Anda di halaman 1dari 13

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

Jalan Letjend. S. Parman No. 88 Telepon ( 0511) 3354896, 3350332, 335035


e-mail: rs_islambjm@yahoo.com Banjarmasin kode Pos 70115

PEDOMAN JENJANG KARIR NUTRISIONIS


RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN
TAHUN 2020

1
PEDOMAN JENJANG KARIR NUTRISIONIS
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang
medik dalam pelayanan kesehatan rumah sakit yang terintegrasi dengan
kegiatan pelayanan kesehatan lainnya. Sebagai Nutrisionis yang profesional
selalu bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan gizi kepada pasien
sesuai kompotensi dan kewenangan yang dimilikinya bersifat mandiri dan dapat
bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain.
Untuk menjaga mutu dan profesionalisme layanan gizi, diperlukan tenaga
profesional gizi yang kompeten dibidangnya sehingga terjamin keamanan
pasien dalam menerima pelayanan gizi dan mempercepat proses
penyembuhan. Untuk mencapai tujuan pelayanan gizi yang diharapkan
diperlukan dukungan internal antara lain motivasi untuk mengembangkan karir
profesional dan tujuan pribadinya maupun dukungan eksternal meliputi
kebijakan organisasi, kepemimpinan, struktur organisasi, sistem penugasan dan
sistem pembinaan.
Tenaga Gizi Rumah Sakit atau tenaga Nutrisionis RS. Islam Banjarmasin
berjumlah 5 orang dituntut untuk dapat memberikan pelayanan gizi yang baik
dan bermutu, sehingga pembinaan dari rumah sakit yang berkesinambungan
menjadi hal yang mutlak harus dilaksanakan. Untuk itu dibuatlah pedoman
jenjang karir Nutrisionis RS. Islam Banjarmasin.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Permenkes RI Nomor 26 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan
dan praktik tenaga gizi
4. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 23 /
Kep/M.PAN/4/ 2001Tanggal 4 April 2001 tentang Jabatan Fungisional
Nutrisionis dan Angka Kreditnya.

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas klinis Nutrisionis atau
tenaga gizi di RS. Islam Banjarmasin.

2. Tujuan Khusus
a. Adanya jenjang karir profesional nutrisionis RS. Islam Banjarmasin
b. Adanya kompotensi nutrisionis klinik RS. Islam Banjarmasin sesuai area
c. Terlaksananya kegiatan pengembangan profesional nutrisionis
berkelanjutan di RS. Islam Banjarmasin.
d. Terlaksananya penilaian Nutrisionis sesuai indicator kinerja pada tiap level
karir
e. Terlaksananya monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir
Nutrisionis

D. Ruang Lingkup
Jenjang karir Profesional Nutrisionis di RS. Islam Banjarmasin yang
dikembangkan yaitu Nutrisionis Terampil dan Nutrisionis Ahli. Dimana
Nutrisionis Terampil terdiri dari Nutrisionis Pelaksana, Pelaksana Lanjut dan
Penyelia dan Nutrisionis Ahli terdiri dari Nutrisionis Pertama, Muda dan Madya.
Nutrisionis Terampil syarat pendidikan Diploma-III Gizi/Akademi Gizi
memiliki kewenangan klinik dari pimpinan sedangkan Nutrisionis Ahli syarat
pendidikan serendah-rendahnya Sarjana (S1) Diploma- IV gizi dan memiliki
kewenangan klinik dari pimpinan.

E. Sasaran

Seluruh Nutrisionis atau petugas gizi yang bekerja di RS. Islam Banjarmasin

3
BAB II
SISTEM JENJANG KARIR PROFESIONAL NUTRISIONIS
RS. ISLAM BANJARMASIN

A. Pengertian Jenjang Karir Profesional Nutrisionis

Jenjang karir merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan


profesionalisme, sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan
kompotensi.
Nutrisionis yang profesional diharapkan mampu berpikir rasional,
mengakomodasi kondisi lingkungan, mengenal diri sendiri, belajar dari
pengalaman dan mempunyai aktualisasi diri sehingga dapat meningkatkan
jenjang karir profesinya. Jenjang karir dapat dicapai melalui pendidikan formal
dan pendidikan berkelanjutan berbasis kompetensi serta pengalaman kerja di
sarana kesehatan.

B. Prinsip Jenjang Karir Profesional Nutrisionis


1. Kualifikasi
Pendidikan Nutrisionis serendah-rendahnya dimulai dari Diploma-III Gizi /
Akademi Gizi
2. Penjenjangan
Dimulai dari Nutrisionis Terampil dengan Jenjang Nutrisionis Pelaksana
sampai Nutrisionis Penyelia dan Nutrisionis Ahli dengan Jenjang Nutrisionis
Pertama sampai Nutrisionis Madya, dimana masing-masing Nutrisionis
harus memenuhi minimal 75 % dari daftar kewenangan klinik yang ada.
3. Penetapan Asuhan Nutrisionis
Nutrisionis Klinik mampu memberikan asuhan gizi langsung sesuai standar
praktik dan kode etik gizi
4. Kesempatan Yang sama
Setiap Nutrisionis Klinik atau petugas gizi mempunyai kesempatan yang
sama untuk meningkatkan karir sampai jenjang karir profesional tertinggi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4
C. Jenjang Karir Profesional Nutrisionis
Untuk mencapai jenjang karir yang lebih tinggi, harus memenuhi
persyaratan pendidikan, masa kerja dan pengalaman kerja dibidang gizi klinik
sesuai persayaratan kompotensi yang dipersyaratkan serta dilengkapi dengan
kewengan klinik yang dikeluarkan oleh pimpinan RS. Islam Banjarmasin.
Tenaga Nutrisionis dengan pendidikan Diploma-III yang tidak memiliki SK
jabatan Nutrisionis Terampil dari pejabat yang berwenang dan memiliki masa
kerja 0 tahun, maka jenjang karir nutrisionis tersebut dalam bekerja selama 2
tahun segala kewenangan klinik dibawah supervisi nutrisionis diatasnya.
Tenaga Nutrisionis dengan pendidikan Sarjana (S-1), Diploma-IV Gizi yang
tidak memiliki SK jabatan Nutrisionis Ahli dari pejabat yang berwenang dan
memiliki masa kerja 0 tahun, maka jenjang karir nutrisionis tersebut dalam
bekerja selama 2 tahun segala kewenangan klinik dibawah supervisi
nutrisionis diatasnya.
Selanjutnya jenjang karir nutrisionis dengan latar belakang pendidikan
Diploma-III Gizi dan Sarjana (S-1), Diploma-IV Gizi tersebut akan dikredensial
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tingkatan jenjang karir profesional nutrisionis, sebagai berikut :

1. Nutrisionis Terampil Pelaksana (TRD Kompeten )


TRD Kompoten adalah Nutrisionis terampil pelaksana pada jabatan
fungisional atau Teknikal Registered Dietisien Kompeten, memiliki
pengalaman praktik dietetic umum (general) kurang atau sama dengan 4
tahun termasuk menangani masalah gizi dan dietetik yang
sederhana/tidak komplek. Pendidikan lulusan Diploma-III Gizi/Akademi
Gizi. Memiliki SK Jabatan Nutrisionis Pelaksana yang dikeluarkan oleh
yang berwenang.
Golongan dan masa kerja untuk Jabatan Nutrisionis :
Golongan B.2 masa kerja 2-5 Tahun
Golongan B.3-B.4 masa kerja 5-10 Tahun
Golongan B.4-C.1 masa kerja 10-15 Tahun
Golongan C.1-C.2 masa kerja 15-20 Tahun
Golongan C.2-C.3 masa kerja 20 sampai Purna Tugas

5
4. Nutrisionis Ahli Pertama (RD Kompeten)
RD (Registered Dietisien) Kompeten adalah nutrisionis ahli pertama
pada jabatan fungisional yang telah mengikuti pendidikan profesi dan uji
kompeten serta teregistrasi, memiliki pengalaman praktek dietetic umum
(general) kurang atau sama dengan 4 tahun. Pendidikan Sarjana (S-1)
Diploma-IV Gizi. Memiliki SK Jabatan Nutrisionis Ahli Pertama yang
dikeluarkan oleh yang berwenang.
Golongan dan masa kerja untuk Jabatan Nutrisionis :
Golongan C.1 masa Kerja 2-5 Tahun
Golongan C.2-C.3 masa kerja 5-10 Tahun
Golongan C.3-C.4 masa kerja 10-15 tahun
Golongan C.4-D.1 masa kerja 15-20 tahun
Golongan D.1-D.2 masa kerja 20 tahun - Purna Tugas

D. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karier Nutrisionis


1. Direktur Rumah Sakit
Direktur RS Islam Banjarmasin dalam implementasi jenjang karir sebagai
pengarah dan pembuat kebijakan utama dalam menerbitkan Surat
Keputusan tentang implementasi jenjang karir. Adapun tugasnya adalah
sebagai berikut :
a. Menerbitkan Surat Keputusan Penugasan Klinik bagi setiap Nutrisionis
atas rekomendasi Komite Non Medik dan Non Keperawatan.
b. Menerbitkan Surat Keputusan Pencabutan Kewenangan Klinis sekaligus
Penugasan Klinik atas rekomendasi Komite Non Medik dan Non
Keperawatan.

2. Komite Tenaga Kesehatan Lain


Komite Tenaga Kesehatan Lain memiliki peran sentral dalam mekanisme
kredensial para Nutrisionis karena tugas utamanya menjaga
keprofesionalisme Nutrsionis dan melindungi pasien rumah sakit untuk hal-
hal yang berkaitan tindakan pelayanan gizi.

6
Dalam implementasi jenjang karier Komite Tenaga Kesehatan Lain
memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melakukan proses kredensial bagi setiap tenaga Nutrisionis dengan tiga
tahapan. Pertama, praktisi gizi mengajukan surat permohonan kredensial
untuk mendapatkan kewenangan klinis dengan metode self Assessment.
Kedua, peer group melakukan pengkajian dan penilaian serta memberikan
rekomendasi yang diketahui oleh Sub Komite Kredensial Tenaga Non
Medik dan Non Keperawatan melalui Ketua Komite kepada Direktur.
Ketiga, Direktur Rumah Sakit mengeluarkan surat penugasan (clinical
appointment) berdasarkan rekomendasi peer group untuk periode waktu
tertentu. Secara priodik, nutrisionis akan melakukan proses kredensial
sampai masa berlaku surat penugasannya berakhir, dimana tiga tahap
tersebut akan berulang.
b. Memelihara profesionalisme Nutrisionis melalui pembinaan mutu profesi
c. Melakukan pembinaan etik disiplin bagi Nutrisionis dalam melaksanakan
tugas pemberian asuhan gizi atau NCP (Nutrisionis care Proses). Jika
terjadi pelanggaran terhadap protap pelayanan gizi dan merugikan pasien
maka dilakukan kredensial dan merekomendasikan untuk pencabutan
kewenangan klinis sehingga penugasan klinik tidak dapat dipergunakan.
d. Melakukan program pembinaan khusus sesuai permintaan
e. Melakukan monitoring evaluasi terhadap proses kredensialing
peningkatan mutu profesi dan pembinaan etik disiplin.

E. Pengembangan Berkelanjutan Bagi Nutrisionis


Tujuannya adalah dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
kompetensi Nutrisionis agar tetap dapat melaksanakan tugas berorientasi pada
proses dan keselamatan pasien. Alasan pengembagan karir berkelanjutan bagi
Nutrisionis karena bertambahnya masa kerja, memperoleh ijazah lebih
setingkat dari jenjang jabatan nutrisionis sebelumnya dan telah diterbitkannya
SK (Surat Keputusan) kenaikan pangkat oleh pejabat yang berwenang sehingga
perlu disesuaikan jenjang karir jabatan Nutrisionisnya.

7
F. Monitoring dan Evaluasi Implementasi Jenjang Karir
Yang dilakukan dalam monitoring dan evaluasi hasil implementasi jenjang karir
Nutrisionis adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan Kinerja Nutrisionis dalam melaksanakan tugas
b. Peningkatan kepuasan kerja Nutrisionis dengan intrumen survey kepuasan
kerja petugas gizi (nutrisionis)
c. Peningkatan kualitas pelayanan gizi dengan instrument survey standar
pelayanan minimal gizi (SPM Gizi).

8
BAB III
KOMPOTENSI NUTRISIONIS KLINIK SESUAI AREA

1. Nutrisionis Terampil Pelaksana (TRD Kompeten )


TRD Kompoten adalah Nutrisionis terampil pelaksana pada jabatan
fungisional atau Teknikal Registered Dietisien Kompeten, memiliki pengalaman
praktik dietetic umum (general) kurang atau sama dengan 4 tahun termasuk
menangani masalah gizi dan dietetik yang sederhana/tidak komplek. Pendidikan
lulusan Diploma-III Gizi/Akademi Gizi. Memiliki SK Jabatan Nutrisionis Pelaksana
yang dikeluarkan oleh yang pejabat berwenang.
Golongan dan masa kerja untuk Jabatan Nutrisionis :
Kewenangan Klinik Terampil Pelaksana (TRD Kompeten)
No
1. Melakukan kajian hasil skrining gizi yang dilakukan oleh perawat.
2. Melakukan assessment gizi pada pasien resiko tinggi

3. Melakukan diagnosa gizi pada pasien resiko tinggi


4. Melakukan intervensi gizi pada pasien resiko tinggi dan mampu
menentukan kebutuhan gizi pasien
5. Melakukan monitor dan evaluasi terapi diet yang sudah dilakukan.
6. Memberikan edukasi gizi pada pasien dan atau keluarga pasien
berdasarkan data medis.
7. Menyusun rancangan rencana lima tahunan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
8. Menyajikan rancangan rencana lima tahunan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
9. Menyempurnakan rancangan rencana lima tahunan kegiatan gizi,
makanan dan dietetik
10. Menyajikan rancangan rencana tahunan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
11. Menyempurnakan rancangan rencana tahunan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
12. Menyajikan rancangan rencana triwulan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
13. Menyempurnakan rancangan rencana triwulan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
14. Menyajikan rancangan rencana bulanan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
15. Menyempurnakan rancangan rencana bulanan kegiatan gizi, makanan dan
dietetik
16. Menyajikan rancangna petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang
gizi, makanan dan dietetik

9
17. Menyempurnakan rancangna petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di
bidang gizi, makanan dan dietetik
18. Menyusun rancangan pedoman gizi, makanan dan dietetik untuk penyakit
dengan komplikasi
19. Menyajikan rancangan pedoman gizi, makanan dan dietetik untuk
penyakit dengan komplikasi
20. Menyempurnakan rancangan pedoman gizi, makanan dan dietetik untuk
penyakit dengan komplikasi
21. Menyajikan rancangan standar di bidang gizi, makanan dan dietetik untuk
penyakit dengan komplikasi
22. Menyempurnakan rancangan standar di bidang gizi, makanan dan dietetik
untuk penyakit dengan komplikasi
23. Menyajikan rancangan kebutuhan di bidang gizi, makanan dan dietetik
24. Menyempurnakan rancangan kebutuhan di bidang gizi, makanan dan
dietetik
25. Menyajikan TOR studi kelayakan rancangan petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis/pedoman/standar/ kebutuhan gizi, makanan
dan dietetik
26. Menetepkan pelaksanaan studi kelayakan rancangan petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis/pedoman/standar/ kebutuhan gizi, makanan
dan dietetik
27. Menetapkan kelayakan rancangan petunjuk pelaksanaan/petunjuk
teknis/pedoman/standar/ kebutuhan gizi, makanan dan dietetik
28. Menetapkan instrumen pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik
29. Menyusun hasil pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik
30. Menyajikan hasil pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik
31. Menyempurkan hasil pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik
32. Menyusun urutan dan jadwal pelayanan gizi, makanan dan dietetik
33. Menghimpun dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada
34. Melakukan konsultasi diet khusus dengan tiga komplikasi
35. Melakukan konsultasi diet KEP berat dengan dua komplikasi
36. Melakukan penyuluhan gizi bagi karyawan RS
37. Melakukan pengawasan pada pengumpulan data pola konsumsi dan
makanan
38. Melakukan pemeriksaan pada penyediaan diet standar khusus
39. Melakukan pengawasan pada penyediaan diet standar khusus
40. Menyusun prioritas jenis penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik
41. Menyusun proposal penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik
42. Menyajikan proposal penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik
43. Menyempurnakan proposal penelitian terapan dalam bidang gizi dan
dietetik

10
44. Menyajikan hasil penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik
45. Menyempurnakan laporan penelitian terapan dalam bidang gizi dan
dietetik
46. Mengevaluasi perangkat lunak kegiatan pelayanan gizi lapangan dan RS
pada akhir tahun
47. Mengevaluasi hasil penyuluhan kegiatan pelayanan gizi, makanan dan
dietetik
48. Mengevaluasi pelaksanaan kagiatan pelayanan gizi RS
49. Menganalisa hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi, makanan
dan dietetik pada puskesmas dan RS di akhir kegiatan
50. Menyajikan evaluasi kegiatan pelayanan gizi, makanan dan dietetik pada
puskesmas dan RS
51. Membuat laporan kegiatan pelayanan gizi, makanan dan dietetik pada
puskesmas dan RS

4. Nutrisionis Ahli Pertama (RD Kompeten)


RD (Registered Dietisien) Kompeten adalah nutrisionis ahli pertama pada
jabatan fungisional yang telah mengikuti pendidikan profesi dan uji kompeten
serta teregistrasi, memiliki pengalaman praktek dietetic umum (general) kurang
atau sama dengan 4 tahun. Pendidikan Sarjana (S-1) Diploma-IV Gizi. Dan atau
memiliki SK Jabatan Nutrisionis Ahli Pertama yang dikeluarkan oleh pejabat
berwenang.
Golongan dan masa kerja untuk Jabatan Nutrisionis :

No Kewenangan Klinik Ahli Muda (RD Spesialis)


1. Menganalisa data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
analitik dalam rangka menyusun rencana lima tahun
2. Menganalisa data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
analitik dalam rangka menyusun rencana tahunan
3. Menyusun rancangan rencana tahuna pelayanan gizi, makanan dan
dietetik
4. Menganalisa data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
analitik dalam rangka menyusun rencana triwulan
5. Menyusun rancangan rencana triwulan pelayanan gizi, makanan dan
dietetik
6. Menganalisa data gizi, makanan dan dietetik dan penunjangnya secara
analitik dalam rangka menyusun rencana bulanan
7. Menyusun rancangan rencana bulanan pelayanan gizi, makanan dan
dietetik
8. Menyusun rancangan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang gizi,
makanan dan dietetic
9. Menganalisa data secara analitik dalam rangka menyusun pedoman gizi,

11
makanan dan dietetic
10. Menyusun rancangan pedoman gizi, makanan dan dietetik untuk penyakit
tanpa komplikasi
11. Menyajikan rancangan pedoman gizi, makanan dan dietetik untuk
penyakit tanpa komplikasi
12. Menyempurnakan rancangan pedoman gizi, makanan dan dietetik untuk
penyakit tanpa komplikasi
13. Menganalisa data dengan standar khusus dalam rangka menyusun standar
gizi, makanan dan dietetik
14. Menyajikan rancangan standar gizi, makanan dan dietetik untuk penyakit
tanpa komplikasi
15. Menyempurnakan rancangan standar gizi, makanan dan dietetik untuk
penyakit tanpa komplikasi
16. Menyusun rancangan standar gizi, makanan dan dietetik untuk penyakit
tanpa komplikasi
17. Menyusun rancangan kebutuhan gizi, dietetik individu
18. Menyusun laporan studi kelayakan rancangan petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis/pedoman/standar/kebutuhan gizi, makanan
dan dietetik
19. Menyajikan laporan studi kelayakan rancangan petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis/pedoman/standar/kebutuhan gizi, makanan
dan dietetik
20. Menyusun Term Of Reference (TOR) pelaksanaan studi kelayakan dalam
rangka menyusun rancangan petunjuk pelaksanaan/petunjuk
teknis/pedoman/standar/ kebutuhan gizi, makanan dan dietetik
21. Menyajikan proposal penyusunan instrumen pengamatan keadaan gizi,
makanan dan dietetic
22. Menyusun rancangan instrumen pengamatan keadaan gizi, makanan dan
dietetik
23. Melakukan perbaikan rancangan instrumen pengamatan keadaan gizi,
makanan dan dietetik
24. Menganalisis data pengamatan masalah di bidang gizi, makanan dan
dietetik secara analitik
25. Menyusun bentuk penanggulangan gizi, berdasarkan masalah gizi,
makanan dan dietetik pada kelompok sasaran tertentu
26. Melakukan penilaian hasil pengukuran BB, TB, umur sesuai standar
27. Melakukan penilaian hasil pengukuran LILA sesuai standar
28. Melakukan penilaian IMT
29. Melakukan penilaian pengumpulan data pola konsumsi sesuai juknis
30. Melakukan konsultasi diet khusus dengan dua komplikasi
31. Melakukan konsultasi diet KEP berat dengan satu komplikasi
32. Melakukan pemeriksaan pada penyediaan makanan cair
33. Melakukan pengawasan konsultasi gizi khusus
34. Melakukan pengawasan konsultasi gizi/diet kelompok

12
35. Menyusun perencanaan diet sesuai penyakit dan prekripsi diet dengan
tiga komplikasi
36 Menganalisa pelaksanaan kegiatan layanan gizi, makanan dan dietetik
aspek pengolahan dan teknologi
37 Menganalisa data hasil penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik
38 Menyusun laporan hasil penelitian terapan dalam bidang gizi dan dietetik
39 Melakukan rujukan gizi sesuai kasus pelayanan gizi, makanan dan dietetik
untuk penyakit dengan komplikasi.
40 Melakukan rujukan gizi sesuai kasus pelayanan gizi, makanan dan dietetik
untuk penyakit dengan komplikasi.
41 Menyusun laporan rujukan dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan
dietetik.
42 Memantau penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan dan
dietetik di RS atau institusi lain secara triwulan.
43 Mengevaluasi satuan biaya diet terhadap standar pada akhir kegiatan.
44 Melakukan evaluasi kegiatan konsultasi diet pada akhir kegiatan

13

Anda mungkin juga menyukai