Anda di halaman 1dari 3

ANATOMI

Saraf manusia terdiri dari Susunan Saraf Pusat dan Susunan Saraf Tepi. Susunan Saraf Pusat terdiri
dari otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Serebrum banyak berperan dalam gangguan bahasa, serebrum terdiri dari 2 belahan otak (hemisfer
kiri dan kanan) yang dihubungkan oleh korpus kalosum. Secara umum, hemisfer kiri mengatur
bagian tubuh sisi kanan dan hemisfer kanan mengatur bagian tubuh sisi kiri. Permukaan otak
(serebrum) ini terdiri atas korteks (grey matter), yang merupakan pusat sebagian besar aktivitas
manusia termasuk pengaturan tata bahasa dan pengetahuan tentang bahasa. Selain itu korteks juga
merupakan organ tempat pengambilan keputusan, setelah menerima pesan dari seluruh organ
sensori dan melakukan segala aktivitas volunteer. Korteks terbagi kepada empat lobus yaitu lobus
frontalis berfungsi untuk mengontrol gerakan motorik dan fungsi eksekutif yang lebih tinggi, lobus
parietalis untuk fungsi sensoris, lobus temporalis untuk mendengar, memori dan pemahaman
bahasa dan lobus oksipitalis untuk persepsi visual. Kesempurnaan fungsi-fungsi yang ada di korteks
serebri dengan segala peranannya hanya terjadi pada otak manusia yang matang (matured brain).
Semua terjadi melalui perkembangan otak secara ontogenetis sejak dini. Proses perkembangan ini
disebut dengan lateralisasi yang berarti adanya pergeseran fungsi, terjadi spesialisasi hemisfer yaitu
hemisfer kiri dan kanan manusia mempunyai fungsi yang berbeda sehingga dalam fungsinya kedua
hemisfer tersebut tidaklah sama. Disebutkan bahwa hemisfer kiri orang kinan (orang yang cekat
tangan kanan) akan menjadi dominan dalam fungsi bahasa (linguistic functions) dan hemisfer kanan
berperan sebagai “spatial and affective functions”. Namun tidak menutup kemungkinan hemisfer
kanan (non-dominan) berperan dalam fungsi bahasa terutama dalam modalitas pengertian bahasa
dan juga membantu dalam pemulihan gejala afasia.
Area Broca yang merupakan area motorik untuk
berbicara, terletak di posterior gyrus frontal
(digambarkan daerah Brodmann 44 dan 45). Area
Wernicke merupakan pusat untuk memproses
kata-kata yang diucapkan, terletak di posterior
superior gyrus temporal (daerah Brodmann 22).
Area konduksi terletak di daerah fasikulus
arkuata, merupakan jaras transkortikal berupa satu bundel saraf melengkung yang menghubungkan
area Broca dan Wernicke. Kerusakan fasikulus arkuata menyebabkan gangguan dalam mengulang
kata kata. Tiga area utama pusat bahasa yaitu, area Broca, area Wernicke dan area konduksi. Area
Exner dikenali sebagai daerah Brodmann 6, dimana area ini terletak tepat di atas area Broca dan
anterior area kontrol motor primer. Area ini untuk mengetahui kemampuan menulis, berdekatan
dengan lokasi gerakan tangan. Kerusakan area Exner akan mengakibatkan agraphia. Area membaca
terletak di bagian medial lobus oksipital kiri dan di splenium corpus callosum. Daerah ini merupakan
pusat membaca. Ia menerima impuls dari mata dan mengirimkan impuls tersebut ke daerah
assosiasi untuk dianalisa, kemudian dihantarkan ke fasikulus arkuata. Lesi pada area ini
menyebabkan kebutaan kata murni. Daerah ini neuroanatomi digambarkan sebagai daerah
Brodmann 17.
Komponen neuroanatomi yang berperan dalam proses produksi bahasa dan pemahaman
meliputi masukan (input) auditori dan pengkodean bahasa di lobus temporal superior, analisis
bahasa di lobus parietal, dan ekspresi di lobus frontal. Masukan tersebut kemudian naik ke traktus
kortikobulbar menuju kapsula interna dan batang otak, dengan efek modulator dari basal ganglia
dan serebelum. Terakhir, masukan dimaknai sebagai bahasa lengkap dengan kosakata, makna
sintaksis, dan gramatikal di interkoneksi antar pusat-pusat bahasa.

Stimulus pendengaran dihantarkan dari perifer melalui sistem


auditif ke area auditif primer di girus Hischl pada kedua lobus
Temporalis. Di hemisfer dominan, informasi diteruskan ke
area assosiasi auditif (area Wernicke untuk identifikasi kata)
di bagian posterior lobus temporalis superior. Kemudian
sebagai simbol bahasa diteruskan ke area pengenalan kata di
inferior lobus parietal hemisfer dominan. Lalu informasi
disampaikan kembali melalui area Wernicke ke area lain di otak untuk encoding atau respon Bahasa.

JENIS PENYAKIT
AFASIA
Definisi Afasia merupakan gangguan komunikasi (berbahasa) yang disebabkan oleh
kerusakan pada bagian otak yang mengatur fungsi berbahasa, dimana umumnya terletak secara
dominan di hemisfer serebri kiri otak. Individu yang mengalami kerusakan pada hemisfer serebri
kanan otak mungkin memiliki kesulitan tambahan di luar masalah bicara dan bahasa seperti
pengertian kata-kata yang sederhana, intonasi, kemampuan untuk mengintepretasikan kata-kata
lucu atau humor, dan komunikasi pragmatic.

PATOFISIOLOGI
Afasia terjadi akibat kerusakan pada area pengaturan bahasa di otak. Pada manusia, fungsi
pengaturan bahasa mengalami lateralisasi ke hemisfer kiri otak pada 96-99% orang yang dominan
tangan kanan (kinan) dan 60% orang yang dominan tangan kiri (kidal). Pada pasien yang menderita
afasia, sebagian besar lesi terletak pada hemisfer kiri. Afasia paling sering muncul akibat stroke,
cedera kepala, tumor otak, atau penyakit degeneratif. Kerusakan ini terletak pada bagian otak yang
mengatur kemampuan berbahasa, yaitu area Broca dan area Wernicke. Area Broca atau area 44 dan
45 Broadmann, bertanggung jawab atas pelaksanaan motorik berbicara. Lesi pada area ini akan
mengakibatkan kersulitan dalam artikulasi tetapi penderita bisa memahami bahasa dan tulisan . Area
Wernicke atau area 22 Broadmann, merupakan area sensorik penerima untuk impuls pendengaran.
Lesi pada area ini akan mengakibatkan penurunan hebat kemampuan memahami serta mengerti
suatu bahasa. Secara umum afasia muncul akibat lesi pada kedua area pengaturan bahasa di atas.
Selain itu lesi pada area disekitarnya juga dapat menyebabkan afasia transkortikal. Afasia juga dapat
muncul akibat lesi pada fasikulus arkuatus, yaitu penghubung antara area Broca dan area Wernicke.
Kebanyakan afasia terjadi akibat kelainan yang berkaitan dengan stroke, kerusakan pada
bagian kepala, tumor serebri, atau penyakit degeneratif. Neuroanatomi dari komprehensi dan
produksi bahasa merupakan proses yang kompleks meliputi input auditori dan pengkodean bahasa
di lobus temporalis superior, analisis di lobus parietalis, dan ekspresi di lobus frontalis, turun melalui
traktus kortikobulbaris menuju kapsula interna dan batang otak, dengan efek modulasi dari basal
ganglia dan serebelum

Anda mungkin juga menyukai