threats (ancaman)
bernilai negatif.

4. Mengalikan bobot dengan nilai


Pada tahap ini, kalikan bobot dengan nilai tiap-tiap variabel, baik variabel faktor
internal maupun variabel faktor eksternal.

5. Menghitung koordinat horizontal


Tahap ini merupakan tahap perhitungan komulatif dari varibel faktor internal
yang telah didapatkan dari hasil perkalian bobot dengan nilai. Perhitungan ini bertujuan
untuk menetukan posisi titik ordinat organisasi dalam grafik SWOT.

6. Menghitung koordinat vertikal

42
Tahap ini hampir sama dengan tahap sebelumnya. Hanya saja yang dihitung
adalah perhitungan komulatif dari variabel faktor eksternal yang telah didapatkan dari
hasil perkalian bobot dengan nilai.

7. Tentukan posisi rumah sakit


Berdasarkan langkah Analisis SWOT di atas dilakukan penempatan nilai dalam
Diagram Kartesius. Penentuan nilai untuk masing-masing sumbu X dan Y ditentukan
sesuai dengan butir (5) dan (6).

Tabel 7. Perhitungan Analisis SWOT


Nilai
No Variabel Bobot BxN Jumlah
Riil
Strength (Kekuatan)

1 Perluasan lahan RS yang strategis 0,1 4 0,4


sehingga memberikan peluang untuk
pengembangan RS
2 Keuangan RS yang sehat (hasil audit KAP) 0,05 2 0,1

3 Rumah sakit mempunyai izin yang sudah 0,1 3 0,3


diperpanjang hingga tahun 2020
4 Penambahan fasilitas pelayanan 0,05 3 0,15
penunjang di gedung baru
5 Akreditasi Paripurna bintang lima dari 0,1 3 0,3
KARS
6 Selisih tarif RS dengan tarif InaCBGs selalu 0,05 2 0,1
positif
Weakness (Kelemahan)

1 Mayoritas SDM RSU Muhammadiyah 0,1 -3 -0,3


Ponorogo masih baru dan belum
berpengalaman
2 Peralatan kesehatan yang kurang canggih 0,1 -4 -0,4
untuk beberapa bidang medis
3 SIMRS belum bisa dioperasikan dengan 0,05 -2 -0,1
maksimal
4 Jumlah SDM medis dan non-medis yang 0,1 -3 -0,3
belum memadai dari bagian-bagian
tertentu
5 Bangunan dan fasilitas kamar RSU 0,1 -4 -0,4
Nilai
No Variabel Bobot BxN Jumlah
Riil
Muhammadiyah Ponorogo sudah kuno
dan kurang layak pakai
6 Belum adanya program remunerasi 0,05 -3 -0,15
karyawan yang lebih menyeluruh dan
optimal

43
7 Respon time visite dokter dan pelayanan 0,05 -2 -0,1
poli belum optimal -0,4 (x)
Opportunity (Peluang)
1 Dipercaya oleh pihak ke-3 (BPJS) dan oleh 0,1 4 0,4
masyarakat tentang konsistensi pelayanan
BPJS yang baik
2 Pangsa pasar yang luas serta letak yang 0,1 3 0,3
strategis sehingga berpeluang
mendapatkan customer yang banyak
3 Penambahan jumlah tempat tidur (TT) di 0,15 3 0,45
RS akan meningkatkan jumlah pasien
rawat inap yang berpengaruh pada
peningkatan pendapatan RS
4 Peningkatan jumlah pasien rawat jalan 0,1 3 0,3
dengan adanya penambahan dokter
spesialis untuk penyakit dalam dan paru

5 Networking (jaringan) yang kuat antara 0,1 3 0,3


RS Muhammadiyah/Aisyiyah se-Jawa
Timur
Threat (Ancaman)
1 Keberadaan rumah sakit umum lain di 0,1 -3 -0,3
Ponorogo
2 Perubahan kebijakan kesehatan yang 0,05 -2 -0,1
sangat dinamis
3 Kenaikan biaya akibat inflasi masih cukup 0,15 -2 -0,3
tinggi
4 Pengendalian klaim biaya InaCBGs yang 0,1 -3 -0,3
semakin ketat serta adanya audit BPK dan
audit tim BPJS
5 Belum mempunyai dokter keluarga & 0,05 -3 -0,15
klinik pratama/utama yang sudah berjalan
sebagai gate keeper/PPK I RS 0,3(y)

Berdasarkan perhitungan tabel Analisis SWOT di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa posisi RSU Muhammadiyah Ponorogo dalam Diagram Kartesius adalah sebagai
berikut:

O
WO SO
KUADRAN III KUADRAN I

(-0.4, 0.3)

0.3
-0.4
WS

44

WT ST
KUADRAN IV
KUADRAN II
T

Dengan demikian, titik koordinat (sumbu x, sumbu y) posisi RSU Muhammadiyah


Ponorogo adalah (-0.4, 0.3). Kondisi ini menunjukkan posisi RSU Muhammadiyah
Ponorogo berada pada Kuadran III (negatif, positif). Posisi ini menandakan sebuah
organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

Selain itu disarankan untuk memfokuskan arah pengembangannya di masa


mendatang untuk menjaga kestabilan organisasi atau penguatan mutu kelembagaan
(stability). Artinya, melakukan prioritas strategis untuk melakukan investasi
penyempurnaan dan penataan kemampuan organisasi, kemampuan sistem manajemen
dan proses bisnis, serta kemampuan personilnya dan sambil memantapkan tingkat
penguasaan layanannya.

3.5 Penentuan Strategi RSU Muhammadiyah Ponorogo


1. Optimalisasi Sumber Daya Insani RSU Muhammadiyah Ponorogo, dengan cara:

a. Memelihara dan meningkatkan komitmen karyawan untuk mempunyai


“sense of belonging” terhadap RSU Muhammadiyah Ponorogo.
b. Menyediakan SDI yang berkualitas, profesional dan islami di semua lini dari
top menejemen sampai tingkat pelaksana
c. Seluruh SDI berfalsafah bahwa pelanggan adalah tujuan kita
d. Meningkatkan kualitas SDI sesuai dengan kemampuan RSU
Muhammadiyah Ponorogo

e. Menempatkan SDI sesuai dengan kompetensinya atau dengan kata lain


menempatkan orang yang tepat di bagian yang tepat
f. Peningkatan kesejahteraan SDI
g. Melakukan perekrutan pegawai baru pada bagian/unit yang kekurangan
tenaga

45
2. Peningkatan kualitas mutu fasilitas dan sarana prasarana rumah sakit, dengan
cara:
a. Pengembangan dan pembangunan gedung RSU Muhammadiyah
Ponorogo

b. Perbaikan alat-alat kesehatan yang rusak


c. Pergantian fasilitas kamar seperti bed, lemari, meja, dan lain-lain yang dirasa
sudah tidak layak pakai dikarenakan rusak atau karena sudah terlalu lama
digunakan
d. Melengkapi alat-alat untuk unit-unit yang mempunyai daya ungkit yang
besar
e. Meningkatkan kerjasama dengan para sponsor
3. Mempertahankan dan meningkatkan implementasi Program Nasional dan
akreditasi yang sudah berjalan dan yang belum optimal, dalam mencapai
pelayanan yang menjunjung tinggi keselamatan pasien dan budaya
keselamatan.

46
BAB IV PROGRAM KERJA STRATEGIS
Tabel 8. Rencana Strategis Klinik PKU Muhammadiyah BERBAH 2021-2025
RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS Klinik PKU Muhammadiyah BERBAH DALAM PERSPEKTIF BALANCE SCORE CARD TAHUN 2021 - 2025

A. PERSPEKTIF SDI

TEMA TUJUAN UKURAN PEMICU UKURAN HASIL TARGET INISIATIF RINCIAN INISIATIF PEMICU TAHUN KE-
STRATEGIK KERJA 1 2 3 4 5

1

A. Adanya peraturan 1. SDI yang disiplin 1. Keterlibatan SDI dalam a) Gerakan disiplin Penerapan disiplin: Direktur, √ √√ √√
karyawan terhadap kegiatan diluar Presensi, Cuti dan ijin kerja, MPKU
SDI
. Loyalitas

peraturan RS jobdesnya 90% Disiplin kerja:


2. Kesejahteraan Aturan karyawan yang lainnya
meningkat (30% dari
biaya operasional)
3. 100% pekerjaan 
anMuhammadiyah Ponorogo dan
Persyarikat

terselesaikan.
. Meningkatkan loyalitas SDI terhadap RSU


 √ √√ √√

 I √ √√ √√

B. Adanya 2. Keterlibatan  √ √√ √√
kegiatan diluar SDI dalam
jobdesnya pembinaan
karyawan dan  Koordinasi dengan penanggung Direktur, √ √√ √√
kegiatan jawab kegiatan MPKU
C. Pembinaan Persyarikatan Melaksanakan kegiatan  Pembekalan seluruh karyawan Direktur, √ √√ √√
karyawan yang pembinaan karyawan & minimal sekali/th MPKU
berkesinam koordinasi dengan  Menyusun struktur Direktur, √ √√ √√
bungan persyarikatan MPKU
organisasi Klinik yang baru
 Pembekalan struktural minimal Direktur, √ √√ √√
sekali/th MPKU
 √ √√ √√

47
 Melibatkan karyawan dalam Direktur, √ √√ √√
kegiatan Persyarikatan MPKU

D. Kesejahteraan 3. Kesejahteraan Menaikkan gaji karyawan  Menaikkan gaji karyawan sesuai Direktur, √ √√ √√
Karyawan karyawan sesuai kemampuan kemampuan Klinik/Minimal UMK MPKU
meningkat Klinik/Minimal UMK
√ √√ √√

Kenaikan kesejahteraan non  Pemeriksaan dan pengobatan Direktur, √ √√ √√


finansial karyawan & tertanggung MPKU
√ √√ √√

 Seragam Direktur, √ √√
MPKU
E. Adanya reward & 4. Produktifitas Melaksanakan supervisi, Pembentukan Tim Supervisi dan Direktur, √ √ √
punishment meningkat evaluasi kinerja dan tindak pelaksanaan serta evaluasi MPKU
lanjut

Pemberlakuan pelaksanaan Pembentukan aturan Reward dan Direktur √ √ √


aturan reward dan Punishment
punishment

F. Adanya Jumlah SDM yang Jumlah SDI 75% sesuai Rekruitmen tenaga • Rapat terkait pola ketenagaan Direktur √ √ √ √
rekruitmen sesuai dengan dengan standar • Pengajuan kepada direktur
karyawan baru beban kerja kebutuhan (1 asisten • Pelaksanaan rekruitmen
apoteker, 4 dokter, 4
perawat, 1
analis, 2 petugas admin, 1 CS)
A. Adanya standar 1. SDI sesuai standar 1. 75% SDI sesuai standar a) Mengadakan pendidikan  Melaksanakan Diklat sesuai Direktur √ √ √ √
kompetensi kompetensi kompetensi dan pelatihan karyawan kebutuhan bekerjasama dengan
SDI AUMKES lain

48
 Membuat pedoman manajemen

2
kompetensi

1. Meningkatkan
b) Melakukan perekrutan Direktur √

sesuai standar
profesionalisme SDI
karyawan baru sesuai SDI.
standar kompetensi
SDI
Profesionalisme
.

B. Adanya Job 2. Pelaksanaan Job 2. Pelaksanaan jobdes Evaluasi pelaksanaan Job Pelaksanaan supervisi oleh Direktur √
Description Desc 100% Desc dan tindak lanjut Direktur dan MPKU

C. Program 3. Kualitas dan 3. Kualitas SDI 75%, Sama dengan point (a) dan √
Pengembanga kuantitas SDI kuantitas SDI (b)
n SDI meningkat sesuai dengan
standar
Ketenagaan Klinik
Pratama Rawat
Jalan

49
B. PERSPEKTIF INTERNAL PROSES
Misi:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang Islami sebagai sarana dakwah
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna dan bermutu

TEMA UKURAN TAHUN KE-


TUJUAN UKURAN HASIL TARGET INISIATIF RINCIAN INISIATIF PEMICU
STRATEGIK PEMICU KERJA
1 2 3 4 5
1

 Pembuatan,
1.Memberikan pelayanan kesehatan

A. Adanya standar 1. Pelayanan sesuai dengan 1. Pelayanan sesuai a) Pembuatan, pelaksanaan Direktur, √√ √ √ √
sesuai dengan tuntunan islam

pelayanan standar yang islami dengan standar dan evaluasi standar pelaksanaan, dan MPKU
kesehatan yang islami 90% pelayanan kesehatan evaluasi standar
Islami
. Pelayanan yang

Islami yang islami pelayanan kesehatan


yang islami di seluruh
unit pelayanan
√√ √ √ √

√√ √ √ √

50
2

(
A. Adanya standar 1. Pelayanan sesuai dengan 1. 100% sesuai standar Penyempurnaan evaluasi serta Direktur, √√ √ √ √
Pelayanan standar pelayanan medis tindak lanjut standar MPKU
Medis pelayanan medik
2. Seluruh kebutuhan 2. 90% terpenuhi
Paripurna
. Pelayanan yang

. paripurna
2 Memberikan
pasien tercukupi di

rehabilitatif)
promotif, preventif,
dalam Klinik

4. Penambahan jenis 4. Peningkatan jenis


pelayanan pelayanan medik
pelayanan

sebesar 30%;
Peningkatan jenis
kuratif

pelayanan non medik


kesehatan

50%
dan yang

B. Adanya a) Penambahan jenis Direktur √√ √ √ √


Pelayanan layanan: Kesehatan Ibu
medik dan dan anak, Screening
non medik COVID, Home Care,
yang lengkap MCU, Layanan 24 jam
dan IGD
b) Penambahan sarana Direktur √
penunjang laboratorium
sederhana

c) √√ √ √ √

√√ √ √ √

e) Pembuatan program Direktur √√ √ √ √


pengembangan sarana dan
prasarana
f) Kerjasama pelayanan Direktur √√ √ √ √
dengan Instansi kesehatan

51
g) Pelayanan Promosi Direktur √√ √ √ √
Kesehatan & pendidikan
pasien yg continue dan
berkesinambungan baik
didalam maupun diluar
klinik (berbasis
komunitas) Prolanis
3

3
A. Adanya SOP/ 1. Kesesuaian antara a) Pembuatan standar Direktur √√ √ √ √
Standar pelaksanaan dengan pelayanan:
Pelayanan SOP - Membuat dan merevisi
bermutu
. Pelayanan yang

Medis dan protap/SPO


Non Medis - Sosialisasi dan
sesuai standar
. meningkatkan kualitas pelayanan

melaksanakan
- Evaluasi & tindak lanjut
√√ √ √ √

√√ √ √ √
 Studi banding direktur √√ √ √ √

B. Adanya 2. Indeks mutu layanan a) Pelaksanaan, analisa • Pembentukan Tim Direktur √√ √ √ √


standar mutu dan evaluasi yang Mutu dan tim
pelayanan terkait dengan mutu • Pelaksanaan, evaluasi
secara dan tindak lanjut
mutu
berkesinambungan

√√ √ √ √

c) Akreditasi  Pembentukan Tim Direktur √ √ √

 Pelaksanaan akreditasi Direktur √ √ √

√√ √ √ √
e) Optimalisasi SIM Klinik  System SIM Klinik Direktur √√ √ √ √
3. standarisasi laporan Menjaga akuntabilitas laporan Pelatihan laporan Direktur dan √ √ √ √ √
keuangan keuangan admin
keuangan

52
C.

53
C. PERSPEKTIF CUSTOMER
Misi: Memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan

TAHUN KE-
TEMA UKURAN PEMICU
TUJUAN UKURAN HASIL TARGET INISIATIF RINCIAN INISIATIF PEMICU
STRATEGIK KERJA
1 2 3 4 5

 Kegiatan social kemasyarakatan


Kepuasan Pelanggan

1. Memenuhi kebutuhan pelanggan A. Penambahan 1. Meningkatnya 1. Terjalinnya a) Strategi Humas & Direktur, √ √ √ √ √
market share jumlah pelanggan kerjasama dengan Pemasaran (baik secara mandiri atau kerjasama MPKU,
institusi yang baru/ dengan instansi lain), seperti Baksos,
tahun
seluruh
Seminar free, milad, dll.
karyawan
 Revitalisasi promosi melalui media Direktur, √ √ √ √ √
sosisal, media elektronik seperti radio

 Pengembangan media promo Klinik Direktur, √ √ √ √ √


lainnya berupa brosur, banner.

2. Jumlah kunjungan √√ √ √ √
meningkat: Rawat
√√ √ √ √
jalan pasien
umum 10%
pertahun, kapitasi Direktur √√ √ √ √
naik 30 peserta
perbulan.  Mengoptimalkan kotak saran Direktur √√ √ √ √
Kunjungan ANC,
Direktur √√ √ √ √
Nifas dan KB 20
pasien perbulan

2. Bertambahnya Jumlah layanan baru 5 √√ √ √ √


jumlah layanan

√√ √ √ √

4. Respon time Dibuat sesuai masing √√ √ √ √


layanan masing unit

54
B. Pelayanan 1. 80 – 95% pelanggan √√ √ √ √
berorientasi pada puas
kebutuhan √√ √ √ √
pelanggan

55
D. PERSPEKTIF FINANSIAL
Misi: Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

TAHUN KE-
TEMA UKURAN PEMICU
TUJUAN UKURAN HASIL TARGET INISIATIF RINCIAN INISIATIF PEMICU
STRATEGIK KERJA 1 2 3 4 5

 Penentuan produk
Pelayanan Terjangkau

1. Meningkatkan Pertumbuhan Klinik

A. Penambahan 1. Meningkatnya 1. Pendapatan meningkat a) Produk Unggulan √ √ √ √


produk baru pendapatan minimal 10% pertahun unggulan
berdasarkan
kontribusi margin
 Perhitungan Cost dan √ √ √ √
Benefit
 Evaluasi dan tindak √ √ √ √
lanjut
b) Membuat produk baru  Produk unggulan √ √ √ √

 Survey kebutuhan √ √ √ √
pelanggan
 Study kelayakan √ √ √ √

 Evaluasi dan tindak √ √ √ √


lanjut
√ √ √ √

√ √ √ √
√ √ √ √

d) Intensifikasi produk √ √ √ √ √

2. √ √ √ √ √

56
3. Cash Flow lancar

3. Biaya Terkendali 4. 80% dari pendapatan

B. Penambahan pangsa a) Mengoptimalkan fungsi √ √ √ √ √


pasar pemasaran
b) Kerjasama dengan √ √ √ √ √
instansi non kesehatan

C. Perhitungan a) Study kelayakan secara  Studi kelayakan secara √ √ √ √ √


perencanaan bertahap bertahap

investasi b) Manajemen piutang  Manajemen piutang √ √ √ √ √


c) Persediaan rasional  Persediaan rasional √ √ √ √ √
 Prosedur aliran kas
d) Prosedur aliran kas (in - √ √ √ √ √
out) ( in – out)
 Mencari sumber √ √ √ √ √
pendanaan yang
mempunyai
kapabilitas
e) System informasi  System informasi √ √ √ √ √
keuangan & akuntansi keuangan akuntansi
yang transparan yang transparan
f) Melaksanakan kebijakan  Melakukan kebijakan Keuangan √ √ √ √ √
akuntansi akuntansi
D. Cost Effectivenes a) Penyusunan dan  Penyusunan dan Tim √ √ √ √ √
(biaya rasional) pelaksanaan RAPB pelaksanaan RAPB
 Evaluasi RAPB secara Tim √ √ √ √ √
berkala
b) Pengendalian biaya  Pengendalian biaya Keuangan √ √ √ √ √
operasional & non operasional dan non
operasional di setiap operasional di setiap
unit unit

57
2
akat
TerjangkauOLehMasyar
Yang
. Pelayanan
B. Tariff yang rasional 2. Tariff dapat Membuat kebijakan tentang  Membuat kebijakan √ √ √ √ √
diterima oleh kategori pasien dengan tariff tentang kategori
seluruh lapisan khusus (Pondok pesantren pasien dengan tarif
masyarakat tetangga, Panti asuhan, khusus:
keanggotaan  Pondok Pesantren
Muhammadiyah, tidak  Tetangga
mampu, korban bencana, dll)  Panti Asuhan 
Keanggotaan
Muhammadiyah
 Pasien tidak mampu

3. √ √ √ √ √

58

Anda mungkin juga menyukai