Anda di halaman 1dari 22

Anatomi, Fisiologi dan

Manifestasi Klinis pada


Lobus Temporal
Francisca Angelia
112021178

Pembimbing:
dr. Prima Ananda Madaze, Sp.S

Kepanitraan Klinik Ilmu Neurologi RSUD KOJA


Periode 4 Juli 2022 – 6 Agustus 2022
Anatomi
• Otak terdiri dari serebrum, serebellum, dan batang otak.

• Otak mengontrol sistem somatosensorik, motorik, bahasa, pemikiran

kognitif, memori, emosi, pendengaran, dan pengelihatan.

• Serebrum dibagi menjadi hemisfer kiri dan kanan yang dipisahkan oleh fisura

longitudinal yang mendalam; kedua belahan tetap dalam kontak dan

komunikasi dengan satu sama lain oleh Corpus callosum.

• Setiap sisi hemisfer membagi menjadi lobus frontal, parietal, oksipital, dan

temporal. Setiap lobus melaksanakan fungsi yang berbeda.


Lobus Temporal

• Lobus temporal adalah salah satu regio dari kortex serebri yang terletak di bawah sulcus

lateralis di kedua hemisfer otak manusia.

• Lobus temporal terlibat dalam retensi memori visual, proses input sensorik, memahami

bahasa, penyimpanan memori baru, emosi dan memahami makna.

• Lobus temporal berisi hippocampus dan memainkan peran kunci dalam pembentukan eksplisit

memori jangka panjang yang dimodulasi oleh amigdala


Lobus Temporal

• Membentuk korteks serebral dalam hubungannya dengan lobus oksipital, lobus parietal, dan lobus

frontal.

• Lobus temporal ini terletak terutama di fosa kranial tengah, ruang yang terletak dekat dengan dasar

tengkorak.

• Lobus temporal berada lebih rendah daripada fisura lateral, juga dikenal sebagai fisura Sylvian atau

sulkus lateralis.

• Lobus temporal memiliki dua permukaan, permukaan, yaitu lateral dan medial
• Permukaan lateral diklasifikasikan oleh

• sulkus temporal superior dan sulkus temporal lateral

• tiga girus; girus temporal superior, girus temporal tengah dan girus temporal inferior.

• Anatomi yang paling signifikan dalam girus temporal superior adalah girus heschl yang berisi korteks

pendengaran primer.

• Hal ini bertanggung jawab untuk menerjemahkan dan memproses semua suara dan nada.

• Girus temporal superior memiliki wilayah penting lain di sebelah girus heschl yang disebut daerah

Wernicke.

• Fungsi utama dari daerah ini adalah representasi fonologis, sebuah proses di mana kata diucapkan

ditafsirkan berdasarkan nada dan suara mereka dan mencoba untuk menghubungkannya dengan suara

yang telah dipelajari sebelumnya

• Girus temporal tengah fungsi seperti pengenalan suara membantu daerah lain yang kita bicarakan

sebelumnya dan proses menetapkan makna untuk kata atau suara dengan mencoba untuk mengambil

konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

• Serta memiliki fungsi semantik memori jenis memori yang terlibat dalam mengingat pikiran atau tujuan

yang pengetahuan umum (misalnya, di mana kamar mandi terletak).

• Girus temporal inferior (TI) terlibat dalam persepsi visual dan persepsi wajah dengan berisi jalur visual

ventral, jalur yang membawa informasi dari korteks visual utama ke lobus temporal
• Permukaan medial lobus temporal mencakup struktur penting (Hippocampus) yang terkait anatomis dan

berfungsi untuk memori deklaratif.

• Memori deklaratif adalah jenis memori jangka panjang yang melibatkan mengingat konsep atau ide dan

peristiwa yang terjadi atau belajar sepanjang hidup.

• Serta terdapat juga amygdala yang secara anatomi berbentuk seperti kacang, fungsi yang paling terkait dari

amigdala adalah ketakutan. Namun, amigdala juga terlibat berbagai fungsi emosional seperti kecemasan,

motivasi, dan kecanduan.


Vaskularisasi
• Lobus temporal menerima darah beroksigen melalui dua sumber utama, sistem karotis interna dan arteri

vertebrobasilar.

• Sistem karotis interna mengandung arteri koroidalis anterior dan arteri serebri media.

• Aliran darah dari arteri choroidalis anterior mensuplai uncus, amigdala, dan gyrus parahippocampal anterior.

• Arteri serebri media bercabang menjadi arteri temporopolar, arteri temporal anterior, arteri temporal tengah, dan

arteri temporal posterior.

• Ini memasok kutub temporal serta bagian superior dan inferior dari girus temporal.

• Aliran darah dari sistem vertebrobasilar memasok permukaan inferior lobus temporal dari arteri temper-oksipital.
• Darah dialirkan dari lobus temporal oleh vena melalui dua rute utama.

• Salah satu rute melibatkan darah yang lewat dari lobus temporal anterior ke vena serebral tengah superfisial.

• Dari sana, ia bergerak ke vena anastomosis inferior, yang dikenal sebagai vena Labbe, yang kemudian bergabung

dengan sinus transversus.

• Rute lainnya melibatkan darah yang mengalir dari lobus temporal interior ke dalam vena koroidalis posterior.

• Pembuluh ini kemudian berpasangan dengan vena talamostriata dari belakang foramen interventrikular untuk

membentuk vena serebri interna.

• Vena serebral internal kemudian bergabung dengan vena basal untuk membuat vena serebral besar
• Lobus temporalis tidak memiliki fungsi yang satu, karena dalam lobus temporalis terdapat

primary auditory cortex, the secondary auditory, dan visual cortex, limbic cortex, dan amygdala.

• Tiga fungsi basis dari korteks temporal adalah memproses input auditori, mengenali objek visual,

dan penyimpanan jangka lama dari input sensori, ditambah dengan fungsi amigdala, yaitu nada

afeksi (emosi) pada input sensori dan memori.


Fungsi Keterangan

Kemampuan Berbicara diatur pada bagian sebelah kiri temporal, terdapat zona bahasa atau berbicara bernama Wernicke. Area ini

mengontrol proses termasuk komprehensif dan memori verbal.

Memori mengatur retensi memori jangka panjang berupa fakta, kejadian, orang, dan tempat

Membaca memproses suara dan kata-kata tertulis menjadi suatu informasi sehingga menjadi ingat.

Respon emosi berasal dari amygdala didalam lobus temporalis

Respon auditori primary auditory cortex(terletak pada Heschl’s gyri) bertanggung jawab untuk merespon frekuensi suara yang

berbeda untuk lokalisasi suara. Bagian ini bertugas untuk peka terhadap suara.

Pemrosesan Visual memunculkan perasaan yakin dan insight.

Fungsi Penciuman tugas dari lobus olfaktori untuk identifikasi informasi.


• Di sekitar daerah superior, posterior dan lateral dari lobus temporal

terlibat dalam proses pendengaran.

• Lobus temporal terlibat sebagai penerima persepsi auditori primer,

yaitu proses mendengar karena terdapat kortex auditori primer.

• Gyrus temporalis superior (termasuk sulcus lateralis) meliputi area

yang menerima sinyal dari koklea pertama kali begitu mencapai

kortex cerebri.

• Kemudian stimulus ini diproses oleh kortex auditori primer di lobus

temporal kiri.

• Daerah yang berkaitan dengan penglihatan pada lobus temporal

menginterpretasikan stimulus visual sehingga obyek penglihatan

dapat dikenali.
• Bagian yang mengatur proses ini terletak di bagian ventral dari lobus

temporal.

• Pada daerah tersebut terdapat gyrus fusiforme untuk proses mengenali

wajah, dan gyrus parahippocampal untuk mengenali serta membaca

suasana atau kejadian.

• Sementara bagian anterior dari daerah ini mengatur proses pengenalan

benda.

• Pada lobus temporal kiri terdapat kortex auditori primer yang memegang

peranan sebagai pengolah proses semantik berbicara dan penglihatan

manusia.

• Pelebaran regio antara lobus temporal dan parietal (tandem dengan area

brocha di lobus frontal) memegang peranan dalam pemahaman dalam

berbicara
• Proses bahasa ucapan :

• Diterima alat dengar → Pusat otak primer dan sekunder → Pusat otak asosiatif: area wernicke, kata yang

didengar akan dipahami → Girus angularis, tempat pola kata-kata dibayangkan lewat area Wernicke di

fasikulus arkuatus area Broca: gerakan motorik pembicaraan area motorik primer ; otot-otot lidah untuk

ucapan → area motorik suplementer, agar ucapan/gerakan lidah menjadi jelas

• Proses bahasa Visual :

• Diterima alat visual → Pusat otak primer penglihatan → Pusat otak asosiasi penglihatan: (di sini terjadi

pengenalan informasi) → Girus angularis → area Wernicke → area Broca (gerakan pembicaraan) → area

motorik primer dan suplementer, sehingga pada akhirnya tulisan dapat dimengerti.
Kerusakan Dominan

1. Cortical deafness : kerusakan pada primary visual atau somatic cortex yang menuju pada

kehilangan kesadaran akan sensasi, sehingga hal ini cukup masuk akan untuk memprediksi

bahwa kerusakan bilateral pada auditory cortex akan menghasilkan tuli kortikal.

2. Auditory Agnosia : ketidakmampuan untuk menginterpretasi suara nonverbal tetapi dapat

menginterpretasi ungkapan
Kerusakan Non-Dominan

• Amusia : tidak dapat membedakan antara nada musik yang berbeda, dan beberapa juga

mengalami kesulitan membedakan antara pola berirama yang berbeda.

a. Congenital amusia : kekurangan pada musik yang kebanyakan orang telah memiliki

kemampuan ini sejak lahir. Cirinya adalah tidak dapat mengenali atau bersenandung lagu-

lagu yang dikenali, kurang peka terhadap nada yang disonan.

b. Acquired amusia : mempunyai ciri yang sama seperti amusia bawaan, tapi tidak diperoleh

karena diwariskan, amusia jenis ini adalah akibat dari kerusakan otak.
Symptoms
1. Gangguan sensasi auditory dan persepsi

2. Gangguan selective attention input auditory dan visual

3. Kelainan persepsi visual

4. Kerusakan pengorganisasian dan pengkategorisasian materi verbal

5. Gangguan pemahaman Bahasa

6. Kerusakan memori jangka panjang

7. Perubahan kepribadian dan perilaku afektif

8. Perubahan perilaku seksual

9. Kluver-Bucy Syndrome

10. Epilepsi lobus temporal


• Afasia Wernicke atau sensori atau reseptif terjadi akibat adanya lesi ditemporo-parietal dan lesi pada

subkortikal yang merusak isthmus temporal memblokir signal aferen inferior ke korteks temporal.

• Hal ini ditandai dengan pasien justru bicara terlalu banyak, cara mengucapkan baikdan irama kalimat juga

baik, namun didapatkan gangguan berat pada memformulasikan dan menamai sehingga kalimat yang

diucapkan tidak memiliki arti.

• Bahasa lisan maupun tulisan tidak atau kurang difahami, dan menulis secara motoric terpelihara, namun isi

tulisan tak menentu. Pasien tidak begitu sadar akan kekurangannya.


• Gambaran klinis afasia wernickle adalah :

a. Keluaran afasia yang lancar.

b. Panjang kalimat normal.

c. Artikulasi baik.

d. Prosodi baik.

e. Anomia (tidak dapat menamai).

f. Parafasia fonemik dan semantik.

g. Komprehensi auditif dan membaca buruk.

h. Repitisi terganggu.

i. Menulis lancar tapi isinya “kosong”

• Kadang dijumpai pasien dengan gangguan yang berat pada semua modalitas Bahasa.

• Pasien sama sekali tidak bicara atau hanya bicara sepatah kata atau frase, yang selalu dilulang-ulang.

• Dengan artikulasi (pengucapan) dan irama yang buruk dan tidak bermakna. Hal ini disebut afasia global
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai