Anda di halaman 1dari 92

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/364306146

ANATOMI DAN FISIOLOGI OTAK

Presentation · October 2022

CITATIONS READS

0 9,008

1 author:

Anisyah Dewi Syah Fitri


Poltekkes Kemenkes Surakarta
25 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anisyah Dewi Syah Fitri on 11 October 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANATOMI DAN FISIOLOGI
OTAK

Anisyah Dewi Syah Fitri, M. Pd


PERKEMBANGAN OTAK
FETUS
 Sistem saraf berkembang pada minggu
ketiga kehamilan
 Minggu keempat: tiga bagian
otakprosenchepalon/ otak depan,
mesencephalon/otak tengah dan
rhombencephalon/ otak
 Prosencephalon membagi menjadi dua
bagian:
a. Telencephalon: cerebral cortex dan
corpus striatum
b. Diencephalon : thalamus dan
hypothalamus
 Mesencephalon: otak tengah

 Rhombencephalon: pons, cere


ANATOMI CEREBRUM
 Otak berbentuk seperti lipatan lipatan
dimana lipatan yang menuju kebawah
disebut sulcus, dan yang menonjol
keatas adalah gyrus, sedangkan
retakan yang dalam disebut fissure
 Otak dipisahkan menjadi dua
hemisphere kanan dan kiri oleh fissure
longitudinal

a.

b.

c.


LOBUS DALAM OTAK

 Bagian terluar otak disebut sebagai


cerebral cortex
 Cerebral cortex terdiri dari empat lobus:
frontal, parietal, temporal dan occipital
dengan fungsi masing masing
LOBUS FRONTAL
Motor Cortex Primer
 Motor strip (motor cortex) primer ada di girus
presentral
 Fungsi utama pergerakan otot
 Sinyal akan disalurkan melalui axon yang
memanjang dari motor cortex sampai dengan tulang
belakang menembus melalui kapsula interna ke
medulla oblongata di batang otak dimana jarasnya
saling menyilang dengan sisi tubuh yang
berlawananmotor strip akan teraktivasi dan bekerja
pada sisi tubuh yang berlawanan
 Kerusakan motor cortex: spastic hemiplegia (stroke,
trauma)
Pre Motor Cortex
Premotor Cortex

 Didepan motor cortex terdapat pre motor


cortex yang apabila terstimulasi menimbulkan
gerakan yang terkoordinasi/sudah dipelajari
 Pre motor cortex berhubungan langsung
dengan motor cortex
 Kerusakan pada premotor cortex
gangguan gerakan terlatih atau
kemampuan visuomotorik
Area Broca
 Area broca terletak di anterior motor cortex di inferior
gyrus frontal pada hemisfer yang dominan (biasanya
kiri)
 Berperan penting dalam kemampuan bahasa
seseorang: bentuk, artikulasi, pengucapan, dan
ekspresi bicara
 Gangguan pada area broca: aphasia dan oral
dyspraxia
 Area broca berhubungan dengan area wernick
dilobus temporal melalui
Cortex prefrontal
 Adalah area paling luas di lobus frontal yang
memiliki banyak saraf penghubung dengan
semua lobus
 Fungsi area ini mencakup personality dan
kognitif (reasoning, memahami, berpikir, cita
cita masa depan)
 Kerusakan  perubahan perilaku seperti
apatis, tidak perhatian, tidak mampu
membuat keputusan, tidak mampu menahan
diri
LOBUS FRONTAL
LOBUS PARIETAL
Cortex somatosensory primer

 Lobus parietal dibatasi oleh sulcus central


dibagian depan, sulcus lateral dibagian
samping dan sulcus parieto occipital
dibagian belakang
 Post central gyrus terdapat cortex
somatosensory primer yang berfungsi untuk
memproses informasi yang berkaitan dengan
dengan sentuhan, vibrasi dan propriosepsi.
 Kerusakan  kehilangan kemampuan
bereaksi thd sentuhan dan propriosepsi
LOBUS PARIETAL
Cortex somatosensory primer
 Bagian posterior dari somatosensory
cortex primer terletak pada area
asosiasi somatosensory  membuat
orang dapat mengenali obyek tanpa
harus melihat/ stereognosis, ex: suara
koin, suara artis
 Kehilangan kemampuan stereognosis
disebut astereognosis
Parieto occipital area

 Area parieto occipital berperan dalam


persepsi spasial
 Kerusakan: unilateral neglect, constructional
dan dressing dyspraxia (sangat terlihat pada
pasien dengan lesi parietal kanan)
 Lesi parietal sebelah kiri: orang mungkin
kehilangan satu atau lebih dari beberapa
kemampuan berhitung, menulis, membaca
dan menamai obyek

LOBUS TEMPORAL
LOBUS TEMPORAL

 Lobus temporal dipisahkan dari lobus


frontal oleh sulcus lateral
 Lobus temporal memiliki peran penting
dalam interpretasi informasi sensori
special seperti rasa, bau, pendengaran
dan sensori memori
Cortex auditori primer
 Cortex auditori primer ditemukan di fissure
lateral dan menerima informasi audio dari
cochlea via nucleus medial geniculate di
thalamus
 Cortex auditori primer berfungsi untuk
membedakan kualitas suara  kekerasan,
tone
 Informasi auditori ini kemudian diproses di
area asosiasi auditori yang berhubungan
dengan area wernick
LOBUS TEMPORAL MEDIA

 Lobus temporal bagian tengah dikaitkan


dengan kemampuan seperti memori, belajar
dan perilaku emosi namun fungsi ini
dibahas lebih dalam di system limbic
 Lesi pada area temporal dapat
mengakibatkan perubahan pada fungsi
perasa, pendengaran dan halusinasi
pembauan
Area Wernicke

 Area wernick terletak pada gyrus


temporal superior
 Area Wernicke krusial untuk
“understanding spoken language”
 Kerusakantidak mampu untuk
mengerti (receptive dysphasia) atau
memproduksi bahasa (expressive
dysphasia)
LOBUS OCCIPITAL
LOBUS OCCIPITAL

 Lobus occipital dipisahkan dari lobus


parietal oleh sulcus parieto-occipital
 Sulcus lain yang berperan adalah
sulcus calcarine  tempat visual cortex
primer
 Fungsi lobus occipitalmengenali,
menginterpretasi dan menyimpan visual
images dan memori
Visual Association Cortex

 Pengelihatan tidak hanya dipersepsikan di


visual cortex primer saja
 Obyek yang terlihat nantinya akan
dipersepsikan secara lengkap di visual
association cortex
 Informasi visual diterima oleh visual cortex
primer kmdn dikirimkan ke temporal cortex
inferior (mengenali obyek) dan parietal
posterior cortex (lokasi obyek
 Kerusakan pada occipital cortex 
homonymous hemianopia
 Lesi bilateral occipital cortex cortical
blindness
 Lesi difus posterior (mengenai area
temporal dan parietal) agnosia
 Prosopagnosia (bentuk lain agnosia):
ketidakmampuan mengenali orang
SISTEM LIMBIK
 Terdiri dari beberapa struktur dengan fungsi
primer: basic instincts, motivasi, kendali
emosional (takut, sex, lapar, tidur)
 Struktur system limbic: amygdala,
hippocampus, septum pellucidum, cingulate
gyrus, insula, parahippocampal gyrus, fornix,
mammillary bodies
 Sistem limbic terhubung dengan jaras
olfaktorius, hipotalamus dan formasi
retikularis bagian atas
Amygdala
 Terletak dianterior lobus temporal bagian dalam
 Berbentuk seperti pulau yang terdiri dari “inti grey
matter” dan berhubungan dengan hypothalamus dan
prefrontal cortex
 Fungsi utama: pembentukan dan penyimpanan
memori yang berhubungan dengan pengalaman
emosi (emosi kuat spt ketakutan, marah dan perilaku
seksual)
 Amygdala memiliki fungsi regulasi untuk mengontrol
agresi dan hipotalamus mengontrol respon fisiologis
terkait emosi tsb
 Kerusakan amygdala  deficit emotional l
Hippocampus dan Memori

 Hippocampus merupakan bagian depan


dari lobus temporal
 Komunikasi di system limbic terjadi dari
hippocampusfornixmammillary
bodiesthalamusgyrus
cingulatekembali lagi ke hippocampus
 Fungsi utama hippocampus:
pembentukan memori
Bentuk Memori
 Memori jangka pendek : belangsung dalam hitungan
detik – menit  mengingat nomor telepon baru
sebelum mencatatnya
 Memori jangka panjang: memori deklaratif, memori
procedural
a. Memori deklaratif: memori episodic (first love,
kehidupan sekolah), memori semantic (mengingat
tulisan atau ucapan dimasa lampau)
b. Memori procedural: memainkan alat music setelah
sekian lama tidak memainkan (lebih banyak
melibatkan pre motor cortex, area visual association
dan basal ganglia)
Pengorganisasian memori

 Hippocampus aktif saat terjadi suatu pengalaman baru


yang biasanya berikatan dengan rangkaian dari persepsi
(konteks dan kejadian)
 Hippocampus juga berperan dalam pengubahan memori
jangka pendek menjadi memori jangka panjang
 Memori baru rangkaian koneksi neuron (sinaps) baru
terbentuk di jaringan cortical melibatkan
hippocampussinaps dikuatkan sepanjang waktu
perubahan memori disebabkan karena adanya perubahan
sinaps akibat adanya memori baru
 Penyimpanan memori episodic adalah tugas dari
neocortex
 Kerusakan hippocampus dapat
mengakibatkan seseorang mengalami
kesulitan untuk mengingat memori yang baru
saja terjadi (anterograde amnesia) atau
mengingat memori yang masa lampau
(retrograde amnesia)
 Penyebab lain dari anterograde amnesia
adalah kerusakan dari thalamus anterior dan
mammillary bodies (ex: penyakit Alzheimer,
korsakoff psychosis)
Mammilary Bodies
 Dua bulatan kecil yang berada di
inferior hypothalamus dan bertugas
menyampaikan informasi dari amygdala
dan hippocampus ke thalamus
 Peran MB: memori,wakefulness dan
perasaan sejahtera
Septum Pellucidum
 Membtasi bagian anterior dari ventricle
lateral
 Stimulasi pada area ini penting saat
seseorang mempertahankan diri
(defensive rage)
Gyrus Cingulate, Insula dan
Gyrus Parahippocampal
 Ketiga bagian berperan dalam menghubungkan
tindakan sadar yang berasal dari cortex dengan
tindakan bawah sadar yang berasal dari system
limbic
 Gyrus cingulatemengkoordinasi input sensori
dengan emosi (ex: emosi saat nyeri) penting dalam
control gerakan komplek dan interaksi social
 Kerusakan GCberkurang persepsi nyeri, agresi
dan vocalizationperubahan perilaku social
 Overstimulasi (ex: epilepsy) meningkatkan
vocalization dan gerakan komplek
 Insula: sumber dari beberapa ekspresi emsosi (nafsu
birahi, kebencian, harga diri, penghinaan dan rasa
bersalah) berperan penting dalam keinginan dan
permohonan
 MRI menunjukkan bahwa insula aktif saat seseorang
mengalami nyeri (persepsi/antisipasi)  empati kpd
org lain, bercanda,mendengarkan music dan makan
coklat mampu menekan kondisi tidak menyenangkan
yang dialami
 Kerusakan insula: obsessive compulsive,
kecemasan, hiperaktif, post traumatic stress dan
ketergantungan
 Gyrus parahippocampal adalah struktur untuk
memproses memori deklaratif
CEREBELLUM
 Disebut otak kecil
 Dua hemisfer
 Bagian Luar berwarna putih, bagian dalam abu
 Tiga lobus: anterior, posterior, flocculonodular
 Cerebellum terhubung dengan batang otak melalui
tiga peduncle (tangkai) y.i inferior, middle dan
superior peduncles.
 Inferior dan superior peduncles  terdiri dari saraf
afferent dan efferent
 Middle peduncle  afferent saja
 Saraf afferent di otak kecil berasal dari
spino-cerebellar, olivo-cerebellar,
vestibule-cerebellar dan ponto-
cerebellar
 Fungsi LOBUS ANTERIOR otak kecil:
memproses informasi proprioseptive
tidak sadar
 Kerusakan area lobus anterior otak
kecil: ketidakmampuan untuk
meningkatkan kekuatan otot dan
postural instability
 LOBUS POSTERIOR Otak Kecil:
koordinasi dan monitoring pergerakan
konstan (skilled voluntary movement)
exp: menulis, main piano
 Kerusakan LOBUS POSTERIOR Otak
kecil: tremor dan kurang koordinasi
gerak
 Inferior cerebellar peduncle: penting
dalam memainkan peranan mempelajari
gerakan motoric baru
 LOBUS FLOCCULONODULAR Otak
kecil: penyesuaian postur tubuh
terhadap bbrp kondisi seperti gravitasi,
keseimbangan, gaya berjalan termasuk
berperan dalam pergerakan mata
 Lesi pada LOBUS
FLOCCULONODULAR otak kecil
mengakibatkan seseorang mengalami
flocculonodular syndrome  tidak
mampu mempertahankan
keseimbangan, nistagmus, ataxic dan
broad based gait
 Tidak seperti cerebrum yang kontralateral,
cerebellum bekerja secara IPSILATERAL
(posisi otak = bagian tubuh yang
dipersyarafinya)
 Kerusakan pada salah satu hemisfer
cerebellum  kurang koordinasi gerak,
ataxia, tremor tanpa adanya kelemahan dan
kehilangan pengelihatan
 Kerusakan luas cerebellum  cerebellar
ataxia, kurang koordinasi pada kedua tangan,
tremor parah, nystagmus, bicara pelan dan
“slurring”
BASAL GANGLIA DAN
THALAMUS
 Basal ganglia merupakan kumpulan dari
nuclei serebrum yang terletak di thalamus
dan mencakup corpus striatus (nucleus
caudatus, putamen dan globus pallidus),
substantia nigra dan subthalamic nucleus
 Basal ganglia terhubung dengan cortex
cerebral dan berperan penting dalam
mengontrol pergerakan dan pikiran
Anatomi Fungsional Basal
Ganglia
 Lintasan informasi yang langsung ke cortex cerebral
disebut sebagai lintasan pyramid
 Lintasan yang melalui basal ganglia dan tidak
langsung ke cortex cerebral disebut sebagai lintasan
extrapyramidal
 Secara fungsional, basal ganglia memfasilitasi
penyesuaian terhadap gerakan yang disengaja dan
mengontrol beberapa mekanisme feedback ,
memfasilitasi gerakan yang terus menerus dan
mencegah gerakan yang tidak diinginkan
Neostriatum
(Caudate + Putamen)
 Neostriatum menerima input terutama yang berasal
dari region motoric di lobus frontal, dan juga input
dari thalamus dan substantia nigra
 Menggunakan GLUTAMAT sebagai neurotransmitter
untuk mempengaruhi area yang dipengaruhi BG baik
langsung/tidak langsung
 Memfasilitasi gerakan yang terus menerus dan
mencegah gerakan tidak diinginkan
 Kerusakan pada area ini: gerakan hiperkinetik
(Huntington’s disease)
Globus Pallidus

 Menyediakan output utama dari basal ganglia


 Menggunakan GABA (Gamma Amino Butiric
Acid) sebagai penghambat neurotransmitter
yang akan melintas ke motoric primer dan pre
motor cortex via thalamus
 Mendukung terjadinya gerakan yang terus
menerus (ongoing movement)
Subthalamic Nuclei

 Menggunakan kelebihan asam


glutamate (glutamic acid) sebagai
neurotransmitter
 Menghambat gerakan yang tidak
diinginkan
Substantia Nigra

 Menggunakan dopamine sebagai


neurotransmitter
 Berperan penting dalam kekuatan otot
dan gerakan
 Ketika terjadi degenerasi dopamine
maka ada ketidakseimbangan dari
aktivitas neurotransmitter  muncul
gejala parkinsons
HYPOTHALAMUS

 Terletak di diencephalon  dibawah


thalamus
 Kecil namun penting untuk “survival and
homeostatic regulation of the body”
 Berat hipotalamus kurang dari 5 gram
 mengontrol banyak hal: system
limbic, neuro-endocrine dan fungsi
system saraf tubuh
FUNGSI HIPOTHALAMUS
Hypothalamic Nuclei
 Terdiri dari 12 area
 Mendapatkan input sensori dari:
a. Limbic system
b. Thalamus
c. Reticular formation
d. Retina
e. Olfactory pathways
f. Sensory and nociceptive pathways
g. Internal organs
 Mayoritas input aferen dari limbic system
 Memiliki system bi-directional yang baik
Fungsi Hipothalamic Nuclei
HYPOPHYSIS
 Hormon yang dihasilkan hypothalamus:
antidiuretic hormone (ADH/vasopressin)
dan oxytocin
 Hipothalamus terhubung dengan
hypophysis (pituitary gland)melalui
infundibulum
 Hypophysis terbagi menjadi dua bagian,
bagian anterior (adenohypophysis) dan
bagian posterior (neurohypophysis
Hubungan antara Hypothalamus
dan Hypophysis
Pineal body
 Terletak di epithalamus
 Berperan dalan regulasi onset pubertas dan regulasi
irama sirkardian (menstruasi, siklus reproduksi, siklus
tidur)
 Pineal body berfungsi utk mendeteksi cahaya pada
retina dan mensitesis melatonin
 Kurang melatonin dapat membuat seseorang
mengalami gangguan fungsi tubuh yang seharusnya
berjalan pelan saat gelap spt reduksi urin, gangguan
fungsi bowel
BATANG OTAK

 Terdiri dari
otak
tengah,
pons
varolli dan
medulla
oblongata
Otak Tengah

 Menyediakan koneksi antara bagian otak (hemisfer)


dengan bagian otak terbawah
 Otak tengah bagian atas  memproses informasi visual
dan mengontrol reflek yang muncul akibat informasi tsb
(reflek menutup mata akibat ada benda asing mau masuk)
 Otak tengah bagian bawah/inferior memproses
informasi yang dapat dari telingga dan mengontrol reflek
yang muncul akibat informasi tsb (reflek menutup telinga)
 Tempat lokasi nervus III (oculomotorius) dan IV
(trochlearis)
Pons Varolli

 Jembatan penghubung otak tengah dengan


medulla oblongata
 Terletak nervus V (trigeminal), VI (abducens), VII
(facialis), VIII (vestibulocochlearis/ acoustic)
 Sebagian merupakan bagian dari formasi
retikularis yang berperan dalam kondisi “tidur”
atau “bangun”
 Merupakan pusat pneumotaxic dan apneustic 
mengontrol pernapasan
Medulla Oblongata

 Merupakan tempat utama masuknya input aferen dan


keluarnya output eferen
 Letak dari nervus IX (glossopharyngeal), X (vagus),
XI (accessory), XII (hypoglossal)
 Tiga fungsi utama:
1. Pusat jantung: mengatur HR dan kontraksi jantung
2. Pusat vasomotor: mengatur diameter pembuluh
darah
3. Pusat medullary rhythmicity: mengatur irama dasar
pernapasan
RETICULAR FORMATION

 Struktur mirip jarring yang ditemukan


disepanjang batang otak
 RF menerima input dari system
sensorik dan memainkan peran dalam
mengontrol kekuatan otot, atensi,
sensasi somatic dan visceral, fungsi
endokrin dan otonom  cth: tidur,
terjaga dan kesadaran
RETICULAR ACTIVATING
SYSTEM (RAS)
 Merupakan bagian dari reticularis formation,
menghubungkan batang otak bagian bawah
dengan cortex cerebral Berperan penting
dalam atensi dan kesadaran
 RAS terbagi menjadi dua bagian:
a. Batang otak: aktivasi seluruh bagian otak
untuk mencapai kondisi “wakefulness”
b. Thalamic: aktivasi cerebrum dan cerebellum
to achieve full consciousness
 RAS mampu membangunkan invididu
secara mandiri bedasarkan stimulasi
dari luar termasuk dari pendengaran
dan stimulasi lain seperti alarm, bayi
menangis dan nyeri
 Lesi pada batang otak menimbulkan
gejala:
a. Defisit neurologis ipsilateral

b. Spastic hemiplegia kontralateral

c. Kehilangan koordinasi ipsilateral


MEDULLA SPINALIS

 Dilindungi oleh kanal vertebra


 Dimulai dari foramen magnum sampai
dengan tulang lumbal 1-2
 Medulla spinalis terdiri dari bundel akson
dengan arah asenden dan desenden yang
nantinya akan mengkomunikasikan pesan
antara saraf pusat dengan saraf perifer.
 Dari medula spinalis keluar 31 pasang
saraf spinal.
 Saraf medulla spinalis
 8 pasang saraf servikal
12 pasang saraf thorakal
5 pasang safar lumbal
5 pasang saraf sakral
1 pasang saraf koksigeal
 Substansia grisea (abu abu ) berada
didalam, sedangkan substansia alba
(putih) berada diluar
SISTEM SARAF PERIFER

 Sistem saraf perifer mencakup saraf


cranial dan saraf spinal.
 Sistem saraf perifer terdiri dari saraf
gabungan yang terdiri dari fungsi
afferen maupun efferen dengan sama
baiknya (lebih banyak saraf
 Sistem saraf perifer dibagi menjadi 2
 12 pasang saraf kranial
• 3 pasang saraf sensori

• 5 pasang saraf motoric

• 4 pasang saraf gabungan

 31 pasang saraf spinal


• 8 pasang saraf servikal (leher)

• 12 pasang saraf punggung (torakal)

• 5 pasang saraf pinggang (lumbal)

• 5 pasang saraf pinggul (sacral)

• 1 pasang saraf ekor (koksigeal)


SPINAL NERVES
Somatik dan Otonom
Sistem eferen dari sistem saraf perifer
memiliki dua sub divisi :
a. Divisi somatic (volunter) : berkaitan dengan
perubahan dan lingkungan eksternal dan
pembentukan respons motorik volunteer pada
otot rangka.

a. Divisi otonom (involunter) mengendalikan


seluruh respon involunter pada otot polos, otot
jantung dan kelenjar (Simpatis dan
Parasimpatis)
SIMPATIS

involunter dengan cara mentransmisi impuls saraf melalui dua
jalur :

• Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada


medulla spinalis Adalah bagian adari sistem saraf otonom
yang menyebabkan tubuh berespon terhadap situasi emergensi
atau bahaya. Perasaan yang kuat dan meningkat tajam untuk
merespon sebuah stimulus  respon fight or flight.

• Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron


postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak
pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segmen toraks
dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
PARASIMPATIS
 Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati
organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic
pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei batang otak
dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam
substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga
dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral.

 Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada


medulla spinalis Membuat tubuh berfungsi normal saat
kondisi istirahat sekalipun dan membawa tubuh kedalam fungsi
normalnya setelah kondisi emergensi  respon : “Feed-or-
breed” or “rest-and-repair”

 Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom


memiliki inervasi simpatis dan parasimpatis.
SISTEM SARAF OTONOM
DAFTAR PUSTAKA
 RA,Barasi S ( 2018 ) Neuroscience at a Glance( 3 edition ).
Oxford : Blackwell Publishing
 Carlson MR ( 2016 ) Physiology of Behaviour( 9 th edition ). San Fransisco :
Pearson Higher Education
 Clarke E , O ’ Malley CD ( 2016 ) The Human Brain and Spinal Cord( 2nd
edition ). San Francisco : Norman Publishing .
 Cohen H (20 19 ) Neuroscience for Rehabilitation( 2nd edition ). Philadelphia :
Lippincott .

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai