Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makala tentang
Pola Kerja Telensefalon atau Korteks Cerebral dengan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan
kepada kelompok 10 serta agar dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa
Pendidikan Luar Biasa angkatan 2015.
Terlepas dari berbagai kelebihan yang ada dalam makalah ini, tentu saja di dalamnya
masih banyak pula berbagai kekurangan, baik secara teknis maupun dalam penyajian. Oleh
karena itu, saran dan kritik akan kami terima dengan lapang dada.
Akhirnya kepada Bapak Dr. Saichudin, M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Neuro Science serta semua teman-teman, kami sampaikan terimakasih atas dukungan yang
telah diberikan sehingga makalah ini bisa selesai.

Malang, 04 April 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta
terdiri terutama dari jaringan saraf (Sloane, 2003). Susunan saraf terdiri dari susunan saraf
sentral dan susunan saraf perifer. Susunan saraf sentral terdiri dari otak (otak besar, otak
kecil, dan batang otak) dan medula spinalis. Susunan saraf perifer terdiri dari saraf
somatik dan saraf otonom (saraf simpatis dan saraf parasimpatis).
Susunan saraf sentral terdiri dari Otak, medulla spinalis. Otak merupakan jaringan
yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal
dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Otak mengandung hampir 98% jaringan saraf
tubuh (Batticaca, 2008). Otak dibungkus oleh tiga selaput otak (meningen) dan dilindungi
oleh tulang tengkorak. Selaput otak terdiri dari tiga lapis yaitu durameter, araknoid dan
piameter (Batticaca, 2008).
Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25%
oksigen dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung saraf membentuk
tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk otak depan, otak tengah
dan otak belakang. Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : telensefalon
dan diensefalon. Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal
ganglia serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum. Diensefalon dibagi
menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus. Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh
dan pada orang dewasa disebut otak tengah. Otak belakang (rombensefalon) terbagi
menjadi dua subdivisi : metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi
batang otak (pons) dan serebelum. Mielensefalon menjadi medulla oblongata. Rongga
pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak dan kanal sentral
medulla spinalis.

1.2 Rumusan Masalah


Terkait dengan latar belakang di atas jadi terdapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana posisi dan bagian – bagian dari Telensefalon atau Korteks Cerebral ?
2. Bagaimana kinerja dari Substansi Alba ?
3. Apa fungsi dari korteks Somatosensorik Primer, Penglihatan Primer, Pendengaran
Primer, Gustatorius Primer, dan Vestibularis Primer?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan Inklusif
2. Untuk mengetahui posisi dan bagian – bagian dari Telensefalon atau Korteks Cerebral
3. Untuk mengetahui kinerja dari Substansi Alba
4. Untuk mengetahui fungsi dari korteks Somatosensorik Primer, Penglihatan Primer,
Pendengaran Primer, Gustatorius Primer, dan Vestibularis Primer?

 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Posisi dan bagian – bagian dari Telensefalon atau Korteks Cerebral
Telensefalon adalah bagian terbesar otak besar yang membentuk hemisfer kiri (otak
kiri) dan hemisfer kanan (otak kanan) yang dihubungkan oleh massa substansia alba yang
disebut korpus kollosum.
Hasil penelitian dari Hynobius Leechii dijelaskan bahwa telensefalon terletak di otak
bagian depan, yang terdiri dari olfactory bulb dan hemisfer. Penelitian menunjukkkan
bahwa struktur dari telensefalon saat fase metamorphosis dan fase dewasa pada
umumnya. Bagaimanapun ada beberapa perbedaan dalam jumlah dan kepadatan neuron
dan ruang lingkup sel nucleus.
Pada penelitian beberapa vertebrata seperti telensepalon zebrafish dewasa
mengandung subpopulasi berbeda dari sel perkembangbiakan. Pada telensepalon
zebrafish terbagi menjadi bagian punggung yang terletak pallium dan subpallium basalliy.
Pallium sendiri terbagi menjadi posterior, lateral, dorsal dan medial domain. Dan
subpallium terbagi menjadi dorsal dan komponen ventral (Wullimann et al., 1996). Dalam
telensepalon yang subpallium ventral telah mendapatkan label intens, muncul sebagai
garis membujur dan bergabung dengan telensefalon posterior dengan olfaktori bulb (OB).
Sebagian besar sel yang berkembang biak berdekatan dengan ventrikel telensepalik pada
tingkat dorsoventral (DV). Pada permukaan luar punggung telensepalon, sebagian besar
permukaan ventrikel dari pallium di teleost adalah everted. Selain itu, sel proliferasi
terdeteksi pada bagian posterior di persimpangan antara pallium dan telensepalik ventral
domain yang melapisi saluran optik.
Penelitian lain mengatakan bahwa telensefalon dari Onychodactylus fischeri terletak
di bagian rostral otak yang dilapisi dengan durameter (lapisan paling luar yang menutupi
otak dan medula spinalis, serabut berwarna abu - abu yang bersifat liat, tebal dan tidak
elastis), araknoid (membran bagian tengah yang tipis dan lembut yang menyerupai sarang
laba-laba, berwarna putih karena tidak tidak dialiri aliran darah),dan piameter (membran
yang paling dalam berupa dinding tipis dan transparan yang menutupi otak dan meluas ke
setiap lapisan daerah otak).
Serebrum(telensefalon) terdiri dari korteks serebri, basal ganglia dan rheniensefalon.
a. Korteks Serebri
Korteks serebri adalah lapisan permukaan hemisfer yang disusun oleh substansia
grisea. Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi
spesifik. Brodmann (1909) membagi korteks serebri menjadi 47 area berdasarkan
struktur selular. Bagian - bagian dari korteks serebri menurut Brodmann:
1) Lobus Frontalis
Area 4 (area motorik primer) sebagian besar girus presentralis dan bagian anterior
lobus parasentralis), area 6 bagian sirkuit traktus piramidalis (area premotorik)
mengatur gerakan motorik dan premotorik, area 8 mengatur gerakan mata dan
perubahan pupil; dan area 9, 10, 11, 12 (area asosiasi frontalis). Lobus frontalis
terletak di depan serebrum, bagian belakang dibatasi oleh sulkus sentralis rolandi.
2) Lobus Perietalis
Area 3, 1, 2 adalah area sensorik primer (area postsentral) meliputi girus sentralis
dan meluas ke arah anterior sampai mencapai dasar sulkus sentralis dan area 5, 7
(area asosiasi somatosensorik) meliputi sebagian permukaan medial hemisfer
serebri.
3) Lobus Oksipitalis
`Area 17 (korteks visual primer) permukaan medial lobus oksipitalis sepanjang
bibir superior dan inferior sulkus kalkanius; area 18, 19 (area asosiasi visual)
sejajar dengan area 17 meluas sampai meliputi permukaan lateral lobus
oksipitalis.
4) Lobus Temporalis
Area 41 (korteks auditori primer) meliputi girus temporalis superior meluas
sampai ke permukaan lateral girus temporalis; area 42 (area asosiasi auditorik)
korteks area sedikit meluas sampai pada permukaan girus temporalis superior; dan
area 38, 40, 20, 21, 22 (area asosiasi) permukaan lateral dibagi menjadi girus
temporalis superior, girus temporalis media dan girus temporalis inferior. Pada
bagian basal terdapat girus fusiformis.
5) Area Broka
Area broka (area bicara motoris) terletak di atas sulkus lateralis, mengatur gerakan
berbicara.
6) Area Visualis
Area visualis terdapat pada polus posterior dan aspek medial hemisfer serebri di
daerah sulkus kalkaneus, merupakan daerah menerima visual. Gangguan dalam
ingatan untuk peristiwa yang belum lama.
7) Insula Reili
Insula reili yaitu bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvi yang
terdapat di antara lobus frontalis, lobus parietalis dan lobus oksipitalis. Bagian
otak ini ditutupi oleh girus temporalis dan girus frontalis inferior.
8) Girus Singuli
Girus singuli yaitu bagian medial hemisfer terletak di atas korpus kolosum.

b. Basal Ganglia
Basal ganglia terdiri dari beberapa kumpulan substansia grisea yang padat yang
terbentuk dalam hubungan yang erat dengan dasar ventrikulus lateralis. Ganglia
basalis merupakan nuklei subkortikalis yang berasal dari telensefalon. Pada gerakan
lambat dan mantap basal ganglia akan aktif, sedangkan pada gerakan cepat dan tiba -
tiba basal ganglia tidak aktif. Basal ganglia sudah mulai aktif sebelum gerakan
dimulai, berperan dalam penataan dan perencanaan gerakan yaitu dalam proses
konversi pikiran menjadi gerakan volunter. Kerusakan ganglia basalis pada manusia
menimbulkan gangguan fungsi motorik yaitu hiperkinetik (terjadinya gerakan -
gerakan abnormal yang berlebihan) dan hipokinetik (berkurangnya gerakan, misalnya
kekakuan) (Syaifuddin, 2011).

c. Rinensefalon
Sistem limbik (lobus limbic atau rinensefalon) merupakan bagian otak yang terdiri
atas jaringan alo - korteks yang melingkar sekeliling hilus hemisfer serebri serta
berbagai struktur lain yang lebih dalam yaitu amiglada, hipokampus, dan nuklei
septal. Rinensefalon berperan dalam fungsi penghidu, perilaku makan dan bersama
dengan hipotalamus berfungsi dalam perilaku seksual, emosi takut, marah dan
motivasi (Syaifuddin, 2011).

2.2 Kinerja dari Substansi Alba


Encephalon (cerebrum, cerebellum, dan brainstem) dan medulla spinalis secara
histologi terbagi menjadi dua komponen utama yaitu substansi grisea dan substansi alba
Substansi grisea adalah Jaringan saraf berisi banyak perikarya atau soma dari neuron,
dendrit, glia, pembuluh darah, dan sedikit serabut saraf yang bermyelin. Karakter utama
dari substansi grisea ini berwarna kelabu karena adanya badan sel saraf yang relatif besar,
nukleus bulat dikelilingi badan Nissl. Substansi grisea pada otak berada di perifer,
membentuk cortex cerebrum dan cerebellum. Tetapi pada medulla spinalis berada di
sentral berbentuk H.
Substansi alba Kontras dengan substansi grisea. Substansi alba berwarna putih, tidak
mempunyai perikarya, axon bermyelin secara merata. Terletak pada lapisan dalam otak.
Tidak termasuk nuclei dan ganglia. Di otak dalam juga terdapat substansi grisea yang
dikelilingi sedikit atau banyak substansi alba, inilah yang disebut nuclei. (Samuelson,
2007). Warna putih pada substansi alba disebabkan oleh banyaknya serabut saraf yang
sebagian besar dilapisi selaput myelin. Selaput myelin ini berfungsi sebagai peredam
(isolator) sekaligus berguna untuk mempercepat pengiriman rangsang atau impuls. Pada
saat orang berkeinginan melakukan suatu gerakan, dari pusat gerak di otak akan dikirim
rangsangan atau impuls melalui suatu jalur yang dinamakan corticospinal tract. Saluran
ini berisi serabut syaraf yang akan mengatur semua otot di tubuh. Di bagian dalam otak
serabut di saluran ini mengirim cabang menuju ganglia basalis. Di ganglia basalis
rangsangan akan diolah kemudian ganglia akan mengirim rangsangan yang akan turut
mengatur gerakan yang dihasilkan. Selain itu, serabut syaraf lainnya ada yang menuju
otak kecil (cerebellum) yang akan turut mengatur gerakan otot manusia.

2.3 Fungsi dari korteks Somatosensorik Primer, Penglihatan Primer, Pendengaran


Primer, Gustatorius Primer, dan Vestibularis Primer
1. korteks Somatosensorik Primer
Korteks ini terletak pada girus postsentralis lobus perietalis, disebelah
posterior dari korteks primer motoris ( area brodman 1-3 ). Neuron-neuron pada girus
ini menerima informasi dari reseptor sensoris di kulit dan dari proprioseptor di otot
skelet,sendi dan tendon. Neuron ini kemudian mengidentifikasi yang dirangsang dan
kemampuan ini disebut diskriminasi partial. Dengan korteks motor primer tubuh
bergerak leluasa naik dan turun berdasarkan stimulus yang masuk dan bagian
hemisfer kanan menerima rangsangan dari bagian kiri tubuh. Pada manusia wajah
(khususnya bibir) dan jari-jari adalah bagian tubuh yang sensitive yang terletak pada
bagian terbesar dari homunculus somatosensoriks.
Pengetahuan mengenai apa yang anda sentuh, atau seberapa panasnya air yang
anda siapkan untuk mandi, berhubungan dengan korteks somatosensori. Korteks ini
merupakan potongan kecil dari korteks yang berlokasi pada bagian depan cuping
parietal dan menjulur ke bawah.
Korteks somatosensori memproses informasi sensori tentang
sentuhan/perabaan anggota badan, rasa sakit dan suhu. Korteks somatosensori sebelah
kanan dapat menerima informasi dari sisi kiri badan, dan sebaliknya.

2. Penglihatan Primer (visual primer)


cortek primer visual terletak sebelah posterior lobus occipital, tetapi sebagian
besar terletak didalam sulkus carcarina sebelah medial lobus occipital. Kortek primer
visual menerima  informasi yang datang pada retina mata contralateral tubuh seperti
pada kortek somatosensori.
Korteks visual primer adalah daerah korteks bagian belakang otak, dimana
informasi dari mata diterima. Juga dikenal sebagai “korteks striatum”. Dari sana
informasi tersebut dikirim ke daerah visual yang lebih tinggi. lesi iritatif menimbulkan
halusinasi visual, lesi destruktif menimbulkan gangguan lapangan pandang; dan
menerima impuls dari radio - optika.

3. Pendengaran Primer
Bagian dalam lobus temporal, yang dikenal sebagai korteks auditory primer,
bertanggung jawab untuk menerima dan menafsirkan informasi yang dikumpulkan
melalui tanggapan pendengaran. Ini menanggapi frekuensi suara yang berbeda, dan
membantu dalam menentukan lokasi suara tertentu. Disfungsi lobus temporal dapat
menyebabkan ketulian.
Korteks auditorik primer (area 41) terletak pada tranvers temporal girus di
dasar visura lateralis serebri. Menerima impuls dari radiasioauditorik yang berasal
dari korpus genikulatum medialis. Lesi area ini hanya menimbulkan ketulian ringan
kecuali bila lesinya bilateral. Suara yang masuk pada telinga dalam diterima oleh
reseptor menimbulkan impuls untuk ditransmisikan pada kortek primer auditori
dimana interpretasinya nada tinggi, rendah dan lokasi.

4. Gustatorius Primer
Daerah ini menggambarkan persepsi dari rangsangan perasa pada lidah.
Lokasinya pada insula bagian dalam lobus temporalis.
5. Vestibularis Primer
kortek ini bertanggungjawab menjaga keseimbangan, pergerakan kepala dalam
suatu ruangan. Daerah ini terdapat pada bagian posterior insula bagian dalam lobus
temporalis.
DAFTAR PUSTAKA

Samuelson, D. A. (2007). Textbook of Veterinary Histology. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Walter, H. E., & Sayles, E. P. (1959). Biology of the Vertebrates. New York: The Macmillan
Company.

Bailey, R. (2010). Anatomy of The Brain. Diakses Tanggal 7 April 2010:


Http://www.biology.about.com/library/organs/brain.

Musana, D. K. (2010). Encephalon dan Nervi Cranialis. Yogyakarta: Presentasi Kuliah


Pengantar 6 April 2010 Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

Yu, Weiying., Yiwei Wang, dkk. 2009. Patterning of Ventral telenchepalon require positive
function of Gli transcription factors. Developmental Biology.

Adolf, Brigit. Prisca Chapotition, dkk. 2006. Conserved and acquired features of adults
neurogenesis in the zebrafish telenchepalon. Developmental Biology.

Martynoga, Ben. Harris Morrison. 2005. Foxgl is required for specification of ventral
telenchepalon and region specific regulation of dorsal telenchepalic precursor
proliferation and apoptosis. Developmental Biology.

Backman, Mattias., Ondrej Machon, dkk. 2005. Effects of canonical wnt signaling on dorso
ventral specification of the mouse telenchepalon. Developmental Biology.

Kirkham, Matthew., L Shahul Hameed. 2014. Progenitor Cell Dynamics in the newt
telenchepalon during homeostasis and neural regeneration. Developmental Biology.

Zhao, Yangu., Piere Flandin. 2014. Lab 1 is essential for developmental of nkxz.I lineage
derived GABAERGIC and cholinergic neurons in the telenchepalon. Developmental
Biology.

Wang, Huan-Huan., Li-Yan Li, dkk. 2007. Morphological and histological studies on the
telenchepalon of the salamander Onychodactylus fischeri. Neuroscience Bulletin.
Morphological and histological studies on the telencephalon of
the salamander Onychodactylus fischeri

Histological studies on the telencephalon of Hynobius leechii


at the metamorphosis phase and the adult phase

1. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/anatomi_tubuh_manusia/
bab9_otakdansistemsaraf.pdf

Anda mungkin juga menyukai