Anda di halaman 1dari 34

Manajemen Pelayanan Gizi Pada

Pasien Stroke

Yuyun Erlina Susanti. S.Gz., M.Kes., RD


 Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang
diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolisme tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan
penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Sering terjadi kondisi pasien yangsemakin buruk karena
tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan
organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih
memburuk dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi.
Selain itu masalah ( PGRS, 2013)
 Pasien sakit berat termasuk yang berisiko
 Risiko bila kebutuhan gizi tidak terpenuhi :
 St gizi awal baik menjadi PEM dalam waktu 2 mg
 St gizi awal kurang menjadi PEM dalam beberapa
hari
 Terapi gizi harus memenuhi :
 Keseimbangan antara pencegahan menjadi malnutrisi
dan pencegahan thd komplikasi dari dukungan gizi
Komplikasi & hilangnya LBM
LBM Komplikasi Motalitas
( % kehilangan yg terkait
dari total) (%)
10 Imunitas terganggu, infeksi meningkat 10
20 Menurunkan proses penyembuhan, 30
lemah, infeksi
30 Terlalu lemah untuk duduk, pressure 50
sores, pnemonia, tdk ada
penyembuhan
40 Meninggal biasanya akibat pnemonia 100
Gambar 1, Model Asuhan Gizi dan Proses Asuhan Gizi Terstandar

Adaptasi dari lacey, K and Prichett, E. Nutrition Care Process and Model : Journal of American
Dietetic Association, 2003
 Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau
seluruh fungsi neurologis (neurologik fokal atau
global) yang terjadi secara mendadak, berlangsung
lebih dari dari 24 jam atau menyebabkan kematian,
yang semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredarahan otak karena berkurangnya suplai darah
(stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah
secara spontan (stroke perdarahan) (Budiman,
2013).
 Pada intinya, stroke disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran
darah ke otak sehingga oksigen yang diangkut oleh hemoglobin
menjadi menurun, sementara oksigen berperan dalam proses
pemecahan glukosa menjadi energi. Akibatdari suplai makanan
tersebut, sel-sel otak berpotensi mengalami kematian
(Wahyuningsih, 2013).
 Kematian sel-sel otak berpengaruh terhadap penurunan fungsi
dan kinerja dari otak. Otak memiliki 2 fungsi yaitu sensorik dan
motorik. Akibat awal atau hal yang sering menjadi tanda awal
dari stroke adalah hemiparesis kontralateral (kelumpuhan
separuh anggota extremitas atasdan bawah yang bersilangan
dengan hemisfer yang terkena).
 Menurut Budiman (2013), stroke diklasifikasikan menjadi 2 :
a) Stroke Hemmorrhage
Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya
darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan cerebrospinalis di
sekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut
menyebabkan gangguan serabut otak melalui penekanan struktur
otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada
jaringan sekitarnya.
b) Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak,
penyumbatan)
Iskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada
pembuluh darah serviko-kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh
berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli atau ketidakstabilan
hemodinamik.
Menurut Machfoed (2012), stroke menurut patologinya dapat
dibagi menjadi :
1. Stroke Infark
a. Stroke Infark trombotik
b. Stroke Infark Emboli
2. Stroke Perdarahan (Hemorrhage)
a. Stroke perdarahan intraserebral (Intracerebral Hemorrhage /
ICH)
b. Stroke perdarahan sub arachnoid
 Faktor resiko stroke adalah hipertensi, DM, penyakit
jantung, gangguan aliran darah sepintas, hiperkolesterolemia,
infeksi, obesitas, merokok, kelainan pembuluh darah otak
dan faktor resiko lainnya (Ariani, 2012).
 Stroke pada umumnya diderita oleh orang tua,
karena proses penuaan yang menyebabkan pembuluh
darah mengeras dan menyempit atau adanya lemak
yang menyumbat pembuluh darah.
 Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan
karena penyakit tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
 Pada usia remaja atau produktif penyebabnya adalah
stres, narkoba, alkohol, faktor keturunana atau gaya
hidup yang tidak sehat (Wahyuningsih, 2013)
FAKTOR RESIKO
DAPAT DIUBAH TIDAK DAPAT DIUBAH
Diet
Obesitas Usia

Hipertensi Jenis
Merokok Kelamin

DM
Herediter
Dislipidemia

Pola Hidup / stress


DISLIPIDEMIA
 Tidak jarang disebut sebagai : HIPERKOLESTEROLEMIA

 Adalah kelainan metabolisme lipid yg ditandai dg pe↑an atau

pe↓an fraksi lipid dlm plasma.


 Kelainan fraksi Lipid yg utama :
 Kolesterol total ↑ (N = < 200 mg/dl)  Diet Rendah
Kolesterol
 Low Density Lippoprotein (LDL) ↑ (N = <100 mg/dl)
 Trigliserida ↑ (N = < 150 mg/dl) Pembatasan KH
 High Density Lipoprotein (HDL) ↓ (N= ≥ 60 mg/dl)
Diet Rendah Garam

- Tujuan  menghilangkan\ mengurangi retensi garam atau air


dalam tubuh
- Energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral (kecuali Natrium) cukup
- Jumlah natrium  berat \ tidaknya retensi
air\garam\Hipertensi
- Macam diet Rendah Garam ;
Rendah Garam I (200-400 mg Na)
Rendah Garam II (600-800 mg Na)
Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)
(1 gr garam dapur ~ 400 mg Na)
Seorang dikatakan menderita DM jika
terdpt 2 dari 3 gejala dibawah ini (sesuai
kriteria ADA (American Diabetes
Ass0ciation 2009) :

1. Keluhan TRIAS DM : Polidipsi, Poliuri, Penurunan


Berat Badan.
2. Kadar Glukosa Darah waktu puasa ≥ 126 mg/dl
3. Kadar Glukosa Darah Acak atau 2 JPP ≥ 200
mg/dl
4. HbA1C ≥ 6.5%. Pemeriksaan ini untuk menilai
pengendalian glukosa jangka panjang sampai 2-3
bulan u memberikan informasi yg jelas &
mengetahui sampai seberapa efektif terapi yg
diberikan
Diet Diabetes Mellitus (DM)
- Tujuan membantu pasien DM memperbaiki pola
makan dan olah raga  mengontrol kadar gula darah
(kontrol metabolik)
- Komposisi energi, protein, lemak dan karbohidrat
 kebutuhan dan ada\tidaknya komplikasi,
Vitamin dan mineral  cukup
- Pedoman 3 J  Jadual, Jumlah dan Jenis
- Macam diet DM ; B, B1, KV, G, B2, B3, Be,
DM gestasional(kehamilan)
Pengkajian gizi pada penderita stroke

 Riwayat Klien ( CH)


 Diagnosis medis Ket :
 Medikasi  Data BB tidak selalu ada krn
 Kondisi/ pembedahan sebelumnya kondisi pasien yg umumnya
tdk dpt berkomunikasi dan
menggunakan ventilator.
 Antropometri
 Sumber data utama keluarga
 Tinggi badan
 BB saat ini
 Riwayat BB (jika ada) , BB biasanya
 Rujukan ( IMT)
Pengkajian gizi pada penderita stroke

 Riwayat tekait Gizi dan makanan  Data biokimia


 Kemampuan untuk mengunyah,  Albumin **
menggunakan dan ketepatan gigi
 Prealbumin
palsu ( bila ada)
 CRP
 Gangguan menelan
 mual/ muntah  Fibronectin
 Konstipasi/ diare  serum amyloid
 Gejala lain yg mengganggu proses  Ceroplasmin
mencerna normal  Hb – Ht
 Kemampuan untuk makan sendiri  elektrolit, glukosa, lactase
** lbh sbg stress marker
DIET PENYAKIT STROKE
TUJUAN DIET :
 MEMBERIKAN MKN SECUKUPNYA  SESUAI KEBUTUHAN
 MEMPERBAIKI KOMPLIKASI  DISFAGIA,PNEUMONIA, DEKUBITUS
 PERTAHANKAN  KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

SYARAT DIET :
 ENERGI CUKUP  25-45 KKAL/KG BB
 PROTEIN : 0,8 – 1 GR/KG BB
 LEMAK 20-25%  LEMAK TDK JENUH GANDA
 KARBOHIDRAT CUKUP  60 – 70 % DARI TOTAL ENERGI
 KOLESTEROL < 200 mg/hari  BERFUNGSI SEBAGAI PREKURSOR HORMON
ESTROGEN, TESTOSTERON DAN VITAMIN D
 SERAT CUKUP, UNTUK MEMBANTU MENURUNKAN KADAR KO;ESTEROL
DARAH DAN MENCEGAH KONSTIPASI
 BENTUK MAKANAN DISESUAIKAN DENGAN KEADAAN PASIEN
 GARAM DIBATASI 5 GR GARAM DAPUR ATAU 2 GR Na = ½ SDT GARAM
 KH 60-70%, LEBIH DIUTAMAKAM KARBOHIDRAT KOMPLEKS
TERUTAMA SERAT. JIKA TRIGLISERIDA TINGGI, BATASI PENGGUNAAN
KARBOHIDRAT SEDERHANA (GULA PASIR, GULA AREN DAN MADU)
 VIT  A,RIBLOFAVIN,B6,AS.FOLAT, B12, C DAN E
 MINERAL  K, Mg DAN Ca
 BENTUK MKN SESUAI KONDISI PX
 PORSI KECIL TAPI SERNG
 CAIRAN 6-8 GLS/HR KECUALI OEDEMA/ASCITES
 SERAT CUKUP (20 – 30 gr/hari) 
EKSKRESI ASAM EMPEDU MELALUI
FESES SHG MENARIK LEMAK DARI DIET ( LDL) DAN CEGAH
KONSTIPASI
Perhitungan kebutuhan gizi
Harris – Benedict equation : ( Basal
energy requirements ) :
Men
BEE (kcal/day) = 66.5 + 13.8 (weight in kg) + 5.0
(height in cm) – 6.8 (age in years)

Women
BEE (kcal/day) = 665.0 + 9.6 (weight in kg) + 1.8
(height in cm) – 4.7 (age in years)
IMT = BB (kg) / TB² (m)

Klasifikasi :
Kurus : IMT < 18.5
Normal : IMT 18.5 – 22.9
Gemuk : IMT ≥ 23
Resiko Obesitas : IMT 23 – 24.9
Obesitas I : IMT 25 – 29.9
Obesitas II : IMT ≥ 30
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI

RBW (Relatif Body Weigth) = BB / (TB -100) x 100%


 Undernutrisi : RBW < 80%
 Kurus : RBW < 90%
 Normal : RBW 90-110%
 Gemuk : RBW >110%
 Obes ringan : RBW 120-130%
 Obes sedang : RBW > 130-140%
 Obes berat : RBW > 140%
 Obes Morbid : RBW > 200%
KEBUTUHAN KALORI SEHARI :

Kurus : 40 - 60 kkal x BBA(kg)

Normal : 30 kkal x BBA (kg)

Gemuk : 20 kkal x BBA (kg)

Obesitas : 10 - 15 kkal x BBA (kg)


Intervensi Gizi pada penderita stroke

 Tujuan Intervensi (tergantung Problem)


 Kategori intervensi paling utama adalah Pemberian Zat gizi
dan makanan
 Pemberian Enteral dan parenteral
 Suplemen vitamin
 Suplemen mineral
 Koordinasi asuhan
- Team meeting
GIT functioning & safe for use?
yes No
Require enteral support? Parenteral nutrition

yes No
Maintain oral
Is GIT functioning normaly? intake

yes No
Able to consume any oral intake?
yes No Difficulty
Organ
General purpose General purpose reabsorbing
disfunction?
Formula + food/liquid formula /digesting

yes
Intact protein Defined specialized
General purpose formula formula
formula
27 Asosiasi Dietisien Indonesia Jabar2011
Algorithm for enteral formula selection
Route of nutrition therapy

 Oral
 Enteral
 Parenteral
 Combination
JENIS DIET :
DIBAGI DALAM 2 FASE
1. FASE AKUT/KESADARAN /TDK SADAR 
DIBERIKAN SCR PARENTERAL(NPO)  ENTERAL
(PERSONDE/PERORAL)
2. FASE PEMULIHAN
PX DIBERIKAN MKN SCR PERORAL  CAIR-SARING-
LUNAK-BIASA
PEMAKAIAN NGT BILA > 6 MGG 
GASTROSTOMI/JEJUNOSTOMI
BHN MKN YG TDK DIANJURKAN  PRODUK
OLAHAN, BERLEMAK,
TEH/KOPI,COKLAT,SODA,ALKOHOL, BUMBU
MERANGSANG
Makanan lewat pipa (personde)

- Konsistensi cair tapi tidak tembus pandang


- Diberikan  pasien dengan mengunyah/menelan,
kesadaran menurun,  secara peroral atau personde (NGT)
- Dua bentuk  formula rumah sakit dan formula komersial
- Perpindahan bentuk makanan cair jernih ke cair kental
-  Formula rumah sakit (sonde TETP/ sonde tim/
sonde DM)
-  Formula komersial/formula yang dibuat oleh pabrik
(ensure, diabetasol,nutren dll )
MONITORING & EVALUASI GIZI

 Intervensi pada pasien sakit berat bersifat maintenance


 Indikator :
- Asupan zat gizi dan daya terima
- Nilai Laboratorium
 Outcome :
- perubahan asupan
- perubahan tanda dan gejala (daya terima
dan lab)
 Pada fase recovery secara bertahap diarahkan
MONITORING & EVALUASI GIZI
Perubahan dlm pengetahuan,
kepercayaan/ perilaku/ sikap , akses

Asupan Zat gizi


Perubahan signs &
membaik symptoms secara fisik

outcome kesehatan
% penyakit
FH BD AD PD outcome cost

Patient QoL

OUTCOMES ASUHAN GIZI OUTCOME KESEHATAN


STUDI KASUS
 Tn. X, Usia 55 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan
nyeri kepala ± 9 hari sebelum MRS dengan intensitas hebat,
nyeri hebat pertama kali dalam hidup, nyeri di bagian
oksipital (S), hilang timbul saat pasien aktifitas sore hari,
tidak ada mual muntah dan kelemahan setengah tubuh.
 Pasien didiagnosa Stroke SAH (Subarachinoid Haemorrhage)
 Berat badan 65 kg dan TB 173 cm
 Hasil Lab : GDP 77 mg/dl; Chol : 145 mg/dl; TG : 69 mg/dl;
SGOT/PT : 15 / 26 U/L; LDL : 87 mg/dl
 Keadaan Umum : Baik, GCS : 456, TD:110/70, Nadi : 86
x/mnt, Suhu : 36 C
 MRI : Suggestive Post SAH

Anda mungkin juga menyukai