Pasien Stroke
Adaptasi dari lacey, K and Prichett, E. Nutrition Care Process and Model : Journal of American
Dietetic Association, 2003
Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau
seluruh fungsi neurologis (neurologik fokal atau
global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung
lebih dari dari 24 jam atau menyebabkan kematian,
yang semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredarahan otak karena berkurangnya suplai darah
(stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah
secara spontan (stroke perdarahan) (Budiman,
2013).
Pada intinya, stroke disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran
darah ke otak sehingga oksigen yang diangkut oleh hemoglobin
menjadi menurun, sementara oksigen berperan dalam proses
pemecahan glukosa menjadi energi. Akibatdari suplai makanan
tersebut, sel-sel otak berpotensi mengalami kematian
(Wahyuningsih, 2013).
Kematian sel-sel otak berpengaruh terhadap penurunan fungsi
dan kinerja dari otak. Otak memiliki 2 fungsi yaitu sensorik dan
motorik. Akibat awal atau hal yang sering menjadi tanda awal
dari stroke adalah hemiparesis kontralateral (kelumpuhan
separuh anggota extremitas atasdan bawah yang bersilangan
dengan hemisfer yang terkena).
Menurut Budiman (2013), stroke diklasifikasikan menjadi 2 :
a) Stroke Hemmorrhage
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya
darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan cerebrospinalis di
sekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut
menyebabkan gangguan serabut otak melalui penekanan struktur
otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada
jaringan sekitarnya.
b) Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak,
penyumbatan)
Iskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada
pembuluh darah serviko-kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh
berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli atau ketidakstabilan
hemodinamik.
Menurut Machfoed (2012), stroke menurut patologinya dapat
dibagi menjadi :
1. Stroke Infark
a. Stroke Infark trombotik
b. Stroke Infark Emboli
2. Stroke Perdarahan (Hemorrhage)
a. Stroke perdarahan intraserebral (Intracerebral Hemorrhage /
ICH)
b. Stroke perdarahan sub arachnoid
Faktor resiko stroke adalah hipertensi, DM, penyakit
jantung, gangguan aliran darah sepintas, hiperkolesterolemia,
infeksi, obesitas, merokok, kelainan pembuluh darah otak
dan faktor resiko lainnya (Ariani, 2012).
Stroke pada umumnya diderita oleh orang tua,
karena proses penuaan yang menyebabkan pembuluh
darah mengeras dan menyempit atau adanya lemak
yang menyumbat pembuluh darah.
Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan
karena penyakit tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
Pada usia remaja atau produktif penyebabnya adalah
stres, narkoba, alkohol, faktor keturunana atau gaya
hidup yang tidak sehat (Wahyuningsih, 2013)
FAKTOR RESIKO
DAPAT DIUBAH TIDAK DAPAT DIUBAH
Diet
Obesitas Usia
Hipertensi Jenis
Merokok Kelamin
DM
Herediter
Dislipidemia
SYARAT DIET :
ENERGI CUKUP 25-45 KKAL/KG BB
PROTEIN : 0,8 – 1 GR/KG BB
LEMAK 20-25% LEMAK TDK JENUH GANDA
KARBOHIDRAT CUKUP 60 – 70 % DARI TOTAL ENERGI
KOLESTEROL < 200 mg/hari BERFUNGSI SEBAGAI PREKURSOR HORMON
ESTROGEN, TESTOSTERON DAN VITAMIN D
SERAT CUKUP, UNTUK MEMBANTU MENURUNKAN KADAR KO;ESTEROL
DARAH DAN MENCEGAH KONSTIPASI
BENTUK MAKANAN DISESUAIKAN DENGAN KEADAAN PASIEN
GARAM DIBATASI 5 GR GARAM DAPUR ATAU 2 GR Na = ½ SDT GARAM
KH 60-70%, LEBIH DIUTAMAKAM KARBOHIDRAT KOMPLEKS
TERUTAMA SERAT. JIKA TRIGLISERIDA TINGGI, BATASI PENGGUNAAN
KARBOHIDRAT SEDERHANA (GULA PASIR, GULA AREN DAN MADU)
VIT A,RIBLOFAVIN,B6,AS.FOLAT, B12, C DAN E
MINERAL K, Mg DAN Ca
BENTUK MKN SESUAI KONDISI PX
PORSI KECIL TAPI SERNG
CAIRAN 6-8 GLS/HR KECUALI OEDEMA/ASCITES
SERAT CUKUP (20 – 30 gr/hari)
EKSKRESI ASAM EMPEDU MELALUI
FESES SHG MENARIK LEMAK DARI DIET ( LDL) DAN CEGAH
KONSTIPASI
Perhitungan kebutuhan gizi
Harris – Benedict equation : ( Basal
energy requirements ) :
Men
BEE (kcal/day) = 66.5 + 13.8 (weight in kg) + 5.0
(height in cm) – 6.8 (age in years)
Women
BEE (kcal/day) = 665.0 + 9.6 (weight in kg) + 1.8
(height in cm) – 4.7 (age in years)
IMT = BB (kg) / TB² (m)
Klasifikasi :
Kurus : IMT < 18.5
Normal : IMT 18.5 – 22.9
Gemuk : IMT ≥ 23
Resiko Obesitas : IMT 23 – 24.9
Obesitas I : IMT 25 – 29.9
Obesitas II : IMT ≥ 30
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI
yes No
Maintain oral
Is GIT functioning normaly? intake
yes No
Able to consume any oral intake?
yes No Difficulty
Organ
General purpose General purpose reabsorbing
disfunction?
Formula + food/liquid formula /digesting
yes
Intact protein Defined specialized
General purpose formula formula
formula
27 Asosiasi Dietisien Indonesia Jabar2011
Algorithm for enteral formula selection
Route of nutrition therapy
Oral
Enteral
Parenteral
Combination
JENIS DIET :
DIBAGI DALAM 2 FASE
1. FASE AKUT/KESADARAN /TDK SADAR
DIBERIKAN SCR PARENTERAL(NPO) ENTERAL
(PERSONDE/PERORAL)
2. FASE PEMULIHAN
PX DIBERIKAN MKN SCR PERORAL CAIR-SARING-
LUNAK-BIASA
PEMAKAIAN NGT BILA > 6 MGG
GASTROSTOMI/JEJUNOSTOMI
BHN MKN YG TDK DIANJURKAN PRODUK
OLAHAN, BERLEMAK,
TEH/KOPI,COKLAT,SODA,ALKOHOL, BUMBU
MERANGSANG
Makanan lewat pipa (personde)
outcome kesehatan
% penyakit
FH BD AD PD outcome cost
Patient QoL